Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PREEKLAMPSIA RAWAT INAP DI RSUD JEND. AHMAD YANI METRO PERIODE TAHUN 2019 Gusti Ayu Rai Saputri; Ade Maria Ulfa; Miftahul Jannah
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.329 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3424

Abstract

Preeklampsia didefinisikan sebagai timbulnya hipertensi disertai dengan protein urin pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan, jadi pemilihan obat yang digunakan harus aman dan efektif, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis obat yang diberikan dan dipersentase rasionalitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia Rawat Inap di RSUD Jend.ahmad Yani Metro Periode 2019. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental, karena tidak memberikan perlakuan apapun pada subyek penelitianya. Obat antihipertensi monoterapi yang digunakan pada preeklampsia ringan adalah golongan Agonis sentral α-2 yaitu methyldopa sebesar (100%) dan obat antihipertensi monoterapi yang paling sering digunakan pada preeklampsia berat adalah golongan Calsium Channel Bloker (CCB) yaitu nifedipin sebesar (48,48%). Sedangkan untuk kombinasi 2 obat yang banyak digunakan adalah Calsium Channel Bloker (CCB) nifedipin dan Agonis Sentral α-2 methyldopa sebesar (33,33%). Rasionalitas penggunaan obat antihipertensi berdasarkan Queensland Clinical Guideline (2015) dan POGI 2016 adalah 100% tepat diagnosis ; 83,33% tepat indikasi; 83,33% tepat obat; 100% tepat dosis; 100% tepat cara pemberian; 100% tepat interval waktu pemberia dan 100% tepat pasien, dengan nilai persentase kerasionalan penggunaan antihipertensi pada pasien preeklampsia adalah 95,23%. Kata kunci : Rasionalitas, Hipertensi, Preeklampsia, Rumah Sakit Ahmad yani
WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP BPJS RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA ANUGRAH MEDICAL CENTER METRO Marlia Maya Puspita; Ade Maria Ulfa; Robby Chandra
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.182 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v1i2.1241

Abstract

Pelayanan farmasi termasuk dalam salah satu jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit dan tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pelayanan farmasi rumah sakit adalah waktu tunggu pelayanan resep dengan standar waktu tunggu untuk pelayanan resep obat jadi maksimal 30 menit dan pelayanan resep obat racikan maksimal 60 menit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep BPJS rawat jalan di instalasi farmasi RSIA AMC Metro. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui pengamatan langsung/observasi dengan menggunakan Lembar Pengumpul Data, dengan sampel sebanyak 110 resep BPJS rawat jalan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan resep racikan selama 15,53 menit, sedangkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan resep obat jadi selama 2,65 menit, hal tersebut menunjukkan pelayanan resep telah sesuai standar pelayanan minimal rumah sakit.
EFEKTIVITAS FORMULASI KRIM EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia- pericappium) SEBAGAI PENGOBATAN LUKA SAYAT STADIUM II PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) GALUR WISTAR Ade Maria Ulfa; Selvi Marcellia; Entin Rositasari
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.946 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2434

Abstract

Kulit jeruk nipis merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional, kandungan seperti flavonoid, alkaloid, saponin dalam kulit jeruk nipis memiliki efektivitas antibakteri yang membantu penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah sediaan krim ekstrak kulit jeruk nipis (citrus aurantifolia) memiliki efektifitas sebagai penyembuh luka. Metode yang digunakan yaitu dengan mengekstrak simplisia kulit jeruk nipis dan dibuat dalam formulasi sediaan krim dan diaplikasikan pada tikus galur wistar jantan yang telah diberikan luka eksisi, selama 11 hari dengan interval pengamatan 2 hari. Tikus dibagi menjadi 6, kelompok 1 dengan betadine, kelompok 2 dengan formulasi M/A dengan ekstrak, kelompok 3 dengan formulasi M/A tanpa ekstrak, kelompok 4 dengan formulasi A/M dengan ekstrak, kelompok 5 dengan formulasi A/M tanpa ekstrak dan kelompok 6 tanpa perlakuan (kontrol negatif). Penyembuhan luka pada formulasi dengan ekstrak diketahui terjadi penurunan diameter luka awal 10 mm menjadi 0 mm pada hari ke-7 lebih lambat dari betadine yaitu penurunan diameter luka awal 10 mm terjadi pada hari ke-5 namun lebih baik dari formulasi tanpa ekstrak dimana penurunan diameter luka awal 10 mm menjadi 0 mm baru terjadi pada hari ke-9 dan kontrol negatif mengalami penurunan diameter luka awal 10 mm menjadi 0 mm pada hari ke-11. Dan pada uji homogenitas krim yang baik adalah krim formulasi M/A. Berdasarkan penelitian diketahui ekstrak kulit jeruk nipis memiliki efektifitas sebagai penyembuh luka pada pengamatan hari    ke-7.
PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI POSYANDU ANGGREK RAJABASA BANDAR LAMPUNG Ade Maria Ulfa; Annisa Primadiamanti
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v4i1.4457

