Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : REKAYASA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERDASARKAN ALIRAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIFO (STUDI KASUS DI PJ. MADURA SARI SAMPANG) Cahya, Septian Adi Dwi; Maflahah, Iffan; Muktamar, Mohamad Fuad Fauzul
Rekayasa Vol 6, No 1: April 2013
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v6i1.2099

Abstract

Persediaan barang merupakan sesuatu yang dimiliki perusahaan berupa barang untuk bisa dijual kembali. Perusahaan mempunyai persediaan barang biasanya berupa bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Kondisi persediaan barang bagi perusahaan berperan penting dan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kelayakan usaha. Oleh karena itu analisis persediaan barang yang tepat menjadi sesuatu hal yang sangat diperlukan bagi perusahaan. Salah satu analisis untuk menentukan persediaan barang adalah dengan menggunakan metode FIFO. Metode FIFO merupakan suatu metode penilaian persediaan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan yang mempunyai kondisi bahan baku yang semakin meningkat di setiap periodenya. Penggunaan metode FIFO pada penelitian kali ini akan diterapkan di PJ Madura Sari Sampang Khususnya pada produk jamu galian rapet wangi. Produk jamu galian rapet wangi merupakan salah satu produk unggulan yang dimiliki oleh PJ Madura Sari dengan rata-rata penjualan yang cukup tinggi dibanding produk-produk lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode FIFO mempunyai nilai harga pokok penjualan yang lebih rendah dibanding metode rata-rata tertimbang yang digunakan oleh perusahaan yaitu sebesar Rp 108.107.000 untuk metode FIFO dan Rp 108.453.489 untuk metode rata-rata tertimbang. Dari hasil analisis harga pokok penjualan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan sebesar Rp 346.489. Pada perbandingan nilai persediaan akhir menunjukkan bahwa metode FIFO menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari pada metode rata-rata tertimbang yaitu sebesar Rp 26.083.000 sedangkan untuk metode rata- rata tertimbang yaitu sebesar Rp 25.889.510.
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Rajungan Menggunakan Metode MRP (Material Requirement Planning) (Studi Kasus : UD. Gerald Unedo) Fajriyah, Eka Wahyuni; Mu'tamar, Mohammad Fuad Fauzul; Rahman, Askur
Rekayasa Vol 10, No 1: April 2017
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.264 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v10i1.3599

Abstract

ABSTRAKPengadaan bahan baku sering menjadi permasalahan dalam suatu industri. Pengadaan bahan baku yang baik dapat memperlancar jalannya suatu proses produksi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi tepat waktu dan meminimalisasi biaya pengadaan. UD. Gerald Unedo yang terletak di Desa Sabiyan Bangkalan merupakan perusahaan yang bergerak di industri rajungan berproduksi sebagai pengulitan Rajungan. Pengadaan bahan baku metode perusahaan dilakukan berdasarkan apa yang biasa dilakukansebelumnya  oleh perusahaan yaitu perusahaan akan memproduksi berapapun bahan baku yang tersedia pada suplier.Hasil yang telah dilakukan dengan metode MRP teknik Lot For Lot didapatkan biaya pemesanan sebesar Rp. 247. 470. 417 dan biaya penyimpanan sebesar Rp. 256. 700. 806 penghematan sebesar 44 % lebih hemat dibandingkan dengan metode perusahan. Kata kunci : Persediaan, Pengadaan, Pemesanan, Penyimpanan, Lot For Lot, UD. Gerald Unedo ABSTRACTThe supply of raw materials is often a problem in an industry. Procurement of good raw materials can facilitate the running of a production process so that needs can be met on time and minimize procurement costs. UD. Gerald Unedo located in Sabiyan Bangkalan Village is a company engaged in the crab industry produces as a difficulty of Rajungan. Procurement of raw materials company method is done based on what used to be done before by the company that the company will produce whatever the raw materials available on suplier.a result has been done with the method of MRP techniques Lot For Lot method a obtained booking is fee of Rp. 247. 470. 417 and the storage fee of Rp. 256. 700. 806 savings of 44% than  efficient more the method of the company.Keywords: Inventory, Procurement, Booking, Storage, Lot For Lot, UD. Gerald Unedo
Pengendalian Mutu Produk Air Minum Kemasan Menggunakan New Seven Tools (Studi Kasus di PT. DEA) Zakariya, Yuza; Mu’tamar, Muhammad Fuad Fauzul; Hidayat, Khoirul
Rekayasa Vol 13, No 2: August 2020
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.543 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v13i2.5453

