Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pemanfaatan Prediksi Tutupan Lahan Berbasis Cellular Automata-Markov dalam Evaluasi Rencana Tata Ruang Fardani, Irland; Mohmed, Fhanji Alain Jauzi; Chofyan, Ivan
Media Komunikasi Geografi Vol 21, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v21i2.28121

Abstract

Kota Cirebon mempunyai jumlah penduduk yang terus bertambah, namun ketersediaan lahan tidak bertambah, hal ini mengakibatkan banyak perubahan tutupan lahan di Kota Cirebon. Dikarenakan hal ini, sebuah kota mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk menjaga perubahan lahan dan membuat city tumbuh dengan teratur. Keberadaan RTRW dapat di evaluasi tiap lima tahun sekali sejalan dengan pertumbuhan dari kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pola Ruang RTRW Kota Cirebon dengan pendekatan model prediksi tutupan lahan berbasis Cellular Automata-Markov. Celullar automata adalah sebuah model yang memprediksi perubahan tutupan lahan dengan mempertimbangkan tutupan lahan sekitar-nya. Dengan menggunakan Citra Satelit Landsat Tahun 1999 dan 2009, kemudian diproses dengan model cellular automata,maka didapatkanlah prediksi tutupan lahan tahun 2031.Dari hasil penelitian, dari hasil prediksi tutupan lahan tahun 2031 yang dioverlay dengan pola ruang RTRW tahun 2031, terdapat 21.9 % tutupan lahan yang diprediksi tidak akan sesuai dengan RTRW. Pertumbuhan kawasan permukiman akan bertambah cukup signifikat pada periode 2019-2031 yaitu sekitar 690 Ha. Dengan model perubahan lahan, dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah kota Cirebon dalam mengavaluasi RTRW atau mengkotrol perubahan tutupan lahan di Kota Cirebon.
DIGITALISASI DESA DI DESA CIKOLE LEMBANG irland fardani; Gina Puspitasari Rochman; Lely Syiddatul Akliyah; Hani Burhanuddin
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v5i2.806

Abstract

Desa merupakan salah satu level terkecil dari pemerintahan di Indonesia. Dalam program digitalisasi yang sedang digalakan oleh pemerintah Indonesia, desa merupakan ujung tombak dalam penerapannya. Dalam penerapannya, banyak desa yang tidak terlebih dahulu melakukan kajian kesiapan desa dalam penerapan desa  digital. Tujuan dari pengabdian ini adalah menilai kesiapan pemerintah desa dalam penerapan desa  digital dan membangun system informasi desa yang berisikan pendataan dan pemetaan pembangunan yang dilakukan oleh desa. Aktivitas yang dilakukan adalah (1) wawancara mendalam dengan pihak perangkat desa, (2) FGD, (3) survey lapangan dan (4) pelatihan system informasi desa. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah (1) penilaian terhadap kesiapan pemerintah desa menerapkan desa digital dilai cukup baik yaitu mendapatkan nilai 3.16 dan (2) system informasi yang berisikan data pembangunan desa. Dari kegiatan ini juga dihasilkan sebuah sistem informasi desa yang menyimpan dan menampilkan kegiatan-kegiatan pembangunan di Desa Cikole.  Abstract. The Village is one of the smallest levels of government in Indonesia. In the digitalization program that the Indonesian government promotes, the Village is one of the spearheads in its implementation. In its application, many villages do not first conduct a village readiness study in the application of digital villages. The purpose of this research is to assess the readiness of the village government in implementing digital villages and building a village information system that contains data collection and development mapping carried out by the Village. The activities carried out were (1) in-depth interviews with village officials, (2) FGDs, (3) field surveys, and (4) village information system training. The results obtained from this activity are (1) an assessment of the village government's readiness to implement a digital village which is considered quite good, namely getting a score of 3.16, and (2) an information system containing village development data. With this program, you can prepare Cikole villages in the application of digital villages. From this activity, a village information system was produced which contain activities that store and display development activities in Cikole Village.
Pemanfaatan Prediksi Tutupan Lahan Berbasis Cellular Automata-Markov dalam Evaluasi Rencana Tata Ruang Irland Fardani; Fhanji Alain Jauzi Mohmed; Ivan Chofyan
Media Komunikasi Geografi Vol. 21 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v21i2.28121

