p-Index From 2020 - 2025
2.096
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Keslingmas
, SST., M.Si, Sugeng Abdullah
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

SURVEITELUR CACING PADA KOTORAN KUKU DAN PERSONAL HYGIENE PENJAMAH MAKANAN WARUNG TEGAL (Warteg) DI KOTA TEGAL TAHUN 2016 Ningtiyas, Diah Ayu; , SST., M.Si, Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.497 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3751

Abstract

AbstarkDi kota Tegal Warteg diminati oleh banyak konsumen. Penjamah makanan berpotensi menularkan penyakit salah satunya penyakit kecacingan, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan telur cacing pada penjamah makanan. Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa Personal Hygiene penjamah makanan Warteg di kota Tegal adalah tidak baik. Tidak ditemukan telur cacing pada kotoran kuku penjamah makanan dan jenis telur cacing pada kotoran kuku penjamah makanan Warteg di kota Tegal. Disimpulkan bahwa Personal Hygiene penjamah makanan Warteg di kota Tegal tidak baik tetapi tidak ditemukan telur cacing pada kotoran kuku dan jenis telur cacing penjamah makanan Warteg di kota Tegal.Kata kunci            : Telur cacing, Kuku, PersonalHygiene dan Penjamah Makanan
EFISIENSI FITOREMEDIASITANAMAN BAMBU AIR (EQUISETUM HYEMALE) DALAM MENURUNKAN KADAR BOD DAN COD AIR LIMBAH RUMAH TANGGA DI DESA KRACAK KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Margowati, Destara; Abdullah, Sugeng
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.497 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3726

Abstract

ABSTRAKpenelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi fitoremediasi tanaman bambu air (Equisetum hyemale) untuk menurunkan kadar BOD dan COD limbah rumah tangga di desa Kracak kecamatan Ajibarang kabupaten Banyumas Tahun 2016. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Pre Eksperiment dengan pendekatan pretest dan post test design, yaitu memberikan perlakuan kemudian dilakukan pengukuran dengan maksud untuk mengetahui efisiensi tanaman bambu air.Hasil penelitian yang telah dilakukan di laboratorium menunjukan bahwa fitoremediasi air limbah rumah tangga dengan menggunakan tanaman bambu air dengan variasi berat 0,5 kg dapat menurunkan kadar BOD dan COD masing-masing sebesar 80,55 % dan 76,35% sedangkan berat tanaman 0,75 kg dapat menurunkan kadar BOD dan COD masing-masing sebesar 86,19%dan 73,69%.Berdasarkan hal tersebut maka fitoremediasi air limbah menggunakan tanaman bambu air dapat menurunkan kadar BOD dan COD baik pada berat tanaman 0,5 kg dan 0,75 kg, walaupun untuk penurunan COD belum mencapai efisiensi removal sebesar 85%. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi debit dan waktu tinggal.
PENGARUH KADAR Cr (VI) AIR SUNGAI DAN JARAK SUMUR GALI DENGAN SUNGAI TERHADAP KADAR Cr (VI) AIR SUMUR GALI DI KELURAHAN BANYURIP KOTA PEKALONGAN TAHUN 2018 Kharisma Izzatunnisa; Sugeng Abdullah; Tri Marthy Mulyasari
Buletin Keslingmas Vol 38, No 1 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 1 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.926 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i1.4074

