Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STOCK STRUCTURE OF FLYING FISH (CYPSELURUS POECILOPTERUS) IN THE EASTERN INDONESIA WATER BASED ON MORPHOMETRIC AND MERISTIC VARIATION Tuapetel, Friesland; Kadarusman, Kadarusman; Syahailatua, Augy; Boli, Paulus; Indrayani, Indrayani; Wujdi, Arief
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 15, No 3 (2023): (DESEMBER) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.15.3.2023.109-119

Abstract

Flying fish Cypselurus poecilopterus is a small pelagic fish resource that plays an important ecological and economic role. However, information regarding the structure of its stock in East Indonesian waters is still limited. This study aims to identify stock structure based on morphometric, meristic approaches, and associated with environmental factors. Fish samples were taken during one fishing season (June-September) in 2015 and 2021 in the waters of West Papua and East Seram where the Lydakker line passes, using the method of observation and purposive sampling, then the data were analyzed descriptively and t-test. The results of observations on 23 morphometric characters and 5 meristic features showed a significant difference, so it is estimated that flying fish stocks are composed of 2 sub-populations. Differences in morphometric and meristic parameters are affected by different environmental conditions in the two waters. This information is expected to be useful for the management and sustainable use of flying fish resources.
Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Fakfak, Papua Barat Berdasarkan Instrumen Evika Randa, Rahel Archi Wignyayuwana; Boli, Paulus; Purba, Gandi Y.S.; Bawole, Christover Alfarani; Tebay, Selvi
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.6.2024.123-133

Abstract

Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Fakfak membutuhkan evaluasi untuk memastikan bahwa rencana pengelolaan telah dilaksanakan secara efektif. Evaluasi dilaksanakan menggunakan Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi (EVIKA). EVIKA telah ditetapkan sebagai instrumen alat ukur pengelolaan kawasan yang telah diterapkan secara luas pada kawasan konservasi perairan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan hasil EVIKA selama tiga tahun (2021-2023) KKP Fakfak, untuk melihat tren perkembangannya dan menunjukkan hasil yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi kriteria lebih banyak pada kriteria input dan proses, sedangkan kriteria output dan outcome capaiannya masih sangat rendah. Faktor-faktor yang berkontribusi baik terhadap pengelolaan KKP Fakfak disumbangkan oleh indikator pengetahuan masyarakat dari komponen output, penjangkauan dan pengawasan dari komponen proses, dan sumber daya manusia, rencana pengelolaan, rencana zonasi dan status kawasan dari komponen input.
Konsep pengembangan agrowisata kakao di PT. Ebier Suth Cokran Ransiki dengan pendekatan ekologi dan agronomi: Cocoa agrotourism development concept at PT. Ebier Suth Cokran Ransiki with an ecological and agronomic approach Ruimassa, Reymas M.R.; Sarungallo, Zita L.; Mawikere, Nouke L.; Hartini, Sri; Noya, Alce I.; Musaad, Ishak; Boli, Paulus; Sinaga, Nurhaida I.; Syufi, Yafed; Purba, Gandy Y. S.; Mogea, Rina A.; Panjaitan, Rawati; Suawa, Elfira K.; Wibawati, Zarima; Sabariah, Vera; Patimah, Ai Siti; Suparno, Antonius
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v6i2.538

