Sibarani, Tidora Putri
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Struktur Atap Rumah Bolon pada Etnik Batak Toba Kajian: Semiotika Sibarani, Tidora Putri; Situmorang, Putri Adelina; Marpaung, Jonathan Halomoan; Sinulingga, Jekmen; Silaban, Immanuel
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v13i2.8497

Abstract

Penelitian ini mengkaji struktur atap rumah Bolon pada masyarakat Batak Toba melalui pendekatan semiotika. Rumah Bolon, sebagai representasi budaya Batak Toba, mencerminkan nilai-nilai sosial, spiritual, dan estetika yang terintegrasi dalam desain arsitekturalnya. Atap, sebagai elemen kunci, tidak hanya berfungsi secara struktural tetapi juga memiliki makna simbolis yang dalam. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika interpretatif, melakukan observasi lapangan, wawancara mendalam dengan tokoh adat, dan studi dokumentasi di wilayah inti pemukiman Batak Toba. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika untuk mengungkap tanda-tanda yang terdapat pada bentuk dan ornamen atap, serta bagaimana mereka berkontribusi pada identitas budaya Batak Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur atap rumah Bolon mencerminkan hierarki sosial dan filosofi kehidupan masyarakat Batak Toba. Tujuan analisis struktur atap rumah bolon Etnik Batak Toba dalam kajian semiotika adalah untuk memahami makna simbolis yang terkandung dalam desain bentuk atap.Variasi bentuk atap, seperti atap limas dan atap perisai, tidak hanya menunjukkan keindahan estetis, tetapi juga memiliki arti mendalam terkait dengan tradisi dan kepercayaan lokal. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami kompleksitas arsitektur tradisional sebagai sistem komunikasi budaya yang dinamis, serta menegaskan signifikansi pendekatan semiotika dalam mengeksplorasi warisan budaya arsitektur Batak Toba
Analisis Cerita Rakyat Sibontar Mudar Etnik Batak Toba dengan Cerita Rakyat Putri Dewa Gunung Lumut Etnik Batak Pakpak Kajian : Sastra Bandingan Situmorang, Putri Adelina Br; Sibarani, Tidora Putri; Marpaung, Jonathan Halomoan; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28505

Abstract

Penelitian ini menganalisis perbandingan dua cerita rakyat dari etnik Batak yang berbeda, yaitu Sibontar Mudar dari Batak Toba dan Putri Dewa Gunung Lumut dari Batak Pakpak. Melalui pendekatan sastra bandingan, penelitian bertujuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan struktural, tematik, dan nilai budaya dalam kedua cerita. Metode analisis deskriptif komparatif digunakan untuk mengkaji unsur intrinsik meliputi alur, tokoh, latar, tema, serta unsur ekstrinsik berupa nilai sosial, budaya, dan moral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun berasal dari sub-etnik berbeda, kedua cerita memiliki kesamaan struktur naratif dan nilai universal seperti kepahlawanan, cinta kasih, dan keadilan. Namun, terdapat perbedaan dalam penyampaian pesan moral dan penggambaran karakter yang mencerminkan keunikan budaya masing-masing etnik. Penelitian ini diharapkan memperkaya khazanah sastra Nusantara dan memberikan pemahaman mendalam tentang kearifan lokal masyarakat Batak dalam konteks pelestarian warisan budaya tradisional.
Komunikasi Bahasa Batak Toba dalam Mangadati : Sosiolinguistik Sibarani, Tidora Putri; Situmorang, Putri Adelina Br; Simamora, Devina C; Batubara, Monica Uli; Tampubolon, Flansius
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28567

