Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengembangan Usaha Agroindustri Noni (mengkudu) dengan Pendekatan Decission Support System Andika Putra Setiawan; Abdoel Djamali; Danang Kumara Hadi; Risa Martha; Satriya Bayu Aji
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 5, No 2 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v5i2.1983

Abstract

Noni or pace (Morinda citrifolia) is a medicinal plant with much interest from entrepreneurs in the traditional medicine industry and researchers in various countries. This study aimed to design the development of an agro-industry business (UD. ZAM) to increase competitiveness. The design of this research was descriptive using the expert system method. The analysis technique employed the MSME DSS software version 2.0 with a legal, marketing, management, human resources, environmental, and financial analysis model to design a Decision Support System. The results obtained were that UD. ZAM already had complete business legalization, such as Company Registration Certificate (TDP) 13.07.5.47.25386, Trading Business License (SIUP) 503/0087/411/2015, Taxpayer Identification Number (NPWP) 72.691.633.1-626.000, and Permit Industrial Business (IUI) 503/3212/411/2015, and P-IRT NO2133509103570-21. Therefore, with the license certificate, UD. ZAM was legal. In the marketing of noni products so far, it is export-oriented, which has advantages so that it can be developed. In terms of production performance, it shows the required production process and aspects of human resources provided by UD. ZAM standard regional minimum wage (UMR) and employment in rural areas, in a high feasibility environment, because it was easy to obtain materials and in financial aspects such as the assumption of an interest rate of 15%, break event point (BEP) quantity 25,833.87 and ( BEP) sales 261.397.03.77, benefit coast ratio (BCR) 2.35, payback period 1.23, net present value (NPV) 18.066.137.185.78, probability index (PI) 11, 28, and internal rate of return (IRR) 56.44. Keywords: Noni Agroindustry; Decision Support System (DSS).Mengkudu (Morinda citrifolia) adalah tanaman obat yang banyak peminatnya dari kalangan pengusaha industri obat tradisional dan peneliti diberbagai negara. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pengembangan usaha agroindustri UD. ZAM untuk meningkatkan daya saing. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif menggunakan metode expert system. Teknik analisis menggunakan software DSS UMKM version 2.0 dengan model analisis aspek hukum, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek lingkungan, dan aspek keuangan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah UD. ZAM telah memiliki kelengkapan legalisasi usaha Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 13.07.5.47.25386, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 503/0087/411/2015, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 72.691.633.1-626.000, Izin Usaha Industri (IUI) 503/3212/411/2015, dan P-IRT NO2133509103570-21. Pemasaran produk noni selama ini berorientasi ekspor yang memiliki kelebihan kepastian pasar sehingga layak untuk dikembangkan, pada aspek kinerja produksi menunjukkan tingkat kelayakan rendah, aspek sumber daya manusia sistem upah yang diberikan oleh UD. ZAM standart Upah Minimum Regional (UMR) dan memberi lapangan pekerjaan pada masyarakat pedesaan, pada aspek kinerja lingkungan tingkat kelayakan tinggi, karena selama ini mudah untuk mendapatkan bahan baku, pada aspek keuangan seperti asumsi tingkat bunga sebesar 15%, break event point (BEP) kuantitas 25.833.87 maupun (BEP) penjualan 261.397.03,77,benefit coast ratio (BCR) 2,35, payback period 1,23, net present value (NPV) 18.066.137.185,78, probability index (PI) 11,28, dan internal rate of return(IRR) 56,44 maka layak dikembangkan lebih lanjut
Rancang Konektivitas Data Traceability Pasokan Jeruk Siam di Jawa Timur, Indonesia Fitriana Dina Rizkina; Danang Kumara Hadi; Andika Putra Setiawan; Ahib Assadam; Ara Nugrahayu Nalawati
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 7, No 2 (2022): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ipteks.v7i2.7494

