Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA PEMPEK PANGGANG DENGAN METODE MICROWAVE PLASMA ATOMIC EMMISION SPECTROSCOPY (MPAES) Nofita Nofita; diah astika winahyu
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.95 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.3019

Abstract

Pempek panggang merupakan makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan yang dicampur dengan tapioka, dan dimakan dengan saus asam manis pedas (cuko). Timbal salah satu logam yang menjadi kontaminasi pada pempek panggang yang dapat berasal dari bahan baku dan asap kendaraan karena penjualan dipinggir jalan. Penelitian ini untuk menentukan apakah kadar pempek panggang yang dijual di pinggir jalan Kota Bandar Lampung mengandung logam berat timbal yang melebihi batas SNI 7387:2009. Penelitian ini  menggunakan metode MPAES dengan prinsip mengukur intensitas energi radiasi yang dipancarkan oleh plasma. Preparasi sampel menggunakan destruksi basah yaitu perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran. Berdasarkan hasil pengukuran kadar logam timbal dalam sampel pempek panggang diperoleh kadar rata-rata dengan masing-masing sampel adalah A 6,31 mg/kg, sampel B 4,37 mg/kg, sampel C 4,30 mg/kg, sampel D 3,96 mg/kg, dan sampel E 4,62 mg/kg. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar tersebut melebihi batas persyaratan yang telah ditetapkan SNI 7387:2009 yaitu tidak melebihi dari 0.3 mg/kg.Kata kunci : Pempek panggang, Timbal, MPAES
UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN SALEP BATANG PEPAYA (Carica Papaya L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA Annisa Primadiamanti; Diah Astika Winahyu; Anjar Jaulin
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.391 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v1i2.1239

Abstract

Tanaman pepaya merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional. Kandungan seperti flavonoid, alkaloid, saponin dan fenol dalam tanaman pepaya memiliki efektivitas antibakteri yang membantu penyembuhan luka. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah sediaan salep ekstrak batang pepaya (Carica papaya L.) memiliki efektivitas sebagai penyembuh luka. Metode yang digunakan yaitu dengan mengekstrak simplisia batang pepaya jinggo dan dibuat dalam formulasi sediaan salep dan diaplikasikan pada tikus galur wistar jantan yang telah diberikan luka eksisi, selama 15 hari dengan interval pengamatan 2 hari. Tikus dibagi atas 4 kelompok uji yaitu kelompok 1 dengan betadine salep, kelompok 2 dengan formulasi tanpa ekstrak, kelompok 3 dengan formulasi dengan ekstrak dan kelompok 4 tanpa perlakuan (kontrol negatif). Penyembuhan luka pada formulasi dengan ekstrak diketahui terjadi penurunan diameter luka awal 10 mm menjadi 0 mm pada hari ke-7 lebih lambat dari betadine salep yaitu penurunan diameter luka awal 10 mm menjadi 0 mm terjadi pada hari ke-5 namun lebih baik dari formulasi tanpa ekstrak dimana penurunan diameter luka awal 10 mm menjadi 0 mm baru terjadi pada hari ke-9 dan kontrol negatif baru mengalami penurunan diameter luka awal 10 mm menjadi 0 mm pada hari ke-11. Berdasarkan penelitian diketahui ekstrak batang pepaya memiliki efektivitas sebagai penyembuh luka pada pengamatan hari ke-7.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre ex A.Foehner) DALAM SEDIAAN KRIM Diah Astika Winahyu; Selvi Marcellia; Melati Intan Diatri
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.688 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i1.4470

Abstract

Kulit buah kopi robusta (Coffea canephora Pierre ex A. Foehner) merupakan limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan pada limbah kulit buah kopi robusta dalam sediaan krim dan untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif digunakan untuk kulit. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96% pada suhu ruang, diperoleh ekstrak kental 19,57%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah kopi robusta mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, dan saponin. Sediaan krim dibuat menggunakan variasi konsentrasi ekstrak pada formula I, II, dan III (0,8%, 1,6%, dan 2,4%). Krim ekstrak kulit buah kopi robusta tipe M/A telah memenuhi syarat uji organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, tipe krim, daya tercuci, stabilitas dan iritasi.Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH yang memiliki prinsip penurunan nilai absorbansi yang sebanding dengan kenaikkan konsentrasi senyawa antioksidan yang dinyatakan dalam IC50. Hasil IC50 yang diperoleh pada ekstrak yaitu 72,96 ppm, dan pada krim 153,38 ppm, 149,77 ppm, dan 149,44 ppm. Formula III merupakan formula terbaik yang mendekati nilai aktivitas antioksidan kontrol positif yaitu 125,29 ppm. Aktivitas antioksidan ekstrak tergolong kuat (50-100 ppm), FI tergolong lemah (150-200 ppm), FII,FIII dan kontrol positif tergolong sedang (100-150 ppm).
VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) PADA PEMISAHAN AMBROKSOL HCL DALAM SEDIAAN OBAT SIRUP MEREK X Ade Maria Ulfa; Diah Astika Winahyu; Resmawati Resmawati
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.842 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1163

