cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Pola penyebaran tanaman jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain.) di Jawa Barat bagian selatan berdasarkan karakter morfologi Yudithia Maxiselly; D Ustari; Ade Ismail; Agung Karuniawan
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.643 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i1.12007

Abstract

Jawa Barat bagian selatan memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah. Salah satu komoditas yang berpotensi dikembangkan di Jawa Barat bagian selatan adalah tanaman jengkol (Pithecellobium Jiringa (Jack) Prain.). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pola penyebaran tanaman jengkol di Jawa Barat bagian selatan. Penelitian dilakukan dari bulan November sampai bulan Desember 2013. Lokasi survey meliputi beberapa desa di kabupaten Ciamis, kabupaten Tasikmalaya, dan kabupaten Garut dengan menggunakan metode eksplorasi dan penentuan lokasi secara purposive sampling. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi dengan metode karakterisasi in situ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis) terdapat pola penyebaran yang acak atau tidak spesifik wilayah pada aksesi-aksesi jengkol yang dikoleksi dari Jawa Barat Selatan. Terdapat 3 aksesi jengkol yaitu JG 3, JG 7 dan JG 10 yang mengelompok berbeda dengan aksesi-aksesi jengkol yang lain diakibatkan karakter bentuk bunga, posisi bunga, dan lingkar buah yang merupakan karakter paling berkontribusi pada variasi jengkol di Jawa Barat bagian Selatan. Kata kunci: Analisis komponen utama ∙ Jengkol ∙ Purposive sampling 
Perbandingan pengukuran luas daun kedelai dengan metode gravimetri, regresi dan scanner Aep Wawan Irwan; Fiky Yulianto Wicaksono
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.419 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14448

Abstract

Luas daun merupakan salah satu parameter penting yang diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.), oleh karena itu diperlukan teknik pengukuran yang cepat dan tepat. Dengan mengetahui luas daun, maka akan diketahui indeks luas daunnya dengan cara membaginya dengan luas kanopi tanaman. Selain pengukuran dengan menggunakan Leaf Area Meter,  pengukuran dengan menggunakan metode dasar (gravimetri) masih sering dipergunakan. Penggunaan metode lainnya adalah dengan cara regresi dan penggunaan alat scanner, dimana metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk pelaksanaan pengukuran luas daun kedelai ini digunakan tanaman kedelai kultivar Anjasmoro yang ditanam di polybag di Kebun Percobaan Hidroponik Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor dari bulan September sampai dengan bulan November 2016.  Setelah dilakukan perhitungan, dapat disimpulkan bahwa metode regresi dan metode scanner mendapatkan hasil pengukuran luas daun kedelai yang lebih teliti dibandingkan dengan metode gravimetri. Perlu disarankan penggunaan leaf area meter untuk kalibrasi terhadap tingkat ketelitian dari ketiga metode yang diuji. Kata kunci : luas daun, kedelai, gravimetri, scanner
Pemanfaatan urin kelinci dan urin sapi sebagai alternatif pupuk organik cairpada pembibitan kakao (Theobroma cacao L.) Santi Rosniawaty; Rija Sudirja; H. Afrianto
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.598 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i1.12094

Abstract

Pembibitan merupakan awal dari pertum-buhan tanaman. Bibit yang baik akan menghasil-kan tanaman yang berproduksi baik pula. Pemupukan merupakan salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik. Peman-faatan urin kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif untuk pembi-bitan kakao. Percobaan telah di laksanakan pada bulan April-Agustus 2013 di Kebun Percobaan Ciparanje fakultas Pertanian Unpad, dengan ordo Inceptisol dan tipe curah hujan menurut klasifikasi Schmidt Ferguson. Perlakuan yang digunakan adalah beberapa konsentrasi urin kelinci, konsentrasi urin sapi dan kombinasi urin dengan pupuk anorganik. Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih dahulu sebelum digunakan. Rancangan percobaan yang diguna-kan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdapat 15 perlakuan yang di ulang 3 kali. Hasil perco-baan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan urin kelinci dan urin sapi yang telah difermentasi terhadap luas daun, volume akar dan bobot kering bibit kakao pada umur 16 mst. Penggunaan urin sapi dengan konsentrasi 25 % dapat menyamai penggunaan pupuk anorganik pada pembibitan kakao. Kata kunci : Urin kelinci ∙ Pembibitan kakao ∙  Urin sapi ∙ Pupuk organik cair 
Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat Agus Wahyudin; Ruminta Ruminta; S. A. Nursaripah
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.56 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i2.11867