Abstract

Pelaku usaha jeruk siam (Citrus nobilis) memiliki latar belakang berbeda-beda, seperti pendidikan, pengalaman, pengetahuan, sosial dan psikologi. Salah satu kendala yang terjadi adalah pasokan jeruk siam kurang stabil dalam aspek harga, kuantitas, dan kualitas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memahami skema sederhana traceability penjaminan mutu jeruk siam oleh pelaku usaha. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Data penelitian diperoleh dari survei terestrial dan wawancara dengan pelaku usaha sejak tahun 2018 hingga sekarang. Matriks sederhana disusun sebagai hasil pengamatan untuk mengetahu kesesuaian skema perilaku pelaku usaha dalam rancangan rekomendasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa beberapa faktor, seperti pendidikan, pengalaman, pengetahuan, sosial dan psikologi, mempengaruhi komitmen dan konsistensi pelaku usaha. Pengetahuan menjadi aspek paling penting dan krusial untuk mengelaborasi penyusunan data traceability. Desain akurasi titik temu data hulu sampai hilir dapat diimplementasikan dengan hasil diseminasi pengetahuan secara berkelanjutan ke semua lini hingga timbul pemahaman yang baik bagi konsumen tentang citra produk yang dijual. Pemahaman konsumen yang kuat akan memicu perbaikan implementasi traceability sehingga para pelaku usaha tidak akan mengabaikan penerapan traceability.
Pendidikan Teknopreneur Mahasiswa: Literatur Review Danang Kumara Hadi; Fitriana Dina Rizkina
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 7, No 2 (2022): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ipteks.v7i2.7358

Abstract

Pendidikan teknopreneur untuk mahasiswa agar dapat mengetahui peran entrepreneur dengan teknologi. Pendidikan teknopreneur berpengaruh terhadap output mahasiswa untuk mengasah soft skill dan pengetahuan inovasi. Sasaran pendidikan teknopreneur antara lain membentuk jiwa enterpreneur, cyberpreneurship, bisnis inkubator, pemberdayaan sumber daya manusia, membentuk kerangka kerja, dan membangun Brand Awareness. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah literatur review dari beberapa jurnal nasional dan internasional tentang pendidikan teknopreneur. Tujuan review jurnal ini adalah sebagai referensi bagi pembaca untuk melakukan pendidikan teknopreneur dan meningkatkan kemampuan teknopreneur mahasiswa untuk meneliti suatu topik. Dari hasil review jurnal, ditemukan bahwa pendidikan teknopreneur dapat diperoleh dari pendidikan formal di sekolah atau kampus dengan pendekatan fokus kepada konten ilmu entrepreneur dan teknologi, kemampuan kognitif dan non-kognitif serta keterlibatan kampus. Pendidikan non formal memerlukan analisis kondisi lapangan dan fisik mahasiswa dapat dilakukan dengan cara sosialisasi dan kolektivitas, posisi strategis, simbol-simbol visual dan lisan, storytelling dan Game. Pendidikan teknopreneur dapat memberikan daya saing globalisasi, kemampuan manajemen dan kemampuan dalam bidang IPTEK untuk kemajuan pengetahuan dalam entrepreneur dan teknologi.
Evaluation of Sustainability Supply Chain Performance in the Food Industry: A Case Study Danang Kumara Hadi; Andika Putra Setiawan; Oppy Valencia Indrian; Erwin Fadilatur Rosyid
Jurnal Teknik Industri Vol. 24 No. 2 (2023): August
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol24.No2.95-108

Abstract

Evaluating sustainability in the food supply chain has multiple benefits, including reducing environmental impact, meeting regulations, satisfying consumer demands, improving efficiency, and enhancing business reputation. This paper outlines a Sustainability Supply Chain Management (SSCM) framework using the Analytic Hierarchy Process (AHP) to weigh Key Performance Indicators (KPIs). With 12 variables and 39 KPIs, the method involves data collection, performance measure selection, and analysis. KPIs with lower weight values highlight areas needing improvement, such as recycling costs, personnel expenses, sales responsiveness, eco-friendly labelling, distribution efficiency, green product development, recycled material usage, employee capabilities, product reputation, worker satisfaction, and stakeholder trust. Based on KPI weights, recommendations include prioritizing energy use in production and marketing, ensuring timely product delivery, maintaining product quality, streamlining production processes, focusing on energy efficiency, promoting eco-labelling, fostering eco-awareness, and advancing environmental technology.
Pemberdayaan UMKM Melalui Pembuatan Gula Cair dari Limbah Kulit Singkong sebagai Pemanis Alternatif Danang Kumara Hadi; Murtiyaningsih, Hidayah; Mega Saniya Juli Nuriyatul; Ega Dwi Sukmadiningsih
PEKAT: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): April
Publisher : Puslitbang Sinergis Asa Professional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/pekat.v3i1.33