Abstract

Kota Cirebon mempunyai jumlah penduduk yang terus bertambah, namun ketersediaan lahan tidak bertambah, hal ini mengakibatkan banyak perubahan tutupan lahan di Kota Cirebon. Dikarenakan hal ini, sebuah kota mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk menjaga perubahan lahan dan membuat city tumbuh dengan teratur. Keberadaan RTRW dapat di evaluasi tiap lima tahun sekali sejalan dengan pertumbuhan dari kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pola Ruang RTRW Kota Cirebon dengan pendekatan model prediksi tutupan lahan berbasis Cellular Automata-Markov. Celullar automata adalah sebuah model yang memprediksi perubahan tutupan lahan dengan mempertimbangkan tutupan lahan sekitar-nya. Dengan menggunakan Citra Satelit Landsat Tahun 1999 dan 2009, kemudian diproses dengan model cellular automata,maka didapatkanlah prediksi tutupan lahan tahun 2031.Dari hasil penelitian, dari hasil prediksi tutupan lahan tahun 2031 yang dioverlay dengan pola ruang RTRW tahun 2031, terdapat 21.9 % tutupan lahan yang diprediksi tidak akan sesuai dengan RTRW. Pertumbuhan kawasan permukiman akan bertambah cukup signifikat pada periode 2019-2031 yaitu sekitar 690 Ha. Dengan model perubahan lahan, dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah kota Cirebon dalam mengavaluasi RTRW atau mengkotrol perubahan tutupan lahan di Kota Cirebon.
INCREASING ACCURACY VALUE IN THE ESTIMATES OF CARBON STOCK BY USING VEGETATION INDEX FROM ALOS AVNIR 2 SATELLITE IMAGERY Irland Fardani; Soni Darmawan; Dudung M Hakim; Agung Budi Harto; Ketut Wikantika
Geoplanning: Journal of Geomatics and Planning Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2424.742 KB) | DOI: 10.14710/geoplanning.3.1.1-14

Abstract

The existence of carbon stock began to be noticed by the public, especially after the global warming phenomenon, because one of the causes of global warming is the increasing amount of carbon in the atmosphere. There are several approaches that can be used to calculate carbon stocks, one of which is through remote sensing. In the study of carbon stocks in Meru Betiri National Park Indonesia, the vegetation index from ALOS-AVNIR satellite imagery is used to estimate carbon reserves by finding an exact equation. If it uses the Modified Soil Adjusted Vegetation Index (MSAVI) only, the correlation value is 0.49. Meanwhile, if Infrared Percentage Vegetation Index (IPVI) is used, the correlation value is 0.47. However, if some vegetation indices such as Soil-Adjusted Vegetation Index (SAVI), Normalize Difference Vegetation Index (NDVI) and Ratio Vegetation Index (RVI) are combined, the correlation value of the equation is 0.63. The comparison showed that by combining several variables of vegetation indices will increase the value of the correlation equation significantly.
Analisis Kualitas Sub DAS Citarum Hulu Astri Mutia Ekasari; Hani Burhanudin; Irland Fardani
Media Komunikasi Geografi Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v23i1.40612

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu memegang peranan penting dalam proses pembangunan. Prioritas masalah yang dihadapi adalah konflik kepentingan antara upaya pelestarian lingkungan sebagai fungsi resapan, dan upaya memaksimalkan pemanfaatan lahan terbangun dimana Kawasan Metropolitan Bandung berada di atasnya. Seiring dengan dinamika perkembangan lahan terbangun menyebabkan penurunan muka air tanah, banjir/genangan air permukaan pada musim hujan, dan sungai kering pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas Sub DAS Citarum Hulu berdasarkan analisis tingkat fluktuasi aliran permukaan dan sensitivitas erosi tanah. Pengetahuan tentang kualitas DAS dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pembangunan dan penggunaan lahan di Sub DAS Citarum Hulu. Metode analisis yang dilakukan mencakup Analisa fluktuasi debit aliran dan tingkat erosi tanah menggunakan pendekatan kuantitatif, kemudian hasil dari kedua analisa tersebut menjadi dasar dalam menentukan tipologi kualitas sub-DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sub DAS Citarum Hulu terbagi menjadi tiga tipologi yaitu sub DAS Kopo, Ciwidey, Cibeureum, dan Nanjung Hilir dengan tipologi kualitas rendah. Lima sub DAS dengan tipologi kualitas tinggi, yaitu Citarum, Cikeruh, Cicadas, Cimahi dan Dayeuhkolot Hilir. Sub DAS lainnya memiliki kualitas yang relatif sedang. Intensitas penggunaan lahan di sub DAS Citarum Hulu harus menerapkan prinsip-prinsip konservasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan agar tercapai perbaikan kualitas sub-DAS menjadi tipologi tinggi serta kualitas sub DAS dapat terjaga hingga puluhan tahun yang akan datang.
CIREBON PALACES IN THE DIGITAL ERA Ina Helena Agustina; Astri Mutia Ekasari; Irland Fardani; Hilwati Hindersah
SAMPURASUN Vol 5 No 2 (2019): Sampurasun Vol. 5 No. 2 - 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.3 KB) | DOI: 10.23969/sampurasun.v5i2.1737

