Batik, warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, saat ini menghadapi tantangan pelestarian di era globalisasi. Memudarnya minat generasi muda terhadap batik, termasuk anak sekolah dasar, mengancam keberlanjutannya sebagai simbol identitas nasional. Upaya menumbuhkan kecintaan dan penghargaan terhadap batik di kalangan generasi muda sangat penting untuk memastikan kelestarian warisan budaya batik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan dan pemahaman siswa terhadap batik sebagai warisan budaya bangsa, meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa dalam membatik, mendukung pengembangan desa wisata batik di Desa Kliwonan 1 Masaran Sragen, dan melestarikan budaya batik sebagai bagian dari identitas bangsa. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui tahapan, pertama identifikasi dan analisis permasalahan melalui survei. Kedua, penentuan solusi berdasarkan hasil identifikasi dan analisis. Ketiga, pelaksanaan teknis pelatihan meliputi pre-test, penyampaian materi, praktik membatik, dan post-test. Keempat, menganalisis hasil dan mengevaluasi kegiatan. Kelima, merencanakan tindak lanjut. Pelatihan membatik bagi siswa menunjukkan hasil positif dan signifikan. Pengetahuan meningkat 80,0% (12 dari 15 siswa). Sikap meningkat 86,7% (13 dari 15 siswa), dan praktik meningkat 60,0% (9 dari 15 siswa). Analisis statistik menggunakan uji Paired T-Test dan Cohen's menunjukkan perbedaan rerata nilai pre-test dan post-test pada ketiga aspek (pengetahuan, sikap, dan praktik) secara signifikan. Efek pelatihan terhadap pengetahuan dan sikap tergolong besar, sedangkan pada praktik tergolong sedang. Analisis statistik Repeated Measure ANCOVA menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan, sikap, dan praktik, dan tidak dipengaruji kelas dan jenis kelamin. Kesimpulan, pelatihan membatik efektif meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik serta menunjukkan keadilan dan kesetaraan, sehingga siswa memiliki kesempatan sama dalam pengembangan membatik.
Copyrights © 2024