Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

EVALUASI RUTE DAN HALTE BUS DI KOTA BANDUNG Ekasari, Astri Mutia
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 15, No 1 (2015): Transportasi dan Infrastruktur
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.227 KB) | DOI: 10.29313/jpwk.v15i1.2623

Abstract

Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia khususnya transportasi darat. Transportasi darat merupakan moda yang paling dominan digunakan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Berdasarkan Kebijakan pemerintah mengenai Bus sekolah gratis ini ternyata tidak memenuhi demand transportasi yang tinggi dari segi pendidikan. Jumlah pelajar yang menggunakan angkutan bus sekolah sebanyak 114.000 pelajar dari Januari 2014 hingga Maret 2014, jumlah pelajar ini tergolong sedikit tidak sesuai dengan jumlah demand yang ada. (Dishub Kota Bandung, 2014).Analisis evaluasi rute yang digunakan adalah analisis untuk penilain kinerja pelayanan rute angkutan yang diperoleh berdasarkan literature dan standart yang ada dalam penilai rute angkutan Bis Sekolah.Hasil Evaluasi menyimpulkan bahwa terdapat kinerja – kinerja rute yang tidak sesuai dengan satandart yang ada. Terdapat kesimpulan-kesimpulan penting dari penelitian ini. Untuk lebih jelasnya lihat dibawah ini : Jaringan Trayek yang ada tidak melayani kantung kantung perumahan, lokasi sekolah secara menyeluruh, Tidak adanya Halte khusus bus sekolah menyebabkan kebingungan calon penumpang untuk menaiki Bus Sekolah Tersebut, Jauhnya Akses Halte Menurut Penumpang dan 68% Pelajar  jarang  menggunakan  layanan  bus sekolah
EVALUASI RUTE DAN HALTE BUS DI KOTA BANDUNG Ekasari, Astri Mutia
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 15 No. 1 (2015)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.227 KB)

Abstract

Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia khususnya transportasi darat. Transportasi darat merupakan moda yang paling dominan digunakan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Berdasarkan Kebijakan pemerintah mengenai Bus sekolah gratis ini ternyata tidak memenuhi demand transportasi yang tinggi dari segi pendidikan. Jumlah pelajar yang menggunakan angkutan bus sekolah sebanyak 114.000 pelajar dari Januari 2014 hingga Maret 2014, jumlah pelajar ini tergolong sedikit tidak sesuai dengan jumlah demand yang ada. (Dishub Kota Bandung, 2014). Analisis evaluasi rute yang digunakan adalah analisis untuk penilain kinerja pelayanan rute angkutan yang diperoleh berdasarkan literature dan standart yang ada dalam penilai rute angkutan Bis Sekolah. Hasil Evaluasi menyimpulkan bahwa terdapat kinerja – kinerja rute yang tidak sesuai dengan satandart yang ada. Terdapat kesimpulan-kesimpulan penting dari penelitian ini. Untuk lebih jelasnya lihat dibawah ini : Jaringan Trayek yang ada tidak melayani kantung kantung perumahan, lokasi sekolah secara menyeluruh, Tidak adanya Halte khusus bus sekolah menyebabkan kebingungan calon penumpang untuk menaiki Bus Sekolah Tersebut, Jauhnya Akses Halte Menurut Penumpang dan 68% Pelajar jarang menggunakan layanan bus sekolah
Kajian Evaluasi Manfaat Pembangunan Taman Kiara Artha Terhadap Pengunjung dan Pelaku Usaha Bayu Kusumo Wardani; Astri Mutia Ekasari
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, UPT Publikasi Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jpwk.v17i1.593

