Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Prosiding Conference on Research and Community Services

UPAYA MENINGKATKAN VISUALISASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA KARTON BEKAS SNACK Ulum, Mambaul; Nurwiani, .; Suryowati, Eny
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengalaman peneliti memberikan materi dimensi tiga selama ini, sebagian besar siswa sulit memahami materi dimensi tiga, khususnya tentang jaring-jaring bangun ruang. Meskipun peneliti sudah berupaya membimbing siswa dalam memahami konsep jaring-jaring bangun ruang dengan cara menunjukkan sketsa gambar, namun hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Mengajarkan materi dimensi tiga, diperlukan media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep matematika, maka seyogyanya guru menyiapkan media yang diperlukan. Sementara itu di masyarakat, ada banyak media yang dapat dimanfaatkan sebagai media untuk materi bangun ruang. Misalnya karton bekas snack. Karton bekas inilah yang akan peneliti manfaatkan sebagai media pembelajaran materi bangun ruang. Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode tes. Berdasarkan hasil penelitian adalah pemakaian media karton bekas snack dalam pembelajaran matematika dengan model Cooperative Learning tipe Team Game Tournament (TGT) pada materi bangun ruang sisi datar khususnya kubus dan balok dapat meningkatkan visualisasi siswa, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Siklus I diketahui data hasil penelitian bahwa visualisasi siswa mendapatkan persentase 57,81 %. Untuk aktivitas belajar siswa menghasilkan skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh adalah 58,33 %. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 43,75%. Siklus II bahwa visualisasi siswa mengalami kenaikan dari siklus I yaitu persentase 83,33 %. Untuk nilai aktivitas belajar siswa yang diperoleh pada siklus II adalah 81,25 %. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II juga mengalami kenaikan sebesar 76,19 %.  
MANIPULASI MATEMATIKA SISWA SD DALAM MENYELESAIKAN SOAL PECAHAN Eny Suryowati; Rifa Nurmila
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Materi pecahan merupakan salah satu materi yang kompleks untuk anak Sekolah Dasar. Operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan merupakan salah satu bagian dari materi pecahan yang dipelajari di Sekolah Dasar.  Konsep pecahan akan menjadi lebih nyata jika menggunakan media yang tepat. Salah satu media yang bisa digunakan adalah clock-face fraction. Media ini dapat digunakan siswa untuk melakukan manipulasi matematika dalam menyelesaikan soal pecahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana siswa SD kelas 4 melakukan manipulasi matematika dalam menyelesaikan soal pecahan. Dua siswa SD kelas 4 akan diberi penjelasan tentang penggunaan clock-face fraction, kemudian siswa diberi soal pecahan untuk dikerjakan dengan bantuan clock-face fraction. Saat siswa mengerjakan akan diamati bagaimana proses siswa mengerjakan dan setelah itu akan dilakukan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek 1 merepresentasikan pecahan secara simbol kemudian menggunakan benda konkrit clock-face fraction, sedangkan subjek 2 merepresentasikan pecahan menggunakan benda konkrit dahulu kemudian mengubahnya menjadi simbol matematika. Subjek 1 dan subjek 2 merepresentasikan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan menggunakan benda konkrit clock-face fraction kemudian menuliskan simbol matematika penjumlahan dan pengurangan pecahan. Subjek 1 dan subjek 2 membandingkan dua pecahan menggunakan benda konkrit clock-face fraction kemudian menyimpulkan hasilnya dalam bentuk simbol matematika.
PENDAMPINGAN BELAJAR UNTUK ANAK SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI DUSUN TEBUIRENG CUKIR JOMBANG Alfi Farihatul Lathifah; Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi Covid-19 yang menjangkit seluruh negara dunia telah merubah tatanan hidup masyarakat dunia, perubahan pola hidup ini mencangkup semua dimensi baik ekonomi, kesehatan, sosial, budaya, pendidikan, pertahanan, dan keamanan. begitu luasnya dimensi yang terdampak bahkan mengakibatkan beberapa negara memasuki fase krisis akibat ketidakmampuan negaranya beradaptasi dengan cara-cara baru dalam menyelenggarakan pemerintahannya. Dalam bidang pendidikan Dusun sudah termasuk maju, baik dari lembaga formal maupun lembaga non formal. Namun, keberadaan lembaga tersebut tidak dibarengi dengan tenaga pengajar yang cukup. Sehingga ada beberapa lembaga pendidikan non formal yang kekurangan jumlah tenaga kerja seperti guru mengaji. Selain itu,  adanya keluhan dari orang tua akibat tugas anaknya yang semakin hari semakin bergam dan susah. Disisi lain perlu adanya pendampingan seorang guru untuk memahami materi dan membantu menunjang kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran yang bersifat daring dan dilakukan dirumah dan hal ini juga membantu orang tua karena tidak semua orang tua mampu mengikuti dan mendampingi anak anaknya. Berdasarkan permasalahan tersebut, solusi yang dapat dilakukan adalah perlu adanya Bimbingan belajar Fun Learning, melalui kegiatan ini anak- anak yang ada di sekitar rumah tetap dapat memahami materi yang telah diberikan oleh guru melalui metode yang menyenangkan. Disisi lain, bimbingan belajar ini juga dapat memberikan kemudahan bagi siswa serta tambahan materi dan kosakata bahasa Inggis.
