Optimalisasi literasi informasi tanggap bencana di wilayah pedesaan Cipelang Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia, merupakan tantangan khusus dalam membangun ketahanan masyarakat sebagai kontribusi terhadap pertahanan negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab, pola, dan hubungan antara literasi informasi dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, mengingat wilayah ini memiliki kerentanan tinggi terhadap tanah longsor dan banjir akibat deforestasi, alih fungsi lahan, serta buruknya pengelolaan sumber daya air. Penelitian menggunakan pendekatan mixed methods dengan metode Fishbone Analysis, NVivo 12, dan SEM-PLS 4. Hasil analisis mengidentifikasi enam faktor utama yang memengaruhi ketahanan masyarakat, yaitu masyarakat, informasi, budaya, pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), infrastruktur, serta koordinasi. Literasi informasi terbukti berpengaruh signifikan terhadap ketahanan masyarakat (β = 0,729; p < 0,001). Penelitian ini menegaskan pentingnya penguatan literasi informasi yang berbasis kearifan lokal serta mencakup dimensi ekologi, sosial, dan kebijakan publik. Konsep pertahanan negara semesta tercermin melalui peran aktif masyarakat desa dalam mitigasi bencana secara kolektif, menjadikan literasi informasi sebagai fondasi ketangguhan komunitas yang berkelanjutan. Kontribusi penelitian ini meliputi perlunya penegakan hukum dan penertiban terhadap aktivitas yang masih berlangsung, seperti penebangan liar, pembangunan vila yang tidak ramah lingkungan, pengelolaan sampah yang buruk, serta pengambilan air tanah secara berlebihan yang tidak memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan di Kabupaten Bogor.