Abstract

Ambroksol HCl merupakan metabolit aktif dari bromheksin. Zat ini banyak ditemukan pada obat batuk ekspektoran sebagai agen mukolitik yang berfungsi menurunkan viskositas mucus. Validasi metode menurut United States Pharmacopeia (USP) dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Parameter yang digunakan pada validasi metode kali ini yaitu linearitas, selektivitas,  akurasi, dan presisi. Kondisi KCKT yang digunakan adalah fase terbalik dengan kolom ODS (C18) dengan panjang gelombang 310 nm dan fase gerak metanol:bufer fosfat (8:2 v/v), laju alir 1,0 mL/min dengan volume penyuntikan 4µg/mL. Pada validasi metode ambroksol HCl memperlihatkan nilai lineritas yang baik  r = 0,996,  selektivitas larutan standar 6,542 dan sampel 7,044 tidak memenuhi persyaratan karena rentang perbedaan waktu retensi lebih dari ±5%, presisi yang didapat 1,69 (%RSD)  memenuhi persyaratan yaitu ±2%, sedangkan pada uji akurasi kadar yang didapat yaitu 75-79 % tidak memenuhi  persyaratan yaitu 97-103%. Jika salah satu dari parameter tersebut tidak memenuhi persyaratan maka diperlukan validasi ulang, terjadinya kesalahan pada saat validasi bisa disebabkan karena kondisi perubahan sintesis bahan aktif obat, perubahan komposisi obat dan perubahan prosedur analisis, kemungkinan lain juga bisa dikarenakan variasi fase gerak yang berbeda. Jika tidak dilakukan validasi ulang maka validasi metode tidak bisa digunakan untuk penetapan kadar. Kata kunci: HPLC, ambroxsol HCl sediaan sirup, validasi metode
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK Spirulina platensisTERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DANPropionibacterium acneDENGAN METODE DIFUSI AGAR Diah Astika Winahyu; Agustina Retnaningsih; Siti Koriah
Jurnal Analis Farmasi Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v5i2.4084

Abstract

Spirulina platensismerupakan salah satu jenis fitoplankton yang berasal dari golongan Cyanophyta(alga hijau biru) yang sering dimanfaatkan untuk berbagai bahan baku industri, diantaranya untuk pakan alami, makanan tambahan, farmasi, dan kosmetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antimikroba dari ekstrak metanol Spirulina platensis terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acne.Ekstrak Spirulina platensisdidapat dari maserasi serbuk Spirulina platensisdengan pelarut metanol p.a.Uji antimikroba ekstrak Spirulina platensis terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnemenggunakan metode difusi agar melalui pengukuran zona hambat disekitar kertas cakram. Konsentrasi ekstrak Spirulina platensis yang digunakan adalah 100%, 75%, 50%, dan 25 % dengan antibiotik eritromisin sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak Spirulina platensis dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter rata-rata Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100% = 14,44 mm, 75% = 11,27 mm, 50% = 10,35 mm, dan 25% = 8,71 mm. Pada bakteri Propionibacterium acne didapat diameter rata-rata yaitu untuk konsentrasi 100% = 16,97 mm, 75% = 16,43 mm, 50% = 10,39 mm, dan 25% = 14,88 mmHasil pengujian daya hambat ekstrak metanol Spirulina platensisterhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acnememiliki aktivitas antibakteri dengan kategori sedang hingga kuat, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif obat jerawat alami.Kata kunci :Antibakteri, Spirulina platensis, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acne
PENETAPAN KADAR BESI (Fe) PADA DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L) SEBAGAI OBAT TRADISIONAL ANEMIA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Diah Astika Winahyu; Agustina Retnaningsih; Tries Saraswati
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i3.2805