Abstract

Kota Pekalongan merupakan kota sentra industri batik. Industri batik tersebut menghasilkan limbah cair berasal dari pewarna batik yang dibuang secara langsung ke sungai. Limbah cair batik  mengandung logam berat seperti kromium. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh kadar Cr (VI) air sungai dan jarak sumur gali dengan sungai terhadap kadar Cr (VI) air sumur gali di Kelurahan Banyurip Kota Pekalongan. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Variabel bebas penelitian ini kadar Cr (VI) air sungai dan jarak sumur gali dengan sungai. Variabel terikat  penelitian ini kadar Cr (VI) air sumur gali. Besar sampel air sungai sebanyak 3 sampel, banyak sampel air sumur gali sebanyak 52 sumur gali. Hasil Penelitian dengan menggunakan Regresi Linier Ganda menunjukan bahwa tidak ada pengaruh kadar Cr (VI) air sungai dan jarak sumur gali dengan sungai  terhadap kadar Cr (VI) air sumur gali (p value = 0,779). Pengusaha batik sebaiknya mengolah limbah cair batik menggunakan metode fitoremediasi dengan tanaman (melati air (Echinodorus palaefolius), enceng gondok, dan lain- lain) sebelum limbah cair batik dibuang ke lingkungan. Masyarakat sebaiknya menggunakan sumber air bersih dari pemerintah seperti PAMSIMAS atau dapat mengonsumsi air minum dalam kemasan.
PEMANFAATAN AIR REJECT REVERSE OSMOSIS DI UNIT HEMODIALISA RSUD BANYUMAS TAHUN 2017 Niken Wita Pratiwi; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 37, No 3 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 3 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.742 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i3.3878

Abstract

AbstrakRumah Sakit Umum Daerah Banyumas memiliki layanan untuk hemodialisis (cuci darah). Proseshemodialisis ini membutuhkan air khusus hemodialisa. Air yang digunakan terlebih dahulu diolah denganReverse Osmosis.Proses tersebut menghasilkan air produk 36,6% dan air reject 63,4 %. Selama ini airreject tidak dimanfaatkan. Kualitas dan kuantitas dari air reject pun belum diketahui. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui pemanfaatan air reject RO pada Unit Hemodialisa RSUD Banyumas.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan verifikasi/pengujian. Yaitumenggambarkan atau mendiskripsikan kondisi kualitas dan kuantitas air reject beserta alternatifpemanfaatannya.Hasil penelitian debit air reject dalam sehari 21.000 liter, debit air air produk 12.100liter, debit air baku 33.100 liter. Kualitas fisik,kimia dan bakteriologis air baku yaitu suhu air 27,7 oC,suhu udara 30,5oC, tidak berbau, tidak berasa, warna 1,4 TCU, kekeruhan 0,89 NTU, TDS 159 mg/l,kesadahan Ca++ 8,75 , Mg++ 21,6, sisa chlor 0,2 mg/l, pH 8,2 , Daya Hantar Listrik 265 μ/cm, E coli danColiform 0 per 100 ml sampel. Kualitas fisik,kimia dan bakteriologis air reject yaitu suhu air 27,7 oC suhuudara 29oC, tidak berbau, tidak berasa, warna 1,3 TCU,kekeruhan 0,16 NTU,TDS 289 mg/l, kesadahanCa++ 16, Mg++ 40,8 , sisa chlor 0,1 mg/l , pH 8 , Daya Hantar Listrik 482 μ/cm , E.coli dan Coliform 240per 100 ml sampel.Air reject mesin reverse osmosis di RSUD Banyumas dapat dimanfaatkan tanpa ataudengan perlakuan. Air reject dapat dimanfaatkan sebagai air bersih dengan melakukan desinfeksi.
A COMPARATIVE STUDY ABOUT THE AMOUNT OF MICROPLASTIC IN POLYETHYLENE TEREPHTALATE (PET) DRINKING WATER THAT WAS EXPOSED AND NOT EXPOSED BY SUN AT ENVIRONMENTAL HEALTH LABORATORY OF POLTEKKES KEMENKES SEMARANG AT THE YEAR 2020 Atyaf Umi Faizah; Sugeng Abdullah; Budi Triyantoro; Febri Apwanti Kusumaningtyas
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.776 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6580