Abstract

Penelitian ini menganalisis nilai-nilai sosial budaya dalam komunikasi bahasa Batak Toba pada upacara mangadati melalui pendekatan sosiolinguistik. Mangadati sebagai ritual penyambutan adat memiliki pola komunikasi khas yang merepresentasikan sistem nilai masyarakat Batak Toba. Menggunakan metode kualitatif dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis wacana, data dikumpulkan dari Kabupaten Toba, Samosir, dan Humbang Hasundutan melibatkan 15 informan tokoh adat, hatobangon, dan partisipan upacara. Analisis menggunakan kerangka teori sosiolinguistik Dell Hymes dan konsep nilai budaya Kluckhohn. Hasil penelitian mengungkap lima nilai utama: hierarki sosial dalam sapaan sesuai Dalihan Na Tolu, religiositas dalam formula doa, solidaritas kolektif melalui pronomina inklusif, hospitalitas dalam register penyambutan, dan pelestarian tradisi melalui bahasa arkais. Variasi sosiolinguistik menunjukkan perbedaan berdasarkan usia, pendidikan, dan status sosial penutur. Penelitian berkontribusi pada dokumentasi linguistik Batak Toba dan pemahaman hubungan bahasa-budaya dalam ritual adat, serta revitalisasi bahasa daerah di era globalisasi.
Makna dan Simbolisme dalam Upacara Adat Kematian Saur Matua: Kajian Semiotika Sosial Batubara, Monica Uli; Sibarani, Tidora Putri; Simamora, Devina C; Situmorang, Putri Adelina Br; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28570

Abstract

Upacara Saur Matua dalam tradisi Batak merepresentasikan fenomena unik di mana kematian dipandang sebagai perayaan pencapaian hidup sempurna. Penelitian ini menganalisis makna dan simbolisme upacara melalui pendekatan semiotika sosial untuk memahami konstruksi makna kolektif dan fungsi sosial-budaya ritual tersebut. Metode etnografi digunakan dengan observasi partisipan dan wawancara mendalam dari lima upacara di Sumatera Utara. Analisis menggunakan kerangka semiotika sosial Halliday dengan metafungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual. Hasil menunjukkan upacara memiliki struktur tiga tahap dengan elemen simbolis material (ulos, gondang, sesajen) dan gestural (manortor, tata ruang kosmologis). Metafungsi ideasional merepresentasikan worldview Batak tentang kematian sebagai transformasi spiritual, metafungsi interpersonal memperkuat hierarki sosial melalui sistem Dalihan Na Tolu, dan metafungsi tekstual menciptakan kohesi identitas budaya. Dalam modernisasi, upacara beradaptasi teknologi namun mempertahankan esensi makna sebagai penguat identitas sosial. Penelitian berkontribusi pada pemahaman konstruksi makna budaya lokal dan relevansi semiotika sosial dalam analisis praktik budaya Indonesia.
Analisis Varian Teks Naskah Si Mardan Kajian: Filologi Simamora, Devina C; Sibarani, Tidora Putri; Situmorang, Putri Adelina Br; Tampubolon, Juwita Paramita; Ginting, Herlina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.29066