Abstract

Pentingnya peranan ruang terbuka bagi kehidupan masyarakat menjadi menjadi salah satu alasan yang mendasari Pemerintah Kota Bandung mekakukan pembangunan taman kota. Hal itu dilakukan untuk menarik masyarakat agar dapat memanfaatkan taman kota sebagai ruang publik dan juga untuk mengurangan pemanfaatan taman kota yang cenderung menyimpang dari fungsinya. Dengan hadirnya Taman Asia Afrika yang merupakan salah satu taman kota yang dapat dijadikan sebagai ruang terbuka publik yang dimanfaatkan masyarakat sebagai ruang untuk melakukan berbagai aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manfaat pembangunan Taman Asia Afrika untuk mempertahankan fungsi taman yaitu sebagai ruang publik yang memiliki peranan utama dalam menyelaraskan pola kehidupan manusia dari segi sosial maupun ekonomi terhadap pengunjung dan pelaku usaha di sekitar taman. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor manfaat sosial ekonomi adalah faktor paling penting dengan bobot mencapai 44,8%, faktor kedua terpenting adalah terevaluasinya fungsi taman dengan bobot mencapai 40,1%, dan terakhir faktor teridentifikasinya karakteristik eksisting taman 15,1%. Lalu dilihat dari output hasil pengolahan data dengan Expert Choice 11 yang disebut pada tampilan dinamis yang berisian antara kriteria atau Dynamic Sensitivity. Subkriteria mencapai bobot paling tinggi adalah sarana rekreasi 13,6% diikuti dengan sarana bermain anak 10,1% yang merupakan kriteria manfaat sosial. Sedangkan subkriteria mencapat bobot tinggi dari kriteria manfaat ekonomi adalah peningkatan tenaga kerja 3,3% serta mendorong kegiatan usaha 2,9%.
Analisis Kualitas Sub DAS Citarum Hulu Astri Mutia Ekasari; Hani Burhanudin; Irland Fardani
Media Komunikasi Geografi Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v23i1.40612

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu memegang peranan penting dalam proses pembangunan. Prioritas masalah yang dihadapi adalah konflik kepentingan antara upaya pelestarian lingkungan sebagai fungsi resapan, dan upaya memaksimalkan pemanfaatan lahan terbangun dimana Kawasan Metropolitan Bandung berada di atasnya. Seiring dengan dinamika perkembangan lahan terbangun menyebabkan penurunan muka air tanah, banjir/genangan air permukaan pada musim hujan, dan sungai kering pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas Sub DAS Citarum Hulu berdasarkan analisis tingkat fluktuasi aliran permukaan dan sensitivitas erosi tanah. Pengetahuan tentang kualitas DAS dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pembangunan dan penggunaan lahan di Sub DAS Citarum Hulu. Metode analisis yang dilakukan mencakup Analisa fluktuasi debit aliran dan tingkat erosi tanah menggunakan pendekatan kuantitatif, kemudian hasil dari kedua analisa tersebut menjadi dasar dalam menentukan tipologi kualitas sub-DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sub DAS Citarum Hulu terbagi menjadi tiga tipologi yaitu sub DAS Kopo, Ciwidey, Cibeureum, dan Nanjung Hilir dengan tipologi kualitas rendah. Lima sub DAS dengan tipologi kualitas tinggi, yaitu Citarum, Cikeruh, Cicadas, Cimahi dan Dayeuhkolot Hilir. Sub DAS lainnya memiliki kualitas yang relatif sedang. Intensitas penggunaan lahan di sub DAS Citarum Hulu harus menerapkan prinsip-prinsip konservasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan agar tercapai perbaikan kualitas sub-DAS menjadi tipologi tinggi serta kualitas sub DAS dapat terjaga hingga puluhan tahun yang akan datang.
CIREBON PALACES IN THE DIGITAL ERA Ina Helena Agustina; Astri Mutia Ekasari; Irland Fardani; Hilwati Hindersah
SAMPURASUN Vol 5 No 2 (2019): Sampurasun Vol. 5 No. 2 - 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.3 KB) | DOI: 10.23969/sampurasun.v5i2.1737

Abstract

Keraton is a result of the creation from the past. In order to compete in the digital era, Keraton has to make an advancement which is inline to the development of the digital era. The aim of this paper is to describe the existentialism concept of Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, and Keraton Kacirebonan, which are located in the city of Cirebon, in the digital era. The method used in this research is the qualitative-descriptive approach of the phenomena which appear in the field. The results are then matched with the theory to form the conclusion of the existentialism concept of the Keraton in this digital era. The obtained concept can be utilized as an example for other Keraton in Indonesia to retain their existence especially for the generation of millennials.
Identifikasi Tata Kelola Desa Wisata Bantaragung Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Yolla Yuanditra; Astri Mutia Ekasari
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.881 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v1i1.59