Abstract

ABSTRACT Ebier-Suth Cokran has a land area of 6,200 hectares, with 200 hectares currently being managed to produce dried cocoa beans, which are processed into cocoa powder and chocolate bars. As a company that cares about society, PT. Ebier-Suth Cokran applies an organic farming system in its operations, in line with the company's motto "The social and green company PT. Ebier-Suth Cokran, agroforestry cocoa plantations (by the community for the community)." One of the company's achievements is the Cacao of Excellence Gold Award, an international recognition of the quality of the products produced. However, the results of the FGD indicate several challenges that need to be addressed to maintain the company's productivity in the future. Some of the issues that need to be tackled include: expanding planting areas to meet market demand, planting superior clones with high production potential, rejuvenating cocoa plants and protective trees, using organic fertilizers, and controlling pests and diseases organically without relying on inorganic fertilizers and pesticides. In addition, training programs for youth and women in cocoa bean processing need to be strengthened to support the sustainability of the company.  Keywords: Chocolate; Cocoa; Disease; Fermentation; Organic ABSTRAK PT. Ebier-Suth Cokran memiliki luas lahan sebesar 6.200 ha, dengan 200 ha di antaranya saat ini dikelola untuk menghasilkan biji kakao kering yang diolah menjadi tepung kakao dan cokelat batangan. Sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat, PT. Ebier-Suth Cokran menerapkan sistem pertanian organik dalam operasionalnya, sesuai moto perusahaan "Perusahaan sosial dan hijau PT. Ebier-Suth Cokran, perkebunan kakao agroforestry (oleh masyarakat untuk masyarakat)". Salah satu prestasi yang diraih perusahaan adalah penghargaan Cacao of Excellence Gold Award, yang merupakan pengakuan internasional terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Meskipun demikian, hasil dari FGD menunjukkan adanya beberapa tantangan yang perlu diatasi agar produktivitas perusahaan tetap terjaga di masa mendatang. Beberapa hal yang perlu ditangani antara lain: perluasan areal penanaman untuk memenuhi permintaan pasar, penanaman klon-klon unggul yang memiliki potensi produksi tinggi, peremajaan tanaman kakao dan pohon pelindung, penggunaan pupuk organik, serta pengendalian hama dan penyakit secara organik tanpa mengandalkan pupuk dan pestisida anorganik. Selain itu, pelatihan keterampilan untuk pemuda dan wanita dalam pengolahan biji kakao perlu diperkuat untuk mendukung keberlanjutan perusahaan. Kata kunci: Cokelat; Fermentasi; Kakao; Organik; Penyakit    
Konservasi Teripang Berbasis Sasi dalam Mendukung Keberlanjutan Ekosistem Laut dan Kesejahteraan Masyarakat: Studi Kasus di Pulau Nusi, Nabire, Papua Tengah Bawole, Roni; Sultary, Ayu; Toha, Abdul Hamid A.; Boli, Paulus; Mudjirahayu; Bawole, Christover Alfarani
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.7.2025.13-28

Abstract

Sistem sasi sebagai kearifan lokal telah diterapkan di Nabire, Papua Tengah, untuk mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan, termasuk teripang yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis tinggi. Namun, keberhasilannya bergantung pada efektivitas konservasi, yang mencakup penegakan aturan lokal, monitoring dan evaluasi, serta dukungan pemerintah dan maupun nonpemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas konservasi pada ekosistem laut serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pengelolaan berbasis sasi berada pada kategori sangat baik, dengan kontribusi signifikan terhadap perlindungan habitat laut (67,74%) dan diversifikasi sumber daya (67,74%). Penegakan aturan lokal (67,74%) dan dukungan pemerintah serta non pemerintah (70,97%) menjadi faktor kunci dalam keberhasilan ini. Outcome utama dari implementasi sasi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat (70,97%) melalui peningkatan pendapatan dan pemberdayaan sosial ekonomi, serta perlindungan habitat yang mendukung keberlanjutan ekosistem laut. Efektivitas konservasi memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai faktor konservasi teripang dengan outcome yang dihasilkan. Untuk meningkatkan keberhasilan implementasi sasi, direkomendasikan penguatan Monev, harmonisasi aturan adat dan formal, serta peningkatan kolaborasi antara masyarakat adat, pemerintah, dan lembaga terkait. Sistem sasi dapat menjadi model konservasi berkelanjutan yang relevan untuk diterapkan di wilayah lain dengan kondisi ekosistem serupa.
The Karakteristik biofisik pantai peneluran penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di Kampung Makimi, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire H. Lidan, Marry; Boli, Paulus; Kaber, Yuanike; F. Pattiasina, Thomas; Y. S. Purba, Gandi
Cassowary Vol 8 No 3 (2025): Juli
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/casssowary.cs.v8.i3.321