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis varian teks naskah Si Mardan melalui pendekatan filologi. Naskah Si Mardan sebagai karya sastra klasik memiliki nilai historis tinggi, namun keberadaan multiple versi menimbulkan variasi tekstual yang perlu dikaji mendalam. Metode penelitian menggunakan filologi dengan teknik kritik teks, meliputi inventarisasi naskah, kolasi teks, dan analisis stemmatologi untuk merekonstruksi hubungan genealogis antar naskah. Data primer berupa naskah-naskah Si Mardan dari berbagai perpustakaan dan koleksi pribadi. Hasil penelitian menunjukkan lima kategori varian teks: ortografi, leksikal, sintaksis, semantik, dan struktural. Varian ortografi paling dominan, mencerminkan perbedaan tradisi penulisan dan periode penyalinan. Analisis stemmatologi menghasilkan pohon silsilah naskah dengan tiga tradisi utama penyalinan. Temuan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman tradisi pernaskahan sastra klasik dan menyediakan dasar edisi kritis naskah Si Mardan.
Upacara Saur Matua di Desa Meat Etnik Batak Toba : Wacana Kritis Sinulingga, Jekmen; Sibarani, Tidora Putri; Simamora, Devina C
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang tahapan acara adat saur matua perubahan yang terdapat dalam upacacara adat saur matua, dan dampak dalam upaccara adat saur matua etnik Batak Toba di DESA di Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. Masalah yang di teliti adalah tahapan menjalankan upacara adat saur matua di desa Meat, perubahan apa saja yang terjadi pada upacara adat saur matua yang ada di desa Meat, dan dampak sosial apa saja yang terjadi dengan adanya adat saur matua bagi masyarakat yang ada di desa Meat. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teori analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Norman Fairclough (2001). Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Dengan hasil yang didapat dari penelitian ini adalah tahapan pada upacara saur matua di desa meat etnik Batak Toba yaitu : 1.) Pangarapoton ( musyawarah) 2.) parmoppoon (memasukkan orang yang meninggal ke petinya, memberikan ulos saput bagi orang yang meninggal dan ulos sampe tua bagi istri atau suami dari orang yang meninggal ) 3.) Ulaon huria (Ibadah singkat) 4.) panortoron ( acara menari ) 5.) paampuhon ( pihak hula-hula memberi berkat ) 6.) Manaruhon Tuudean (Pemakaman). Dampak sosial adanya rasa kerja sama antara masyarakat desa Meat dengan pelaksana acara adat saur matua. Saur matua ialah penamaan bagi orang yang telah meninggal baik laki-laki maupun perempuan yang telah memiliki anak laki-laki dan anak perempuan yang telah menikah dan telah memiliki cucu dari pihak anak lai-laki dan dari pihak anak perempuan.
Fungsi dan Makna Gorga pada Etnik Batak Toba : Kajian Semiotika Sinulingga, Jekmen; Sibarani, Tidora Putri; Simamora, Devina C
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memfokuskan tentang simbol dan makna Gorga pada Etnik Batak Toba. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan simbol dan makna Gorga pada Etnik Batak Toba. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori semiotika yaitu simbol yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian lapangan dengan metode pengumpulan data (1). Observasi (2). wawancara secara langsung (3). Dokumentasi. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini terdapat empat jenis Gorga yaitu : (1). Andor Marudur (2). Gorga Simardengke dengke (3). Gorga Cicak (4). Gorga Tarus. Makna yang terdapat pada empat jenis gorga itu adalah (1). Gorga Andor Marudur memiliki makna yaitu menandakan bahwa seseorang dapat berbaur dengan siapa pun dan dimanapun tanpa merasa dirinya rendah dibandingkan dengan yang lain sama seperti ubi jalar yang dapat menjalar kemana-mana (2). Gorga Simardengke-Dengke memiliki makna yaitu permintaan doa sang nelayan supaya mendapat ikan yang banyak saat pergi menjala (3). Gorga cicak memiliki makna yaitu menandakan pencapaian dan berkecukupan baik dan telah memiliki anak perempuan dan anak laki-laki (4). Gorga Tarus Makna nya menandakan sumber kehidupan bagi orang lain.
