Yofi Irvan Vivian
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MAINTENANCE OF THE MAMANDA KUTAI MUSIC ECOSYSTEM SUSTAINABILITY OF ORIGINAL MUSIC IN THE MAMANDA PANJI BERSERI GROUP Fikri Yassaar Arrazaq; Yofi Irvan Vivian; Zamrud Whidas Pratama
Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 18 No. 1 (2025): July
Publisher : Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/sorai.v18i1.7167

Abstract

The existence of traditional music in Mamanda Kutai theater art remains well-preserved by the Mamanda Panji Berseri group, as demonstrated by the consistent core patterns of piul and babon, as well as the relatively unchanged use of accompanying instruments. This preservation is particularly noteworthy given the significant developments observed in most other groups. This qualitative study aims to examine how the traditional Mamanda music ecosystem is systematically maintained by the Mamanda Panji Berseri group. The research employs a combination of desk and field methods, grounded in an ethnomusicological perspective. The findings indicate that various interrelated components within the ecosystem contribute to its sustainability, including learning systems, musicians and communities, contextual and structural frameworks, regulatory support and infrastructure, and the music industry. Furthermore, the study underscores that the role of the traditional Mamanda Kutai musical accompaniment ecosystem within the Mamanda Panji Berseri group still requires further optimization to enhance its long-term sustainability and broader impact.
OPTIMALISASI PROMOSI DESA BUDAYA SUNGAI BAWANG DENGAN PEMBUATAN VIDEO BERBASIS CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN FILMORA: Promoting Sungai Bawang Cultural Village through Folklore-Based Videos Using Filmora Zamruddin, Mardliya Pratiwi; Mubarok, Ahmad; Sudirman, Eka Pratiwi; Yofi Irvan Vivian; Setiawati, Lisa; Gideon, John Wesley; Lina, Ester
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v2i2.97

Abstract

Abstract: Sungai Bawang Cultural Village organizes weekly Dayak Kenyah Tribe traditional dance performances. Many people, especially in East Kalimantan, only know the Pampang Cultural Village. Therefore, social media videos based on folklore must be optimized for promotional purposes. By altering and uploading videos to social media, the community, particularly members of the Pokdarwis of Sungai Bawang Cultural Village, have the capacity to promote their cultural performances independently. Thus, many people are able to learn about the Sungai Bawang Tourism Village performances. Experiments, lectures, discussions, and demonstrations are the methods applied. The method is carried out in three stages: (1) Downloading the Filmora application, (2) Providing an introduction to the section allocated for the Filmora application, and (3) Creating videos using Filmora. Sungai Bawang Cultural Village community members and Pokdarwis grew an interest in the project and successfully completed the video editing procedure through the use of the Filmora Application. This process also increases public consciousness regarding the significance of social media in promoting the performance video of Sungai Bawang Cultural Village to a broad audience. Keywords: Sungai Bawang Cultural Village, Optimization, Promotional Video, Filmora Application   Abstrak: Desa Budaya Sungai Bawang setiap minggunya menampilkan pertunjukan tari tradisi Suku Dayak Kenyah. Banyak masyarakat khususnya di Kalimantan Timur hanya mengenal Desa Budaya Pampang. Perlu adanya optimalisasi promosi melalui video berbasis cerita rakyat yang diunggah di media sosial. Masyarakat khususnya anggota Pokdarwis Desa Budaya Sungai Bawang mampu mandiri dalam mempromosikan pertunjukannya dengan cara mengedit video dan mengunggahnya di media sosial. Hal ini bertujuan agar banyak orang mengerti pertunjukan yang ada di Desa Wisata Sungai Bawang. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. Metode yang digunakan diimplementasikan melalui 4 cara, yaitu: (1) Pengunduhan Aplikasi Filmora; (2) Pengenalan Bagian Pada Aplikasi Filmora; dan (3) Pembuatan video menggunakan Filmora. Masyarakat maupun anggota Pokdarwis Desa Budaya Sungai Bawang mulai tertarik dan mampu melakukan proses pengeditan video menggunakan Aplikasi Filmora. Proses ini memberi dampak yang lain yaitu kesadaran masyarakat akan pentingnya media sosial dalam promosi video pertunjukan Desa Budaya Sungai Bawang agar dikenal oleh banyak orang. Kata kunci: Desa Budaya Sungai Bawang, Optimalisasi, Video Promosi, Aplikasi Filmora  
PELATIHAN MUSIK BALEGANJUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMUSIK GENERASI MUDA DI PURA BUANA AGUNG BONTANG: Baleganjur Music Training to Improve the Musical Skills of the Young Generation at Buana Agung Bontang Temple Yofi Irvan Vivian; Putra, Agus Kastama; Yohana, Saferi
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v3i2.117

Abstract

Abstract: The baleganjur music training at Pura Buana Agung, Bontang, aims to improve the musical skills of the young generation of Balinese Hindus. This temple is the center of religious and cultural activities for the Hindu community living in Bontang. This activity was attended by 16 teenagers who were actively involved in the baleganjur ensemble training, which is a sacred form of traditional Balinese music. The training method included a pre-test to measure participants' initial knowledge, an interactive material session, and a post-test to assess increased understanding. The evaluation results showed a significant increase in participants' knowledge of baleganjur, with post-test scores higher than pre-test scores. This training not only develops musical skills, but also instills the values ​​of togetherness and discipline, in line with the principles of Balinese Hindu life. This activity contributes to strengthening cultural identity and supporting the preservation of traditional music amidst migration and social change. Thus, the existence of Pura Buana Agung has an important role in maintaining and advancing the richness of Balinese Hindu culture in Bontang, as well as connecting past and future generations.  Keywords: baleganjur music; skill improvement; young generation.   Abstrak: Pelatihan musik baleganjur di Pura Buana Agung, Bontang, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bermusik generasi muda Hindu Bali. Pura ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya bagi komunitas Hindu yang tinggal di Bontang. Kegiatan ini dihadiri oleh 16 remaja yang terlibat aktif dalam pelatihan ansambel baleganjur, yang merupakan bentuk musik tradisional Bali yang sakral. Metode pelatihan meliputi pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta, sesi materi interaktif, dan post-test untuk menilai peningkatan pemahaman. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta tentang baleganjur, dengan nilai post-test yang lebih tinggi dibandingkan pre-test. Pelatihan ini tidak hanya mengembangkan keterampilan musik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan disiplin, sejalan dengan prinsip kehidupan umat Hindu Bali. Kegiatan ini berkontribusi pada penguatan identitas budaya dan mendukung pelestarian musik tradisional di tengah migrasi dan perubahan sosial. Dengan demikian, keberadaan Pura Buana Agung memiliki peran penting dalam mempertahankan dan memajukan kekayaan budaya Hindu Bali di Bontang, serta menghubungkan generasi masa lalu dan masa depan. Kata kunci: musik baleganjur; peningkatan keterampilan; generasi muda.