Situmorang, Putri Adelina Br
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Cerita Rakyat Sibontar Mudar Etnik Batak Toba dengan Cerita Rakyat Putri Dewa Gunung Lumut Etnik Batak Pakpak Kajian : Sastra Bandingan Situmorang, Putri Adelina Br; Sibarani, Tidora Putri; Marpaung, Jonathan Halomoan; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28505

Abstract

Penelitian ini menganalisis perbandingan dua cerita rakyat dari etnik Batak yang berbeda, yaitu Sibontar Mudar dari Batak Toba dan Putri Dewa Gunung Lumut dari Batak Pakpak. Melalui pendekatan sastra bandingan, penelitian bertujuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan struktural, tematik, dan nilai budaya dalam kedua cerita. Metode analisis deskriptif komparatif digunakan untuk mengkaji unsur intrinsik meliputi alur, tokoh, latar, tema, serta unsur ekstrinsik berupa nilai sosial, budaya, dan moral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun berasal dari sub-etnik berbeda, kedua cerita memiliki kesamaan struktur naratif dan nilai universal seperti kepahlawanan, cinta kasih, dan keadilan. Namun, terdapat perbedaan dalam penyampaian pesan moral dan penggambaran karakter yang mencerminkan keunikan budaya masing-masing etnik. Penelitian ini diharapkan memperkaya khazanah sastra Nusantara dan memberikan pemahaman mendalam tentang kearifan lokal masyarakat Batak dalam konteks pelestarian warisan budaya tradisional.
Komunikasi Bahasa Batak Toba dalam Mangadati : Sosiolinguistik Sibarani, Tidora Putri; Situmorang, Putri Adelina Br; Simamora, Devina C; Batubara, Monica Uli; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28567

Abstract

Penelitian ini menganalisis nilai-nilai sosial budaya dalam komunikasi bahasa Batak Toba pada upacara mangadati melalui pendekatan sosiolinguistik. Mangadati sebagai ritual penyambutan adat memiliki pola komunikasi khas yang merepresentasikan sistem nilai masyarakat Batak Toba. Menggunakan metode kualitatif dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis wacana, data dikumpulkan dari Kabupaten Toba, Samosir, dan Humbang Hasundutan melibatkan 15 informan tokoh adat, hatobangon, dan partisipan upacara. Analisis menggunakan kerangka teori sosiolinguistik Dell Hymes dan konsep nilai budaya Kluckhohn. Hasil penelitian mengungkap lima nilai utama: hierarki sosial dalam sapaan sesuai Dalihan Na Tolu, religiositas dalam formula doa, solidaritas kolektif melalui pronomina inklusif, hospitalitas dalam register penyambutan, dan pelestarian tradisi melalui bahasa arkais. Variasi sosiolinguistik menunjukkan perbedaan berdasarkan usia, pendidikan, dan status sosial penutur. Penelitian berkontribusi pada dokumentasi linguistik Batak Toba dan pemahaman hubungan bahasa-budaya dalam ritual adat, serta revitalisasi bahasa daerah di era globalisasi.
Makna dan Simbolisme dalam Upacara Adat Kematian Saur Matua: Kajian Semiotika Sosial Batubara, Monica Uli; Sibarani, Tidora Putri; Simamora, Devina C; Situmorang, Putri Adelina Br; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28570

Abstract

Upacara Saur Matua dalam tradisi Batak merepresentasikan fenomena unik di mana kematian dipandang sebagai perayaan pencapaian hidup sempurna. Penelitian ini menganalisis makna dan simbolisme upacara melalui pendekatan semiotika sosial untuk memahami konstruksi makna kolektif dan fungsi sosial-budaya ritual tersebut. Metode etnografi digunakan dengan observasi partisipan dan wawancara mendalam dari lima upacara di Sumatera Utara. Analisis menggunakan kerangka semiotika sosial Halliday dengan metafungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual. Hasil menunjukkan upacara memiliki struktur tiga tahap dengan elemen simbolis material (ulos, gondang, sesajen) dan gestural (manortor, tata ruang kosmologis). Metafungsi ideasional merepresentasikan worldview Batak tentang kematian sebagai transformasi spiritual, metafungsi interpersonal memperkuat hierarki sosial melalui sistem Dalihan Na Tolu, dan metafungsi tekstual menciptakan kohesi identitas budaya. Dalam modernisasi, upacara beradaptasi teknologi namun mempertahankan esensi makna sebagai penguat identitas sosial. Penelitian berkontribusi pada pemahaman konstruksi makna budaya lokal dan relevansi semiotika sosial dalam analisis praktik budaya Indonesia.
Analisis Varian Teks Naskah Si Mardan Kajian: Filologi Simamora, Devina C; Sibarani, Tidora Putri; Situmorang, Putri Adelina Br; Tampubolon, Juwita Paramita; Ginting, Herlina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.29066

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis varian teks naskah Si Mardan melalui pendekatan filologi. Naskah Si Mardan sebagai karya sastra klasik memiliki nilai historis tinggi, namun keberadaan multiple versi menimbulkan variasi tekstual yang perlu dikaji mendalam. Metode penelitian menggunakan filologi dengan teknik kritik teks, meliputi inventarisasi naskah, kolasi teks, dan analisis stemmatologi untuk merekonstruksi hubungan genealogis antar naskah. Data primer berupa naskah-naskah Si Mardan dari berbagai perpustakaan dan koleksi pribadi. Hasil penelitian menunjukkan lima kategori varian teks: ortografi, leksikal, sintaksis, semantik, dan struktural. Varian ortografi paling dominan, mencerminkan perbedaan tradisi penulisan dan periode penyalinan. Analisis stemmatologi menghasilkan pohon silsilah naskah dengan tiga tradisi utama penyalinan. Temuan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman tradisi pernaskahan sastra klasik dan menyediakan dasar edisi kritis naskah Si Mardan.
Legenda Sibontar Mudar Kajian Sosiologisastra Situmorang, Putri Adelina Br; Sibarani, Tidora Putri; Marpaung, Jonathan Halomoan; Sinulingga, Jekmen; Sibarani, Thomson
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji legenda Sibontar Mudar dari perspektif sosiologi sastra untuk mengungkap nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya dalam masyarakat Batak Toba. Legenda Sibontar Mudar merupakan cerita rakyat yang mengisahkan seorang gadis bernama Sibontar Mudar yang dikutuk menjadi batu karena melanggar pantangan adat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Data diperoleh melalui studi pustaka dan analisis teks . Hasil penelitian menunjukkan bahwa legenda ini mengandung nilai-nilai sosial seperti ketaatan pada orang tua, penghormatan terhadap adat istiadat, dan konsekuensi pelanggaran norma sosial. Analisis ini menyoroti beberapa aspek penting, seperti struktur sosial masyarakat Batak yang didasarkan pada sistem kekerabatan dan gotong royong. Tradisi pesta gendang tidak hanya berfungsi sebagai acara budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat ikatan antar marga dan menjaga solidaritas sosial. Selain itu, nilai-nilai spiritualitas dan kepercayaan animistik masyarakat Batak terlihat pada karakter Guru Sodungdangon, yang berperan sebagai penyelamat sekaligus simbol dari kekuatan supernatural yang dihormati. Legenda ini juga berfungsi sebagai media pendidikan moral, kontrol sosial, dan pemertahanan identitas budaya Batak Toba. Struktur sosial masyarakat tercermin dalam hubungan antar tokoh dan peristiwa dalam legenda. Penelitian ini memberikan pemahaman tentang peran sastra lisan dalam membentuk dan mempertahankan nilai-nilai sosial budaya masyarakat Batak Toba.