Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat menuntut transformasi kurikulum pendidikan dasar, khususnya dalam penguatan literasi digital. Era digital memerlukan pendekatan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada kemampuan teknis, tetapi juga pada pemahaman etis dan kritis terhadap penggunaan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesiapan sekolah dasar dalam mengimplementasikan kurikulum literasi digital, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, dan merumuskan strategi integrasi yang efektif. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan survei. Lokasi penelitian di SD Islam Datok Sulaiman, Palopo, Sulawesi Selatan. Subjek penelitian meliputi guru kelas 6 dan siswa kelas 6. Data dikumpulkan melalui observasi pembelajaran, wawancara mendalam, dan pengisian angket. Sekolah menunjukkan kesiapan infrastruktur dasar dengan tersedianya chromebook, akses internet, dan proyektor. Guru memiliki pemahaman dasar teknologi pembelajaran seperti Google Classroom dan Canva, namun masih memerlukan pelatihan berkelanjutan. Siswa menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pembelajaran digital, meskipun akses teknologi di rumah masih bervariasi. Tantangan utama meliputi kesenjangan kompetensi digital guru, keterbatasan akses internet di beberapa ruang kelas, dan perlunya modul pembelajaran yang lebih spesifik. Implementasi literasi digital di SD memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan peningkatan kompetensi guru, pemerataan infrastruktur, dan pengembangan kurikulum terintegrasi. Strategi yang efektif mencakup integrasi literasi digital ke dalam mata pelajaran tematik, pelatihan guru berkelanjutan, dan pengembangan komunitas belajar digital.