Claim Missing Document
Check
Articles

Pelatihan Manajemen Keuangan dan Pelaporan Keuangan Warung Elok di Pekanbaru Hamdi Agustin; Haswari Hasan; Zulkifli Rusby; Zulfadli Hamzah; Jefri Juliyanto; Nola Velia Arizza
JUKEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): JUKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Maret 2025
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jukemas.v2i1.768

Abstract

Permasalahan yang dihadapi pada pelaku usaha warung Elok adalah: pertama, minimnya pengetahuan para pelaku usaha tentang pengelolaan keuangan usahanya, seperti masih tercampurnya keuangan usaha dan rumahtangga. Kedua, pembukuan masih dibuat ssederhana dalam usaha. Masalah yang sering terjadi dalam usaha kecil adalah sering pembukuan dibuat secara sederhana dan terkadangan terjadi kesalahan dalam membuat laporan keuangan. Demikian pula yang terjadi dengan usaha warung Elok. Persoalan tersebut menimbulkan masalah tidak dapat ditentukannya hasil usaha secara tepat. Dalam penyampaian materi penyuluhan dan pelatihan ini, digunakan beberapa metode antara lain: a. Metode Ceramah, yaitu metode yang digunakan untuk memaparkan materi yang telah disusun oleh penulis b. Metode Tanya Jawab, yaitu metode yang digunakan untuk merespons sejauh mana tingkat pemahaman peserta penyuluhan tentang bahan/materi yang telah disampaikan oleh penulis c. Metode Diskusi, yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan setiap permasalahan yang dikemukakan pemilik usaha. Setelah mengikuti kegiatan ini, pemilik usaha warung Elok lebih memahami konsep pembukuan berdasarkan standar akuntansi yang benar sehingga dapat membuat laporan keuangan dan menghitung secara akurat mengetahui keuntungan atau kerugian dari hasil usahanya. Output yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah kemampuan pemilik usaha warung Elok usaha dalam melakukan pencatatan, pembukuan, dan keuangan dengan menggunakan system akuntansi untuk memudahkan dalam pelaporan keuangan.
IMPLEMENTATION OF COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAMS USING VARIOUS VILLAGE FUND SOURCES IN BAGAN MELIBUR MERANTI ISLANDS REGENCY Wan Jumiati; Sufian Hamim; Hamdi Agustin
Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue (MORFAI) Vol. 5 No. 2 (2025): Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/morfai.v5i2.2820

Abstract

The purpose of this study is to analyze and explain the Implementation of the Community Empowerment Program from Various Sources of Village Funds in Bagan Melibur, Meranti Islands Regency. The theory used in this study is the Empowerment theory of Aprilia Theresia, et al. (2014) and Team Work Lapera (2001) which emphasizes several limitations of empowered village communities, namely: welfare problems, problems of access to resources, problems of awareness, the ability to understand the problems faced; and participation problems. The nature of this study is qualitative with a descriptive analytical type. The number of informants was 17 people through purposive sampling techniques. Data collection techniques were by interviews and observations. The results of the study showed that the implementation of the community empowerment program from various sources of village funds was not yet effective, because at the preparation stage there was no provision of expert assistants, lack of data and information about the state of village potential related to the productive economic community empowerment program. Community empowerment has not been optimal due to lack of access to capital and mentoring and training. Lack of assistance and provision of agricultural mechanization, superior seed technology, fertilizers, pesticides, and others, which are needed by farmers. The poor performance of BUMDES and Village Cooperatives and the lack of partnerships with private companies in both production and marketing of products. Incorporating a cultural approach in the implementation of community empowerment programs in Bagan Melibur is essential to align development initiatives with local values, traditions, and social norms, thereby enhancing community participation and ownership. This approach leverages existing social cohesion and indigenous knowledge to overcome challenges related to resource access, awareness, and institutional performance, ultimately fostering more sustainable and effective empowerment outcomes.
THE ROLE OF COMPETENCE, ORGANIZATIONAL CULTURE, AND TAUHID IN WORK MOTIVATION WITHIN CONSULTING MSMES IN PEKANBARU CITY Amiruddin Siregar; Sri Indrastuti; Hamdi Agustin; Sufian Hamim
Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue (MORFAI) Vol. 5 No. 2 (2025): Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/morfai.v5i2.2838

Abstract

This study explores the role of competence, organizational culture, and tauhid in shaping work motivation among employees of consulting Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Pekanbaru City. Using a qualitative literature review approach, this article synthesizes findings from recent empirical and theoretical studies to provide a comprehensive understanding of how these three factors interact to influence employee motivation. The review highlights that competence, encompassing knowledge, skills, and abilities, is a fundamental driver of motivation, enabling employees to perform their tasks effectively and with confidence. Organizational culture, characterized by shared values, norms, and practices, creates an environment that can either foster or hinder motivation depending on its alignment with employee expectations and organizational goals. Tauhid, representing the integration of Islamic monotheistic values, is identified as a unique motivational factor within the context of Indonesian MSMEs, promoting a sense of purpose, ethical conduct, and spiritual fulfillment at work. The synthesis reveals that the interplay between competence, organizational culture, and tauhid not only enhances intrinsic motivation but also contributes to sustained organizational performance and employee well-being. The study concludes that a holistic approach, which integrates professional competence, supportive organizational culture, and spiritual values, is essential for fostering high work motivation in consulting MSMEs. Recommendations for future research include empirical investigations into the practical implementation of tauhid in organizational settings and its measurable impact on motivation and performance.
Teori Akad Murabaha pada Bank Syariah Setiawan, Rahmat; Agustin, Hamdi
Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 10 No 4 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jms.v10i4.27560

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan dan menemukan sebuah teori akad Murabaha dalam konteks perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan mengandalkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai dokumen seperti Al-Qur’an, Hadis, artikel jurnal ilmiah, dan literatur lain yang relevan. Sumber-sumber tersebut digunakan sebagai referensi utama dalam merumuskan teori akad Murabahah. Pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumentasi, yaitu proses pengumpulan, pencatatan, dan penelaahan terhadap data sekunder guna menemukan dasar-dasar konseptual teori akad Murabahah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori akad Murabaha dalam bank syariah dapat dikonstruksikan berdasarkan aqidah dan akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, serta ikhtiar yang dilakukan secara sistematis. Teori ini digambarkan menyerupai sebuah bangunan. Fondasi terdiri dari aqidah yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis, serta pengamalan sifat-sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, yaitu shidiq (jujur), fathonah (cerdas), amanah (dapat dipercaya), dan tabligh (menyampaikan kebenaran). Setelah fondasi terbentuk dengan kuat, maka dilanjutkan dengan ikhtiar, yang meliputi peningkatan edukasi dan pemahaman terhadap akad Murabaha, penerapan dan kepatuhan yang konsisten terhadap fatwa DSN-MUI, penyusunan dan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) transaksi Murabahah, serta pengawasan syariah yang lebih intensif dan berkelanjutan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Jika seluruh elemen tersebut dilaksanakan dengan benar, maka penerapan akad Murabaha di bank syariah tidak hanya akan sesuai dengan fatwa DSN-MUI, tetapi juga akan mencerminkan praktik perbankan syariah yang berkelanjutan dan mendapatkan ridha Allah Ta’ala. Kata kunci: Murabaha, akidah, bank syariah, teori