Penelitian ini dilaksanakan untuk menggambarkan keadaan siswa dengan hambatan penglihatan dan guru yang merasakan kesulitan dalam pembelajaran matematika di ruang kelas inklusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan berbagai masalah yang dihadapi kedua pihak tersebut saat belajar matematika di kelas inklusi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Observasi, wawancara dan dokumentasi menjadi instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini. Dua siswa dengan hambatan penglihatan dan dua guru matematika yang mengajar di kelas inklusi MAN 2 Sleman terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika di kelas inklusi terdapat kendala yang berasal dari faktor internal, dalam pelaksanaan pembelajaran, dan faktor sosial. Kurangnya dorongan dan minat siswa dengan hambatan penglihatan untuk belajar matematika menjadi kendala utama bagi siswa dan guru. Sementara itu, beberapa tantangan yang dihadapi siswa antara lain kompetensi guru matematika di kelas inklusi yang kurang mumpuni, kurangnya ketersediaan media pembelajaran dan fasilitas yang disediakan oleh sekolah, dan kurangnya asisten guru khusus di sekolah. Penelitian ini berimplikasi pada Penggunaan metode pembelajaran berdiferensiasi (Differentiated Instruction) dalam kelas inklusi yang dinilai dapat membantu memastikan setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka, sehingga meningkatkan pemahaman dalam belajar matematika, keterlibatan aktif, serta rasa percaya diri dalam menghadapi hambatan dan tantangan pembelajaran