Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimisation Of Papain Enzyme Use As An Effort To Increase The Hatching Degree Of Mutiara Catfish (Clarias gariepinus) Eggs Simangunsong, Martua Pinondang; Sambali, M.Sc, Hariyani; Pangkey, Henneke; Mokolensang, Jeffrie Fredrik; Pangemanan, Novie Pankie Lukas; Sumilat, Deiske Adeliene
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 13 No. 1 (2025): ISSUE JANUARY-JUNE 2025
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v13i1.61097

Abstract

This study aims to analyze the effect of commercial papain enzyme with different concentrations and duration of soaking on increasing the degree of hatching of pearl catfish (Clarias gariepinus) eggs. The study used a Randomised Group Design (RAK) with variations in papain enzyme concentration (0, 2, 4, 6, and 8 ppm) and soaking duration (5, 10, and 15 minutes). The results showed that papain enzyme concentration and soaking duration significantly affected the degree of hatching (p < 0,001). The optimal concentration of papain enzyme was 6 ppm with a soaking duration of 10 minutes, resulting in the highest hatching rate of 70,52%±2,92. The lowest egg adhesion was produced at a concentration of 8 ppm with a duration of 15 minutes (32%±4,00), while the highest degree of fertilization was directed at a concentration of 6 ppm with a duration of 10 minutes (79%±3,61). The measurement results of water quality parameters are: temperature 25,6-26,4°C, pH 7,12-7,47, and dissolved oxygen 4,06-4,41 ppm. These results indicate that the papain enzyme effectively reduces egg adhesion and increases the hatching rate of pearl catfish eggs.  Keywords: mutiara catfish; papain enzyme; hatching rate; concentration; immersion duration.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh enzim papain komersial dengan konsentrasi dan durasi perendaman yang berbeda terhadap peningkatan derajat penetasan telur ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan variasi konsentrasi enzim papain (0, 2, 4, 6 dan 8 ppm) dan durasi perendaman (5, 10 dan 15 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi enzim papain dan durasi perendaman berpengaruh signifikan (p <0,001) terhadap derajat penetasan. Konsentrasi optimal enzim papain adalah 6 ppm dengan durasi perendaman 10 menit, menghasilkan derajat penetasan tertinggi sebesar 70,52%±2,92. Daya rekat telur terendah dihasilkan pada konsentrasi 8 ppm dengan durasi 15 menit (32%±4,00), sedangkan derajat pembuahan tertinggi dihasilkan pada konsentrasi 6 ppm dengan durasi 10 menit (79%±3,61). Hasil pengukuran parameter kualitas air yaitu: suhu 25,6–26,4°C, pH 7,12–7,47 dan oksigen terlarut 4,06–4,41 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa enzim papain efektif mengurangi daya rekat telur dan meningkatkan derajat penetasan telur ikan lele mutiara.  Kata kunci: ikan lele mutiara; enzim papain; derajat penetasan; konsentrasi; durasi perendaman
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN MIKROKAPSUL INKLUSI BERBEDA Fintarji, Rian; Pangkey, Henneke; Mokolensang, Jeffrie Fredrik; Sambali, Hariyani; Kalesaran, Ockstan Jurike; Pangemanan, Novie Pankie Lukas; Sumilat, Deiske Adeliene
Media Akuakultur Vol 20, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.20.1.2025.35-44

Abstract

Produksi perikanan budidaya dapat ditingkatkan melalui penyediaan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan, mencakup aspek jenis, ukuran, maupun jumlahnya. Pakan mikrokapsul adalah jenis pakan buatan berukuran sangat kecil (mikron) yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan pada tahap larva dan benih.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik morfometrik dan pola pertumbuhan ikan yang diberi pakan mikrokapsul inklusi berbeda. Penelitian ini menggunakan 1.080 ekor benih ikan nila merah berukuran 1-3 cm pada wadah akuarium. Akuarium yang digunakan berukuran 60x40x40 cm yang kemudian diisi air sebanyak 72 L dan ditebar sebanyak 1 ekor L-1. Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan. Perlakuan satu yaitu pemberian pakan komersil (kontrol), perlakuan dua yaitu pemberian pakan mikrokapsul tepung Tubifex sp., perlakuan tiga yaitu pemberian pakan mikrokapsul tepung Maggot, perlakuan empat yaitu pemberian pakan mikrokapsul tepung Spirulina sp., dan perlakuan lima yaitu pemberian pakan mikrokapsul tepung Chlorella sp.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfometrik ikan nila berbeda pada setiap perlakuan. Hasil uji regresi linear sederhana terhadap parameter pola pertumbuhan ikan nila pada semua perlakuan bersifat alometrik negatif, yakni pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya. Hasil pengukuran kualitas air pada semua perlakuan menunjukkan hasil yang sesuai dengan baku mutu untuk pemeliharaan ikan nila dengan kisaran nilai suhu berkisar 25,1-29,6 o C, oksigen terlarut berkisar 5,1-6,8 mg L-1, pH berkisar 7,42-8,14, dan amonia berkisar 0,01-0,17 mg L-1.Aquaculture production can be increased by providing feed that is appropriate to the need of fish, both in terms of type, size, and quantity. Microcapsule feed is a type of artificial feed with very small sizes (microns) specifically designed to fulfil the nutritional need at the larval and fry fish stages. This study aimed to analyze the morphometric characteristics and growth patterns of fed microcapsules with different inclusions. The study was conducted using 1.080 tilapia with size of 1-3 cm in aquariums. The aquarium used was 60x40x40 cm and was then filled with 72 L of water with a stocking density of 1 fish L-1. This study used a completely randomized design with five treatments and three replications each. Treatment one is the provision of commercial feed (control), treatment two is the provision of microcapsule feed with Tubifex sp flour, treatment three is the provision of microcapsule feed with Maggot flour, treatment four the provision of microcapsule feed with Spirulina sp flour, and treatment five is the provision of microcapsule feed with Chlorella sp flour. The results of the study showed that the morphometric characteristics of tilapia were different in each treatment. The results of the simple linear regression test on the parameters of tilapia growth patterns in all treatments were negative allometric, namely the growth in length was faster than the growth in weight. The results of water quality measurements in all treatments showed results that were in accordance with quality standards for tilapia with a temperature range of 25,1-29,6 oC, dissolved oxygen range of 5,1-6,8 mg L-1, pH range of 7,42-8,14, and ammonia range of 0,01-0,17 mg L-1.