Indonesia masih perlu meningkatkan produksi daging merah dalam negeri minimal 30% dari kondisi saat ini (60%) untuk mencapai Swasembada Daging Sapi-Kerbau pada Tahun 2026. Data produksi dan konsumsi daging per wilayah dan nasional setiap tahunnya, tersedia pada website Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI). Data tersebut dapat digunakan untuk meramalkan konsumsi dan produksi daging merah hingga Tahun 2026. Artikel bertujuan untuk mengkaji rasionalitas ketercapaian Swasembada Daging Sapi berdasarkan pada data yang tersedia pada website BPS RI (www.bps.go.id). Data konsumsi daging, produksi daging, dan populasi ternak dianalisis dengan analisis tren dan peramalan forcasting sederhana menggunakan Microsoft excel, sedangkan untuk data lainnya disitasi dari berbagai sumber ilmiah dan dijabarkan secara deskriptif. Konsumsi daging merah Tahun 2026 diramalkan mencapai 2,76 Kg/Kapita/Tahun dengan agregat pertumbuhan (2023-2026) sebesar 2,33%/Tahun. Populasi sapi dan kerbau Tahun 2026 diramalkan sebanyak 22.042.784ekor, dengan agregat pertumbuhan (2023-2026) sebesar 1,99%/Tahun. Produksi daging merah Tahun 2026 diramalkan sebanyak 512.087,72ton, dengan agregat pertumbuhan sebesar 0,95%/Tahun. Produksi dibandingkan dengan proyeksi jumlah konsumsi daging merah Tahun 2026 masih akan mengalami devisit hingga 280.627.667,2ton. Kajian menyimpulkan bahwa pencapaian swasembada daging merah (Sapi dan Kerbau) Tahun 2026 belum rasional, ditilik dari data yang dirilis oleh BPS. Pemerintah perlu memastikan data yang sinkron antar lembaga dan juga mengoptimalisasi program peningkatan populasi dan produksi daging melalui integrasi pengembangan balai inseminasi buatan, inseminator, dan peternak, juga mengontrol pemotongan ternak di RPH, distribusi, dan harga daging dipasaran.