Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia dengan nilai ekonomis tinggi. Namun, produktivitas sering terganggu oleh kualitas bibit yang kurang optimal. Penelitian ini menguji berbagai komposisi media tanam, termasuk campuran tanah, kompos, dan bahan organik lainnya, serta berbagai bentuk media seperti pot, tray, dan polybag. Dilaksanakan pada Februari 2023 di Desa Lengkong, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu media tanam (cocopeat, lumut, dan tanah) dan bentuk media (blok tanah, polybag sosis, dan potray), melibatkan 27 unit percobaan dengan 2 ulangan. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, jumlah daun, berat segar, dan berat kering. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji DMRT dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi cocopeat, lumut, dan tanah memberikan hasil terbaik pada semua parameter pertumbuhan: tinggi tanaman 5,63 cm, jumlah daun 6,11 helai, diameter batang 1,60 mm, berat kering 0,06 gram, panjang akar 11,17 cm, dan berat segar 0,33 gram. Media polybag sosis adalah yang paling efektif, menghasilkan tinggi tanaman 5,89 cm, jumlah daun 6,22 helai, diameter batang 1,48 mm, berat kering 0,07 gram, panjang akar 9,44 cm, dan berat segar 0,37 gram. Hasil ini menunjukkan bahwa pemilihan komposisi media tanam dan bentuk media yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas bibit cabai rawit, yang pada akhirnya dapat mendukung produktivitas dan keberlanjutan pertanian cabai rawit di Indonesia.