Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Evaluasi Fungsi Ekologis Taman Kota dalam Upaya Peningkatan Kualitas Ruang Perkotaan Alma Ukhtiani Nurhasan; Verry Damayanti
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.817 KB) | DOI: 10.29313/jrpwk.v1i2.479

Abstract

Abstract. Increased development in Bandung, combined with high rate of population growth, causes a decrease in environmental quality. Because a primary function is as an ecological function, namely as a means to reduce pollutants and prevent changes in environmental quality, the existence of city parks can reduce the potential for environmental degradation that occurs. The purpose of this study was to evaluate the quality of city parks in the Bandung Wetan District based on ecological functions in order to build a city park arrangement capable of raising the quality of urban space in a sustainable way. The ecological functions analyzed are the noise barrier function, the temperature modification function, the air humidity control function, the windbreak function, the water management function and soil buffer function and the function as animal habitat. Analysis of the Suitability of Ecological Functions Based on Vegetation Using the Key Performances Index (KPI) Analysis Method, Environmental Condition Assessment, and Functional Analysis of City Parks as Animal Habitats are the analytical methods used. According to the results, the vegetation condition in Taman Lansia of the five (5) ecological functions is in the good category, while the measurement of environmental conditions in Taman Lansia of the five (5) functions is in the ideal category. According to the results of an analysis of the function of city parks as animal habitats, the following factors influence the diversity of animal species in urban parks: the size of the park, the diversity of vegetation types, and the frequency of visitor activities. Abstrak. Meningkatnya pembangunan disertai dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Bandung menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Adanya Taman Kota dapat mengurangi potensi penurunan kualitas lingkungan yang terjadi, karena fungsi utamanya sebagai fungsi ekologis yaitu sebagai media untuk mereduksi polutan dan mencegah terjadinya perubahan kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas dari Taman Lansia Kota Bandung berdasarkan fungsi ekologis agar terwujudnya penataan taman kota yang mampu meningkatkan kualitas ruang perkotaan secara berkelanjutan. Ada pun fungsi ekologis yang di analisis adalah fungsi penahan kebisingan, fungsi modifikasi suhu, fungsi pengontrol kelembapan udara, fungsi penahan angin, fungsi pengatur tata air dan peyangga tanah dan fungsi sebagai habitat satwa. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Kesesuaian Fungsi Ekologis Berdasarkan Vegetasi menggunakan metode analisis Key Performances Index (KPI), Penilaian Kondisi Lingkungan. dan Analisis deskriptif Fungsi Taman Kota sebagai habitat satwa. Berdasarkan hasil analisis, Kondisi Vegetasi pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi ekologis, tiga (3) yang termasuk ke dalam kategori baik, sementara untuk Pengukuran kondisi lingkungan pada Taman Lansia dari ke lima (5) fungsi dua (2) fungsi yang memenuhi kondisi ideal. Berdasarkan hasil analisis fungsi taman kota sebagai habitat satwa menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi keanekaragaman jenis satwa pada taman kota diantaranya yaitu : luas taman, keanekaragaman jenis vegetasi dan intensitas aktifitas pengunjung.
Kajian Kinerja Teras Cihampelas sebagai Ruang Publik Di Kota Bandung Azmia Kayla Ghaida Hasya; Verry Damayanti
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.261 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3794

