Articles
EFISIENSI MULTI SOIL LAYERING UNTUK MENURUNKAN KADAR WARNA PADA AIR LIMBAH DI INDUSTRI BATIK R KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2020
Ukhud Isnaeni;
Sugeng Abdullah;
Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (361.302 KB)
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v40i3.6043
Limbah cair industri batik memiliki sifat dan komposisi yang kompleks yang dapat menyebabkan potensi pencemaran tinggi. Pencemaran terutama bersumber dari limbah cair yang berupa zat warna. Kadar warna tersebut dapat diturunkan dengan pengolahan Multi Soil Layering. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penurunan kadar warna air limbah batik menggunakan Multi Soil Layering. Jenis penelitian ini adalah Pre Experiment dengan metode Pre Test And Post Test Design. Mengukur kadar warna sebelum dan sesudah pengolahan menggunakan Multi Soil Layering dengan variasi ketebalan media dan HLR (Hydraulic Loading Rate). Penelitian ini terdapat 9 perlakuan dengan pengulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penurunan kadar warna pada pengolahan air limbah batik menggunakan Multi Soil Layering yaitu 8% - 51,11%. Ada perbedaan signifikan MSL 5 cm dan MSL 7 cm serta MSL 7 cm dan MSL 9 cm dengan masing-masing nilai sig. yang sama yaitu 0,000. Sedangkan MSL 5 cm dan MSL 9 cm tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,113) dalam menurunkan kadar warna pada limbah batik setelah pengolahan menggunakan MSL. Ada perbedaan signifikan HLR 500 l/m2/hari dan HLR 700 l/m2/hari serta HLR 500 l/m2/hari dan HLR 900 l/m2/hari dengan masing-masing nilai sig. yaitu 0,008 dan 0,000. Sedangkan HLR 700 l/m2/hari dan HLR 900 l/m2/hari tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,100) dalam menurunkan kadar warna pada limbah batik setelah pengolahan menggunakan MSL. Simpulan penelitian ini adalah terjadi penurunan kadar warna limbah batik pada pengolahan Multi Soil Layering yaitu 8% - 51,11%. Disarankan limbah batik sebelum dibuang ke badan air diolah terlebih dahulu serta perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk percobaan yang sama menggunakan Multi Soil Layering dengan variasi ketebalan media yang berbeda.
The use of Waste Sieving Tools to Support the Waste Composting Process In the Campus 7 of Health Polytechnic of Ministry of Health Semarang
Suparmin Suparmin;
Sugeng Abdullah;
Wahyu Putriyantari
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (397.506 KB)
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6575
Introduction: Campus 7 Health Polytechnic of the Ministry of Health Semarang, is an educational institution that is integrated with a canteen, housing for lecturers and has an open area of 2.3 ha where organic waste is generated on average 4 m3 / week and an average of 0.85 inorganic waste m3 / week predominantly plastic. Campus 7 as an educational institution in which there is a Department of Environmental Health and has qualified human resources (HR) in the field of waste processing has pioneered a composter pilot unit with the run way method which is arranged in 10 basins. Based on the description above, the formulation of the problem in this study is to determine the effectiveness of the compost sieve engineering tool in supporting the waste processing process. Methods: Pre-experiment with Post Test Only Design research design. With the design of tools for comparing the results before and after using the tools used. This research was conducted at a waste processing place (composter) at Campus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. The population in this study is all of the waste generation from campus 7 residents . The sample of this research is the waste contained in the final tub (10th) of compost processing, with a volume of 0.5-1 m3 / week. The data analysis used in this research is table analysis and the average value calculated from the results of sieving the waste. Result and discussion: Research and Development is a research method that uses to obtain or develop products and test the effectiveness of these products. The volume of waste from the end of final processing (tub 10) is around 531.2 liters (238.5 kg). The amount of plastic waste that was sorted manually was 176 lt (43.5 kg), so the amount of waste that needed to be sieved was around 355.2 liters (195 kg). Comparison of the results of manual sifting of waste takes about 