Abstract

Keraton is a result of the creation from the past. In order to compete in the digital era, Keraton has to make an advancement which is inline to the development of the digital era. The aim of this paper is to describe the existentialism concept of Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, and Keraton Kacirebonan, which are located in the city of Cirebon, in the digital era. The method used in this research is the qualitative-descriptive approach of the phenomena which appear in the field. The results are then matched with the theory to form the conclusion of the existentialism concept of the Keraton in this digital era. The obtained concept can be utilized as an example for other Keraton in Indonesia to retain their existence especially for the generation of millennials.
Kajian Penggunaan Green Infrastruktur dalam Upaya Penurunan Suhu Permukaan di Wilayah SWK Tegalega Satrio Nugraha; Hilwati Hindersah; Irland Fardani
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 1, No. 1, Juli 2021, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.438 KB) | DOI: 10.29313/jrpwk.v1i1.150

Abstract

Abstract. Urban heat island is a phenomenon of temperature changes caused by the concentration of building density which causes the temperature in the area to be higher than in areas with a lower density concentration. SWK Tegalega is the 1st most populous area among SWK in Bandung City according to the 2011-2031 RTRW data for Bandung City with a total population density in 2020 reaching 415 people / Ha, SWK Tegalega has at least 2.87 ha of RTH from a total area of 67.75 ha with The number of buildings is 7,683 units according to DPMPTSP (Department of Investment and One Stop Integrated Service) of Bandung City, and based on Bandung City Regulation No. 10 of 2015 the designation of the SWK Tegalega area is used as the Mediapolis area (creative industry). The data used in this research include Landsat 8 OLI satellite imagery, population density data and google earth image maps. From the processing of Landsat 8 OLI, it produces several data such as LST, SAVI and NDBI, which are used by each of these data to determine the priority areas for handling high temperature locations. After that, 4 locations were determined for handling the temperature of the area, with the use of trade & service land, corridors, less dense settlements and dense settlements. Based on the 3D location, the average high temperature of the 4 locations ranges from 30.25 - 32.20OC. After applying the green infrastructure concept from the 4 locations, the average temperature reduction of each concept used is obtained, including the tree canopy concept which has an average temperature reduction of 2.60OC, the bioswale concept of reducing the temperature from this concept is 1.30OC, then the green roof concept has an average temperature reduction of 0.65OC and the green wall concept has an average temperature drop of <0.30OC. Based on the results of the analysis that has been carried out, the tree canopy concept is the most effective concept in reducing the temperature at the study location Abstrak. Urban heat island adalah fenomena perubahan suhu yang diakibatkan oleh konsentrasi kepadatan bangunan yang menyebabkan suhu diwilayah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah yang memiliki konsentrasi kepadatan lebih rendah. SWK Tegalega merupakan wilayah terpadat ke-1 antara SWK di Kota Bandung menurut data RTRW Kota Bandung 2011-2031 dengan total kepadatan penduduk tahun 2020 mencapai 415 jiwa/Ha, SWK Tegalega memiliki setidaknya 2,87 ha RTH dari luas total 67,75 ha dengan jumlah bangunan 7.683 unit menurut DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Kota Bandung, dan berdasarkan perda Kota Bandung no.10 tahun 2015 peruntukan kawasannya SWK Tegalega dijadikan sebagai wilayah Mediapolis (industri kreatif). Data yang digunakan dalam peneltian ini antara lain citra satelit Landsat 8 OLI, data kepadatan penduduk dan peta citra google earth. Dari pengolahan Landsat 8 OLI menghasilkan beberapa data seperti LST, SAVI dan NDBI, yang digunakan masing – masing data tersebut untuk mengetahui wilayah prioritas penanganan lokasi bersuhu tinggi. Setelah itu ditentukan 4 lokasi untuk penanganan suhu wilayah, dengan penggunaan lahan perdagangan & jasa, koridor, permukiman tidak padat dan permukiman padat. Berdasarkan 3D lokasi didapatkan suhu tinggi rata – rata ke-4 lokasi berkisar dari 30.25 – 32.20OC. Setelah diterapkan konsep green infrastruktur dari ke-4 lokasi tsb, maka didapatkan rata – rata penurunan suhu dari masing – masing konsep yang digunakan, antara lain konsep tree canopy memiliki rata – rata penurunan suhu sebesar 2.60OC, konsep bioswale penurunan suhu dari konsep ini sebesar 1.30OC, Kemudian konsep green roof memiliki rata – rata penurunan suhu 0.65OC dan Untuk konsep green wall memiliki rata – rata penurunan suhu < 0.30OC. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan konsep tree canopy menjadi konsep yang paling efektif dalam menurunkan suhu di lokasi studi.
Studi Identifikasi Tingkat Risiko Bencana Banjir di Kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang Furi Lesmanawati; Irland Fardani
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.057 KB) | DOI: 10.29313/jrpwk.v2i1.758