Abstract

Abstract. The growth of Indonesia’s urban population in the next five years will rapidly increase. The increasing urban’s population affects people's needs, for example, the need of public places. According to Bandung Urban Mobility Project 2031 which contains other Skywalk development plan in Bandung, a study of Teras Cihampelas’s performance is important as a reference to the other development plan. In the early stage of construction, Teras Cihampelas was described as a public space in the form of a modified Skywalk. In addition, this study promotes UN-Habitat Global Agenda, Global Public Space Programme. This study aims to identify the performance of Teras Cihampelas as a public space in Bandung. The methodology of this research is a quantitative approach. The analysis of this research is Importance Performance Analysis (IPA). This research used purposive sampling and accidental sampling methods. The questionnaire was conducted on 100 respondents who meet the criteria as a visitor of Teras Cihampelas or has been visited Teras Cihampelas. According to the analysis result, it obtained which attributes that must be improved by the local government. Those attributes are Parking system, Facilities for disabled people, Clean and quiet public space, Climate-friendly design, Facilities and security systems, Security for vulnerable groups (children and women), and Adaptation to the post-pandemic era. Those attributes have poor performance and don’t meet respondent’s expectations. Abstrak. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia selama lima tahun mendatang akan semakin meningkat. Peningkatan penduduk sejalan dengan peningkatan kebutuhan, salah satunya peningkatan kebutuhan sarana ruang terbuka publik. Dalam dokumen Urban Mobility Project 2031 dijelaskan bahwa akan ada rencana pembangunan Skywalk di Kota Bandung. Namun, kajian mengenai kinerja Teras Cihampelas dirasa penting sebagai acuan dalam pembangunan selanjutnya. Pada awal pembangunan, Teras Cihampelas dijelaskan sebagai salah satu ruang publik berbentuk Skywalk yang telah dimodifikasi. Kajian ini juga dilakukan dalam rangka mendukung agenda global UN Habitat yaitu Global Public Space Programme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kinerja Teras Cihampelas sebagai Ruang Publik di Kota Bandung. Metodologi adalah Analisis IPA (Importance Perfomance Analysis). Proses pengumpulan data melalui observasi dan kuesioner. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling serta aksidental sampling. Kuesioner dilakukan pada 100 responden dengan kriteria merupakan pengunjung Teras Cihampelas atau pernah berkunjung ke Teras Cihampelas. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kinerja atribut Teras Cihampelas yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan menjadi lebih baik yaitu Sistem parkir khusus, Fasilitas kelompok disabilitas, Kebersihan dan Ketenangan, Desain yang mempertimbangkan kondisi iklim, Fasilitas dan sistem keamanan, Keamanan bagi kelompok rentan (Anak-anak dan perempuan), serta Penyesuaian dengan era post-pandemic. Atribut atau elemen tersebut dianggap kinerjanya belum sesuai dengan harapan responden.
Kajian Kualitas Ruang Publik pada Koridor Jalan Braga di Tinjau dari Konsep Livable Street Amanda Nurfauzia; Verry Damayanti
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.879 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.3994

Abstract

Abstract. Public space in the form of roads is one of the important elements in an environment and is the most accessible. Roads should not only focus on being a motorized vehicle movement path but can be a place of activity for the surrounding community and provide an identity for an area. Jalan Braga is one of the roads with a strategic location and strong historical characteristics in the city of Bandung. This road is one of the most frequently visited by tourists or residents. This causes a variety of activities that occur on the pedestrian path as well as the hectic movement of traffic. This study aims to determine the quality of the Jalan Braga corridor as a public space in terms of the physical road and non-physical roads or activities formed by identifying their linkages. The method used in this study is a mixed method, with the analysis results obtained from the physical aspect that Jalan Braga is quite safe and comfortable to pass or carry out activities, but has a health value from poor air quality, and is a road that has a regional identity unique and historic. In the non-physical aspect, it is known that necessary activities only require physical criteria from livable streets, namely security, while optional activities and social activities require criteria for comfort, health, and regional identity. Jalan Braga as a whole is dominated by optional and social activities compared to only a few necessary activities. Abstrak. Ruang publik berupa jalan merupakan salah satu elemen penting dalam suatu lingkungan dan paling mudah diakses. Jalan seharusnya tidak hanya berfokus menjadi jalur pergerakan kendaraan bermotor saja, namun dapat menjadi wadah aktivitas bagi masyarakat sekitar serta memberikan identitas pada suatu kawasan. Jalan Braga merupakan salah satu jalan yang memiliki letak strategis dan memiliki karakteristik sejarah yang kuat di Kota Bandung. Jalan ini menjadi salah satu jalan yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan ataupun dilewati oleh penduduk lokal. Hal ini menyebabkan bermacam-macam aktivitas yang terjadi pada jalur pedestrian serta ramainya pergerakan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas koridor Jalan Braga sebagai ruang publik dari segi fisik jalan dan non fisik jalan atau aktivitas yang terbentuk dengan mengidentifikasi keterkaitannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran, dengan hasil analisis yang didapat adalah dari aspek fisik Jalan Braga sudah cukup aman dan nyaman untuk dilewati ataupun melakukan aktivitas, namun memiliki nilai kesehatan dari kualitas udara yang kurang bagus, serta merupakan jalan yang memiliki identitas kawasan unik dan bersejarah. Pada aspek non fisik diketahui bahwa necessary activity hanya membutuhkan kriteria fisik dari livable street yaitu keamanan, sedangkan untuk optional activity dan social activity membutuhkan kriteria kenyamanan, kesehatan dan identitas kawasan. Jalan Braga secara keseluruhan di dominasi oleh optional serta social activity dibandingkan dengan necessary activity yang ditemukan hanya sedikit.
Redesign Taman Ramah Lanjut Usia di Kota Bogor: Studi Kasus: Taman Heulang, Kecamatan Tanah Sareal Teguh nur Ikhsan; Verry Damayanti
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.836 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.4094