Legenda Andam Dewi Etnik Batak Toba Kajian : Sosiosastra Simamora, Devina C; Sibarani, Tidora Putri; Halimatussakdiah, Halimatussakdiah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengkaji legenda "Andam Dewi" melalui pendekatan sosiologi sastra, menganalisis bagaimana nilai-nilai sosial dan budaya tercermin dalam narasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis legenda Andam Dewi melalui pendekatan sosiologi sastra, dengan fokus pada struktur sosial, sistem nilai, dan norma-norma yang tercermin dalam cerita tersebut dalam konteks masyarakat Batak Toba. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif. Data diperoleh dari teks cerita legenda Andam Dewi . Hasil penelitian menunjukkan bahwa legenda Andam Dewi mencerminkan struktur sosial masyarakat Batak Toba yang patrilineal, dengan peran dominan laki-laki dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Cerita ini juga mengandung sistem nilai dan norma-norma yang khas, seperti penghormatan terhadap leluhur, kesetiaan pada klan, serta kepercayaan terhadap kekuatan supranatural. Analisis sosiologi sastra menunjukkan bahwa legenda Andam Dewi dalam konteks masyarakat Batak Toba merefleksikan struktur sosial, nilai, dan norma yang berbeda dibandingkan dengan interpretasi legenda ini dalam masyarakat Minangkabau. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman interpretasi dan pemaknaan cerita rakyat di Indonesia berdasarkan latar belakang budaya lokal.
Legenda Danau Sidihoni Etnik Batak Toba : Kajian Psikologi Sastra Sibarani, Tidora Putri; Simamora, Devina C; Sinulingga, Jekmen
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji legenda Danau Sidihoni yang terletak di Desa Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Danau Sidihoni merupakan salah satu danau vulkanik yang memiliki nilai sejarah dan budaya bagi masyarakat Batak Toba. Menurut legenda yang berkembang, danau ini terbentuk dari air mata seorang putri bernama Siti Honi yang menangis karena ditinggal mati kekasihnya. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa legenda Danau Sidihoni mengandung nilai-nilai moral yang fundamental dalam kehidupan masyarakat Batak Toba, meliputi: (1) kesetiaan dalam percintaan, (2) kekuatan pengorbanan, (3) harmonisasi hubungan manusia dengan alam, dan (4) penghormatan terhadap leluhur. Legenda ini juga memiliki fungsi sosial sebagai: (1) media pewarisan nilai-nilai budaya, (2) penguat identitas kultural, (3) sarana pendidikan karakter, dan (4) daya tarik wisata budaya. Dampak keberadaan legenda ini bagi masyarakat teridentifikasi dalam beberapa aspek: (1) aspek sosial-budaya berupa penguatan kohesi sosial dan pelestarian tradisi, (2) aspek ekonomi melalui pengembangan pariwisata, (3) aspek lingkungan berupa kesadaran pelestarian alam, dan (4) aspek pendidikan sebagai sumber pembelajaran nilai-nilai moral. Tantangan yang dihadapi dalam pelestarian legenda ini meliputi modernisasi, perubahan pola pikir masyarakat, dan kebutuhan keseimbangan antara pengembangan wisata dengan pelestarian nilai budaya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa legenda Danau Sidihoni merupakan kearifan lokal yang memiliki nilai penting dalam membentuk karakter dan identitas masyarakat Batak Toba. Diperlukan upaya pelestarian yang berkelanjutan melalui kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam legenda ini.
Legenda Sibontar Mudar Kajian Sosiologisastra Situmorang, Putri Adelina Br; Sibarani, Tidora Putri; Marpaung, Jonathan Halomoan; Sinulingga, Jekmen; Sibarani, Thomson
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji legenda Sibontar Mudar dari perspektif sosiologi sastra untuk mengungkap nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya dalam masyarakat Batak Toba. Legenda Sibontar Mudar merupakan cerita rakyat yang mengisahkan seorang gadis bernama Sibontar Mudar yang dikutuk menjadi batu karena melanggar pantangan adat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Data diperoleh melalui studi pustaka dan analisis teks . Hasil penelitian menunjukkan bahwa legenda ini mengandung nilai-nilai sosial seperti ketaatan pada orang tua, penghormatan terhadap adat istiadat, dan konsekuensi pelanggaran norma sosial. Analisis ini menyoroti beberapa aspek penting, seperti struktur sosial masyarakat Batak yang didasarkan pada sistem kekerabatan dan gotong royong. Tradisi pesta gendang tidak hanya berfungsi sebagai acara budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat ikatan antar marga dan menjaga solidaritas sosial. Selain itu, nilai-nilai spiritualitas dan kepercayaan animistik masyarakat Batak terlihat pada karakter Guru Sodungdangon, yang berperan sebagai penyelamat sekaligus simbol dari kekuatan supernatural yang dihormati. Legenda ini juga berfungsi sebagai media pendidikan moral, kontrol sosial, dan pemertahanan identitas budaya Batak Toba. Struktur sosial masyarakat tercermin dalam hubungan antar tokoh dan peristiwa dalam legenda. Penelitian ini memberikan pemahaman tentang peran sastra lisan dalam membentuk dan mempertahankan nilai-nilai sosial budaya masyarakat Batak Toba.