Abstract

Pengendalian mutu merupakan kegiatan pemantauan dan evaluasi serta menindaklanjuti suatu proses agar persyaratan mutu yang telah ditetapkan dapat tercapai. Peningkatan kualitas mutu suatu industry harus melalui proses pengendalian mutu terhadap produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan proses perbaikan kualitas mutu melalui penerapan new seven tools. Metode new seven tools meliputi beberapa tahapan yaitu diagram afinitas, diagram pohon, process decision program chart (PDPC) dan activity network diagram. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga macam cacat produk yaitu isi tidak penuh, lid cup miring dan kekuatan lid cup kurang rapat dengan tingkat kecacatan terbesar pada lid cup miring. Hasil analisis didapatkan ada tiga faktor penyebab timbulnya cacat produk air minum dalam kemasan cup 240ml yaitu mesin dan peralatan, sumber daya manusia (SDM) dan metode. Beberapa usulan alternatif perbaikan yaitu melakukan perbaikan kondisi mesin dan peralatan, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan penggunaan metode sesuai dalam produksi. Berdasarkan diagram jaringan kerja, proses pengendalian kecacatan produk di PT. DEA membutuhkan waktu rata rata selama 27 hari.Analysis of Quality Control of Drinking Water Products in Cup Using New Seven Tools Method (Case Study in PT. DEA)Quality control is an activity to monitor, evaluate, and also follow up so that the quality requirements that have been set can be achieved. To improve quality, an industry must apply quality control to its production. The purpose of this research is to get a description of the process of making drinking water products in 240ml cup packaging and get, knowing the quality improvement process, especially in applying the new seven tools. The new seven tools method used includes several stages, namely affinity diagrams, tree diagrams, decision program chart (PDPC) processes, and network diagram activities. The results of the study found three types of product defects which are not full contents, sloping cup lid, and cup lid strength less tight. However, from the three defects, it is known that the sloping cup lid has the greatest disability rate. The results of the analysis show that there are three factors that cause the defect of drinking water products in 240ml cup packaging, namely machinery and equipment, human resources (HR), and methods. Some proposed improvements that can be given are related to defects in drinking water products in 240ml cup packaging, namely improving the condition of machines and equipment, improving human resources (HR), and using appropriate methods in production. Based on the working network diagram that the processor stages for controlling product defects at PT. DEA requires an average of 27 days.
Analisis Pemilihan Supplier Gabah dengan Metode Analitycal Network Proces (ANP) (Studi kasus: Gudang Baru Bulog Gunung Gedangan, Mojokerto) Amyriki, Marista; Mu’amar, Muhammad Fuad Fauzul; Hastuti, Sri
Rekayasa Vol 9, No 1: April 2016
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.708 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v9i1.3322

