Anita Joeliantina
Department Of Nursing, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Anita@poltekkesdepkes-sby.ac.id (Corresponding Author)

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia

Faktor Body Image Pada Remaja Kelas X Di SMAN 3 Tuban Happy April Yanita; Padoli; Anita Joeliantina; Teresia Retna Puspitadewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1903

Abstract

Body image merupakan gambaran atau penilaian yang dimiliki oleh seseorang terhadap kondisi fisik yang dimilikinya. Body image sendiri terbagi menjadi dua, yaitu body image positif dan body image negatif. Body image remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, media sosial, hubungan interpersonal dan self esteem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor body image pada remaja kelas X di SMAN 3 Tuban. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 3 Tuban yaitu sebanyak 331 remaja. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 154 remaja. Variabel penelitian adalah faktor body image pada remaja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner faktor body image pada remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) faktor-faktor yang mempengaruhi body image remaja adalah media massa dan berjenis kelamin perempuan. Media massa sangatlah berpengaruh pada body image remaja. Perempuan sangat mudah terpengaruh body image-nya baik melalui media massa, hubungan interpersonal maupun self-esteem. Namun media massa paling besar perannya bagi body image remaja. Remaja harus lebih selektif dalam penggunaan media massa, pembekalan tentang rasa syukur dan body image perlu diajarkan di sekolah maupun keluarga untuk meningkatkan body image yang positif
Gaya Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Poli Jantung RSUD dr. R. Koesma Tuban Rossy Sinta Nurbaya; Anita Joeliantina; Padoli; Minarti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 10 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i10.1960

Abstract

Secara global, Penyakit Jantung Koroner termasuk faktor kematian tertinggi di antara penyakit lainnya, bersama Tingkat prevalensi tinggi di Indonesia. Diabetes Mellitus (DM) sebagai faktor risiko memperburuk kondisi pasien PJK. Aspek kebiasaan sehari-hari yang menambahkan potensi bahaya kesehatan, termasuk pola makan yang tidak sehat, rendahnya tingkat aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok, dan kurang istirahat menjadi penyebab utama. Menganalisa dan memaparkan ciri khas gaya hidup pasien Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSUD Dr. R. Koesma Tuban merupakan tujuan penelitian. Studi ini menggunakan desain deskriptif melalui pendekatan cross-sectional. Dengan populasi berjumlah 112 pasien PJK, dengan sampel sebanyak 74 pasien dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Data dan temuan yang diperoleh melalui penelitian ini, kebanyakan responden berada antara umur 60 hingga 74 tahun (47,3%), berjenis kelamin laki-laki (54,1%), berpendidikan rendah (hampir setengahnya tidak sekolah), dan tidak bekerja (57,3%). Sebanyak 89,2% pasien memiliki gaya hidup yang tidak sehat, ditandai oleh aktivitas fisik yang kurang, pola makan tinggi lemak, serta kebiasaan istirahat yang kurang. Seluruh pasien mengonsumsi makanan yang disediakan keluarga, dan sebagian besar belum pernah menjalani tindakan operasi atau kateterisasi jantung. Data yang dihasilkan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya hidup pasien PJK sangat dipengaruhi oleh faktor sosiodemografis seperti usia lanjut, rendahnya pendidikan, dan status pekerjaan. Rendahnya tingkat aktivitas fisik dan konsumsi makanan yang tidak seimbang termasuk masalah utama yang dapat memperburuk kondisi pasien. Hal ini menegaskan pentingnya peran tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi yang konsisten dan berkelanjutan kepada pasien dan keluarga, serta perlunya pengembangan program promotif dan preventif oleh fasilitas kesehatan untuk mendukung perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.