Self-esteem pada siswa merupakan faktor penting untuk tumbuh kembang, khususnya saat berada di lingkungan sekolah yang memberi banyak pengalaman belajar untuk mendukung keberhasilan akademik siswa. Berdasarkan hasil asesmen awal yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan program pengabdian masyarakat di SMP Negeri 3 Ungaran terindikasi sebanyak 7% dari total siswa kelas 8 memiliki low self-esteem yang berpengaruh negatif terhadap prestasi akademik mereka. Selam aini sekolah dalam layanan konselingnya belum memberikan perhatian khusus pada faktor self-esteem pada siswa, khususnya saat menangani masalah siswa dengan kesulitan belajar di sekolah. Hal ini karena adanya keterbatasan jumlah guru BK di sekolah dan kemampuan teknis konseling para guru BK. Pendekatan konseling Islami diterapkan sebagai strategi konseling, karena mayoritas siswa dan guru BK beragama islam, dengan tujuan menyeimbangkan aspek spiritual, emosional, dan sosial para siswa. Model E-Konseling yang diterapkan bertujuan meningkatkan pembiasaan adaptasi di era digital, selain karena alasan fleksibilitas dan aksesibilitas. Namun tantangan dalam membangun hubungan interpersonal antara konselor dan siswa, menuntut tindak lanjut kebijakan sekolah untuk pengembangan program layanan konseling dan peningkatan keterampilan para guru BK di sekolah. Lingkungan yang mendukung dan penuh empati sangat penting guna membantu siswa membangun self-esteem secara positif dan mencapai potensi terbaik mereka.