Abstract

Pemilihan pemasok merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam sebuah industri. Pemilihan pemasok yang baik dan tepat dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kriteria dan subkriteria yang menjadi dasar pemilihan pemasok gabah dan mendapatkan alternatif pemasok gabah di GBB Gunung Gedangan, Mojokerto. Penentuan alternatif terbaik pada pemilihan pemasok gabah menggunakan metode Analitycal Network Process (ANP). Analisis kriteria terpilih pada penelitian ini didapatkan kriteria kualitas, kriteria pengiriman, kriteria fleksibilitas, kriteria responsibilitas dan kriteria service. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria kualitas mendapatkan bobot paling tinggi sebesar 0,53355, kriteria service (0,26417), kriteria pengiriman (0,10358), kriteria responsibilitas (0,06164) dan kriteria fleksibilitas (0,03705). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif pemasok yang tepat untuk perusahaan adalah UD. Satriya Sugih Waras dengan nilai 0,59073, kemudian UD. Sari Alam (0,28194) dan UD. Arto Moro (0,12733).
Analisis Produktivitas Produksi Jamur Kancing (Agaricus bisporus) dengan Metode Objective Matrix (OMAX) Asminah, Asminah; Mu’tamar, Mohammad Fuad Fauzul; Purwandari, Umi
Rekayasa Vol 8, No 1: April 2015
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.279 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v8i1.5351

Abstract

Jamur kancing (Agaricus bisporus) merupakan suatu tanaman yang saat ini sangat berkembang dan juga semakin pesat di Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran produktivitasnya. Produktivitas adalah perbandingan output terhadap input.tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil pengukuran produktivitas produksi jamur kancing dengan metode OMAX serta usulan perbaikan produktivitas di PT. XXX. Semakin tinggi skor produktivitas yang dicapai maka semakin baik pula produktivitas yang dicapai perusahaan.Langkah-langkah pengukuran OMAX terdiri dari penetapan kriteria,perhitungan rasio performance, penentuan skor 10, penentuan skor 3, penentuan nilai skor 0, penentuan produktivitas realistis, penentuan skor, bobot, nilai, dan penentuan indeks produktivitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas untuk masing-masing kriteria mengalami fluktuasi. Produktivitas terbaik yaitu kriteria bahan baku pada bulan Oktober dengan skor 5. Usulan perbaikan produktivitas dilakukan pada bulan November yang merupakan bulan selanjutnya dari periode yang diukur. Kata kunci : Jamur kancing (Agaricus bisporus), produktivitas, metode OMAX. Productivity Analysis of Cultivated Mushroom Production (Agaricus bisporus) with the Objective Matrix (OMAX) MethodAbstrakChampignon (Agaricus bisporus) production is a rapidly growing industry in Indonesia. This study aims to measure the productivity of champignon production using OMAX and to propose an improvement in productivity at PT XXX. The higher the score productivity achieved the better the productivity achieved by the company. The measures consist of the establishment of OMAX measurement criteria,  ratio calculation performance, the determination of the value of a score of 0,3, and 10. The determination of realistic productivity, scoring, weight, value, and the determination of productivity index. The results showed that the productivity of each criterion fluctuated. The highest productivity was in October with a score of 5, for raw material criteria. It was proposed to improve productivity in November.Keywords: Champignon mushrooms (Agaricus bisporus), productivity, OMAX method.
Karakteristik Edible Film Hasil Kombinasi Pati Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) dan Pati Jagung (Amilum maydis) Ulum, Miftahul; Mu’tamar, Muhammad Fuad Fauzul; Asfan, Asfan
Rekayasa Vol 11, No 2: Oktober 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.214 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v11i2.4419