Abstract

ABSTRACT: The coastal area of Makimi Village, Makimi District, Nabire Regency is an important nesting site for the olive ridley turtle (Lepidochelys olivacea) with unique characteristics as its nests are located near residential areas that help protect the nesting sites. This research aims to determine the physical and biological parameters of the olive ridley turtle nesting habitat in Makimi Village, Makimi District, Nabire Regency. The research was conducted during the nesting season from February 1 to August 31, 2023. The results showed that The physical characteristics of Makimi Village Beach include an average beach width of 30 m, with a beach category ranging from sloping (6-39°) to steep (with a slope greater than 40°). The most common substrate in the nesting area is fine sand (60.05%), followed by very fine sand (25.77%). There were 11 nesting holes with temperatures ranging from 27°C to 31°C, with an average of 28.12°C to 30.87°C. The pH levels ranged from 5.5 to 7, and the average humidity was between 50% and 74%. The types of beach vegetation in the olive ridley turtle nesting area are dominated by six plant species: goat's foot creeper (Ipomoea pescaprae), waru tree (Hibiscus tiliaceus), pongam tree (Pongamia pinnata), sea almond (Terminalia catappa), coastal she-oak (Casuarina equisetifolia), and coconut palm (Cocos nucifera).
Mikro-habitat ikan pelangi endemik Melanotaenia arfakensis dan implikasinya bagi konservasi insitu di Kebar, Papua Barat Daya Yemima Kaliele, Mariance; Bawole, Roni; Manangkalangi, Emmanuel; Tebaiy, Selvi; Toha, Abdul Hamid A.; Alfarani Bawole, Christover; Boli, Paulus; Mudjirahayu
Cassowary Vol 8 No 3 (2025): Juli
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/casssowary.cs.v8.i3.485

Abstract

ABSTRACT: This study examines the microhabitat characteristics of the endemic rainbowfish Melanotaenia arfakensis in two major rivers of Tambrauw, Southwest Papua—Api River and Asiti River—focusing on the spatial dynamics of environmental parameters from upstream to downstream. Results indicate that water temperature, dissolved oxygen (DO), depth, current velocity, and river width show significant spatial trends and directly influence the survival of M. arfakensis. The upstream zones, characterized by lower temperatures (23–26°C), high DO levels (>7 mg/L), moderate current, and stable depth, are identified as optimal habitats and conservation priorities. In contrast, the midstream and downstream zones exhibit gradual habitat degradation, including temperature increases up to 29.1°C and decreased DO levels, approaching the physiological tolerance limits of the species. This decline in microhabitat quality correlates with riparian vegetation loss and anthropogenic pressures. Therefore, an effective in situ conservation strategy must be spatially explicit, adaptive, and participatory—emphasizing thermal refugia protection in the upstream zones, ecological restoration in the midstream, and integrated watershed management with community involvement in the downstream areas. Longitudinal connectivity and the integrity of the entire riverine ecosystem are essential for ensuring the long-term viability of this endemic species.
Assessing the Vulnerability of Mangrove Habitats in the Coastal Area of Biak Timur District, Papua, Indonesia Nifaan, Welmincie Milana; Pattiasina, Thomas Frans; Purba, Gandi Yantri Sevantina; Toha, Abdul Hamid A.; Manuhutu, Jafry Ferdinan; Boli, Paulus; Pattiasina, Selfinus
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol. 13 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2025.013.02.10