Abstract

Kabupaten Jember, memiliki lahan pertanian komoditi singkong yang luas, memberikan peluang besar untuk mengembangkan produksi alternatif. Potensi pengembangan alternatif pemanis dari limbah kulit singkong melalui Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Gula cair yang dihasilkan dari kulit singkong menawarkan nilai ekonomis yang menjanjikan, dengan 1 liter gula cair dihasilkan dari setiap 15 kg bahan baku. Melalui pelatihan dan pendampingan, PKMS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan produksi mitra pengusaha produk olahan singkong, mengajarkan ekstraksi pati dan pembuatan gula cair rendah kalori. Sasaran kegiatan melibatkan UMKM produk bahan olahan singkong di Jember, dengan harapan hasilnya dapat bersaing dengan gula impor dan mengurangi laju impor gula. Hasil keberdayaan mitra mencakup peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam produksi gula cair dari kulit singkong. Mitra dapat meningkatkan keterampilan dalam pengolahan limbah kulit singkong menjadi gula cair rendah kalori. Diharapkan mitra dapat meningkatkan efisiensi limbah kulit singkong dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Selain itu, keberdayaan mitra juga dapat tercermin dalam kemampuan mereka untuk bersaing di pasar lokal dan internasional, dengan dampak positif pada pengurangan laju impor gula di tingkat lokal. Kata Kunci: Gula cair, Limbah kulit singkong, UMKM  
Sosialisasi Sistem Jaminan Produk Halal di SMKN 5 Jember Nalawati, Ara Nugrahayu; Hadi, Danang Kumara; Oktarina, Oktarina; Ronita, Alda Wata Alim; Eryani, Nanda Putri
Journal of Community Development Vol. 4 No. 2 (2023): December
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/comdev.v4i2.136

Abstract

Indonesia is a country with the largest Muslim population in the world. This affects the culture and patterns of public consumption of halal and thayyib products. The obligation to consume halal food and thayyib in the sharia review of Muslims is written in the Al Quran and Hadith. Demand for halal products and public awareness of purchasing halal products has increased. This is supported by the Regulation of the Minister of Religion of the Republic of Indonesia No. 26 of 2019 in article 27 which states that products that enter, circulate and trade in the territory of Indonesia must be halal certified. List of products that must be halal certified, in the form of products (food, beverages, medicines, cosmetics, chemical-biological-genetically engineered products, and used goods) and services (slaughter, processing, storage, packaging, distribution, sales and presentation). SMKN 5 Jember is one of the vocational high schools in Jember which has produced processed food products such as bread. In an effort to improve product quality and quality, it is necessary to carry out a halal certification process for bread products from the Halal Product Assurance Organizing Agency (BPJPH). This is a strong reason for academics to evaluate the socialization and mentoring activities carried out for students of SMKN 5 Jember so that they can register bakery products so that they have a halal certificate. The socialization method is carried out using 2 ways, namely lectures and question and answer. The evaluation activity was carried out by giving pre-tests (tests before material explanation) and post-tests (tests after material explanations) to students to measure the effect of socialization on students knowledge of SMKN 5 Jember regarding halal products. Based on the test results it was concluded that the socialization activities carried out were able to increase the knowledge of SMKN 5 Jember students regarding the criteria for halal products. In addition, it is hoped that the existence of halal certification for bakery products at SMKN 5 Jember will become an embryo for the formation of halal food in the school area.
Application of Cleaner Production in a Fruit Chips Industry Hadi, Danang Kumara; Putri, Rizka Aidina; Farida, Siska Nifroatul; Santoso, Imam
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.industria.2021.010.02.7