Abstract

Edible film merupakan lapisan tipis yang digunakan untuk melapisi makanan (coating), dan berfungsi sebagai pembawa bahan tambahan pangan. Penggunaan pati bijialpukat dalam pembuatan edible film memberi nilai tambah pada limbah biji alpukat. pati biji alpukat terdapat kandungan amilosa sebanyak 43,3 %, sedangkan pati jagung digunakan karena sifat higroskopisnya dan mengandung amilosa 27%.Tujuan dari penelitian ini mengetahui karakteristik edible film dari pati biji alpukat dan pati jagung dan menentukan hasil perlakuan terbaik dengan metode CPI (Composite Performance Index) terhadap produk edible film menggunakan bahan dasar pati biji alpukat dan  pati jagung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga total ada 36 unit perlakuan, perlakuan penelitian ini mengkombinasikan pati biji alpukat (Y) sebanyak 4 perlakuan yaitu  10, 20, 30, dan 40% dari pati jagung (X) yang di kombinasikan 4, 6, dan 8 gram. Parameter penelitian meliputi uji ketebalan, uji kuat tarik dan uji elongasi. Hasil Penelitian menunjukan karakteristik fisik Edible film pada penggunaan pati jagung (4 gr, 6 gr dan 8 gr) dan pati biji alpukat (10%, 20%, 30%, dan 40%) menghasilkan ketebalan 0,114 – 0,125 mm, kuat tarik 772,860 – 1018,233 N/cm2, dan elongasi 9,032 – 11,476%. Hasil pemilihan perlakuan terbaik menggunakan CPI didapatkan bahwa perlakuan jagung 8 gr + pati biji alpukat 2,4 gr menjadi perlakuan terbaik dengan nilai ketebalan 74,19 mm, kuat tarik 223,25 N/cm2 dan elongasi 513,75 %.Kata kunci : Edible Film, Pati Jagung dan Pati Biji Alpukat.ABSTRACTEdible film is a thin layer used to coat food (coating), and serves as a carrier of food additives. The use of avocado seed starch in making edible films adds value to avocado seed waste. Avocado seed starch contained 43.3% amylose content, while corn starch was used because of its hygroscopic properties and contained 27% amylose. The purpose of this study is to determine the characteristics of edible films from avocado starch and corn starch and determine the best treatment results by CPI method (Composite Performance Index) of edible film products using basic ingredients of avocado seed starch and corn starch. This study used a completely randomized design (CRD) with 2 treatment factors and repeated 3 times, so that a total of 36 treatment units, the treatment of this study combined avocado seed starch (Y) of 4 treatments, namely 10, 20, 30, and 40% of corn starch (X) combined 4, 6, and 8 grams. The research parameters included thickness test, tensile strength test and elongation test. The results showed the physical characteristics of Edible film on the use of corn starch (4 g, 6 g and 8 g) and avocado seed starch (10%, 20%, 30%, and 40%) resulting in a thickness of 0.114 - 0.125 mm, tensile strength772,860 - 1018,233 N / cm2, and elongation 9,032 - 11,476%. The results of the selection of the best treatment using CPI showed that the corn treatment of 8 gr + avocado seed starch 2.4 grams became the best treatment with a thickness value of 74.19 mm, tensile strength 223.25 N / cm2 and elongation of 513.75%.Keywords: Edible Film, Corn Starch and Avocado Seed Starch.
Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L) dengan Metode Microwave Assisted Extraction Mutammimah, Siti; Supriyanto, Supriyanto; Mu’tamar, Mohammad Fuad Fauzul
Rekayasa Vol 15, No 1: April 2022
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v15i1.13229

Abstract

Kersen (Mutingia calabura) is a wild plant that is not cultivated and not many people know its benefits. So far kersen plants are only used as a shade even though the plant has the potential as an antioxidant and antibacterial. The purpose of this study is to find out the antioxidant and antibakeri activity of kersen leaf extract. The method used for extraction is Microwave Assited Extraction (MAE) with variations in temperature and extraction time. Analysis of antioxidant activity uses the DPPH method by calculating IC50 values while for analysis of antioxidant anctivity using the bland zone method. The results showed that the temperature and time of extraction affect antioxidant and antibacterial activity. The best treatment is obtained from low temperature treatment and extraction time for 7 minutes with IC50 and bland zone values of 44.21 ppm and 11.05 mm respectively.
Identifikasi Fisikokimia dan Analisis Finansial Cookies Tepung Kulit Tauge Kacang Hijau dan Tepung Tempe Nailatul Nuriyah; Muhammad Fuad Fauzul Mu’tamar; Asfan Asfan
Rekayasa Vol 12, No 2: Oktober 2019
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.675 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v12i2.5452