Abstract

Abstract. The city of Bogor has a number of city parks such as Sempur Park, Malabar Park, Kencana Park, Heulang Park, Hat Park, Warinan Park and other parks. However, every city park in Bogor City has not specifically implemented the concept of an elderly friendly park, especially for the facilities that are needed by the elderly who will visit the park. The purpose of this research is to redesign the existing park by applying the design concept of Taman Heulang as an Elderly Friendly Park in Bogor City, so that it can be used by all age groups by paying attention to the provision of visitor facilities, especially for the elderly. The study approach method used in this study uses an empirical approach. To achieve this goal, the researcher used data collection methods such as observation, documentation, interviews and literature studies. As well as using development needs analysis, component requirements analysis, requirements analysis and program space, analysis of functional relationships and concepts. In this study resulted in recommendations for the 3D design of Taman Heulang with an elderly friendly concept. Abstrak. Kota Bogor memiliki sejumlah taman kota seperti Taman Sempur, Taman Malabar, Taman Kencana, Taman Heulang, Taman Topi, Taman Peranginan dan taman lainnya. Akan tetapi dari setiap taman kota di Kota Bogor ini secara khusus belum menerapkannya konsep taman ramah lansia khususnya pada fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh para lanjut usia yang akan mengunjungi taman tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, melakukan redesign taman yang sudah ada dengan menerapkan konsep perancangan Taman Heulang sebagai Taman Ramah Lanjut Usia di Kota Bogor, sehingga dapat digunakan oleh semua golongan usia dengan memperhatikan penyediaan fasilitas pengunjung khususnya bagi kaum lanjut usia. Untuk metode pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan empiris. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode pengumpulan data seperti observasi, dokumentasi, wawancara dan studi literatur. Serta menggunakan analisis kebutuhan pengembangan, analisis kebutuhan komponen, analisis kebutuhan dan program ruang, analisis hubungan fungsional dan konsep. Dalam penelitian ini menghasilkan rekomendasi desain 3D Taman Heulang dengan konsep ramah lansia.
Kajian Efektivitas Penataan Pedagang Kaki Lima pada Jalur Pedestrian Cicadas, Kota Bandung Muhamad Rizal; Verry Damayanti
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.236 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i2.4143

