cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Respon pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis (Zea mays Saccharata sturt. L) akibat takaran bokashi pada sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di kabupaten Karawang Rommy Andhika Laksono; Nurcahyo Widyodaru Saputro; Muhammad Syafi’i
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.577 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.16079

Abstract

Abstract. Sweet corn production in Indonesia can be increased by intensification program, such as the use of superior cultivars, the use of balanced fertilizer, and the use of organic fertilizer. Objective of the research was to study Integrated Crop Management System, that related to use of fermented organic fertilizer (bokashi) which suitable to sweet corn crop, especially in lowland area of Karawang district. The method of research was experiment. The experimental design was Randomized Block Design, that consisted of 16 treatments and 3 replications. The treatments were 4 bokashi dosage (0, 5, 10 and 15 ton ha-1) combined with 4 varieties of F1 sweet corn (Bonanza, Talenta , Secada and Sweet Boy). The data were analyzed using analysis of variance and Duncan multiple-range test at 5%. The results show that bokashi dosage had given difference on plant height, number of leaves per plant, diameter of the stem, weight of ears, number of grain rows, and yield. Dosages of 10 tons ha-1 bokashi gave the best growth and sweet corn yield of Sweet Boy F1 varieties on Integrated Crop Management System. Keywords: Sweet Corn, Bokashi, CMS. Sari. Produksi jagung manis di Indonesia dapat ditingkatkan dengan program intensifikasi, diantaranya dengan penggunaan kultivar unggul, pupuk berimbang, dan pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari sistem pengelolaan tanaman terpadu, yang berhubungan dengan penggunaan pupuk orga-nik bokashi yang cocok pada tanaman jagung manis, khususnya di dataran rendah Karawang. Metode penelitian ini menggunakan percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 16 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 4 dosis bokashi (0, 5, 10 dan 15 ton ha-1)  yang dikombinasikan dengan 4 varietas jagung manis F1(Bonanza, Talenta , Secada dan Sweet Boy). Data dianalisis menggunakan analisis varians dan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil menunjukkan perlakuan dosis bokashi memberikan perbedaan pada tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol, jumlah baris biji, dan hasil. Dosis bokashi 10 ton ha-1 memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik jagung manis varietas Sweet Boy pada sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu. Kata kunci: Jagung Manis, Bokashi, Pengelolaan Tanaman Terpadu
Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Alami dan Sintetik terhadap Pertumbuhan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Klon GMB 7 setelah Centering Silfiya Amaliyana Saefas; Santi Rosniawaty; Yudithia Maxiselly
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.375 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.12591

Abstract

Tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang memiliki organ target pucuk. Tanaman teh dapat ditingkatkan pertumbuhannya dengan  pemeliharaan berupa centering dan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin pada fase TBM. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi zat pengatur tumbuh alami atau sintetik yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tanaman teh klon GMB 7 setelah centering. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 sampai Maret 2017 di kebun percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menguji beberapa konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin, yaitu air kelapa sebagai ZPT alami pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan Benzil Amino Purin (BAP) sebagai ZPT sintetik pada konsentrasi 60 ppm, 90 ppm dan 120 ppm yang diaplikasikan pada tanaman teh klon GMB 7. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 7 perlakuan yang diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh berupa BAP dengan dengan konsentrasi 60 ppm, 90 ppm dan 120 ppm memberikan hasil terbaik dalam pertambahan jumlah daun (4 MSP), sementara BAP kosentrasi 60 ppm dan 120 ppm memberikan hasil positif terhadap pertambahan jumlah tunas (4, 6, 10 dan 12 MSP).
Studi efektivitas herbisida oksifluorfen 240 gl-1 sebagai pengendali gulma pada budidaya bawang merah (Allium ascalonicum L.) Uum Umiyati
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.928 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i1.12003