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida kalium glifosat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Jagung toleran herbisida glifosat serta mencari dosis terendah yang dapat digunakan dalam budidaya jagung toleran herbisida. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat 750 meter di atas permukaan laut dan ordo tanah Inceptisols, curah hujan rata-rata termasuk tipe C3 menurut Oldeman, dan temperatur udara berkisar antara 22,23˚ - 26,47˚C. Percobaan dilakukan dari bulan Desember 2014 sampai April 2015. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 8 perlakuan dan diulang  sebanyak tiga kali. Perlakuannya adalah sebagai berikut : Penyiangan manual, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 0,75 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 1,125 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 1,5 L/ha,  perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 1,875 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 2,25 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 2,625 L/ha, dan perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis 3 L/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis herbisida memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap komponen pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil tanaman. Perlakuan dengan dosis herbisida terendah yaitu 0,75 L/ha memberikan respon dan hasil yang sama dibandingkan dengan perlakuan penyiangan manual dan dosis herbisida lainnya.Kata kunci: Jagung toleran herbisida, herbisida kalium glifosat 600 g/L, pertumbuhan dan hasil
Pengaruh sitokinin dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil benih kentang (Solanum tuberosum L.) G2 kultivar granola dengan sistem nutrient film technique M. Ibrahim; Anne Nuraini; Dedi Widayat
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.039 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12073

Abstract

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sitokinin dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil benih kentang (Solanum tuberosum L.) G2 kultivar Granola dengan menggunakan sistem Nutrient Film Technique. Percobaan dilakukan di rumah plastik CV. Alam Pasundan, Cibiru, Bandung dari bulan April sampai dengan Agustus 2014 dengan ketinggian lokasi penelitian ± 700 m dpl. Rancangan perco-baan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan enambelas perlakuan dan masing-masing terdiri dari tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah : A (kontrol), B (25 ppm sitokinin), C (50 ppm sitokinin), D (75 ppm sitokinin), E (50 ppm paklobutrazol), F (100 ppm paklobutrazol), G (150 ppm paklobutrazol), H (25 ppm sitokinin + 50 ppm paklobutrazol), I (25 ppm sitokinin + 100 ppm paklobutrazol), J (25 ppm sitokinin + 150 ppm paklobutrazol), K (50 ppm sitokinin + 50 ppm paklobutrazol), L (50 ppm sitokinin + 100 ppm paklobutrazol), M (50 ppm sitokinin + 150 ppm paklobutrazol), N (75 ppm sitokinin + 50 ppm paklobutrazol), O (75 ppm sitokinin + 100 ppm paklobutrazol), P (75 ppm sitokinin + 150 ppm paklobutrazol). Hasil perco-baan menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian kombinasi konsentrasi sitokinin dan paklobutrazol terhadap tinggi tanaman, jumlah daun majemuk, bobot segartanaman, dan bobot kering tanaman, tetapi tidak terdapat pengaruh terhadap komponen hasil. Pemberian sitokinin dan paklobutrazol masih belum mampu meningkatkan hasil benih kentang.Kata kunci : Benih ∙ Kentang ∙ Sitokinin, paklobutrazol ∙ Nutrient film technique 
Pertumbuhan eksplan meristem bawang putih (Allium sativum L.) kultivar tawangmangu pada berbagai komposisi kinetin dan GA3 In Vitro Y. Sholihin; Erni Suminar; Wieny Heriliya Rizky; G. G. Pitaloka
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.412 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11769