75 minutes with 3 workers, it is obtained that the waste is separated into 3 parts as follows : Plastic waste by the size 5cm (24.5 kg), large compost waste by the size 5cm s. D 1 cm by 94.4 lt (53kg) and small compost by the size 1cm by 188.8 lt (117.5 kg). Sifting capability is approximately 4,74 lt/ minute (2.6 kg/ minute). Machine-sifting takes about 23 minutes with 2 workers, collected waste into 4 parts as follows: plastic trash by the size 5cm as much as 73.6 lt (33.05 kg), large composite waste and plastic D 2cm as much as 61% lt (27.39 kg), huge compost waste D 1 cm as much as 35 lt (15.715 kg) and a small compost measure 1cm as much as 185.6 lt (83.33 kg). The capability of sifting about 1544 lt/ minute (8.5 kg/ minute)
HUBUNGAN INTENSITAS SUARA DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN PENDENGARAN PEKERJA FINISHING PT. PUNDI INDOKAYU INDUSTRI KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
Karina Pravi Jayanti;
Hari Rudijanto;
Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (246.825 KB)
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3788
AbstrakLatar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia, perlu mendapatperhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, maupun kesehatan kerjanya. Tujuanpenelitian untuk memperoleh gambaran hubungan intensitas suara dan masa kerja mesinfinishing dengan keluhan pendengaran pekerja. Jenis penelitian observasi analitik denganpendekatan crossectional.,variabel bebasnya adalah intensitas suara dan masa kerja,sedangkanvariabel terikatnya adalah keluhan pendengaran. Hasil penelitian diketahui intensitas suarapada posisi pekerja bekerja dengan mesin finishing terdapat 8 titik yang tidak memenuhi syarat( 85 dBA ).Masa kerja semua pekerja masih pada usia produktif. Jenis keluhan yang dialamipekerja yaitu telinga berdenging, percakapan diulang dan gangguan komunikasi. Disimpulkantidak ada hubungan antara intensitas suara dan masa kerja dengan keluhan pendengaranpekerja finishing PT. Pundi Indokayu Industri Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.Disarankan untuk menyediakan earplug bagi pekerja dan untuk penelitian selanjutnyamenggunakan audiometri untuk pengukuran keluhan pendengaran.
PENGGUNAAN ALAT REKAYASA PEMBERSIH SAMPAH PLASTIK DALAM MENUNJANG PROSES PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS 7 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Suparmin Suparmin;
Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 39, No 2 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.2 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (530.965 KB)
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v39i2.5893
Kampus 7 sebagai institusi pendidikan yang didalamnya terdapat Jurusan Kesehatan Lingkungan dan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang pengolahan sampah telah merintis unit percontohan komposter dengan metode run way yang bersusun dalam 10 bak. Upaya menangai sampah organik telah terwujud dalam hasil produk pengolahan berupa kompos organik. Seiring berjalannya kegiatan pengomposan, dilakukan kegiatan evaluasi kegiatan. Hasil evaluasi terdapat catatan penting pada proses pengomposan yang dilakukan, seperti proses pembalikan sampah yang terlalu banyak, pemindahan sampah pada bak pengomposan yang banyak, keluhan bau yang menyengat dan risiko tertusuk dari sampah kaleng/ kaca. Semua kondisi tersebut disebabkan karena kegiatan masih dilakukan secara manual oleh tenaga kebersihan.Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan penelitian Post Test Only Design. Penelitian ini dilakukan di lokasi pengolahan sampah (komposter) di Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud oleh peneliti adalah seluruh warga kampus 7 dan seluruh timbulan sampah. Sampel penelitian ini adalah sampah yang terdapat pada bak penimbulan, hasil timbulan sampah plastik dengan rata-rata volume sebesar 0,3 m3/ minggu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel dan nilai rata-rata hitung dari hasil sampah plastik yang telah dicuci terbebas dari bahan pengotor lainya. Desain alat pembersih sampah plastik telah memenuhi kebutuhan dalam mendukung proses pengolahan sampah plastik pada tingkatan awal. Kapasitas pembersihan sekitar 10 kg/9,5 menit = 63 Kg/jam (10 kg paslik = 5 karung sampah plastic). Maka mesin tersebut mampu membersihkan plastic sekitar 0,0656 m3/jam. Jadi untuk membersihkan sampah plastik kampus 7 sekitar 0,3 m3/mg dibutuhkan waktu sekitar 4,5 jam. Diperlukannya alat untuk mempercepat memasukan sampah kotor ke lubang alat pembersih. Disediakan keranjang penangkapan sampah bersih. Pemeriksaan berkala ulir pembersih