Abstract

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, angka kematian akibat diare pada balita di Nigeria dan India sebanyak 42% dan angka kesakitan balita dengan diare sebanyak 39%. Menurut WHO, Penyakit diare adalah penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun. Sasaran penyuluhan ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan ibu terhadap penatalaksanaan pencegahan penyakit diare di Posyandu Anggrek Rajabasa Bandar Lampung. Hasil kuisioner menunjukkan peserta penyuluhan memahami pentingnya pencegahan diare setelah diberikan materi. Sebelum diberikan materi 66,6 % ibu balita yang memahami pentingnya pencegahan diare dan sesudah diberikan materi 100% ibu balita sudah paham akan pentingnya menjaga kebersihan dalam mencegah terjadinya penyakit diare. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil dari penyuluhan memberikan peningkatan pengetahuan kepada masyarakat di Posyandu Anggrek Rajabasa Bandar Lampung. 
PENYULUHAN PENERAPAN DAGUSIBU BENTUK SEDIAAN SUPPOSITORIA DI PUSKESMAS GADINGREJO PRINGSEWU Ade Maria Ulfa; Emelia Eliza JK; Sobirin Sobirin
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 3, No 2 (2020): JURNAL PENGABDIAN FARMASI MALAHAYATI VOLUME 3 NO 2 NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) yang dilaksanakan   pada  lansia    di    Puskesmas Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu adalah sosialisasi dapatkan, gunakan, simpan, buang obat bentuk sediaan suppositoria dengan benar. Program ini dipilih dengan harapan masyarakat Kecamatan Gadingrejo khususnya lansia bertambah wawasan tentang sediaan suppositoria. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pengenalan masalah, pelaksanaan sosialisasi DAGUSIBU dengan cara ceramah,diskusi interaktif, tanya jawab seputar materi dan pambagian kuisioner. Kegiatan sosialisasi tentang DAGUSIBU suppositoria kepada 16 peserta lansia berjalan dengan lancar. Para peserta yang hadir sangat antusias dalam mendengarkan penjelasan dan aktif bertanya terkait penggunaan sediaan suppositoria dan penanganannya. Hasil dari kuesioner didapatkan sebelum penyuluhan 56,25 % peserta tidak dapat menjawab dengan benar, namun setelah penyuluhan terjadi peningkatan 96,25 % peserta dapat menjawab dengan benar, Sehingga disimpulkan bahwa hasil dari penyuluhan memberikan peningkatan pengetahuan kepada lansia di Puskesmas Gadingrejo Pringsewu.
PENYULUHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS GADINGREJO PRINGSEWU Ade Maria Ulfa; Nesti Narista; Sobirin Sobirin
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati Vol 2 No 2, November 2019
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang cukup tinggi di Kecamatan Gadingrejo yaitu pada tahun 2018 kasus DBD mencapai 104 kasus. Pada tahun 2019 sampai bulan April terjadi 210 kasus DBD. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegepti. Kebiasaan masyarakat yang tergolong sederhana dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan DBD yang masih belum maksimal membuat masyarakat sulit untuk keluar dari permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan teruma masalah kesehatan  yang  timbul  akibat  pengetahuan  yang minim tentang DBD.  Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan tentang pencegahan dan penyakit DBD. Penyuluhan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan lansia sebelum  (66,4%) dan sesudah (93,75%) penyuluhan. Dengan demikian penyuluhan dapat memberikan peningkatan pengetahuan berkaitan tentang pencegahan dan penyakit DBD
PENYULUHAN TENTANG DAGUSIBU “OBAT TETES TELINGA” DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS GADINGREJO PRINGSEWU ade maria ulfa; Jefri kurniawan; chusairil pasa
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai masalah kesehatan, khususnya terkait obat masih ditemui di masyarakat. Berbagai permasalahan terkait obat dapat dikarenakan masyarakat kurang paham tentang penggunaan dan penanganan obat dengan benar. Salah satu cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah dengan menerapkan program DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) obat tetes telinga. Berdasarkan informasi yang di peroleh, peserta lansia pada Posyandu Puskesmas Gadingrejo Pringsewu belum pernah mendapatkan informasi tentang DAGUSIBU sehingga perlu dilakukan sosialisasi tentang DAGUSIBU. Adanya penyuluhan ini diharapkan peserta posyandu lansia dapat membagikan informasi tentang penggunaan dan penanganan obat tetes telinga yang benar kepada anggota keluarganya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pengenalan masalah, pelaksanaan sosialisasi DAGUSIBU dengan cara penyuluhan,diskusi interaktif, dan pambagian kuisioner DAGUSIBU. Kegiatan sosialisasi tentang DAGUSIBU berjalan dengan lancar. Kehadiran peserta sebanyak 27 orang. Para peserta yang hadir sangat antusias dalam mendengarkan penjelasan dan aktif bertanya terkait penggunaan obat tetes telinga dan penanganannya. Hal ini dapat menunjang terwujudnya program pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Penyuluhan kali ini mendapatkan hasil yang signifikan yaitu 100% peserta lansia sudah mengerti tentang pentingnya DAGUSIBU.
EDUKASI TERHADAP PENDERITA OSTEOARTHRITIS DI KECAMATAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH Ade Maria Ulfa; Lindia Eka Saputri; Lulu Annisa Rayhaningtias; Maria Tri Cantika; Muhammad Ali Rizki; Ni Putu Ayu Candra Dewi; Tri Budi Wasono
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v4i2.5775