Abstract

Abstract. Bantaragung Tourism Village is tourism with high potential to be developed. Management activities must be carried out properly so that the Bantaragung Tourism Village becomes a thriving and sustainable tourism. . Bantaragung Village has 5 tourism objects, including Curug Cipeuteuy, Awilega Campground, Batu Semar Hill, Asahan Rock and Ciboer Pass Rice Terraces and has one tourist attraction which is still under construction, namely Puncak Pasir Cariu. Each tourist attraction has its own uniqueness and its nature is still untouched. No wonder Bantaragung Village was dubbed the 'Most Popular Hidden Paradise' at the 2017 Anugerah Pesona Indonesia (API) event. The purpose of this study was to identify the governance of Bantaragung Tourism Village which was carried out by the stakeholder analysis method, namely grouping and describing the relationships of existing stakeholders. in Bantaragung Tourism Village. The data collection method in this study was carried out by collecting primary data, namely interviews and observations and secondary data collection techniques. Based on the results of this study, it shows that management activities are carried out by 5 stakeholders, namely the Village Government, the TNGC Tourism Partnership, Pokdarwis, the Community and the Youth Organization. The five stakeholders in Bantaragung Tourism Village have not fully collaborated, but until now there have been efforts so that all existing stakeholders can be involved in the integrated management of Bantaragung Tourism Village. Abstrak. Desa Wisata Bantaragung merupakan pariwisata yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan. Kegiatan tata kelolanya harus dilakukan dengan baik agar Desa Wisata Bantaragung ini menjadi pariwisata yang berkembang dan berkelanjutan. . Desa Bantaragung ini mempunyai 5 obyek wisata, diantaranya Curug Cipeuteuy, Bumi Perkemahan Awilega, Bukit Batu Semar, Batu Asahan dan Terasering sawah Ciboer Pass serta memiliki satu obyek wisata yang masih dalam tahap pembangunan yaitu Puncak Pasir Cariu. Setiap objek wisata memiliki keunikan sendiri dan alamnya terbilang masih belum terjamah. Tak heran Desa Bantaragung pernah dijuluki ‘Surga Tersembunyi Terpopuler’ di ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tata kelola Desa Wisata Bantaragung yang dilakukan dengan metode analisis pemangku kepentingan yaitu mengelompokkan dan menggambarkan hubungan para pemangku kepentingan yang ada di Desa Wisata Bantaragung. Metode pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data primer yaitu wawancara dan observasi dan teknik pengambilan data sekunder. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan pengelolaan dilakukan oleh 5 pemangku kepentingan, yaitu Pemerintah Desa, Kemitraan Pariwisata TNGC, Pokdarwis, Masyarakat dan Karang Taruna. Kelima para pemangku kepentingan yang ada di Desa Wisata Bantaragung memang belum sepenuhnya bekerjasama namun sampai saat ini sudah adanya upaya agar semua pemangku kepentingan yang ada dapat terlibat dalam pengelolaan Desa Wisata Bantaragung secara terpadu.
Penentuan Kawasan Potensial Terbangun Berbasis Pemetaan Multi Risiko Bencana Reza Achmad Fahlevi; Astri Mutia Ekasari
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1064.957 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3221

