Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsep pengembangan agrowisata kakao di PT. Ebier Suth Cokran Ransiki dengan pendekatan ekologi dan agronomi: Cocoa agrotourism development concept at PT. Ebier Suth Cokran Ransiki with an ecological and agronomic approach Ruimassa, Reymas M.R.; Sarungallo, Zita L.; Mawikere, Nouke L.; Hartini, Sri; Noya, Alce I.; Musaad, Ishak; Boli, Paulus; Sinaga, Nurhaida I.; Syufi, Yafed; Purba, Gandy Y. S.; Mogea, Rina A.; Panjaitan, Rawati; Suawa, Elfira K.; Wibawati, Zarima; Sabariah, Vera; Patimah, Ai Siti; Suparno, Antonius
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v6i2.538

Abstract

ABSTRACT Ebier-Suth Cokran has a land area of 6,200 hectares, with 200 hectares currently being managed to produce dried cocoa beans, which are processed into cocoa powder and chocolate bars. As a company that cares about society, PT. Ebier-Suth Cokran applies an organic farming system in its operations, in line with the company's motto "The social and green company PT. Ebier-Suth Cokran, agroforestry cocoa plantations (by the community for the community)." One of the company's achievements is the Cacao of Excellence Gold Award, an international recognition of the quality of the products produced. However, the results of the FGD indicate several challenges that need to be addressed to maintain the company's productivity in the future. Some of the issues that need to be tackled include: expanding planting areas to meet market demand, planting superior clones with high production potential, rejuvenating cocoa plants and protective trees, using organic fertilizers, and controlling pests and diseases organically without relying on inorganic fertilizers and pesticides. In addition, training programs for youth and women in cocoa bean processing need to be strengthened to support the sustainability of the company.  Keywords: Chocolate; Cocoa; Disease; Fermentation; Organic ABSTRAK PT. Ebier-Suth Cokran memiliki luas lahan sebesar 6.200 ha, dengan 200 ha di antaranya saat ini dikelola untuk menghasilkan biji kakao kering yang diolah menjadi tepung kakao dan cokelat batangan. Sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat, PT. Ebier-Suth Cokran menerapkan sistem pertanian organik dalam operasionalnya, sesuai moto perusahaan "Perusahaan sosial dan hijau PT. Ebier-Suth Cokran, perkebunan kakao agroforestry (oleh masyarakat untuk masyarakat)". Salah satu prestasi yang diraih perusahaan adalah penghargaan Cacao of Excellence Gold Award, yang merupakan pengakuan internasional terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Meskipun demikian, hasil dari FGD menunjukkan adanya beberapa tantangan yang perlu diatasi agar produktivitas perusahaan tetap terjaga di masa mendatang. Beberapa hal yang perlu ditangani antara lain: perluasan areal penanaman untuk memenuhi permintaan pasar, penanaman klon-klon unggul yang memiliki potensi produksi tinggi, peremajaan tanaman kakao dan pohon pelindung, penggunaan pupuk organik, serta pengendalian hama dan penyakit secara organik tanpa mengandalkan pupuk dan pestisida anorganik. Selain itu, pelatihan keterampilan untuk pemuda dan wanita dalam pengolahan biji kakao perlu diperkuat untuk mendukung keberlanjutan perusahaan. Kata kunci: Cokelat; Fermentasi; Kakao; Organik; Penyakit    
Konservasi terumbu karang dengan bioreeftek di Perairan Kampung Bakaro Manokwari Papua Barat: Coral reefs conservation with bioreeftech in the Beach of Bakaro Village Manokwari West Papua Mogea, Rina; Noya, Alce I.; Tururaja, Tresia S.; Lamadi, Rahmat; Tandililing, Jeanifer G.; Puspasari, Aninda; Maahury, Sevian A.; Bakri, Iskandar
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v5i3.479

Abstract

ABSTRACT  Bakaro Beach is one of the beach tourist destinations in Manokwari and is known as a fish calling place. Unfortunately this place was damaged due to fishing using bombs or tubas. The aim of this service activity is to provide an understanding of the importance of coral reef ecosystems and how to restore coral reefs using bioreeftek, ie technology that uses coconut shells as a medium for attaching coral planula larvae to form new individuals (coral). This is done to create new habitat or restore damaged coral. This technology is easy because it uses simple tools, using coconut shells as the main material and the process is not difficult, besides all the materials used are environmentally friendly. Coconut shells function as a place or container for coral planula larvae to settle after the larvae attach to the coconut shell substrate and are then transferred to damaged coral reefs. With the development of bioreeftek, it has become a new focus in preserving coral reef ecosystems.  Keywords: Coral Reef Restoration; Bioreeftek; Coconut Shells; Bakaro Beach; Environmental Conservation   ABSTRAK Pantai Bakaro tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata pantai yang ada di Manokwari dan dikenal dengan tempat pemanggilan ikan.  Sayangnya tempat ini mengalami kerusakan akibat pengambilan ikan dengan menggunakan bom atau tuba. Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu memberi pemahaman mengenai pentingnya ekosistem terumbu karang dan cara melakukan pemulihan terumbu karang dengan bioreeftek yaitu teknologi yang memakai tempurung kelapa sebagai media menempelnya larva planula karang sampai membentuk individu baru (karang). Hal ini dilakukan untuk menciptakan habitat baru atau memulihkan kembali karang yang rusak.  Teknologi ini mudah sebab menggunakan alat sederhana yaitu tempurung kelapa sebagai bahan utama dan proses pengerjaannya tidak sulit, disamping itu juga semua bahan yang digunakan ramah lingkungan. Tempurung kelapa berfungsi untuk tempat atau wadah dari larva planula karang menetap setelah larvanya menempel pada subtrat tempurung kelapa maka dipindahkan ke terumbuh karang yang rusak. Dengan menggembangkan bioreeftek ini menjadi tumpuan baru dalam melestarikan ekosistem terumbu karang. Kata kunci: Pemulihan Terumbu Karang; Bioreeftek; Tempurung Kelapa; Pantai Bakaro; Pelestarian Lingkungan