Abstract

Penelitian lapangan bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida berbahan aktif Oksifluorfen 240 gL-1. Sebagai pengendali gulma umum pada tanaman bawang merah. Percobaan dilakukan di desa Cikuya kecamatan Banjarharjo kabupaten Brebes dari bulan Oktober – Desember 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok  dengan 4 ulangan dan 7 perlakuan.  Perlakuan terdiri dosis herbisida oksifluorfen 240 gaiL-1dengan dosis 1,00; 1,50; 2,00; 2,50 dan  3,00 l/hektar, penyiangan secara manual dan tanpa pengendalian herbisida maupun penyiangan (kontrol).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida oksifluorfen 240 gaiL-1 dengan dosis 1,5–3 l/ha efektif mengen-dalikan  gulma dominan tanaman bawang merah  seperti Cynodon dactylon, Echinocloa colona, Cyperus iria Phyllhanthus debillis,  Euphorbia hirta,  gulmalain sertasemua jenis gulma sampai pengamatan 6 msa. Serta tidak menyebabkan keracunan tanaman bawang merah sampai pengamatan 6 minggu setelah aplikasi herbisida (msa) sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman.  Herbisida Oksifluorfen 240 gaiL-1 dengan kisaran dosis 1,5 – 3 l/ha menghasilkan jumlah umbi per petak berkisar 7 – 7,92 umbi/tanaman, sedangkan pada dosis 2 l/ha  menunjukkan rata-rata berat  umbi basah bawang merah sebesar 24,15 kg/petak. Kata kunci : Efikasi ∙ Herbisida  Oksifluorfen ∙ Gulma ∙ Bawang merah ___________________________________________
Preferensi petani terhadap keragaan padi (Oryza sativa) unggul untuk lahan sawah di wilayah Pangandaran dan Cilacap Muhamad Khais Prayoga; Neni Rostini; Mieke Rochimi Setiawati; Tualar Simarmata; Silke Stoeber; Kustiwa Adinata
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.772 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.15164