Abstract

Daun tapak liman merupakan jenis rumput-rumputan yang tumbuh sepanjangtahun. Kandungan senyawa yang terdapat dalam daun tapak liman antara lain zatbesi, elephantopin, dan deoxyelephanthopin. Daun tapak liman dapat digunakansebagai obat tradisional untuk anemia karena terdapat kandungan zat besi. Zat besimerupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar zat besi (Fe) yang terkandung dalam daun tapak liman. Sampel didapatkan dari salah satu daerah yang tumbuh tanaman tapak liman dengan subur. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil daun dimulai dari daun ke-3 setelah pucuk. Alat yang digunakan untuk analisis zat besi yaitu Spektrofotometri Serapan Atom menggunakan lampu katoda Fe pada panjanggelombang 248,40 nm. Dari hasil penyerapan panjang gelombang diperolehpersamaan garis regresi linier yaitu y = 0,0929x + 0,011 dengan koefisien korelasi (r) yaitu 0,9989. Pengukuran kadar zat besi dilakukan sebanyak tiga kali, diperoleh kadar zat besi pada pengukuran 1 sebesar 24,463 mg/100gram, pengukuran 2 sebesar 24,367mg/100gram, dan pengukuran 3 sebesar 24, 345mg/100gram. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kadar rata-rata zat besi dari daun tapak liman yaitu 24,392 mg/100g.Kata kunci : Fe, Anemia, Daun Tapak Liman, SSA
ANALISA KADAR NIKOTIN PADA TEMBAKAU DENGAN PERLAKUAN DALAM BENTUK ROKOK LINTINGAN DAN ROKOK KRETEK DI PASAR MANDALA, LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Ade Maria Ulfa; Diah Astika Winahyu; Desti Galuh Anggraini
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 3 (2017): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.38 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i3.1154

Abstract

Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Indonesia. Kegunaan utama tembakau adalah sebagai bahan baku pembuatan rokok sigaret kretek, rokok filter, rokok lintingan dan biasa juga digunakan sebagai tembakau susur. Nikotin zat kimia yang terkandung dalam rokok, nikotin bersifat adiktif (kecanduan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau dengan perlakuan rokok lintingan dan rokok kretek yang beredar di wilayah Pasar Mandala, Lampung Tengah apakah kadar nikotin yang diizinkan dalam sebatang rokok memenuhi persyaratan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yaitu 1,5 mg/batang. Sampel yang digunakan adalah sampel tembakau dengan perlakuan dalam bentuk rokok lintingan dan rokok kretek pada pedagang yang berbeda. Analisis kuantitatif nikotin ditentukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil penelitian dengan panjang gelombang (λ) 261 nm dengan persamaan y= b.X+a sehingga diperoleh koefisien korelasi (r) 0,9996. Hasil penelitian menunjukkan kadar rata-rata nikotin dalam ekstrak tembakau matahari sebesar 0,74 mg/batang, sampel rokok kretek sebesar 0,80 mg/batang. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel tersebut diperoleh hasil kadar nikotin yang diizinkan dalam sebatang rokok memenuhi syarat Peraturan Pemerintah No.81 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan yaitu 1,5 mg/batang. Kata Kunci:Nikotin, tembakau, spektrofotometri UV-Vis. 
PERBANDINGAN KADAR FLAVONOID PADA EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN KERSEN (Muntingia calabura L) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Diah Astika Winahyu; Nofita N; Rahma Dina
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 4 (2018)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i4.2823

Abstract

Daun dan buahnya memiliki senyawa saponin, flavonoid dan tanin yangberkhasiat sebagai obat. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar flavonoid pada ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat dan untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara keduanya dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Pada ujji kualitatif ekstrak etanol dan etil asetat dilakukan menggunakan reaksi warna. Pada ujji kuantitatif menggunakan larutan induk quersetin yang dianalisa menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapatkan panjang gelombang maksimum 438 nm. Hasil kualitatif ekstrak etanol terbentuk warna jingga dan ekstrak etil asetat terbentuk warna kuning yang menandakan sampel mengandung flavonoid. Hasil analisa kuantitatif kadar rata-rata flavonoid ekstrak etanol yaitu 5,12 % dan ekstrak etil asetat yaitu 52,56 % dengan waktu maserasi selama 2 hari. Hasil statistik menggunakan uji t didapatkan nilai thitung 234,0661 lebih besar dari ttabel dengan nilai derajat kebebasan 4 dengan tarafkepercayaan 99% yaitu 4,60. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan kadar flavonoid ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat.Kata kunci : Daun kersen, flavonoid, spektrofotometri UV-Vis.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID PADA KULIT BATANG KAYU RARU(CotylelobiummelanoxylonP) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Diah Astika Winahyu; Agustina Retnaningsih; Marisa Aprillia
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.541 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i1.1304