Abstract

Abstract Cleaner production (CP) is one of the sustainable implementations of a comprehensive preventive environmental strategy involving company processes, products, and services. CP plan implementation still faces obstacles, such as the lack of detailed information, tools, and techniques. This study aimed to determine the variables and to select alternative solutions for cleaner production at a fruit chip industry using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The research was carried out at PT Agrijaya Indotirta in Malang, East Java. The production process at this company generates waste from the consumption of energy, water, materials, and raw materials. Energy and water consumption are disposed directly without preliminary recycling process. Used oil is sold, and the remaining fruit seeds are sold for seeds. Checklists are used for problem identification, while fishbone diagrams and the 5W1H method are used to solve the problem of getting the best solution from the available alternatives. The weighting results of the alternative solutions using the AHP method show that the application of Good Manufacturing Practice (GMP) (with a weight of 0.287080) on the human resource criteria (with a weight of 0.63699) is a suitable alternative solution for the CP application of fruit chips production at PT Agrijaya Indotirta. Cleaner production can be performed by improving the capacity of human resources as production actors and regulators of proper waste management.Keywords: Analitycal Hierarchy Process, cleaner production, fruit chips, waste handling AbstrakSalah satu implementasi berkelanjutan dari strategi lingkungan preventif komprehensif yang melibatkan proses, produk, dan layanan perusahaan adalah penerapan cleaner production (CP). Implementasi rencana CP masih menghadapi kendala, seperti informasi yang kurang rinci, alat, dan teknik. Tujuan penelitian ini untuk menentukan variabel dan pemilihan alternatif solusi cleaner production pada produksi keripik di sebuah industri keripik buah dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Penelitian dilakukan di PT Agrijaya Indotirta, Malang, Jawa Timur. Proses produksi pada perusahaan tersebut menghasilkan limbah dari konsumsi energi, air, material, dan bahan baku. Konsumsi energi dan air dibuang langsung tanpa daur ulang. Material berupa minyak dijual dan sisa bahan baku berupa biji buah dijual untuk bibit. Identifikasi masalah dilakukan menggunakan daftar periksa, sedangkan pemecahan masalah dilakukan menggunakan diagram fishbone dan metode 5W1H untuk memperoleh alternatif solusi. Hasil penilaian bobot alternatif solusi dengan metode AHP menunjukkan bahwa penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) (dengan bobot 0,287080) pada kriteria sumber daya manusia (dengan bobot 0,63699) merupakan alternatif solusi yang sesuai untuk aplikasi CP produksi keripik buah di PT Agrijaya Indotirta. Cleaner Production dapat dilakukan dengan cara peningkatan peran sumber daya manusia sebagai pelaku produksi dan sebagai pengatur penanganan limbah yang tepat.Kata kunci: Analitycal Hierarchy Process, cleaner production, keripik buah, penanganan limbah
Perencanaan Dan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Tahu Pada UMKM Berkah Tahu Di Pakusari Kabupaten Jember Ayu Lestari, Shafira; Indra Wardana, Danu; Kumara Hadi, Danang
National Multidisciplinary Sciences Vol. 3 No. 5 (2024): SIGMA 2
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Landasan utama dalam dunia industri adalah tata letak atau peraturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada. Industri Berkah Tahu merupakan industri rumah tangga berskala kecil yang memproduksi tahu. Proses pembuatan tahu pada industri tersebut masih tergolong sederhana dan belum memperhatikan tata letak fasilitas yang baik sehingga kurang efektif dan efisien. perancangan ulang tata letak fasilitas produksi untuk mempercepat waktu produksi dan mateial handling bisa berjalan dengan efektif dan efisien Pada dasarnya tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menciptakan tata letak peralatan produksi yang optimal, termasuk mengevaluasi tata letak yang ada. Oleh karena itu, perlu dirancang tata letak pabrik yang optimal sesuai dengan pola aliran material yang sesuai, terutama dengan memperhatikan urutan proses. Pengamatan langsung di UMKM Berkah Tahu di wilayah Jember menunjukkan bahwa keakuratan tata letak peralatan produksi dan aliran material rendah, sehingga mengakibatkan jarak penanganan material menjadi lebih jauh dan pada akhirnya mempengaruhi pergerakan yang didapat secara keseluruhan. Metode studi waktu digunakan untuk menentukan secara efisien perancangan peralatan produksi setiap departemen. Hasil verifikasi tata letak digunakan sebagai parameter kejadian untuk dibandingkan dengan tata letak yang ada dan digunakan untuk perencanaan tata letak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak perpindahan awal dari total pergerakan dari 38,9 meter menjadi 18,5 meter dapat menghasilkan tata letak yang lebih efisien untuk validasi atau mengurangi jarak sebesar 52,4%. Waktu transfer asli dikurangi dari 322,5 detik menjadi 108,8 detik, menghasilkan penghematan 66.26%
Desain Smart Nutrition Monitoring System Teknik Budidaya Hidroponik Kangkung Berbasis Internet of Things Hadi, Danang Kumara; Wicaksono, Darma Arif; Anggriawan, Rendy; Rita, Asih Imer; Zulfan, Ahmad
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 8, No 2 (2023): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ipteks.v8i2.7727

