Batubara, Monica Uli
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Komunikasi Bahasa Batak Toba dalam Mangadati : Sosiolinguistik Sibarani, Tidora Putri; Situmorang, Putri Adelina Br; Simamora, Devina C; Batubara, Monica Uli; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28567

Abstract

Penelitian ini menganalisis nilai-nilai sosial budaya dalam komunikasi bahasa Batak Toba pada upacara mangadati melalui pendekatan sosiolinguistik. Mangadati sebagai ritual penyambutan adat memiliki pola komunikasi khas yang merepresentasikan sistem nilai masyarakat Batak Toba. Menggunakan metode kualitatif dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis wacana, data dikumpulkan dari Kabupaten Toba, Samosir, dan Humbang Hasundutan melibatkan 15 informan tokoh adat, hatobangon, dan partisipan upacara. Analisis menggunakan kerangka teori sosiolinguistik Dell Hymes dan konsep nilai budaya Kluckhohn. Hasil penelitian mengungkap lima nilai utama: hierarki sosial dalam sapaan sesuai Dalihan Na Tolu, religiositas dalam formula doa, solidaritas kolektif melalui pronomina inklusif, hospitalitas dalam register penyambutan, dan pelestarian tradisi melalui bahasa arkais. Variasi sosiolinguistik menunjukkan perbedaan berdasarkan usia, pendidikan, dan status sosial penutur. Penelitian berkontribusi pada dokumentasi linguistik Batak Toba dan pemahaman hubungan bahasa-budaya dalam ritual adat, serta revitalisasi bahasa daerah di era globalisasi.
Makna dan Simbolisme dalam Upacara Adat Kematian Saur Matua: Kajian Semiotika Sosial Batubara, Monica Uli; Sibarani, Tidora Putri; Simamora, Devina C; Situmorang, Putri Adelina Br; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28570

Abstract

Upacara Saur Matua dalam tradisi Batak merepresentasikan fenomena unik di mana kematian dipandang sebagai perayaan pencapaian hidup sempurna. Penelitian ini menganalisis makna dan simbolisme upacara melalui pendekatan semiotika sosial untuk memahami konstruksi makna kolektif dan fungsi sosial-budaya ritual tersebut. Metode etnografi digunakan dengan observasi partisipan dan wawancara mendalam dari lima upacara di Sumatera Utara. Analisis menggunakan kerangka semiotika sosial Halliday dengan metafungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual. Hasil menunjukkan upacara memiliki struktur tiga tahap dengan elemen simbolis material (ulos, gondang, sesajen) dan gestural (manortor, tata ruang kosmologis). Metafungsi ideasional merepresentasikan worldview Batak tentang kematian sebagai transformasi spiritual, metafungsi interpersonal memperkuat hierarki sosial melalui sistem Dalihan Na Tolu, dan metafungsi tekstual menciptakan kohesi identitas budaya. Dalam modernisasi, upacara beradaptasi teknologi namun mempertahankan esensi makna sebagai penguat identitas sosial. Penelitian berkontribusi pada pemahaman konstruksi makna budaya lokal dan relevansi semiotika sosial dalam analisis praktik budaya Indonesia.
Analisis Cerita Siboru Deak Parujar Etnik Batak Toba Kajian: Psikologi Sastra Sinulingga, Jekmen; Harefa, Evelina; Batubara, Monica Uli
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cerita Siboru Deak Parujar dalam kajian Psikologi Sastra melalui Id. Ego dan Superego yang terkandung dalam cerita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pustaka yang menggunakan bahan-bahan Pustaka atau literatur sebagai sumber utama dalam mengumpulkan data dan informasi. Dalam metode ini peneliti menggali informasi dari berbagai sumber tertulis yang sudah ada sebelumnya. Dengan pendekatan Psikologi Sastra, Peneliti menganalisis karakter dari tokoh dalam cerita ini melalui konsep Id, Ego dan Superego. Penelitian ini menunjukkan bahwa Siboru Deak Parujar merupakan simbol dari Perempuan yang terperangkap dalam pergulatan antara identitaa pribadi dan kewajiban social,dimana kesetiaan terhadap keluarga dan tradisi menjadi faktor utama yang membentuk kehidupannya.Dengan demikian, kisah Siboru Deak Parujar tidak hanya mencerminkan nilai-nilai social, tetapi juga menggambarkan konflik psikologis yang relevan dengan teori psikoanalisis,yang berfokus pada bagaimana individu dapat berjuang untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan tekanan social.
Analisis Cerita Si Boru Deak Parujar Etnik Batak Toba Kajian: Sosiologi Sastra Batubara, Monica Uli; Harefa, Evelin; Halimatussakdiah, Halimatussakdiah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis Si Boru deak Parujar, sebuah cerita rakyat dari masyarakat Batak di Sumatera Utara, melalui perspektif sosiologi sastra. Tema utama yang diangkat adalah hubungan antara individu dan masyarakat, serta pengaruh sosial dan budaya terhadap karakter, konflik, dan nilai-nilai dalam cerita. Fokus utama artikel ini adalah peran gender, kelas sosial, dan tradisi serta perubahan dalam masyarakat yang tercermin dalam kisah tersebut. Si Boru deak Parujar, seorang gadis yang terkenal karena kecantikan dan kecerdasannya, menghadapi berbagai tantangan yang menguji keberanian dan moralitasnya. Cerita ini sarat dengan nilai-nilai budaya Batak, seperti kehormatan, kasih sayang, dan kesetiaan, serta menggambarkan interaksi manusia dengan alam dan masyarakat. Sebagai warisan budaya, cerita ini tetap relevan untuk mengajarkan nilai-nilai lokal kepada generasi muda. Melalui analisis ini, dapat dipahami bagaimana cerita ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mewariskan kearifan lokal, identitas budaya, serta pedoman moral bagi generasi muda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai pentingnya keberlanjutan tradisi lisan dan kontribusinya terhadap pelestarian budaya Batak Toba di era modern.