Abstract

Abstract. Flood is a disaster that often strikes in Subang Regency every rainy season which results in losses for the community. The purpose of this study was to determine the level of flood risk in Pamanukan sub-district. The research method used is the method of spatial, quantitative and descriptive. To know the risk, it is necessary to know the level of hazard, the level of vulnerability and capacity. The hazard analysis is carried out with the coverage of the sub-watershed area which is then cut according to the administrative area of Pamanukan sub-district. The level of flood hazard is also known through spatial modeling of inundation, namely the Geomorphic Flood Index. This geomorphic flood index is a method that can be used to estimate flood inundation areas on a large watershed scale. In addition, interviews with government officials were also conducted to assess community preparedness in regional capacity analysis. The results obtained indicate that the dominant Pamanukan Subdistrict has a high level of flood risk with the highest area of 258.97 Ha in Pamanukan Hilir and Pamanukan Sebrang villages covering an area of 350.4 Ha. With this, there is also a high risk of being obtained by the villages of Pamanukan Sebrang, Rancahilir and Lengkonjaya. Abstrak. Banjir merupakan bencana yang sering melanda di Kabupaten Subang setiap musim hujan yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat risiko banjir kecamtan Pamanukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode spasial, kuantitatif dan deskriptif. Untuk Mengetahui risiko perlu di ketahuinya tingkat bahaya, tingkat kerentanan dan kapasitas. Pada analisis bahaya dilakukan dengan cakupan wilayah Sub DAS yang kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan wilayah administrasi kecamatan Pamanukan. Tingkat bahaya banjir juga diketahui melalui pemodelan spasial genangan yaitu Geomorphic Flood Index. Geomorphic flood indesx ini merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi area genangan banjir pada skala DAS yang luas. Selain itu, dilakukan juga wawancara kepada aparat pemerintah untuk nilai kesiapsiagaan masyarakat pada analisis kapasitas daerah. Hasil yang didiperoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Pamanukan dominan memiliki tingkat risiko banjir tinggi dengan luas tertinggi 258,97 Ha di desa Pamanukan Hilir dan Pamanukan Sebrang seluas 350.4 Ha. Dengan hal tersebut, juga didapat bahaya tinggi deperoleh oleh desa Pamanukan Sebrang, Rancahilir dan Lengkonjaya.
Prediksi Daerah Potensi Longsor Menggunakan Metode Machine Learning Fajar Azam; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.267 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i1.1694

Abstract

Abstract. Cililin District is one of the sub-districts located in West Bandung Regency which has a very high potential for landslides in several villages. This study intends to determine the distribution area of the landslide-prone area which is manifested in the landslide-prone map of Cililin District. The West Bandung Regency Spatial Plan explains that Cililin District is an area that has a fairly high level of vulnerability to ground movement. From year to year there have been many cases of landslides that cover the area of Cililin District. The approach used in this research is the mixed method which combines qualitative and quantitative. The analytical method that will be used in this research is to use Machine Learning method as the main method in making predictions. This area is prone to landslides in Cililin District. By predicting areas prone to landslides. The results of the analysis have an accuracy rate of 73% which is included in the good category. So the conclusion of the analysis that has been carried out can be seen that half of the Cililin District area has an area that has the potential for landslides of 3805 hectares or about 49% while the area that does not have the potential for landslides is 3885 hectares or about 51%. Abstrak. Kecamatan Cililin adalah salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat yang memiliki potensi rawan bencana longsor yang sangat tinggi di beberapa Desanya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagian wilayah sebaran kawasan rawan bencana tanah longsor yang di wujudkan dalam peta rawan bencana longsor Kecamatan Cililin. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat menjelaskan bahwa Kecamatan Cililin merupakan daerah yang memiliki tingkat kerawanan Gerakan tanah yang cukup tinggi. Dari tahun ketahun telah terjadi banyak kasus longsor yang menutupi wilayah Kecamatan Cililin ini.Metode pendekatan yang digunakan dalam penilitian ini yaitu mixed method yang menggabungkan antara kualitatif dan kuantitatif Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Machine Learning sebagai metode utama dalam melakukan prediksi kawasan rawan bencana longsor di Kecamatan Cililin ini. Dengan memprediksi kawasan rawan bencana longsor. Adapun hasil analisis memiliki tingkat akurasi 73% yang termasuk dalam kategori baik. Sehingga kesimpulan analisis yang sudah dilakukan dapat diketahui setengah dari wilayah Kecamatan Cililin ini memiliki kawasan yang berpotensi longsor seluas 3805 Ha atau sekitar 49% sedangkan kawasan yang tidak berpotensi longsor seluas 3885 Ha atau sekitar 51%.
Prediksi Deforestasi Hutan Menggunakan Metode Cellular Automata di Kabupaten Bogor Muhammad Gana Darmawan; Irland Fardani
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.86 KB) | DOI: 10.29313/bcsurp.v2i1.1764