Abstract

Abstract The object that conducted in this study is farmer's preferences of rice plant charac-teristics. This study was taken in 3 villages which are village Ciganjeng, village Pamotan, and village Rawaapu. The method used in this study was quantitative design with descriptive analysis. The respondents were 64 rice plant farmers. Measuring instrument used was questionnaire and interview. The result of this study showed that farmers has its own preference for the character of rice plants. Conclution of this study is farmers preferred rice plants which has an average height of plants, wide leaves, leave's surface, leave's angle, and rice straw's type; rice straw that has many branches; strong braches; has a lot rice grains; maturity of rice plants; lenght and wide grains size; non-aromatic; and tender texture. The farmers thought that leave's surface isn't an important character of a rice plants;  high of plants, leave's lenght and wide, leave's angle, rice straw's type, grain's lenght and wide, and rice's scent are quite important characteristics; branch's strenght, grain's quantity, and plant's maturity are an important characteristics; resistance to pests, disease resistance, drought resistance, resistance to inundation, salinity resistance, productivity, and rice texture are the most important characteristics. Keywords : preferences, farmer, superior varietiesObjek yang dikaji dalam penilitian ini adalah preferensi petani terhadap karakter tanaman padi. Tempat penelitian dilaksanakan di 3 desa (Desa Ciganjeng, Desa Pamotan dan Desa Rawaapu). Desain penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan analisis data secara deskriptif. Metode yang diperunakan adalah survey untuk mengumpulkan data dengan mengedarkan kuisioner dan melakukan wawancara. Jumlah petani yang diwawancarai yaitu 64 orang. Hasil dari penelitian ini adalah petani lebih menyukai tanaman padi yang memiliki tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, permukaan daun, sudut daun dan tioe malai yang sedang, cabang malai sekunder yang banyak, ketegaran batang yang kuat, jumlah anakan yang banyak, umur yang genjah, ukuran gabah yang panjang dan lebar, aroma yang tidak wangi, serta tekstur nasi yang pulen. Petani beranggapan bahwa karakter permukaan daun merupakan karakter yang tidak penting; karakter tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, sudut daun, tipe malai, panjnag gabah, lebar gabah, dan aroma tergolong karakter cukup penting; karakter ketegaran batang, jumlah anakan, dan umur tanaman merupakan karekter yang penting; karakter ketahanan terhadap hama, ketahanan terhadap penyakit, ketahanan terhadap kekeringan, ketahanan terhadap genangan, ketahanan terhadap salinitas, produktivitas, dan karakter tekstur nasi merupakan karakter yang sangat penting.Kata kunci : preferensi, petani, varietas unggul
Pertumbuhan dan hasil kacang hijau kultivar Kenari dan No. 129 dalam tumpangsari bersisipan di antara padi gogo Yuyun Yuwariah; Ade Ismail; I. N. Hafhittry
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.771 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i1.12100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat-kan waktu penyisipan dua kultivar kacang hijau dalam tumpangsari bersisipan yang terbaik  di antara padi gogo terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai Juli 2011 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Univer-sitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Perco-baan ditata dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan yang terdiri atas 10 perlakuan yaitu A25 = kultivar Kenari + Waktu Penyisipan 25 hari sebelum panen padi gogo, A20 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 20 hari sebelum panen padi gogo, A15 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 15 hari sebelum panen padi gogo, A10 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 10 hari sebelum panen gogo, A5 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 5 hari sebelum panen gogo, B25 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 25 hari sebelum panen padi gogo, B20 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 20 hari sebelum panen padi gogo, B15 =  kultivar No.129 + waktu penyisipan 15 hari sebelum panen padi gogo, B10 =  kultivar No. 129 + waktu penyisipan 10 hari sebelum panen padi gogo, B5 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 5 hari sebelum panen padi gogo. Hasil penelitian menunjukkan waktu penyisipan kacang hijau di antara padi gogo dengan kisaran 25, 20, dan 15 hari sebelum panen padi gogo, memberikan pertumbuhan dan hasil kedua kultivar Kenari dan No. 129 lebih baik dibandingkan perlakuan 5 dan 10 hari sebelum panen padi gogo, dan menghasilkan nisbah kesetaraan lahan dengan besaran masing-masing kultivar 1,77; 1,53; 1,27 dan 1,77; 1,53; dan 1,63. Kata kunci : kultivar, waktu penyisipan, kacang hijau, relay intercropping, padi gogo. 
Pengaruh berbagai dosis pupuk silika organik dan tingkat kekerasan biji terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut (Coix lacryma- Jobi.L) genotip 37”. Tati Nurmala; Anni Yuniarti; N. Syahfitri
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.752 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i2.11896

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis silika organik dan tingkat kekerasan biji yang dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut (Coix lacryma- Jobi.L). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Mei 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari enam perlakuan dan empat kali ulangan, yaitu: Kontrol; Silika dosis (4,50 g/tanaman); (9,00 g/tanaman); (13,50 g/tanaman); (18,00 g/tanaman); (22,50 g/tanaman), sehingga diperoleh 24 petak percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan tanpa pupuk silika organik berpengaruh terhadap biomassa total tanaman hanjeli, tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan indeks luas daun tanaman hanjeli. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan dengan pupuk silika organik pada dosis 9,00 g/tanaman, 13,50 g/tanaman dan 22,50 g/tanaman  memberikan hasil yang sama dengan perlakuan tanpa pupuk silika pada biomassa tanaman total. Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan antara rendemen biji pecah kulit dengan kekerasan biji (r=0,26). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa setiap peningkatan rendemen biji pecah kulit, akan diikuti kenaikan kekerasan biji. Kata kunci: Hanjeli (Coix lacryma- Jobi.L), pupuk silika organik, dosis pupuk.
Faktor yang mendasari overestimasi pengukuran gas exchange tanaman dengan menggunakan Photosynthesis Analyzer Li-6400 Mochamad Arief Soleh
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.393 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11546