Abstract

The vulnerability of mangrove habitats to environmental changes driven by anthropogenic activities and climate change is a critical concern for sustainable ecosystem management. This study assesses the vulnerability of mangrove habitats along the coastal area of Biak Timur District, Papua, using the Coastal Vulnerability Index (CVI) method. The CVI integrates five key variables: coastline profile, duration of tidal inundation, maximum tidal inundation height, salinity, and substrate type. Coastline profile data were derived from a decadal analysis (2013–2023) of shoreline changes. Tidal inundation duration and height were obtained through tidal data analysis, while salinity and substrate data were collected through field surveys and laboratory analyses. Each variable was scored and weighted within the CVI framework. The results indicate that the mangrove habitat in Biak Timur is in the "high vulnerability" category, with a CVI score of 5.69. This suggests a significant susceptibility to degradation from environmental changes, particularly those caused by human activities and climate change. Effective management should focus on minimising anthropogenic impacts and promoting sustainable use of mangrove resources.
Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove Di Kampung Air Mandidi Kabupaten Nabire Provinsi Papua Tengah Thomas, Juniati Tanduk; Tebaiy, Selvi; Kaber, Yuanike; Boli, Paulus; Manangkalangi, Emmanuel; Purba, Gandi Y.S.
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 9 No 2 (2025): Mei
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2025.Vol.9.No.2.410

Abstract

Kajian tentang nilai ekonomi ekosistem mangrove sangat penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan ekosistem mangrove. Penilaian ekonomi mangrove dengan justifikasi dan pendekatan ilmiah yang tepat dapat digunakan untuk memperkirakan nilai submberdaya pada ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai ekonomi total ekosistem mangrove untuk berbagai pemanfaatan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar masyarakat terhadap manfaat keberadaaan ekosistem mangrove di Kampung Air Mandidi Kabupaten Nabire. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juli 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan metode wawancara. Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja dari responden yang mengetahui dan memahami keadaan ekosistem mangrove di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kawasan ekosistem mangrove Kampung Air Mandidi seluas 94,57 ha mempunyai nilai manfaat ekonomi total sebesar Rp. 4.725.928.149/tahun dengan penyumbang nilai manfaat terbesar adalah dari nilai manfaat langsung. Nilai manfaat ekonomi total dapat dijadikan acuan atau dasar pembanding bagi masyarakat dan pemerintah dalam menentukan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan mangrove yang ada. Secara parsial faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kesediaan membayar masyarakat atau Willingness To Pay (WTP) terhadap keberadaan ekosistem mangrove adalah faktor pendapatan dengan nilai sig 0.00 < α 0.05. Sedangkan faktor usia, tingkat pendidikan jumlah tanggungan dan lama tinggal tidak berpengaruh secara signifikan.
Mendukung konservasi penyu di Pantai Distrik Manokwari Utara melalui program KKN-PPM: Supporting turtle conservation on the Beaches of North Manokwari District Through the KKN-PPM program Boli, Paulus; Purba, Gandi Y. S.; Allo, Alberto
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v5i3.460