Abstract

Abstract. Based on the data obtained, Bogor Regency is the area with the highest deforestation rate in West Java Province, in West Java forestry statistics from 2016 to 2018 the largest deforestation occurred in KPH Bogor with an area of ​​around 7,435.77 ha. In addition, Bogor Regency is an upstream area of ​​several watersheds in the area, and the mid-stream downstream area is an urban and even metropolitan area. The purpose of this study is to predict deforestation in Bogor Regency and compare it with the applicable RTRW. The result of this research is a deforestation-prone map, which can later be used as one of the considerations for spatial planning or forest area planning. Seeing these two problems, it is necessary to study the prediction of deforestation. Deforestation modeling can be done with the help of a geographic information system through cellular automata analysis, the main data used in this research are land use maps for 2000, 2009, and 2020, and a map of the prevailing spatial pattern of Bogor Regency. The variables used in this research are topography, distance from water, distance from road network and road network plan, distance from urban area and industrial area plan, distance from forest, and slope. The results show that Bogor Regency may experience deforestation of 15,665.79 ha, and may also experience reforestation of 5,796.95 ha. When compared with the spatial pattern plan, the forest according to the plan is 40,065.54 ha and the forest area based on the spatial pattern is 84,674.46 ha, the difference is around 44,608.92 ha. Abstrak. Berdasarkan data yang didapatkan, Kabupaten Bogor merupakan wilayah dengan laju deforestasi tertinggi di Provinsi Jawa Barat, pada data statistik kehutanan Jawa Barat tahun 2016 sampai tahun 2018 deforestasi terbesar terjadi di KPH Bogor dengan luas sekitar 7.435,77 ha. Selain itu, Kabupaten Bogor merupakan daerah hulu dari beberapa DAS yang ada di wilayah tersebut, dan mid-stream maupun daerah hilir-nya merupakan wilayah perkotaan dan bahkan metropolitan, tidak jarang Kabupaten bogor dijadikan kambing hitam atas banjir yang terjadi di wilayah D.K.I Jakarta dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi deforestasi di Kabupaten Bogor dan membandingkannya dengan RTRW yang berlaku. Hasil dari penelitian ini yaitu peta rawan deforestasi, yang nantinya dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan rencana tata ruang wilayah ataupun perencanaan kawasan hutan. Melihat kedua permasalahan tersebut, maka perlu adanya kajian mengenai prediksi deforestasi. Pemodelan deforestasi dapat dilakukan dengan bantuan sistem informasi geografis melalui analisis cellular automata, data utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta penggunaan lahan tahun 2000, 2009, dan 2020, dan peta pola ruang Kabupaten Bogor yang berlaku. Variabel yang digunakan pada penelitian kali ini adalah topografi, jarak dari perairan, jarak dari jaringan jalan dan rencana jaringan jalan, jarak dari daerah urban dan rencana kawasan industri, jarak dari hutan, dan kelerengan. Hasil menunjukan bahwa Kabupaten Bogor berpotensi mengalami deforestasi seluas 15.665,79 ha, dan juga berpotensi mengalami reforestasi seluas 5.796,95 ha. Apabila dibandingkan dengan rencana pola ruang, hutan yang sesuai dengan rencana seluas 40.065,54 ha dan luas hutan berdasarkan pola ruang seluas 84.674,46 ha, maka selisihnya sekitar 44.608,92 ha.