Abstract

Salah satu tujuan penelitian adalah dihasilkannya data penelitian yang valid dan terpercaya. Semuanya itu tentu memerlukan usaha keras dalam memahami topik penelitian, serta memahami cara kerja alat penelitian yang akan digunakan. Beberapa kesalahan yang penulis temui dalam mengukur laju fotosintesis tanaman atau gas exchange dengan alat LI-6400 adalah ditemukannya overestimasi pengukuran. Seperti ditemukan pada dua publikasi jurnal, misalnya laju fotosintesis tanaman bawang merah mencapai 97-158 μmol CO2 m-2 s-1 dan laju fotosintesis jangung mencapai 85 – 100 μmol CO2 m-2 s-1. Secara umum tanaman C4 (Jagung) memiliki laju fotosintesis jauh lebih tinggi dibanding tanaman C3 (Bawang). Ada dua faktor kemungkinan yang menyebabkan terjadinya overestimasi dalam mengestimasi pengukuran fortosintesis dengan menggunakan alat portable fotosintesis LI-6400 ini, pertama: faktor pengguna seperti kurang informasi berkenaan response fotosintesis tanaman, kesalahan teknis pemasangan alat serta kekurang hati-hatian dalam menggunakan alat. Kedua, faktor sample daun yang diukur seperti: laju pembukaan stomata sangat minim, kondisi daun terlalu muda atau tua, serta daun terlalu banyak disentuh fisik (tangan) sehingga stomata menutup. Untuk menghindari hal tersebut hendaknya para peneliti yang menggunakan alat portable fotosintesis ini agar lebih memahami informasi fisiologis tanaman yang diukurnya, memahami protokol penggunakan alat, serta memahami bagaimanan memilih daun sample terbaik untuk dijadikan wakil dari  proses fisiologi tanaman. Dengan demikian estimasi nilai fotosintesis tanaman akan lebih akurat.Kata Kunci: gas exchange, fotosintesis, LI-6400, overestimasi
Respon pertumbuhan bibit nilam aceh (Pogostemon cablin benth.) Klon sidikalang pada media tanam subsoil dengan pemberian pati beras dan pupuk hayati Mira Ariyanti; Cucu Suherman; Intan Ratna Dewi Anjarsari; Dewi Santika
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.822 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14429

Abstract

Media tanam berupa topsoil masih menjadi andalan untuk mendukung pertumbuhan tanaman nilam karena kandungan mineral dan bahan organiknya yang tinggi. Seiring dengan pemanfaatannya, ketersediaan topsoil semakin berkurang dan dirasa perlu untuk mencari alternatif lain yaitu dengan memanfaatkan subsoil. Peningkatan unsur hara dalam subsoil dilakukan dengan cara pemberian pupuk organik berupa pati beras dan pupuk hayati. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor pada Juni 2011- September 2011. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok terdiri dari 11 kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Perlakuan percobaan meliputi  top soil,  sub soil + pupuk anorganik N 1.75 g, sub soil + 25 g pati beras, sub soil + 50 g pati beras, sub soil + 75 g pati beras, sub soil + 25 g pati beras + pupuk hayati EMAS 2.5 g, sub soil + 50 g pati beras + pupuk hayati EMAS 2.5 g, sub soil + 75 g pati beras + pupuk hayati EMAS 2.5 g, sub soil + 25 g pati beras + pupuk hayati EMAS 5 g, sub soil + 50 g pati beras + pupuk hayati EMAS 5 g, sub soil + 75 g pati beras + pupuk hayati EMAS 5 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian  25 g pati beras + PHE 2,5 g pada media tanam subsoil menghasilkan pengaruh yang paling baik terhadap pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun, pertambahan cabang, luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, dan bobot kering akar tanaman nilam. Pati beras mengandung 0.8% N, 0.29% P2O5, 0.07% K2O, 1.48% CaO, 1.14% MgO, 10.04 % C-organik. 
Rekayasa ekofisiologis tanaman teh belum menghasilkan klon GMB 7 melalui pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium Intan Ratna Dewi Anjarsari; Santi Rosniawaty; Cucu Suherman
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.706 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i1.12079