Abstract

Abstract. Lembang District is an area with medium to high disasters, due to the threat of three natural disasters, namely the threat of volcanoes, earthquakes, and landslides. The high potential for earthquakes will have a major impact on other disasters if the Lembang fault is active at any time. Thus, the risk areas for each disaster can be estimated. In the 2009-2029 Regional Regulation on RTRW, Lembang District is directed as PKLp and the designation of settlements and tourism. The purpose of this research is to determine the potential area to be built based on multi-disaster risk mapping. The study approach used in this research is to use a multi-disaster risk approach which refers to the Regulation of the Head of BNPB No. 2 of 2012. Then it is overlaid with the results of the DDPm calculation by looking at the DDPm class and the multi-disaster risk class. The results of this study found that Pagerwangi Village is a potential area to be built based on multiple disaster risks with an area of ​​321,928 Ha, so that the area meets the criteria for utilization as a potential residential or built area. Abstrak. Kecamatan Lembang merupakan wilayah dengan bencana menengah sampai tinggi, dikarenakan adanya ancaman tiga bencana alam yaitu ancaman gunung api, gempa, dan longsor. Potensi gempa yang tinggi akan berdampak besar pada bencana lain apabila sewaktu-waktu patahan Lembang aktif. Maka dapat diperkirakan wilayah berisiko pada masing-masing bencananya. Dalam Perda RTRW tahun 2009-2029 Kecamatan Lembang diarahkan sebagai PKLp dan perentukan permukiman dan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kawasan potensial terbangun berbasis pemetaan multi risiko bencana. Pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu menggunakan pendekatan multi risiko bencana yang mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012. Kemudian di overlay dengan hasil perhitungan DDPm dengan melihat kelas DDPm dan kelas multi risiko bencana. Hasil dari penelitian ini didapatkan Desa Pagerwangi merupakan kawasan potensial terbangun berbasis multi risiko bencana dengan luas wilayah 321,928 Ha, sehingga wilayah tersebut memenuhi kriteria untuk pemanfaatan sebagai kawasan potensial permukiman atau terbangun.
Penetapan Jalur Evakuasi Berdasarkan Multi-Risiko Bencana di Kecamatan Lembang Fadiah Kamila; Astri Mutia Ekasari
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.321 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3454

Abstract

Abstract. Lembang District is one of the sub-districts in West Bandung Regency which is prone to three main disasters, namely landslides, volcanoes, and earthquakes. Lembang District has the potential for earthquakes that have a major impact on other disasters. If the Lembang Fault is active, it is expected to cause a large earthquake. Lembang Subdistrict is also prone to landslides with high rainfall intensity, geographically close to Mount Tangkuban Parahu which means that the sub-district of Lembang will be affected by the eruption if Tangkuban Parahu volcano erupts. This multi-disaster risk study will be used as a guide to determine evacuation routes in Lembang District. The identification of multiple disaster risks and the identification of evacuation routes in Lembang District are the main objectives of this study. The method used is a mixed method through multi-risk analysis, capacity analysis, and network analysis. The results obtained are that the multi-disaster risk in Lembang District is high, based on district-level decision making and evacuation route analysis produces 8 evacuation routes which consist of evacuation routes, evacuation directions, temporary evacuation sites, and final evacuation sites. Abstxrak. Kecamatan Lembang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang rawan akan tiga bencana utama yaitu longsor, gunung api, dan gempa. Kecamatan Lembang memiliki potensi gempa yang berdampak besar pada bencana lainnya. Apabila sesar lembang aktif diperkirakan akan mengakibatkan gempa besar. Kecamatan Lembang juga rawan longsor dengan intensitas hujan yang tinggi, letak geografis yang berdekatan dengan Gunung Tangkuban Parahu sehingga Kecamatan Lembang pun terkena dampak erupsinya. Penelitian multi risiko bencana di Kecamatan Lembang ini akan dijadikan pedoman untuk penentuan jalur evakuasi. Teridentifikasinya multi risiko bencana dan teridentifikasinya jalur evakuasi di Kecamatan Lembang merupakan tujuan utama dari penelitian ini. Metode yang digunakan adalah metode yang bersifat campuran melalui metode analisis multi risiko, analisis daya tampung dan analisis jaringan. Hasil yang diperoleh yaitu multi risiko bencana di Kecamatan Lembang adalah tinggi berdasarkan pengambilan keputusan tingkat kecamatan dan analisis jalur evakuasi menghasilkan 8 rute evakuasi yang didalamnya terdiri dari jalur evakuasi, arah evakuasi, tempat evakuasi sementara, dan tempat evakuasi akhir.
Identifikasi Kapasitas Masyarakat Pemulung dalam Menghadapi Bencana Longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat Raisya Mutiara Insani; Astri Mutia Ekasari
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.095 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3505

