Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hepatoprotective Potential Of Temu Kunci Ethanol Extract In Increasing Glutathione In Paracetamol-Induced Rats Mawandha Sari Harahap; Desni Rinanda Silitonga; Chindy Umaya
International Journal of Public Health Vol. 2 No. 1 (2025): March : International Journal of Public Health
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijph.v2i1.283

Abstract

Liver damage induced by hepatotoxic compounds such as N-acetyl-p-aminophenol (N-APAP) remains a significant global health concern. Hepatotoxicity caused by N-APAP, particularly in cases of overdose or prolonged use, can lead to a reduction in glutathione levels in the liver, resulting in oxidative stress and cellular damage. This condition contributes to an increased incidence of liver diseases, including toxic hepatitis and acute liver failure, which can lead to serious complications and even death. Although various pharmacological therapies, such as N-acetylcysteine (NAC), are available to address N-APAP-induced liver damage, limitations such as side effects, high costs, and variable efficacy have driven the search for safer and more affordable therapeutic alternatives. Therefore, research on natural hepatoprotective agents, such as extracts from the rhizomes of fingerroot (Boesenbergia rotunda), has become increasingly relevant in addressing this issue. The aim of this study was to evaluate the hepatoprotective potential of ethanol extract from fingerroot rhizomes (Boesenbergia rotunda) in protecting the liver from N-acetyl-p-aminophenol (N-APAP)-induced damage. Specifically, this research focuses on measuring glutathione levels as a key indicator of the liver's protective mechanism against oxidative stress. In this study, 30 male White rats were randomly divided into six groups, each consisting of five rats. All rats were orally administered the extract at predetermined doses for 10 consecutive days, except for the negative and positive control groups. On the 10th day, all groups (except group 1) were treated with paracetamol (800 mg/kg body weight) to induce liver damage. Twenty-four hours after induction, the rats were sacrificed and liver samples were collected. Glutathione levels were measured using the ELISA immunosorbent assay. Statistical analysis showed that administering the ethanol extract of Fingerroot rhizomes (EERTK) for 10 days prior to N-APAP induction significantly increased the average antioxidant enzyme GSH-Px levels in the liver homogenate of rats in the EERTK 250 mg/kg BW (43.36 ± 1.34 U/mg protein), EERTK 500 mg/kg BW (55.70 ± 2.15 U/mg protein), and 750 mg/kg BW (53.14 ± 2.57 U/mg protein) group compared to the negative control group (N-APAP 800 mg/kg BW), which had the lowest average antioxidant enzyme GSH-Px level (33.86 ± 3.52 U/mg protein).
Sosialisasi Penggunaan Obat Berbahan Alami Oleh Prodi Farmasi Universitas Sari Mutiara Indonesia di Kalangan Para Ibu Anggota PKK Desa Siborna Sosor Martabe Mairani, Fridelly; Desni Rinanda Silitonga; Cut Masyitah Thaib
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 6 No. 1 (2025): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para ibu anggota PKK mengenai penggunaan obat yang berasal dari bahan alami melalui sosialisasi. Obat berbahan alami yang dimaksud difokuskan pada penggolongannya yang terbagi menjadi tiga golongan, yaitu jamu, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka. Sosialisasi dilaksanakan pada 06 Februari 2025, sasaran penyuluhannya yaitu para ibu yang masuk dalam perkumpulan anggota PKK yang berjumlah sebanyak 20 orang. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan edukasi melalui sosialisasi dan partisipasi dari peserta. Hasil pengabdian masyarakat ini adalah bertambahnya pengetahuan para ibu untuk lebih mengerti dan memahami penggolongan obat berbahan alami beserta cara membedakannya lewat logo, kriteria obat herbal yang diberikan izin edar, larangan obat tradisional, bentuk sediaan yang dilarang, dan nomor registrasi. Diharapkan setelah dilakukan edukasi dalam upaya penggunaan obat berbahan alami, para ibu yang tadinya menggunakan obat sintetik dapat beralih menggunakan obat-obatan yang berasal dari bahan alami sehingga adanya pergesaran dan kembali ke konsep “Back to nature”.
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT AKAN BAHAYA PENGAWET PADA MAKANAN MELALUI EDUKASI Manuppak Irianto Tampubolon; Desni Rinanda Silitonga; Catur Rafia Ningrum; Yossi Rodearni Br Manurung; Eva Diansari Marbun
Journal Central Publisher Vol 2 No 10 (2024): Jurnal Central
Publisher : Central Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60145/jcp.v2i10.533

Abstract

Latar Belakang : Penggunaan pengawet makanan berlebihan dan tidak sesuai standar dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti gangguan organ, alergi, dan penyakit kronis. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai bahaya pengawet memperparah kondisi ini, terutama di daerah dengan konsumsi makanan olahan. Tujuan : Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya pengawet makanan, dampaknya terhadap kesehatan, serta mendeteksi adanya formalin pada makanan. Metode : Kegiatan ini dilaksanakan di Apotek Sari Mutiara, Medan Helvetia, dengan metode observasi awal, edukasi interaktif (presentasi dan diskusi), serta demonstrasi praktis pengujian formalin menggunakan indikator alami dari ekstrak kulit buah naga. Sebanyak 20 warga berpartisipasi aktif. Hasil dan Pembahasan : Hasil pengujian menunjukkan perubahan warna ungu pada sampel positif formalin, membuktikan efektivitas indikator alami. Masyarakat sangat antusias dan menyatakan baru mengetahui dampak jangka panjang dari formalin. Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam menerapkan ilmu farmasi dan komunikasi ilmiah. Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya pengawet buatan serta kemampuan memilih makanan aman. Kesimpulan : Pemanfaatan indikator alami dari kulit buah naga terbukti efektif, sederhana, dan berpotensi menjadi solusi keamanan pangan berbasis sumber daya lokal.