Abstract

The majority of bottled water industry uses polyethylene terephthalate (PET) bottles as their packaging. When exposed to direct sunlight, this type of packaging is able to cause new compounds in water. Research at the State University of New York states showed that from 259 bottled water in 9 countries, 242 of them contained microplastics. The purpose of this study is to determine whether there are differences in the amount of microplastic in bottled PET containers that are exposed and not exposed to sunlight. This type of research is pre-experimental using the static group comparison design. There are 2 treatment groups: PET bottled water that is exposed and not exposed to sunlight. The results showed that there were microplastics in PET bottled water exposed and not exposed to sunlight. Samples of bottled PET which exposed to sunlight have microplastic’s number of 175 particles/ liter. Whereas bottled water that was not exposed to sunlight has microplastic’s number of 132,25 particles/ liter. Independent t-test showed that the Sig (2-tailed) value was 0,023. This value less than  = 0,05. So, we can say that there were differences between both of them. The conclusion of the study was that there were differences in the number of microplastics between PET bottled water exposed and not exposed to sunlight. As a form of vigilance, the public is advised to deliver PET bottled water from direct sunlight both for distribution and other type utilization of PET bottles for other purposes such as disinfection of water using sunlight (SODIS).
HUBUNGAN KESESUAIAN SPESIFIKASI DEBIT AIR TABUNG UV-C DAN DEBIT OPERASIONAL DENGAN BAKTERI E.COLI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017 Rahmindy Dyar Augustin; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 37, No 2 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 2 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.918 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i2.3843

Abstract

AbstrakDepot Air Minum Isi Ulang (DAM) di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturraden ada 8 DAM. Enam DAM(75%) telah bersertifikat Laik Hygiene Sanitasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, tetapi masihditemukan E.coli pada air produknya. Keberadaan E.coli diduga adanya ketidaksesuaian antaraspesifikasi debit air tabung UV-C dan debit operasional dengan bakteri E.coli. Jenis penelitian yangdigunakan adalah penelitian analitik dengan tujuan untuk menganalisis kesesuian spesifikasi debit airtabung UV-C dan debit operasional dengan bakteri E.coli. Uji statistik yang digunakan Korelasi pointBiserial. Hasil penelitian diperoleh DAM yang tidak memenuhi syarat secara biologis dua DAM (75%)dan enam DAM (25%) memenuhi syarat. Spesifikasi debit UV-C yang digunakan oleh DAM 2-5 GPM dandebit operasional yang dipakai berkisar 0,1-4,9 GPM. Tidak ada hubungan antara spesifikasi debit UV-Cdan debit operasional pada Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturraden (p=0,191). Tujuh DAM (87,5%) DAM memiliki debit operasional sesuai dengan spesifikasi debit air UV-C.Akan tetapi, 25% DAM positif E.coli pada air produknya. Disarankan seluruh DAM menggunakanspesifikasi debit air tabung UV-C sesuai standar yaitu 5 GPM (Galon Per Menit) dan perlu penelitianlebih lanjut dengan melibatkan sampel yang lebih banyak.
KONTAMINASI DI-ETHYLHEXYL PHTHALATE (DEHP) DARI BOTOL POLIETILENA TEREFTALAT (PET) PADA AIR MINUM SODIS DI YOGYAKARTA TAHUN 2018 Shandytias Widoastuti; Sugeng Abdullah; Suparmin Suparmin
Buletin Keslingmas Vol 38, No 1 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 1 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.016 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i1.4078