Abstract

Cookies atau biasa masyarakat Indonesia menyebutnya kue kering merupakan salah satu makanan ringan. Tepung kulit tauge kacang hijau dan tepung tempe dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan cookies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia, dan kelayakan finansial produk cookies kombinasi bahan baku tepung kulit tauge kacang hijau dengan tepung tempe.Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor proporsi tepungkulit tauge kacang hijau dan tepung tempe dengan level sebagai berikut A (20:70), B (40:50), C (60:30), D (80:10), E (70:20), F (50:40), G (30:60), H (10:80). Karakteristik fisik menunjukkan bahwa tingkat kekerasan (hardness) berkisar dari 1,61-3,90 gf.. Karakteristik kimiawi cookies tepung kulit tauge dan tepung tempe menunjukkan bahwa kadar air berkisar 2,63-5,83, kadar protein berkisar 2,84-6,07 % dan kadar serat berkisar 34,93-75,68%. Proporsi tepung kulit tauge dan tepung tempe berpengaruh nyata (p kurang dari 0,05) terhadap hardness, rasa, warna, tekstur, aroma dan kesukaan keseluruhan. Hasil analisis financial usaha cookies tepung kulit tauge dan tepung tempe didapatkan nilai BEP Rp 10.797, nilai NPVRp 186.645.349, payback periode 1 tahun 4 bulan bulan dan Net B/C 1,85.Kata kunci: Cookies, tepung kulit tauge, tempe. Identification of Physicochemistry and Financial Analysis of Skin Flour Green Cookies and Tempe FlourABSTRACTCookies is one of a snack product. Mung bean husk flour and soybean cake flour can be used as the ingredient in making cookies. This study aims to determine the physicochemical characteristics and feasibility studies of cookies. The research method used in this study was a Randomized Group Design (RGD) with 2 factors: the proportion of mung bean husk flour and soybean cake flour by the following levels: A (20:70), B (40:50), C (60:30), D (80:10), E (70:20), F (50:40), G (30:60), H (10:80). The physical characteristics showed that the hardness level of the cookies ranges from 1,61-3,90 gf. The chemical characteristics of the mung bean husk flour and soybean cake flour cookies showed that the moisture content was range 2,63-5,83%, the protein content is in range 2,84-6,07%, and the fiber content is in range 34,93-75,68%. The proportion of mung bean husk flour and soybean cake flour significantly influenced (p less than 0,05) the hardness level, taste, color, texture, smells and the overall contentment of the cookies. The results of the financial feasibility test showed that BEP was Rp 10.797, positive NPV (Rp 186.645.349), faster payback period (16 months), and Net B/C value was 1.85 which suggests (Net B/C more than 1)Keywords: cookies, soybean flour, tempe.
Penerapan Green Quality Function Deployment Produk Keripik Singkong Mohammad Fuad Fauzul Mu'tamar; Raden Faridz; Aris Nurrahym
Rekayasa Vol 13, No 3: December 2020
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v13i3.7606

Abstract

The attributes of the product may have an impact on the quality of the product for consumers. Depending on this, the product development of the industry needs greater attention to the materials and hygiene used and to reduce the environmental effect of cassava chip production. This study aims to obtain product attributes according to customer desires and proposed priority technical requirements to produce environmentally friendly cassava chips in accordance with the Green Quality Function Deployment method. The first phase is the identification of the customer requirement attributes with the FGD approach, and the results obtained are the nine customer requirement attributes. The highest weight of customer requirement attributes is the attributes of environmentally sustainable manufacturing processes valued at 1.34. There are 17 attributes for the development of HAJA cassava chips (UD. HAJA) in line with the customer expectations of interviews with three experts. The first priority is the formulation of seasoning raw materials of 8,67 per cent contribution value, the second priority being energy utilized with a contribution value of 8,59 per cent.