Abstract

Bawang putih merupakan komoditas penting di Indonesia. Indonesia merupakan negara terbesar pengimpor bawang putih. Permasalahan yang dihadapi dalam teknik produksi benih secara konvensional menjadi salah satu faktor pembatas tidak optimalnya pengembangan dan penyebaran benih tersebut. Produksi benih  in vitro dapat dijadikan sebagai metode alternatif dalam perbanyakan benih sumber kultivar unggul. Penelitian ini bertujuanuntuk mendapatkan komposisi kinetin dan GA3 terbaik pada media dasar MS untuk regenerasi eksplan meristemsecara in vitro.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur JaringanBalai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Pasir Banteng, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, yang berlangsung dari bulan April hingga Juli 2015. Eksplan yang digunakan adalah meristem bawang putih kultivar Tawangmangu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Media yang digunakan adalah Murashige dan Skoog (MS) dengan penambahan zat pengatur tumbuh Kinetin (0,0 mg L-1; 1,5 mg L-1; 3,0 mg L-1; 4,5 mg L-1) dan GA3 (0,0 mg L-1; 0,5 mg L-1; 1,0 mg L-1).Perlakuan komposisi Kinetin dan GA3 pada media MS memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bawang putih kultivar Tawangmangu in vitro, dan perlakuan yang terbaik diperoleh pada perlakuan 4,5 mg L-1 Kin + 1,0 mg L-1 GA3 untuk peubah jumlah daun, tetapi perlakuan media tanpa kinetinmemberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tunas, jumlah akar, dan panjang akar pada pertumbuhan eksplan meristem bawang putih Kultivar Tawangmangu in vitro.Kata Kunci:Bawang Putih Kultivar Tawangmangu, Eksplan Meristem, GA3, In Vitro, Kinetin, Media MS
Keragaman dan kelimpahan arthropoda pada tajuk tanaman cabai merah keriting (Capsicum annuum L.) varietas TM 999 yang diberi aplikasi insektisida klorantraniliprol 35% Sudarjat Sudarjat; Annisa Handayani; Siska Rasiska; Wawan Kurniawan
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.075 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.22149

Abstract

Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan kelimpahan arthropoda yang terdapat pada tajuk tanaman cabai yang diberi aplikasi insektisida klorantraniliprol 35%.  Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok dengan enam perlakuan dosis insektisida klorantraniliprol 35%.  Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan keragaman pada pengamatan langsung sebanyak 5 ordo, 7 famili dan 7 spesies untuk herbivor, 3 ordo, 4 famili dan 4 spesies untuk predator, serta 1 ordo, 1 famili dan 1 spesies untuk serangga netral. Keragaman yang didapatkan pada pemasangan perangkap kuning yaitu 4 ordo, 4 famili dan 4 spesies untuk herbivor, untuk serangga netral terdiri dari 1 ordo, 2 famili dan 2 spesies, predator terdiri dari 2 ordo, 2 famili, dan 1 spesies, sedangkan untuk parasitoid terdiri dari 1 ordo, 2 famili dan 1 spesies.  Kelimpahan pada pengamatan langsung tertinggi terdapat pada kontrol, sedangkan pada perangkap kuning jumlah tertinggi terdapat pada perlakuan B (Klorantraniliprol 35% dosis 100g/ha).  Aplikasi Insektisida klorantraniliprol 35% pada tanaman cabai dapat menurunkan keragaman herbivor serta predator tetapi pada dosis yang rendah keragaman predator tidak menurun, sedangkan pada serangga netral tidak berpengaruh sama sekali. Aplikasi insektisida klorantraniliprol 35% berpengaruh terhadap kelimpahan herbivor, namun tidak berpengaruh terhadap kelimpahan parasitoid, predator dan serangga netral. Insektisida klorantraniliprol yang diuji aman terhadap lingkungan khususnya bagi serangga dan arthropoda nontarget (parasitoid, predator dan serangga netral) yang hidup pada pertanaman cabai.Kata Kunci: kelimpahan, arthropoda, tajuk, cabai, insektisida, klorantraniliprol  Abstract. The aim of this present study was to determine the diversity and abundance of arthropods found in chili plant canopy treated with klorantraniliprol 35% insecticide. An experimental method with a Randomized Block Design with six treatments of Klorantraniliprol 35% insecticide doses was used. The results of this study discovered the diversity of 5 orders, 7 families and 7 species of herbivores; 3 orders, 4 families and 4 species of predators; and 1 order, 1 family and 1 species of neutral insect species through direct observation. Meanwhile, the diversity through the application of yellow trap verified 4 orders, 4 families and 4 species of herbivores, consisted of 1 order, 2 families and 2 species of neutral insect species, predators made up of 2 orders, 2 families and 1 species, while parasitoid consisted of 1 order, 2 families and 1 species. The highest arthropod’s abundance was found in controls on the direct observation, while application of 100 g/ha of Klorantraniliprol 35% resulted in the highest number of arthropods catch on yellow trap. The application of klorantraniliprol 35% insecticide reduced herbivore and predator diversity but did not decrease the diversity of predators at low doses and no effect on the neutral insect species. Furthermore, the application of klorantraniliprol 35% insecticide affected the abundance of herbivores, but no effect on the abundance of parasitoids, predators and neutral insect species. The tested klorantraniliprol insecticide was safe for the environment, especially for non-target insects and arthropods (parasitoids, predators, neutral insect species) living on chili plant canopy.Keywords: abundance, arthropods, chili, Insecticides, klorantraniliprol
Respon pertumbuhan dan hasil cabai keriting (Capsicum annuum L.) CK5 akibat perlakuan pupuk npk dan pupuk hayati Heru Waskito; Anne Nuraini; Neni Rostini
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.374 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.17856