Abstract

ABSTRACT  The problem faced by the society of Mubraidiba Village for a long time has been catching turtles. The caught turtles are used for the family's protein needs and some are sold as family income and are also preserved to be used as wall decorations. This has resulted in the number of turtles decreasing over time. The purpose of the KKN-PPM program is to implement the knowledge that students have in carrying out turtle conservation together with the Manduni Putra Joint Business Group and the community of Mubraidiba village on the coast of North Manokwari District. Implementation of this activity consists of 1) potential mapping and problem identification; 2) preparation of program and activity plans; and 3) program socialization. The program will be implemented for two months (19 June -15 August 2020). The results of the monitoring did not find any turtles landing on Astelin Beach, Mubraidiba Village, so activities continued on Muara Prafi Beach, where quite a lot of turtles were still landing because the environmental conditions were still natural. Egg transfer activities were carried out twice on July 20 and July 22, 2020, with 114 green turtles and 102 olive ridley turtles. Hatching success was 94.2% and hatchling rearing success was 78.4%. The number of hatchlings released into the sea was 80, this activity was a form of outreach to the community of Mubraidiba Village and surrounding villages.  Keywords: Turtle Conservation; Mubraidiba Village; Community Outreach; Egg Relocation; KKN-PPM    ABSTRAK Permasalahan yang dihadapi masyarakat Kampung Mubraidiba sejak dahulu telah melakukan penangkapan penyu. Penyu yang ditangkap dimanfaatkan untuk kebutuhan protein keluarga dan sebagian dijual sebagai pendapatan keluarga dan juga diawetkan untuk dijadikan hiasan dinding. Hal ini mengakibatkan jumlah penyu mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Tujuan program KKN-PPM adalah mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa melakukan konservasi penyu bersama dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Manduni Putra dan masyarakat Kampung Mubraidiba di pesisir pantai Distrik Manokwari Utara. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari: 1) pemetaan potensi dan identifikasi masalah; 2) penyusunan rencana program dan kegiatan; 3) sosialisasi program. Pelaksanaan program selama dua bulan (19 Juni -15 Agustus 2020). Hasil monitoring tidak menjumpai penyu yang mendarat di Pantai Astelin Kampung Mubraidiba, sehingga kegiatan dilanjutkan di Pantai Muara Prafi yang masih cukup banyak penyu yang mendarat karena kondisi lingkungan masih alami. Kegiatan pemindahan telur dilakukan 2 kali tanggal 20 Juli dan 22 Juli 2020, penyu hijau sebanyak 114 butir dan penyu lekang 102 butir. Sukses penetesan sebesar 94,2% dan sukses pemeliharaan tukik 78,4%. Jumlah tukik yang dilepas liarkan ke laut sebanyak 80 ekor, kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat Kampung Mubraidiba dan kampung sekitarnya. Kata kunci: Konservasi Penyu; Kampung Mubraidiba; Penyuluhan Masyarakat; Pemindahan Telur; KKN-PPM
Komposisi Jenis, Bobot dan Tutupan Sampah Laut di Pulau Nusmapi Kabupaten Manokwari Boli, Paulus; Wardhani, Aryo; Pattiasina, Thomas Frans; Parenden, Dedi
FISHIANA Journal of Marine and Fisheries Vol. 4 No. 2 (2025): November
Publisher : Fakultas Perikanan UCM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/fishiana.v4i2.354

Abstract

Sampah laut (marine debris) merupakan bahan padat hasil aktivitas manusia yang dibuang ke laut, termasuk di pantai, terapung atau tenggelam. Identifikasi komposisi jenis sampah laut serta perhitungan bobot dan tutupan sampah laut perlu dilakukan untuk mendeskripsikan dampak sampah laut dan pengelolaannya. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2024 di Pulau Nusmapi Kabupaten Manokwari, pengambilan data dilakukan pada tiga stasiun pengamatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, bobot, tutupan, dampak, serta mendeskripsikan pengelolaan sampah laut. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan adaptasi metode Line Intercept Transek (LIT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis sampah laut yang ada di Pulau Nusmapi didominasi oleh plastik yang terdiri dari botol air minum, karung, waring, kayu, kelapa, popok bayi, kain, kaca dalam bentuk botol minuman kaca dan pecahan botol, logam atau metal seperti kaleng minuman atau seng, karet seperti karet ban dalam motor dan sandal. Bobot sampah laut ditemukan tertinggi pada Stasiun 3 sebesar 0.238 kg/m2 dan terendah pada Stasiun 2 yakni 0.066 kg/m2. Tutupan sampah laut pada Stasiun 1 tertinggi adalah berasal dari bahan lainnya sebesar 10.16%, Stasiun 2 adalah plastik 8.13% dan Stasiun 3 adalah lainnya 5.79%. Arus dan curah hujan mempengaruhi penyebaran sampah, yang mayoritasnya berasal dari kota, mencemari perairan, merusak ekosistem, dan mengurangi daya tarik wisata. Pengelolaan sampah yang terpadu dari darat hingga ke laut serta penerapan teknologi modern perlu dilakukan dalam mengurangi dampak ini serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.