Abstract

Abstract. The problem of pedestrian facilities in urban areas in Indonesia is a pedestrian need that has not been met, both qualitatively and quantitatively. Pedestrian paths are built to limit human movement and avoid using lanes as a means of transportation. The informal sector activities that we often encounter in urban areas are street vendors, namely small-scale economic activities. To manage and develop the growing number of street vendors, the government issued Bandung City Regulation no. 04 of 2011 concerning the Composition and Guidelines of street vendors. The Bandung City Government revived 602 street vendors stalls on the Cicadas pedestrian area without any eviction efforts. Based on the description above, the authors are interested in raising the title, namely: "Study on the Effectiveness of Structuring Street Vendors on Pedestrian Paths, Jalan Cicadas, Bandung City". So the research question in this study is: "How is the effectiveness of structuring street vendors on the Cicadas pedestrian path based on pedestrian perceptions?". This research was conducted using a combined method of quantitative and qualitative methods (Mix Method Research). With the sampling technique, namely Probality Sampling using Simple Random Sampling, the number of research samples obtained was 100 respondents. Data collection techniques used in this study were questionnaires, interviews, and observations. The data analysis technique used in this research is descriptive analysis technique and validity test analysis technique and reliability test with Likert scale measurement. The results of this study on average indicate that respondents' opinions on the object of research generally state "Not Effective" on the condition of an existing field (Pedestrian Line) in the corridor of Jalan Jenderal Ahmad Yani (Cicadas). Abstrak. Permasalahan fasilitas pejalan kaki di kawasan perkotaan di Indonesia merupakan kebutuhan pejalan kaki yang belum terpenuhi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Jalur pejalan kaki dibangun untuk membatasi pergerakan manusia dan menghindari penggunaan jalur sebagai sarana transportasi. Kegiatan sektor informal yang paling sering kita jumpai di perkotaan adalah PKL, yaitu kegiatan ekonomi skala kecil. Untuk mengelola dan mengembangkan jumlah PKL yang terus bertambah, pemerintah mengeluarkan Peraturan Kota Bandung No. 04 Tahun 2011 tentang Susunan dan Pedoman PKL. Pemerintah Kota Bandung menghidupkan kembali 602 kios PKL di pedestrian Cicadas tanpa ada upaya penggusuran. berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat judul, yaitu: “Kajian Efektivitas Penataan Pedagang Kaki Lima Pada Jalur Pedestrian Cicadas, Kota Bandung”. Maka pertanyaan penelitian dalam kajian ini adalah: “Bagaimana efektivitas penataan Pedagang Kaki Lima pada jalur pedestrian Cicadas didasarkan pada persepsi pejalan kaki?“. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan suatu metode gabungan metode kuantitatif dan metode kualitatif (Mix Method Research). Dengan teknik pengambilan sampel yaitu Probalitiy Sampling dengan menggunakan Simple Random Sampling diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 100 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis deskriptif dan teknik analisis uji validitas dan uji reabilitas dengan pengukuran skala likert. Hasil dari penelitian ini rata-rata menunjukkan bahwa, pendapat responden terhadap objek penelitian pada umumya menyatakan “Tidak Efektif” terhadap kondisi suatu eksisting dilapangan (Jalur Pedestrian) dikoridor jalan Jenderal Ahmad Yani (Cicadas).
Studi Kualitas Elemen Perancangan pada Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung Azizah Nur Aulia; Verry Damayanti
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1384

Abstract

Abstract. Bandung Regency Government Area is the face of Bandung Regency which should have a good design. in this area there are still some design elements that are of poor quality where there are still some design elements in a damaged condition or even not available as a whole the urban design elements have not been integrated with each other and have not been able to meet the needs and comfort for the users of the area. Therefore, the research was conducted with the aim that the quality of the design elements of the Bandung Regency Government Area can be accepted. To achieve this goal, the 8 aspects of Hamid Shirvani's Theory will be identified, so that the existing conditions and recommendations and future directions can be identified. The method used is a mixed research method, where several variables are used with a direct approach to see conditions in the field and literature studies and there are several variables that need to be calculated. From this analysis, it is known that overall there are still some design elements that have poor quality so that improvements need to be made in the future. Abstrak. Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung merupakan wajah dari Kabupaten Bandung yang seharusnya memiliki perancangan yang baik. Pada kawasan ini masih terdapat beberapa elemen perancangan yang secara kualitas dapat dikatakan kurang baik dimana masih terdapat beberapa elemen perancangan dalam kondisi yang rusak atau bahkan tidak tersedia sehingga secara keseluruhan elemen rancang kota belum terinterintegrasi satu sama lain dan belum bisa memenuhi kebutuhan dan kenyamanan bagi pengguna kawasan tersebut. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan tujuan agar kualitas elemen perancangan pada Kawasan Pemerintahan Kabupaten Bandung dapat teridentifikasi. Untuk mencapai tujuan ini, ke 8 aspek dalam Teori Hamid Shirvani akan diidentifikasi, sehingga dapat diketahui kondisi eksisting dan perumusan rekomendasi dan arahan kedepannya. Metode yang digunakan merupakan penelitian mix methode, dimana beberapa variable digunakan dengan pendekatan langsung melihat kondisi di lapangan dan studi literatur serta terdapat beberapa variable yang perlu dilakukan perhitungan. Dari analisis tersebut diketahui bahwa secara keseluruhan masih terdapat beberapa elemen perancangan memiliki kualitas yang kurang baik sehingga perlu dilakukan perbaikan kedepannya.
Studi Citra Kawasan Punclut Kota Bandung Muhammad Izzan Rahman; Verry Damayanti
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v2i2.1404