PENGARUH VARIASI BERAT ARANG SEKAM PADI SEBAGAI MEDIA ADSORBEN DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR DI BANYUMAS
Syarifatul Nur Aini;
Budi Triyantoro;
Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 39, No 1 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.1 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (705.827 KB)
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v39i1.4619
Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup pasti menghasilkan dampak terhadap lingkungannya. Salah satunya aktivitas di industri yang menghasilkan limbah. Air limbah industri yang mengandung logam berat merupakan toksikan yang mempunyai daya racun yang tinggi. Menurut Sugiarto (1987) air limbah yang mengandung besi (Fe) berasal dari kegiatan industri, terutama pada industri penyepuhan logam. Kadar besi dalam air dapat diturunkan dengan menggunakan karbon aktif sebagai media adsorben. Karbon aktif dapat diperoleh dari arang, salah satunya arang sekam padi. Tujuan penelitian adalah untuk membuat mengetahui pengaruh variasi berat arang sekam padi untuk menurunkan kadar besi (Fe) pada air.Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan metode pre and post design. Variabel yang diteliti yaitu kadar besi (Fe). Terdapat 3 replikasi dan 3 perlakuan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 9 sampel. Uji statistic yang digunakan yaitu Kruskal Wallis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi berat arang sekam padi tidak berpengaruh dengan penurunan kadar besi (Fe) pada air, dengan hasil siginifikan 0,109. Tetapi, variasi berat arang sekam padi yang paling berpengaruh yaitu variasi berat 2 kg dengan signifikan 0,05.Simpulan dari hasil penelitian bahwa secara statistik tidak ada perbedaan bermakna pada penggunaan arang sekam padi dalam menurunkan kadar besi (Fe) pada air. Disarakan sebaiknya perlu memperhatikan kembali kualitas arang sekam padi yang digunakan, serta bahan untuk pembuatan besi (Fe).
UJI EFEKTIVITAS ANTARA DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.,) dan KULIT BATANG JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.,) SEBAGAI ANTINYAMUK CAIR ELEKTRIK TERHADAP MORTALITAS NYAMUK Aedes aegypti
Rizky Aulia Salsabila;
Aris Santjaka;
Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 41, No 1 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.1 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7840
Pendahuluan : Aedes aegypti merupakan pembawa utama penyakit DBD dengan angka kejadian cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Pengendalian menggunakan insektisida kimia dapat menyebabkan resistensi dan dampak negatif bagi manusia. Alternatif lain untuk mengurangi dampak negatif dari insektisida kimia yaitu menggunakan insektisida nabati yang berasal dari tanaman yaitu daun mengkudu (Morinda citrifolia L.,) dan kulit batang jarak pagar (Jatropha curcas L.,). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektifitas antara ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.,) dan kulit batang jarak pagar (Jatropha curcas L.,) terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti. Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen murni dengan rancangan post test only control group design. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan konsentrasi 0%, 20%, 30% dan 50% dengan 3 kali pengulangan. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah kematian nyamuk Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi antara ekstrak daun mengkudu (p=0.00) dan kulit batang jarak pagar (p=0.007), ditunjukkan dengan nilai signifikasi p 0.05. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya perbedaan kematian nyamuk Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi. Konsentrasi paling efektif terhadap daya bunuh nyamuk pada konsentrasi 50%. Secara umum, jika dibandingkan jenis bahannya kematian nyamuk Aedes aegypti pada ekstrak daun mengkudu disetiap konsentrasi lebih banyak dibanding dengan ekstrak kulit batang jarak pagar. Saran yang diberikan yaitu supaya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan insektisida alami sebagai pengendalian vektor nyamuk.