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MTS DALAM MENYELESAIKAN SOAL ALJABAR Achmad Iqdam Musabik; Syarifatul Maf’ulah; Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Matematika merupakan ilmu yang bersifat hirarkis dimana antara satu konsep dengan konsep lainnya saling terkait. Sehingga mengharuskan siswa memiliki konsep yang baik untuk belajar konsep lainnya. Meskipun matematika telah digunakan dalam kehidupan sehari – hari terkadang siswa masih kesulitan dalam memahami konsep dari beberapa cabang matematika salah satunya aljabar. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk memilih materi aljabar, sebab aljabar merupakan cabang matematika yang sering digunakan pada cabang-cabang yang lainnya. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsepsi dapat berdampak pada kesalahan konsep yang biasa dikenal dengan miskonsepsi. Untuk mengidentifikasi miskonsepsi yaitu dengan metode Certainty Of Response Index (CRI). Tujuan penelitian ini mendeskripsikan analisis miskonsepsi siswa mts dalam menyelesaikan soal aljabar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini subjek yang diteliti adalah 3 yaitu subjek dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan matematika siswa, tes aljabar yang dianalisis dengan metode CRI dan wawancara. Data yang dianalisis adalah data yang didapat dari hasil tes aljabar dan hasil wawancara Data yang diperoleh selanjutnya ditriangulasi dengan memberikan tes aljabar baru yang setara untuk diselesaikan pada waktu yang berbeda. Data yang sudah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yakni mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa subjek berkemampuan matematika tinggi mengalami miskonsepsi teoritikal dan miskonsepsi korelasional. Subjek berkemampuan matematika sedang mengalami miskonsepsi klasifikasional dan miskonsepsi korelasional. Subjek berkemampuan matematika rendah mengalami miskonsepsi teoritikal, miskonsepsi klasifikasional dan miskonsepsi korelasional. Penelitian ini menganalisis miskonsepsi siswa karena, miskonsepsi pada siswa sering terjadi dan harus dihilangkan serta harus menjadi perhatian khusus bagi guru serta siswa itu sendiri karena dapat berakibat terganggunya atau kesalahan konsep pada konsepsi berikutnya. Apabila tidak segera diatasi siswa akan tetap mempertahankan konsep yang salah, maka akan membuat guru mengalami kesulitan dalam mengubah atau membenarkan konsep yang salah pada proses pembelajaran.
PROSES BERPIKIR PADA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED Rully Nur Rodiya; Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 3, No 1 (2021): Third Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses berpikir adalah tahap-tahap atau fase yang dilalui seseorang dalam melakukan aktivitas mental yang terjadi selama melakukan generelisasi hubungan fungsional. Dalam menyelesaikan soal atau masalah tertutup atau terbuka (open ended), siswa melakukan proses berpikir. Proses berpikir setiap siswa tentu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal open ended berdasarkan tahapan Moson kelas VIII pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah 2 siswa dari masing-masing siswa yang berkemampuan matematika tinggi dan rendah yang ditentukan berdasarkan nilai pada tes kemampuan matematika. Instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukungnya adalah lembar tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap entry siswa berkemampuan matematika tinggi dan rendah memenuhi indikator yaitu dapat menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Pada tahap attack, siswa dapat menentukan dan menerapkan strategi dengan meggunakan langkah-langkah penyelesaian  dengan 2 cara penyelesaian serta dapat mengoperasikan langkah-langkah dengan tepat. Sedangkan siswa berkemampuan matematika rendah dapat menentukan langkah-langkah penyelesaian dengan 2 cara penyelesaian serta subjek dapat mengoperasikan langkah-langkah, namun kurang teliti dalam melaksanakan penyelesaian pada cara pertama sehingga terjadi kesalahan dalam pengoperasianya, akan tetapi pada cara kedua dapat menyelesaikan dengan tepat. Pada tahap review siswa berkemampuan matematika tinggi dan rendah memenuhi indikator yaitu dapat membuat kesimpulan yang hasilnya siswa berkemampuan matematika tinggi dapat menemukan 3 jawaban benar dan siswa berkemampuan matematika rendah menemukan 1 jawaban yang benar. 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELESTARIAN CAMPURSARI DAN PENGOLAHAN HASIL PANEN DI DESA WONOKERTO Eny Suryowati; . Ubab; Vivi Dwi Djayanti
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 2, No 1 (2020): Second Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Wononerto dalah sebuah desa memiliki permasalahan mengenai kebudayaan kesenian campursari serta tentang mengolah hasil panen menjadi produk yang berdaya jual tinggi yang belum bisa dikembangkan secara maksimal oleh masyarakat. Permasalahan yang ada di masyarakat berfokus pada kurangnya rasa menyadari adanya potensi di sekitar mereka yang mungkin bisa mereka gunakan sebagai sumber daya tambahan yang mungkin bisa berguna bagi masyarakat desaWonokerto. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong empati mahasiswa, dan dapat memberikan sumbangsih  bagi penyelesaian persoalan yang ada di masyarakat. Interaksi antara mahasiswa dengan masyarakat, di satu sisi mahasiswa memperoleh pengetahuan dari masyarakat, dan di sisi lain masyarakat belajar dari mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dalam pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development) di wilayahnya. Dalam kaitan ini, secara khusus tujuan kegiatan ini adalah pengembangan kemampuan, kemandirian, keberdayaan, dan produktivitas masyarakat yang bergerak di sektor kebudayaan dan perekonomian. Metode pelaksanaan adalah pendampingan dan penyuluhan dalam bentuk pelatihan pembuatan pelatihan pembuatan cookies dari kopi dan ice cream dari ubi ungu serta pelatihan campursari. Selain itu, juga dilakukan kegiatan pendukung berupa penampilan hasil dari pelatihan Campursari yang dilakukan di Balai desa Wonokerto. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan dan pendampingan serta kegiatan pendukung pada masyarakat Desa Wonokerto Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang berdampak pada peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kegiatan pelatihan dan pendampingan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat Desa Wonokerto.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL AUDITORY KINESTHETIC Nur Fauzi Arif Dermawan; Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 4, No 1 (2022): Fourth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika dapat dilihat salah satunya dari hasil belajar. Namun terkadang guru memperhatikan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena pada dasarnya siswa memiliki tiga modalitas belajar yaitu Visual, Auditory, Kinesthetic. Salah satu model yang dapat menyesuaikan kebutuhan tersebut adalah model pembelajaran Visual, Auditory, Kinesthetic (VAK). Model pembelajaran ini diterapkan dengan bantuan media video untuk menunjang proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan dan tanpa menggunakan model pembelajaran Visual, Auditory, Kinesthetic berbantuan media video di MTs Negeri 1 Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen melalui pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh kelas VII MTs Negeri 1 Jombang tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari kelas VII-A, VII-B, VII-C, VII-D, VII-E, VII-F, VII-G, dan VII-H. Dengan teknik pemilihan sampel menggunakan cluster random sampling, terpilih sampel untuk kelas kontrol yaitu kelas VII A dan sampel untuk kelas eksperimen yaitu kelas VII B, dengan jumlah total sampel sebanyak 64 siswa. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode tes hasil belajar siswa (posttest). Sementara untuk analisis datanya menggunakan uji-t dua sampel bebas. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian menggunakan SPSS for windows  versi 20, uji-t dua sampel bebas menunjukan bahwa nilai sig (2-tailed) sebesar 0,0001 dan dengan taraf signifikansi 5% atau , maka   sehingga  ditolak. Sehingga, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan dan tanpa menggunakan model pembelajaran Visual, Auditory, Kinesthetic berbantuan media video di MTs Negeri 1 Jombang.
IDENTIFIKASI ENUMERATION STRATEGY (ENGLISH) SISWA HASIL IMPLEMENTASI STUDENT WORKSHEET BERBASIS PENALARAN KOMBINATORIK DI SEKOLAH DASAR Nurul Aini; Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 5, No 1 (2023): Fifth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Enumeration Strategy is part of the combinatoric reasoning strategy. Experts argue that by knowing the enumeration strategy used, one can find out about the systematic way of reasoning. This can affect in solving problems. However, this enumeration strategy is often overlooked. Thus, the aim of the research is to identify students' enumeration strategies resulting from the implementation of student worksheets based on combinatorial reasoning in elementary schools. This type of research is descriptive qualitative, the research subjects consisted of 40 students of class VI MI Muhammadiyah 1 Jombang. The instruments used are student worksheets and interview guidelines. The analysis refers to English theory. The results showed that 50% of students used trail and error, 37,5% used the odometer complete and 12.5% used the odometer with error. So the Enumeration Strategy that appears is trail and error, odometer with error and odometer complete
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS Refita Julia Ningsih; Eny Suryowati
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 5, No 1 (2023): Fifth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang aktifnya siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Jombang dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana siswa mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru. Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dapat mengatasi masalah kurang aktifnya siswa karena meningkatkan minat dan prestasi siswa sehingga siswa dapat mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA 1 Jombang pada pokok bahasan integral tak tentu melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan dan untuk siklus I enam jam pelajaran dan siklus II lima jam pelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA 1 Jombang yang terdiri dari 36 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi siswa dan tes hasil belajar ranah kognitif. Hasil penelitian siklus I dengan persentase rata-rata aktivitas siswa klasikal yaitu 66% dan siklus II sebesar 77%. Persentase hasil belajar pada siklus I sebesar 58% atau 21 siswa yang tuntas dari 36 siswa, sedangkan untuk siklus II terdapat 30 siswa yang tuntas dari 36 siswa dengan Persentase 83%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 jombang melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)