Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemberdayaan Perempuan dalam Restorasi Keadilan Melalui Pelatihan Mediasi di Wadah Babaikan, Kecamatan Rantau Badauh: Women's Empowerment in Justice Restoration Through Mediation Training at Wadah Babaikan, Rantau Badauh District Utami, Suci; Hanifah, Lena; Erlina, Erlina; Erniyati, Tiya; Buana, Mirza Satria; Firdaus, Muhammad Ananta; Ristiawati, Risni; Tajmila, Tajmila; Hildayanti, Hana
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 4 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i4.9054

Abstract

The gender role gap in the justice restoration process is an urgent issue that needs attention, especially in the framework of women's empowerment. Restorative justice centers on repairing relationships and restoring social balance after violations or injustices. However, in practice, especially in the Restorative Justice House of Wadah Babaikan, Rantau Badauh District, Barito Kuala Regency, South Kalimantan, women often face significant obstacles that hinder their full participation in this process. These obstacles include the low knowledge of human resources about Restorative Justice/Mediation as an alternative to dispute resolution, which impacts women's confidence and institutions in increasing the role of women in resolving legal cases peacefully, so intervention is needed to improve competence. The method used in this activity is a workshop on mediation, law, and techniques in conflict reconciliation. This workshop had a significant impact on improving the competence of resolving legal issues in their respective villages in the administrative area, as seen in the results of the post-test that knowledge and understanding related to the resolution of legal problems through mediation increased and built the confidence and competence/ability of village women in Rantau Badauh District to behave and behave in involvement during the justice restoration process in their respective areas.
Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah dalam Perizinan Rumah Ibadah Berdasarkan Hak Konstitusional Kebebasan Beragama Tajmila, Tajmila; Syahwan, Akhmad; Aditya, Muhammad Dzikra Shandi; Rafi, Prayoga Abdul; Rahman, Muhammad; Muzakir, Yunus
WATHAN: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 2 No 2 (2025): WATHAN: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : Fanshur Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71153/wathan.v2i2.263

Abstract

Kebebasan beragama merupakan hak konstitusional yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 29 ayat (2). Salah satu manifestasi dari kebebasan tersebut adalah hak untuk mendirikan rumah ibadah. Namun, dalam prakteknya, pendirian rumah ibadah sering kali menemui hambatan administratif, khususnya bagi kelompok agama minoritas. Permasalahan tersebut berkaitan erat dengan mekanisme perizinan yang diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, yang mensyaratkan dukungan masyarakat serta rekomendasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Ketentuan ini dalam praktiknya kerap menimbulkan ketidakpastian hukum dan membuka ruang bagi diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaturan hukum mengenai tanggung jawab pemerintah daerah dalam proses perizinan pendirian rumah ibadah, serta mengkaji bentuk tanggung jawab hukum pemerintah daerah apabila terjadi hambatan administratif. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam perizinan rumah ibadah harus tunduk pada prinsip-prinsip hukum administrasi negara, seperti asas kepastian hukum, non diskriminasi, dan akuntabilitas. Ketika pemerintah daerah lalai atau tidak menjalankan kewenangannya secara benar, maka dapat dikenakan tanggung jawab hukum administrasi. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi terhadap regulasi yang ada serta penguatan kapasitas institusi pemerintah daerah agar dapat menjamin terpenuhinya hak konstitusional atas kebebasan beragama secara adil dan merata.
Ranger Himung: Mitigating Youth Delinquency Through Increasing Legal Resilience with Spoken Media (Madihin) Utami, Suci; Tajmila, Tajmila; Hafizah, Noor; Rahman, Muhammad Abdi; Alroy, Davin
Poltanesa Vol 25 No 2 (2024): December 2024
Publisher : P3KM Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v25i2.3091

Abstract

Juvenile delinquency in the city of Banjarmasin is an increasingly worrying social phenomenon, especially with the emergence of trends such as the use of addictive substances and motorcycle gang violence. This trend illustrates the need for immediate intervention to prevent further escalation and maintain the safety of the school environment. Legal awareness education in schools is considered the right strategy to build positive character in adolescents, reduce deviant behavior, and strengthen their legal resilience. This community service study was carried out at SMPN 3 Banjarmasin by applying a socio-legal juridical approach in the form of a serial workshop. This program consists of four series that focus on the formation of harmonious, inclusive, independent, and superior characters through legal counselling delivered in the context of Madihin, a traditional art of South Kalimantan. Spoken Media is an interactive approach used to integrate local cultural values in learning, including the values of tolerance, non-violence, and gender equality. Program evaluation is carried out through pre-tests and post-tests using questionnaires to measure the improvement of student's legal knowledge, understanding, attitudes, and behavior