Pendahuluan: Beberapa teknik pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosa HIV yang dihasilkan dari beberapa sediaan spesimen, yaitu berasal dari spesimen darah, saliva, apusan mukosa, feses dan urine. Potensi penggunaan saliva dapat digunakan sebagai metode skrining dan diagnosis HIV telah diketahui sejak tahun 1986. Contoh pemeriksaan spesimen melalui saliva/oral adalah pemeriksaan Oral Fluid Test (OFT) yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit HIV didalam tubuh. Pemeriksaan spesimen saliva menjadi alternatif penting dalam skrining HIV karena sifatnya yang non-invasif, nyaman, dan lebih mudah diakses dibandingkan pemeriksaan berbasis darah. Namun, pemeriksaan ini memiliki risiko kontaminasi silang yang dapat mempengaruhi akurasi hasil. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi kontaminasi silang dalam pemeriksaan spesimen saliva pada pasien HIV melalui metode literature review. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah scoping review dengan database Google scholar, ScienceDirect, dan PubMed dari tahun 2015-2025 yang membahas kontaminasi silang dalam pemeriksaan spesimen saliva dengan kata kunci HIV, kontaminasi silang, spesimen, saliva. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama penyebab kontaminasi silang meliputi teknik pengambilan spesimen yang tidak tepat, penggunaan alat medis yang tidak steril, serta lingkungan pemeriksaan yang kurang higienis. Untuk mencegah kontaminasi silang, diperlukan kepatuhan terhadap protokol sterilisasi, penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, serta manajemen limbah medis yang baik. Kesimpulan: Dengan penerapan langkah-langkah pencegahan yang ketat, pemeriksaan saliva dapat menjadi metode yang lebih aman dan efektif dalam deteksi HIV. Kata kunci : HIV, kontaminasi silang, spesimen, saliva