Abstract

Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif dan progresif ditandai oleh adanya abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru yang irregular pada permukaan persendian. Trauma dan obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap penderita osteoarthritis. Jumlah responden sebanyak 30 sampel, dimana sampel diambil secara random sampling. Teknik pengumpulan data pemahaman tentang penyakit osteoarthritis diambil dari pengisian kuesioner oleh responden. Berdasarkan penelitian yang didapat bahwa mayoritas jenis kelamin penderita osteoarthritis yaitu perempuan 66,7%. Dan mayoritas umur penderita 60-69 tahun. Hasil rata-rata dari evaluasi seluruh kuisioner menunjukan bahwa hanya 34,33% memiliki atau memahami tentang penyakit osteoarthritis. Kegiatan ini berjalan dengan baik dibuktikan dengan peningkatan pemahaman masyarakat tentang penyakit osteoarthritis menjadi 80%.
PENYULUHAN BENTUK SEDIAAN OBAT DAN CARA PEMBERIAN OBAT DI POSYANDU LANSIA MANDIRI SENTOSA PEKON JOGJAKARTA PUSKESMAS GADINGREJO PRINGSEWU Ade Maria Ulfa; Nyoman Agus Dwipayana
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.346 KB)

Abstract

Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan, sehingga di dapat suatu sediaan yang stabil, efektif dan aman. Tujuan KLH ini untuk menambah pengetahuan mengenai bentuk sediaan obat (BSO) dan cara penguaan obat pada usia lansia agar tepat guna dan tepat sasaran, serta mendapatak efek terapi yang diinginkan. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan yang ada di Kecamatan Gading Rejo. Program kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat 18 Mei 2018 sampai dengan hari Selasa 22 Mei 2018 bertempat di posyandu lansia Mandiri Sentosa di Pekon Jogjakarta. Adapun hasil yang di dapat dari kegiatan ini adalah lansia dapat langsung mendapatkan informasi kesehatan dan dapat meningkatkan pengetahuan serta kepedulian terhadap kesehatan dan meningkatnya prilaku hidup sehat dan status kesehatan pada lansia
PENETAPAN KADAR ALKALI BEBAS PADA SABUN CUCI KRIM YANG DIJUAL DI MINI MARKET SECARA ASIDIMETRI Puput Kusuma Dipaningrum; Ade Maria Ulfa; Sudewi Mukaromah Khoirunnisa
Jurnal Analis Farmasi Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v6i2.5956

Abstract

Laundry soap cream is one PKRT (Household Health) which is used to clean equipment and to wash clothes. The main constituent component of fat and soap is alkaline, where if there is excess base does not react with the excess fat there will be alkali-free. If in the soap containing alkali-free high, it can cause skin irritations such as rough skin, flushed, sometimes there are small spots of water and cause itching. Limit allowed in the free alkali soap cream by the Indonesian National Standard 06-2048-1990 ie a maximum of 0.1%. This study aims to determine the levels of free alkaline detergent contained in the cream is sold in the mini market of Bandar Lampung. The method used is acidimetry, where the principle is the determination of free alkaline by neutralizing acids and bases. In this study HCl titrant used is a strong base that is titrated by using a strong acid, an indicator used is phenolpthalien with stretch pH 8.2 to 9.6 and endpoint occurring from pink to white. From the results obtained with the sample five different brands the average level of alkali-free for sample A: 3.06% B: 2.86%, C: 1.08%, D: 0.40%, E: 1.11 %. Based on the research results obtained showed that the alkali-free in all samples of soap cream does not meet the requirements of the maximum levels of Indonesian National Standard 06-2048-1990 ie 0.1%.