PENENTUAN DOSIS OPTIMUM POLY ALUMUNIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENURUNAN KADAR FOSFAT PADA AIR LIMBAH LAUNDRY DI LAUNDRY BATURRADEN TAHUN 2022
Bella Putri Santoso;
Sugeng Abdullah;
Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 41, No 3 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.3 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v41i3.8814
Abstrak Uji pendahuluan oleh peneliti menggunakan hydrotest pada air limbah salah satu laundry di desa Karangmangu mengandung fosfat sebesar 3,3 mg/l, sedangkan nilai ambang batas untuk parameter fosfat sebesar 2 mg/l sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012. Limbah yang mengandung fosfat berlebih dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu keadaan dimana terjadinya pertumbuhan lumut dan mikro algae secara berlebihan. Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu metode penurunan fosfat secara kimia. Salah satu koagulan yang dapat digunakan adalah PAC (Poly Alumunium Chloride). PAC memiliki muatan positif yang tinggi, sehingga penambahan PAC ke dalam limbah dapat menetralisir partikel bermuatan negatif dan dapat mengikat koloid secara kuat untuk membentuk agregat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dosis optimum Poly Alumunium Chloride (PAC) dalam penurunan kadar fosfat. Metode penelitian yang digunakan adalah Quacy Experimental dengan metode Non Equivalent control group design. Data dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil uji menunjukkan nilai sig 0,00 0,05 artinya ada hubungan antara penggunaan dosis Poly Alumunium Chloride (PAC) dengan penurunan kadar fosfat. Simpulan penelitian ini adalah penurunan kadar fosfat dengan prosentase tertinggi yaitu sebesar 90,62 % dengan dosis 70 ml/l. Saran, agar peneliti lain melakukan penelitian dengan variasi dosis yang berbeda. Abstract Determination Of Optimum Dose Of Poly Alumunium Chlroride (PAC) In Decreasing Phosphate Levels In Laundry Waste Water At Baturraden Laundry In 2022. Preliminary test by researchers using hydrotest on wastewater from one of the laundry in Karangmangu village containing phosphate of 3.3 mg/l, while the threshold value for phosphate parameter is 2 mg/l in accordance with Central Java Provincial Regulation Number 5 of 2012. Waste that contain excess phosphate can cause eutrophication, which is a condition where the growth of moss and micro algae is excessive. Coagulation and flocculation are methods of chemically reducing phosphate. One of the coagulants that can be used is PAC (Poly Aluminum Chloride). PAC has a high positive charge, so the addition of PAC into the waste can neutralize negatively charged particles and can bind colloids strongly to form aggregates. The purpose of this study was to determine the optimum dose of Poly Aluminum Chloride (PAC) in reducing phosphate levels. The research method used is Quacy Experimental with Non Equivalent control group design method. Data were analyzed using simple linear regression test. The test results showed a sig value of 0.00 0.05, meaning that there was a relationship between the use of a dose of Poly Aluminum Chloride (PAC) and a decrease in phosphate levels. The conclusion of this study is the decrease in phosphate levels with the highest percentage that is equal to 90.62% with a dose of 70 ml/l. Suggestion, that other researchers conduct research with different dosage variations.
Kombinasi Koagulan Tawas dan Poly Aluminium Chloride (PAC) untuk Penurunan Warna pada Air Limbah Batik
Nasyi’a Zaimaturahmi;
Sugeng Abdullah;
Marsum Marsum;
Fauzan Ma'ruf
Buletin Keslingmas Vol 42, No 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v42i4.10847
Industri batik menghasilkan limbah cair salah satunya berasal dari bahan pewarna yang dapat menyebabkan pencemaran apabila dibuang langsung ke badan air. Dampak buangan limbah batik berupa zat warna perlu dilakukan proses pengolahan sebelum limbah dibunag ke perairan salah satunya dengan metode kimia yaitu koagulasi flokulasi. Jenis penelitian Quacy eksperiment dengan metode pretest-posttest control dengan 1 kelompok kontrol dan 5 variasi dosis kombinasi koagulan tawas dan PAC dilakukan 5 kali replikasi. Analisis data menggunakan One Way ANOVA dan analisis tabel. Uji One Way ANOVA sig 0,000 0,05 terdapat perbedaan pada kelompok kontrol dan setiap variasi dosis untuk menurunkan warna air limbah batik. Hasil analisis tabel dosis optimum kombinasi koagulan tawas dan Poly Aluminium Chloride (PAC) untuk menurunkan warna air limbah batik yaitu dosis 3 dengan dosis kombinasi koagulan PAC 50 mg/L dan tawas 150 mg/L. Terdapat perbedaan yang signifikan kelompok kontrol dan semua variasi dosis untuk menurunkan warna air limbah batik dan dosis optimum pada penelitian yaitu dosis 3 dengan kosentrasi PAC 50 mg/L dan tawas 150 mg/L. Saran dilakukan pengolahan sebelum air limbah batik dibuang ke badan air dengan kombinasi koagulan tawas dan Poly Aluminium Chloride (PAC).
Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) sebagai Remediator dalam Menurunkan Kadar Warna pada Limbah Batik di Desa Sokaraja Kulon Kecamatan Sokaraja
Mifta Nurani Indraswari;
Suparmin Suparmin;
Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 42, No 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v42i4.10843
Industri batik adalah tempat usaha pengasil kain batik dimana dalam proses pembuatannya menggunakan bahan pewarna sintesis. Dari bahan tersebut menghasilkan limbah cair yang keruh, pekat, dan sulit terdegradasi. Membuang langsung ke badan air akan berdampak buruk terhadap lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan agar limbah memenuhi baku mutu salah satunya menggunakan fitoremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam menurunkan kadar warna menggunakan metode fitoremediasi. Metode penelitian yaitu pre experimental pendekatan pre-test and post-test design dengan sampel air limbah batik sebanyak 5 liter. Variasi yang digunakan yaitu jumlah tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) meliputi 2 tanaman. 4 tanaman, 6 tanaman, 8 tanaman, dan 10 tanaman. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali pada setiap variasi. Dan variabel dependen yaitu parameter warna. Hasil penelitian diperoleh rata-rata pemeriksaan warna sebelum perlakuan sebesar 18.600 TCU dan sesudah perlakuan sebesar 15.111 TCU. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,016. Hasil perhitungan efektivitas penurunan warna pada air limbah batik yaitu 20,55% untuk 2 tanaman; 7,71% untuk 4 tanaman; 42,10% untuk 6 tanaman; 44,64% untuk 8 tanaman; dan 48,19% untuk 10 tanaman. Simpulan Fitoremediasi menggunakan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) belum efisien dalam menurunkan kadar warna limbah batik. Saran industri batik dapat memanfaatkan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) untuk menurunkan warna pada pengolahan limbah batik dengan cara fitoremediasi.
Efektivitas Lotion Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L.) Sebagai Antiseptik Kuman Pada Tangan Pedagang Makanan
Rosella Thesar Az-Zahra;
Yulianto Yulianto;
Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 43, No 2 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 2 TAHUN 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/keslingmas.v43i2.11440
Penggunaan produk antibakteri menjadi salah satu upaya untuk menjaga personal hygiene atau kebersihan diri. Salah satu tumbuhan yang mengandung sifat antibakteri yaitu kemangi. Kemangi memiliki senyawa fenolik seperti flavonoid, saponin, glikosida, alkaloid, tanin, dan minyak atsiri. Inovasi lotion sebagai antiseptik dengan campuran ekstrak alami belum pernah dilakukan dilakukan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui efektivitas lotion ekstrak daun kemangi sebagai antiseptik dalam menurunkan angka kuman pada tangan pedagang makanan di Lingkungan Gedung Sasana Krida Kusuma Kota Surakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-experiment dengan rancangan penelitian static group comparison. Sampel yang digunakan untuk menghitung angka kuman pada 15 responden dengan diberi perlakuan basis lotion, lotion dengan ekstrak daun kemangi (Ocimum Sanctum L.) konsentrasi 5% dan 10%. Analisis statistic menggunakan uji non parametrik yaitu uji Kruskall-Wallis dan uji Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan efektivitas angka kuman sesudah diberi perlakuan basis lotion tanpa ekstrak daun kemangi, lotion ekstrak daun kemangi konsentrasi 5% dan 10% terhadap penurunan angka kuman pada tangan pedagang makanan di Lingkungan Gedung Sasana Krida Kusuma Kota Surakarta. Simpulan yang dapat diambil yaitu tidak terdapat perbedaan angka kuman tangan setelah diberi perlakuan basis lotion tanpa ekstrak daun kemangi konsentrasi 0% dengan konsentrasi 5%, konsentrasi 0% dan 10% serta konsetrasi 5% dan 10%. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat mengganti lotion menjadi bahan pembawa lain seperti basis krim, basis salep dan basis gel agar lebih mengoptimalkan manfaat ekstrak daun kemangi sebagai antiseptik.