Abstract

Kangkung (Ipomea aquatica) adalah salah satu sayuran bergizi tinggi yang mudah ditanam dan dapat dibudidaya dengan teknik budidaya hidroponik. Sayuran kangkung dengan teknik hidroponik memerlukan nutrisi yang berbeda tiap periode penanaman. Smart Nutrition Monitoring System berbasis Internet of Things (IoT) dapat memberikan kemudahan dalam pemantauan hidroponik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sistem IoT aplikasi smartphone Blynk sebagai pemantauan adalah smart sensor Total Dissolved Solid (TDS) untuk nutrisi, sensor DHT11 untuk kontrol lingkungan suhu dan kelembaban. Sistem tersebut terintegrasi dengan bahasa pemrograman arduino melalui mikrokontroller ESP 8266. Sensor yang akan dipasang dikalibrasi dahulu untuk memastikan tingkat akurasi sensor adalah akurat. Dari hasil kalibrasi sensor TDS dan DHT11 rata-rata tingkat akurasi sebesar 99%. Setelah penyemaian bibit kangkung dan pemindahan pada instalasi hidroponik, pemasangan dan pengujian sensor dilakukan selama tiga minggu dengan nutrisi berbeda setiap minggunya yaitu 600 ppm, 700 ppm, dan 1.000 ppm.  Data Pengujian Sensor dan IoT Rata-rata Minggu standar kesalahan (SE) masing – masing 0.0011; 0.0020; 0.0008 lebih kecil dari standar deviasi, pengukuran yang dilakukan sudah akurat dan valid. Kontrol nutrisi dan lingkungan dengan pemberian pompa nutrisi apabila ppm melebihi dari standar dan sprinkle air akan hidup jika suhu 32 oC. Pertumbuhan tanaman dan daun menunjukkan pertumbuhan yang normal secara visual dengan bobot rata-rata sebesar 70 gr/ netpot hal tersebut berarti kandungan nutrisi selama penanaman terserap dengan optimal sesuai dengan yang diprogramkan oleh sistem
Analysis of MSMEs' Cassava Production Efficiency Using a Comparison of Machine Learning Models in Jember Regency Hadi, Danang Kumara; Sato, Yuta
Agroindustrial Journal Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/aij.v12i1.106018

Abstract

Cassava is one of Indonesia's agro-industrial commodities, but many Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in the cassava processing industry face difficulties in achieving optimal production efficiency. This study aims to evaluate the efficiency of cassava processing production systems in MSMEs in Jember by comparing machine learning algorithms (Linear Regression, Random Forest, Support Vector Regression (SVR), and XGBoost) to predict output and key efficiency factors. The data used consists of 250 data points: 80% for model training and 20% for testing to build a machine learning-based prediction model, with input features production processing as the X-axis, and output in the form of production volume as the Y-axis. Data preprocessing, exploratory data analysis, and modeling were conducted using Python, with evaluation based on MAE, RMSE, and R² metrics. Among the tested models, Random Forest demonstrated the best performance with an R² value of 0.990. Sensitivity analysis revealed that production output increases significantly with the addition of labor and machines, with an optimal configuration of 15–20 workers and 2–3 machines per batch. The study concludes that focusing on overall production efficiency rather than merely increasing resources is the most effective strategy.