Abstract

Penggunaan botol plastik PET pada proses Solar Water Desinfection (SODIS) beresiko terjadi migrasi senyawa Di-Ethylhexyl Phthalate (DEHP) ke air minum. DEHP yang bermigrasi ke dalam air minum berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogen dan dapat menyebabkan gangguan pada organ reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi senyawa kimia Di-Ethylhexyl Phthalate (DEHP) pada air SODIS yang menggunakan botol plastik PET. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental dengan desain the static group comparison design. Dalam penelitian ini terdapat kelompok control dan kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada kontaminasi senyawa kimia Di-Ethylhexyl Phthalate (DEHP) pada air SODIS dengan suhu air 37.66ºC. Terdeteksi 10 senyawa kimia yang hilang dan 4 senyawa kimia terdeteksi baru pada air sampel perlakuan SODIS. Salah satu senyawa kimia yang terdeteksi pada air sampel setelah diberi perlakuan SODIS adalah Cyclohexasiloxane, dodecamethyl. Senyawa Cyclohexasiloxane, dodecamethyl tidak memiliki efek serius pada kesehatan manusia. Kesimpulan penelitian adalah tidak terjadi kontaminasi senyawa Di-(2-Ethylhexyl Phatalate (DEHP) pada air SODIS yang menggunakan botol plastik PET pada suhu air 37.66ºC. Disarankan untuk masyarakat menggunakan botol kaca sebagai wadah SODIS. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan variabel yang bervariasi seperti perbedaan suhu, perbedaan jenis botol, dan lama penjemuran.Penggunaan botol plastik PET pada proses Solar Water Desinfection (SODIS) beresiko terjadi migrasi senyawa Di-Ethylhexyl Phthalate (DEHP) ke air minum. DEHP yang bermigrasi ke dalam air minum berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogen dan dapat menyebabkan gangguan pada organ reproduksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi senyawa kimia Di-Ethylhexyl Phthalate (DEHP) pada air SODIS yang menggunakan botol plastik PET. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental dengan desain the static group comparison design. Dalam penelitian ini terdapat kelompok control dan kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada kontaminasi senyawa kimia Di-Ethylhexyl Phthalate (DEHP) pada air SODIS dengan suhu air 37.66ºC. Terdeteksi 10 senyawa kimia yang hilang dan 4 senyawa kimia terdeteksi baru pada air sampel perlakuan SODIS. Salah satu senyawa kimia yang terdeteksi pada air sampel setelah diberi perlakuan SODIS adalah Cyclohexasiloxane, dodecamethyl. Senyawa Cyclohexasiloxane, dodecamethyl tidak memiliki efek serius pada kesehatan manusia. Kesimpulan penelitian adalah tidak terjadi kontaminasi senyawa Di-(2-Ethylhexyl Phatalate (DEHP) pada air SODIS yang menggunakan botol plastik PET pada suhu air 37.66ºC. Disarankan untuk masyarakat menggunakan botol kaca sebagai wadah SODIS. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan variabel yang bervariasi seperti perbedaan suhu, perbedaan jenis botol, dan lama penjemuran.  Kata Kunci:Di-Ethylhexyl Phthalate (DEHP), Solar Water Desinfection (SODIS), Kesehatan Lingkungan
EFISIENSI BIOFILTER AEROB MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL SUSU FERMENTASI DALAM MENURUNKAN KADAR COD EFFLUENT BIODIGESTER INDUSTRI TAHU Tria Rafika Hidayah; Budi Triyantoro; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 38, No 4 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 4 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.296 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i4.5499

Abstract

Biodigester unit 3 merupakan salah satu instalasi pengolahan air limbah tahu menjadi biogas di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok. Air limbah yang telah diolah menjadi biogas akan menghasilkan air buangan (effluent), kemudian dibuang ke irigasi yang disalurkan ke sungai Krukut. Sungai tersebut sering dimanfaatkan warga untuk mandi dan mencuci pakaian. Effluent biodigester unit 3 masih memiliki kadar COD sebesar 1.048 mg/l, sehingga diperlukan proses pengolahan lanjutan dengan proses aerob menggunakan biofilter media botol susu fermentasi.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efisiensi biofilter aerob menggunakan media botol susu fermentasi sebagai pengolahan lanjut dalam menurunkan kadar COD effluent biodigester unit 3.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pre experiment dengan metode pre and post test. Hasil rerata suhu influent biofilter aerob yaitu 26,16OC, hasil rerata suhu effluent biofilter yaitu 28,16OC. Hasil rerata pH influent biofilter yaitu 6,53, kemudian rerata pH effluent biofilter yaitu 7,5. Hasil rerata pemeriksaan COD influent biofilter aerob yaitu 97,667 mg/l, hasil rerata pemeriksaan COD effluent biofilter yaitu 30,667 mg/l. Kadar COD effluent biofilter aerob tidak melebihi kadar maksimal pada baku mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012, sehingga kadar COD effluent biofilter telah memenuhi syarat. Rerata efisiensi penurunan kadar COD pada biofilter aerob yaitu 66,846%. Hasil analisis statistik kadar COD diperoleh nilai signifikan (P value) sebesar 0,07 yang menunjukkan bahwa sig (P value) α (0,05), sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pemeriksaan COD influent dan effluent biofilter aerob. Kesimpulan dari penelitian ini adalah biofilter aerob dengan media botol susu fermentasi belum efisien dalam menurunkan kadar COD dengan stabil. Saran pada penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjut dengan menambah luas spesifik media biofilter, perlu dilakukan proses aklimatisasi, perlu dilakukan penelitian lanjut dengan pemeriksaan parameter kinerja biofilter aerob.
STUDI KANDUNGAN FLUORIDA PADA AIR PENAMPUNGAN AIR HUJAN Ayu Novinda Nurul Putri; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 38, No 3 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 3 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.263 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i3.5395