Abstract

Abstract. Image of Punclut area is an area that has culinary potential and natural beauty to be used as a tourist attraction. The existence of culinary in the Punclut area is one of the potentials for economic improvement and promotion of the area for Ciumbuleuit Village. However, Punclut Culinary Area is still lacking in accessibility, amenities, and accommodation. Identity as a culinary area that has attractiveness needs to be improved for attract more tourists and uplevel branding of the Punclut tourism area. The method used is the Mixed Method. With the aim of studying the characteristics of the image elements of the Punclut Region city which can become a potential for the Region. The analytical method used is image analysis of the Punclut Tourism Area using Kevin Lynch's theory which is divided into 5 elements. The results of this study indicate that the Punclut area is still far from having a clear regional identity which is a tourist area. The Punclut area is only remembered as a culinary tourism area with beautiful natural nuances, but for supporters in terms of beauty, culture, charm, and authenticity, it still needs more mature improvements, both infrastructure and physical form in the Punclut area. Abstrak. Citra Kota pada Kawasan Punclut merupakan kawasan yang memiliki potensi kuliner dan keindahan alam untuk dijadikan daya tarik wisata. Keberadaan kuliner pada Kawasan Punclut ini merupakan salah satu potensi peningkatan ekonomi serta promosi Kawasan bagi Kelurahan Ciumbuleuit. Namun keberadaan Kawasan Kuliner Punclut masih kurang dalam aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi. Identitas sebagai Kawasan kuliner yang memiliki daya tarik perlu dikembangkan lebih baik agar dapat menarik lebih banyak wisatawan sekaligus meningkatkan citra Kawasan Punclut sebagai salah satu tujuan destinasi wisata Bandung. Metode yang digunakan yaitu mixed method. dengan tujuan untuk mengkaji karakteristik elemen citra kota Kawasan Punclut yang dapat menjadi suatu potensi kawasan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis Citra Kawasan Wisata Punclut dengan menggunakan teori Kevin Lynch yang dibagi kedalam 5 elemen citra kota. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kawasan Punclut masih jauh untuk memiliki suatu identitas Kawasan yang jelas yang dimana sebagai kawasan wisata. Kawasan Punclut hanya di ingat sebagai Kawasan wisata kuliner dengan nuansa alam yang indah namun untuk pendukung dari segi keindahan, budaya, pesona, dan otentik masih perlu pembenahan yang lebih matang baik infrastruktur dan bentuk fisik pada Kawasan Punclut.
Strategi Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh di Kelurahan Cibangkong Berdasarkan Konsep Livable Settlement Tasya Salsha Safarina; Verry Damayanti
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i1.5803