Abstract

DETERMINATION OF FLAVONOID LEVELS IN RARU WOOD STONE (CotylelobiummelanoxylonP) WITH METHOD UV-VIS SPECTROFOTOMETRYRaru (Cotylelobium melanoxylon Pierre) is one group of tropical forest plants endemic to Indonesia from the dipterocarpaceae family. Raru is a term for a group of bark types which is added to palm juice which aims to improve the taste and alcohol content of beverages and preserve traditional palm wine drinks. Raru wood bark has active compounds of flavonoids, tannins and saponins which have hypoglycemic activity or lower blood sugar levels. Flavonoids are polyphenol compounds which have biological activities such as antioxidants, antibacterials, anticholesterol, antihyperlipidemia, antiviral, antidiabetic, anti-inflammatory, anticancer. This study aims to determine the levels of flavonoids found in raru wood bark with UV-Vis spectrophotometry method. The samples were tested qualitatively and quantitatively. In the qualitative test ethanol extract of raru bark was done using a color reaction. In quantitative tests using quercetin mother liquor were analyzed using UV-Vis spectrophotometer with a maximum wavelength of 438 nm. A linear regression line equation is obtained which is y = 0.0065x + 0.014 with the correlation coefficient (r) is 0.9973. The qualitative results of the ethanol extract of the rattan bark are red which indicates the sample contains flavonoids. The results of quantitative analysis of the average level of flavonoids in ethanol extract of raru bark were 3.6922%. Keywords:     raru bark, flavonoid, UV-Vis spectrophotometryRaru (Cotylelobium melanoxylon Pierre) merupakan salah satu kelompok tumbuhan hutan tropis endemik Indonesia dari famili dipterocarpaceae. Raru merupakan sebutan untuk kelompok jenis kulit kayu yang ditambahkan pada nira aren yang bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan kadar alkohol minuman serta mengawetkan minuman tradisional tuak. Kulit batang kayu raru memiliki senyawa aktif flavonoid, tanin dan saponin yang memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar gula darah. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki aktivitas biologi seperti  antioksidan, antibakteri, antikolesterol, antihiperlipidemia, antivirus, antidiabetes, antiradang, antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid yang terdapat pada kulit batang kayu raru dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Sampel diuji secara kualitatif dan kuantitatif. Pada uji kualitatif ekstrak etanol kulit batang kayu raru dilakukan menggunakan reaksi warna.Pada uji kuantitatif menggunakan larutan induk quersetin yang dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan didapatkan panjang gelombang maksimum 438 nm. Diperoleh persamaan garis regresi linier yaitu y = 0,0065x + 0,014 dengan koefisien korelasi (r) adalah 0,9973. Hasil kualitatif pada ekstrak etanol kulit batang kayu raru terbentuk warna merah  yang menandakan sampel mengandung flavonoid. Hasil analisa kuantitatif kadar rata-rata flavonoid pada ekstrak etanol kulit batang kayu raru yaitu 3,6922 %. Kata kunci:    Kulit batang kayu raru, flavonoid, spektrofotometri UV-Vis.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereuspolyrhizus) DENGAN METODE DPPH Diah Astika Winahyu; Robby Candra Purnama; Meia Yevi Setiawati
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.346 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i2.2240

Abstract

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah beriklim tropis kering. Selain daging buahnya, kulit buah naga dapat dimanfaatkan dalam produk pangan sebagai pewarna makanan alami. Hal ini karena kulit buah naga memiliki kandungan senyawa-senyawa yang dapat bermanfaat sebagai antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan uji aktivitas antioksidan pada ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan metode DPPH dan nilai IC50 yang terkandung dalam ekstrak kulit buah naga merah. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini yaitu maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan HCl 1% dengan perbandingan 9 : 1. Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu kulit buah naga merah, dan sampel yang digunakan yaitu ekstrak kental kulit buah naga merah. Selanjutnya penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH dan dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 517 nm.Hasil penelitian menunjukkan persen aktivitas antioksidan yang didapat, 0%, 31,746%, 37,837%, 58,146%, 64,246%, dengan nilai IC502,6949. Dari nilai IC50 yang didapat menunjukkan bahwa hasil ekstrak kulit buah naga memiliki keaktivitasan yang sangat kuat, semakin kecil nilai IC50 maka semakin tinggi kekuatan suatu senyawa yang bersifat antioksidan.Kata Kunci: Kulit buah naga, Antioksidan, Metode DPPH.