Abstract

Abstract. The Sarimukti Final Disposal Site (TPA) has two landslide disasters, namely garbage, and soil landslides, garbage landslide disasters occur due to waste that has exceeded capacity, while landslide disasters occur because the landfill location is on a steep slope and is on high ground motion conditions. Landslides can endanger the safety and disrupt the activities of people living in the Sarimukti TPA area. The people who are the object of research are people who live in the Sarimukti TPA area. The community is dominated by scavengers. In the scavenger community living in the TPA, there are vulnerable age groups, namely the elderly, seniors, toddlers, and women. The purpose of this study was to identify the condition of the capacity of the scavenger community at TPA Sarimukti. The methodology used is quantitative by conducting capacity analysis. The capacity assessment was obtained from the results of the interview recapitulation and based on the existing conditions of the Sarimukti TPA area. The results of the analysis obtained are the capacity of the Sarimukti TPA community in dealing with disasters, the condition of the low capacity of the scavenger community causes the scavenger community to experience difficulties in preventing, preparing, overcoming, and repairing the impact of the disaster. Abstrak. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti tedapat dua bencana longsor yaitu longsor sampah dan tanah, bencana longsor sampah terjadi akibat tumpukan sampah yang sudah melebihi kapasitas, sedangkan bencana longsor tanah terjadi karena lokasi TPA yang berada pada kemiringan lereng curam dan kondisi gerakan tanah tinggi. Bencana longsor dapat membahayakan keselamatan dan menganggu aktivitas masyarakat yang tinggal di kawasan TPA Sarimukti. Masyarakat yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat yang tinggal di kawasan TPA Sarimukti. Masyarakat tersebut didominasi oleh pemulung. Dalam masyarakat pemulung yang tinggal di TPA terdapat kelompok usia rentan yaitu lansia, manula, balita dan wanita. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi kapasitas masyarakat pemulung di TPA Sarimukti. Metodelogi yang digunakan yaitu kuantitatif dengan melakukan analisis kapasitas. Penilaian kapasitas diperoleh dari hasil rekapitulasi wawancara dan berdasarkan kondisi eksisting kawasan TPA Sarimukti. Hasil analisis yang diperoleh yaitu kapasitas masyarakat TPA Sarimukti dalam menghadapi bencana rendah, kondisi kapasitas masyarakat pemulung yang rendah menyebabkan masyarakat pemulung menjadi mengalami kesulitan dalam mencegah, mempersiapkan, mengatasi dan memperbaiki dampak dari bencana.
Minat Masyarakat terhadap Keraton Cirebon di Era Globalisasi Alamsyah Al Ghani; Astri Mutia Ekasari
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.719 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3595

Abstract

Abstract. The tourism sector is claimed to be one way to improve the economy for the community. The palace is a form of historical heritage and also a cultural heritage. Until now, the palace and its derivatives can still be found in the city of Cirebon even though it is influenced by the currents of globalization. The current flow of globalization has had an influence on the cultural development of the Indonesian nation. In the era of globalization, there are many other tourist destinations that are considered more attractive. This is what makes this research conducted with the aim of knowing the public's interest in the Cirebon Palace and its derivatives in the era of globalization. This study uses a descriptive method using a quantitative approach. The sampling technique used is Cluster Random Sampling and the number of research samples obtained is 117 respondents. Selected respondents in this study are people who live in Cirebon City, Cirebon Regency, Bandung City. The results of the analysis show that from the 8 questions, the majority of respondents answered agree, which means that people are still interested in the Cirebon Palace cultural tourism despite the strong current of globalization. This can be used as a reference by the palace manager to develop cultural tourism in the three palaces both in terms of development and marketing. Abstrak. Sektor Pariwisata diklaim sebagai salah satu jalan untuk meningkatkan perekonomian bagi masyarakat. Keraton merupakan salah satu bentuk peninggalan sejarah dan juga cagar budaya. Sampai saat ini keraton beserta turunannya masih dapat dijumpai di Kota Cirebon walaupun dipengaruhi oleh adanya arus globalisasi. Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Di era globalisasi pun banyak muncul destinasi wisata lainnya yang dianggap lebih menarik. Hal inilah yang membuat penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui minat masyarakat terhadap Keraton Cirebon beserta turunannya di era globalisasi. Penelitian ini memakai metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Cluster Random Sampling dan diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 117 responden. Responden terpilih dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon Kota Bandung. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari ke-8 pertanyaan didapat bahwa mayoritas responden menjawab setuju yang berarti bahwa masyarakat masih berminat terhadap wisata budaya Keraton Cirebon walaupun adanya arus globalisasi yang kuat. Hal ini dapat dijadikan acuan oleh pengelola keraton untuk mengembangkan wisata budaya pada ketiga keraton baik dari segi pembangunan maupun pemasaran.