Abstract

Abstract. The city is the center of government, activities and services which attracts residents to urbanize. An increase in the number of urban population that is not balanced with the increase in urban land can result in the emergence of slums. According to the Decree of the Mayor of Bandung Number: 648/Kep. 1227-DPKP3/2020 concerning Determination of Slum Housing and Slum Housing Locations in the City of Bandung, one of the sub-districts included in the list of slum housing and settlements is Cibangkong Village (RW 01, RW 06, RW 07, RW 10, and RW 12) slums with slum area of ​​49.9 Ha. In order for the house to provide a sense of security, comfort, peace and tranquility for its residents, it is necessary to apply the concept of livable settlement. The research variables used to identify the condition of slum areas are the physical condition of buildings, availability of open spaces, availability of settlement supporting infrastructure, pedestrian paths, range of public facilities, affordability of living costs, public transportation, and the role of stakeholders. The purpose of this study is to formulate a strategy for dealing with slum settlements in Cibangkong Village based on the concept of livable settlement. The approach method used is a mixed method to identify the conditions of slum settlements. The results of this study are strategies for dealing with slum settlements, namely improving the quality and maintenance of basic infrastructure, providing education regarding finance, providing venture capital, and/or skills to open businesses/services in improving people's welfare, establishing collaboration between government, academics, or experts to formulate proper handling. Abstrak. Kota adalah pusat pemerintahan, kegiatan, dan pelayanan yang menjadi daya tarik bagi penduduk untuk melakukan urbanisasi. Pertambahan jumlah penduduk perkotaan yang tidak seimbang dengan bertambahnya lahan perkotaan dapat mengakibatkan munculnya permukiman kumuh. Menurut SK Walikota Bandung Nomor: 648/Kep. 1227-DPKP3/2020 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kota Bandung, salah satu kelurahan yang masuk kedalam daftar perumahan dan permukiman kumuh adalah Kelurahan Cibangkong (RW 01, RW 06, RW 07, RW 10, dan RW 12) kumuh dengan luas kumuh 49,9 Ha. Agar rumah dapat memberikan rasa aman, nyaman, damai, dan tentram bagi penghuninya maka diperlukan penerapan konsep livable settlement. Variabel penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi kawasan kumuh yaitu kondisi fisik bangunan, ketersediaan ruang terbuka, ketersediaan prasarana penunjang permukiman, jalur pedestrian, jangkauan pelayanan fasilitas umum, keterjangkauan biaya hidup, transportasi umum, dan peran stakeholder. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merumuskan strategi penaganan permukiman kumuh yang tepat di Kelurahan Cibangkong berdasarkan konsep livable settlement. Metode pendekatan yang digunakan adalah mixed method untuk mengidentifikasi kondisi permukiman kumuh. Hasil dari penelitian ini yaitu strategi penanganan permukiman kumuh diantaranya Peningkatan kualitas dan pemeriharaan infrastruktur dasar, memberikan edukasi mengenai finansial, pemberian modal usaha, dan atau keterampilan untuk membuka usaha/jasa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjalin kolaborasi antara pemerintah, akademisi, atau ahli untuk menyusun penaganan yang tepat.
Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Taman Kota Ciwidey Yang Dipersepsikan Oleh Pengguna Nenna Khoirunnisa; Verry Damayanti
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i1.6218

Abstract

Abstract.There are several problems that exist in Ciwidey City Park, this could potentially lead to uncomfortable conditions for park users, however, judging from the large number of visitors to Ciwidey City Park. It can be assumed that users have high expectations for enjoying public open spaces. This indicates the need for measuring the level of importance (hope/expectation) perceived by users on the performance of Ciwidey City Park attributes. Attributes that are the focus of this research include Comfort, Accessibility, Safety and Meaningful Activity. This research was conducted by identifying existing conditions, identifying the level of importance perceived by users on attribute performance through a mix methods approach, which combines qualitative and quantitative approaches using descriptive analysis and also using Importance Performance Analysis (IPA). Based on the results of the level of importance and performance for the sub-attributes for each attribute in quadrant 1 that needs to be prioritized, because it is considered as a support, but it is not in accordance with user expectations, but if it is related to the results of observations made there are results that are contradictory between the results of IPA with the results of observations with an assessment using regulations. Meanwhile, based on the suitability between the level of importance and performance for all attributes, it is in a condition that is not satisfactory according to user perceptions, so it can be concluded that park users are not satisfied with the performance of the attributes found in Ciwidey City Park. Abstrak.Terdapat beberapa permasalahan yang ada pada Taman Kota Ciwidey yang meliputi permasalahan pengelolaan sampah yang di bakar pada kawasan taman sampai permasalahan aksebilitas pada kawasan taman. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan kondisi tidak nyaman bagi pengguna taman, akan tetapi jika dilihat dari banyaknya pengunjung Taman Kota Ciwidey. Dapat diasumsikan bahwa pengguna memiliki harapan yang cukup tinggi untuk menikmati ruang terbuka publik. Hal ini mengindikasikan perlu adanya pengukuran tingkat kepentingan (harapan/ekspektasi) yang dipersepsikan oleh pengguna terhadap kinerja atribut Taman Kota Ciwidey. Atribut yang menjadi fokus pada penelitan ini meliputi Comfort, Accessbility, Safety dan Meaningfull Activity. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi eksisting, mengidentifikasi tingkat kepentingan (harapan/ ekspektasi) yang dipersepsikan oleh pengguna terhadap kinerja atribut melalui pendekatan mix methohs yaitu menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan juga menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil tingkat kepentingan dan kinerja untuk sub atribut pada setiap atribut yang terdapat pada kuadran 1 yang perlu di prioritaskan, karena dianggap sebagai penunjang akan tetapi tidak sesuai dengan harapan pengguna, tetapi jika dikaitkan dengan hasil observasi yang dilakukan terdapat hasil yang bertolak belakang antara hasil analisis IPA dengan hasil observasi dengan penilaian menggunakan peraturan. Sedangkan berdasarkan kesesuaian antara tingkat kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan atribut berada pada kondisi yang belum memuaskan menurut persepsi pengguna sehingga dapat disimpulkan bahwa pengguna taman tidak merasa puas terhadap kinerja atribut yang terdapat pada Taman Kota Ciwidey.
Strategi Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh di Kelurahan Cibangkong Berdasarkan Konsep Livable Settlement Tasya Salsha Safarina; Verry Damayanti
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v3i1.1956