Abstract

Fluorida (F) dalam jumlah kecil (0,5 mg/L air) dibutuhkan sebagai pencegahan terhadap penyakit karies gigi yang paling efektif. Umumnya, air hujan tidak mengandung fluorida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan bidang penangkap air hujan, unit pengolah air hujan, bahan bak penampung air hujan, kandungan fluorida air di penampungan air hujan, suhu, pH dan kekeruhan. Jenis penelitian termasuk penelitian deskriptif dengan cara observasi dan wawancara, pemeriksaan kualitas air dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahan bidang penangkap air hujan adalah seng galvalum, unit pengolah air hujan adalah saringan kain, bahan bak penampung air hujan adalah ferrosemen berlapis plastik polyethylene, jerican dan drum HDPE, dan tangki air polyethylene. Kandungan fluorida air hujan 0,0002 mg/l – 0,0004 mg/l. Parameter suhu 20oC - 21oC, pH 8,1 – 8,4 dan kekeruhan 5 NTU, sudah memenuhi syarat kesehatan. Kuantitas air sudah memenuhi standar kebutuhan air bersih. Kesimpulan penelitian ini adalah komponen penampungan dan proses pengolahan air hujan belum memenuhi syarat. Kualitas fisik air (pH, suhu, kekeruhan) memenuhi syarat, terdapat kandungan fluorida yang diduga berasal dari migrasi bahan bak penampungan. Saran penulis adalah perlu dilakukan proses fluoridasi dan penelitian lebih lanjut mengenai migrasi senyawa fluorida dari bahan bak penampungan air hujan.
EFISIENSI MULTI SOIL LAYERING (MSL) DALAM MENURUNKAN KADAR CHROMIUM HEKSAVALEN (Cr6+) PADA LIMBAH CAIR SABLON DI KAOS NGAPAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2020 Destisira Setya Pawestri; Zaeni Budiono; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 39, No 3 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.3 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.983 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i3.6038

Abstract

Kadar chromium heksavalen (Cr6+) pada limbah cair sablon di Kaos Ngapak sebesar 1,905 mg/l melebihi baku mutu pada Permen LH Nomor 3 Tahun 2010. Metode Multi Soil Layering (MSL) dapat menurunkan kadar chromium heksavalen (Cr6+) dengan proses adsorpsi dan filtrasi. Penelitian ini menggunakan variasi media MSL A yaitu pasir kuarsa, zeolit, tanah andosol dan media MSL B yaitu batu apung, pecahan genting, tanah andosol. Pemeriksaan kadar chromium heksavalen (Cr6+) dilakukan sebelum pengolahan dan setelah pengolahan waktu kontak 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. Hasil pemeriksaan kadar chromium heksavalen (Cr6+) sebelum pengolahan sebesar 1,07 – 1,95 mg/l dan setelah pengolahan pada perlakuan MSL A sebesar 0,44 – 1,33 mg/l dan pada perlakuan MSL B sebesar 0,46 – 1,58 mg/l. Nilai efisiensi MSL A sebesar 27,35 – 45,96% dan MSL B sebesar 38,93 – 50,44% dalam menurunkan kadar chromium heksavalen (Cr6+) pada limbah cair sablon di Kaos Ngapak. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar chromium heksavalen (Cr6+) sebelum dan setelah perlakuan pada MSL A waktu kontak 40 menit dengan nilai sig = 0,012, MSL B waktu kontak 40 menit dan 60 menit dengan nilai sig = 0,001 dan 0,009. Penggunaan variasi media dan waktu kontak pada pengolahan MSL tidak efisien dalam menurunkan chromium heksavalen (Cr6+) dengan nilai sig = 0,486 dan 0,486. Disarankan untuk menambahkan material organik dalam campuran tanah sebagai lapisan anaerob untuk meningkatkan proses adsorpsi dan filtrasi.