Abstract

Teh merupakan komoditas perkebunan penting di Indonesia. Rekayasa ekologis yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh di perkebunan adalah melalui tindakan pemupukan. Sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan kini pihak pekebun pada umumnya menggunakan input yang lebih ramah lingkungan, diantaranya dengan menggunakan asam humat dan pupuk hayati konsorsium. Saat ini asam humat telah dimanfaatkan sebagai pelengkap pupuk yang dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk dan meningkatkan pertum-buhan tanaman. Selain asam humat, salah satu alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman teh belum menghasilkan adalah dengan pemeberian pupuk hayati konsorsium yang terdiri dari bakteri pelarutf posfat, bakteri penambat nitrogen dan bakteri pelarut kalium.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium dapat mengoptimalkan nutrisi tanaman teh belum menghasilkan guna meningkatkan efisiensi pemupukan pada teh di fase TBM. Penelitian ini dimenggunakan ran-cangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan  yakni kontrol, 10 mLasam humat,  20 mL asam humat, 30 mL Asam Humat, 1,0 g PHK/tanaman, 2,0 g PHK/tanaman dan kombinasi keduanya sehingga terdapat sembilan perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium terhadap pertum-buhan tanaman teh belum menghasilkan klon GMB 7 serta pada kombinasi 1,0  g PHK/ tanaman + 10 mL Asam humat menunjukkan kecen-derungan nilai laju asimilasi bersih, luas daun, nisbah luas daun yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Kata kunci  : Teh ∙ Asam humat ∙ Pupuk hayati konsorsium 
Pupuk anorganik sebagai alternatif media untuk pertumbuhan eksplan nilam (Pogostemon cablin Benth) kultivar Sidikalang dan Tapaktuan secara in-vitro Suseno Amien; M. F. Wiguna
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.867 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i2.11961

Abstract

Kultur jaringan selama ini dipahami oleh sebagian masyarakat merupakan suatu teknologi yang mahal, terutama dalam menyediakan bahan kimia untuk media. Hasil percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa percobaan dengan media pupuk anorganik dapat digunakan sebagi  media tanam in-vitro. Namun media tersebut belum diteliti secara rinci manfaatnya untuk tanaman nilam. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh media pupuk anorganik yang sesuai untuk pertumbuhan kultivar nilam (Pogostemon cablin Benth) Sidikalang dan Tapak Tuan. Penelitian dilakukan di laboratorium teknologi kultur jaringan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dari bulan Mei sampai Agustus 2010. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah kultivar nilam (n) yang terdiri dari dua taraf yaitu kultivar Sidikalang (n1) dan Tapak-tuan (n2). Faktor kedua adalah media yang digunakan (m), terdiri dari lima taraf yaitu media MS (m1), Gandasil (m2), Growmore (m3), Hyponex (m4) dan Vitabloom (m5).Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara kultivar dan media untuk karakter waktu pem-bentukan tunas, tinggi tunas, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar, dan bobot basah plantlet. Media MS dibandingkan dengan empat media pupuk anorganik yang diuji merupakan media  terbaik untuk karakter jumlah daun dengan rata-rata 28 buah, tinggi tunas dengan rata-rata 2,25 cm dan bobot basah plantlet dengan rata-rata 0,69 g. Media hyponex menunjukkan pengaruh terbaik untuk karakter jumlah akar dengan rata-rata 56 cm dan panjang akar dengan rata-rata 1,85 cm. Kata kunci :  Nilam ∙ Kultur jaringan ∙ Media pupuk anorganik ∙ Planlet