Abstract

Abstract. According to the Decree of the Mayor of Bandung Number: 648/Kep. 1227-DPKP3/2020 concerning Determination of Housing and Slum Locations in the City of Bandung, one of the sub-districts included in the list of slum housing and settlements is Cibangkong Village (RW 01, RW 06, RW 07, RW 10, and RW 12) slums with an area slum 49.9 Ha. In order for the house to provide a sense of security and comfort, it is necessary to apply the concept of livable settlement. The research variables used are the physical condition of the building, the availability of open space and supporting infrastructure for settlements, pedestrian paths, the range of services for public facilities, the affordability of living costs, public transportation, and the role of stakeholders. The purpose of this study is to formulate a strategy for dealing with slum settlements in Cibangkong Village based on the concept of livable settlement. The approach method used is a mixed method to identify the conditions of slum settlements. The results of this study are strategies for handling slum settlements including improving the quality and maintenance of basic infrastructure, providing education regarding finance, providing venture capital, and/or skills to open businesses/services in improving people's welfare, establishing collaboration between government, academics, or experts to develop proper handling. Abstrak. Menurut SK Walikota Bandung Nomor: 648/Kep. 1227-DPKP3/2020 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Bandung, salah satu kelurahan yang masuk kedalam daftar perumahan dan permukiman kumuh adalah Kelurahan Cibangkong (RW 01, RW 06, RW 07, RW 10, dan RW 12) kumuh dengan luas kumuh 49,9 Ha. Agar rumah dapat memberikan rasa aman dan nyaman maka diperlukan penerapan konsep livable settlement. Variabel penelitian yang digunakan yaitu kondisi fisik bangunan, ketersediaan ruang terbuka dan prasarana penunjang permukiman, jalur pedestrian, jangkauan pelayanan fasilitas umum, keterjangkauan biaya hidup, transportasi umum, dan peran stakeholder. Tujuan penelitian ini yaitu merumuskan strategi penaganan permukiman kumuh yang tepat di Kelurahan Cibangkong berdasarkan konsep livable settlement. Metode pendekatan yang digunakan adalah mixed method untuk mengidentifikasi kondisi permukiman kumuh. Hasil dari penelitian ini yaitu strategi penanganan permukiman kumuh diantaranya Peningkatan kualitas dan pemeriharaan infrastruktur dasar, memberikan edukasi mengenai finansial, pemberian modal usaha, dan keterampilan untuk membuka usaha/jasa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjalin kolaborasi antara pemerintah, akademisi, atau ahli untuk menyusun penaganan yang tepat.