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai keriting CK5 terhadap dosis pupuk NPK dan pupuk hayati  Percobaan dilaksanakan di Desa Sindanglaya, Kelurahan Cibereum, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat dari  bulan Agustus 2017 sampai Januari 2018. Rancangan percobaan menggunakan Split Plot  dengan 4 ulangan. Yang menjadi main plot adalah dosis pupuk NPK yang terdiri dari dari 2  taraf yaitu 50% dan 100% NPK, dan sub plot adalah konsentrasi pupuk hayati  yang terdiri dari 3  taraf  yaitu :  0%; 0,5%; dan 1%. Hasil percobaan menunjukkan  bahwa:  pengaruh interaksi dosis NPK dengan konsentrasi pupuk hayati hanya terjadi pada tinggi tanaman umur 28 HST,  perlakuan yang terbaik adalah dosis NPK 100% dengan konsentrasi pupuk hayati 0,5%. Pupuk NPK dan konsentrasi pupuk hayati secara mandiri berpengaruh terhadap jumlah dan bobot buah. Dosis NPK yang terbaik dalam menghasilkan jumlah dan bobot buah adalah 100% NPK, dan konsentrasi pupuk hayati yang terbaik adalah 0,5%.Kata Kunci:     cabai CK 5, pupuk hayati, pupuk NPK, pertumbuhan, hasil ABSTRACT This study aims to find out  response of growth and yield of curly red chili plant  cv. CK5  as a result of  NPK  and  organic fertilizer . The experiment was conducted  in Sindanglaya Village,  District Sukamantri, Ciamis Regency West Java Province, from  August 2017 until January 2018. The experiment  design used was Split Plot Design with 4 replications. The main plot was the dosage of NPK fertilizer consisting of two levels : 50% and 100% NPK, and the sub plot was concentration organic fertilizer consisting of three levels : 0%; 0.5%; and 1%. The results showed that  : the effect of NPK dosage interaction with concentration of biological fertilizer occurs only at plant height of 28 day after planting, the best treatment was 100% NPK dosage with 0.5% biofertilizer concentration. NPK fertilizer and concentration of biological fertilizers independently affected the amount and weight of fruit. The best dosage of  NPK in producing the amount and weight of fruit  was 100% NPK, and the best concentration of biofertilizer was 0,5%.Keywords: Biofertilizer, curly  pepper CK5, growth, NPK fertilizer, yield
Faktor yang mempengaruhi pembungaan pada mangga (Mangifera indica L.) Ardika Albi Fauzi; Wawan Sutari; Nursuhud Nursuhud; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.465 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14340

Abstract

Pada kegiatan produksi mangga, tahap pembungaan pada mangga menjadi salah satu penentu dalam produksi buah mangga. Sehingga tahap pembungaan merupakan bagian penting dalam kegiatan produksi. Pembungaan merupakan tahapan pertama dalam kegiatan produksi buah mangga (Mangifera indica L.) di setiap tahun. Perkembangan tanaman khususnya pembungaan bergantung pada beberapa faktor lingkungan dan internal dari tanaman mangga yang diusahakan. Pada daerah subtropis, faktor lingkungan yang mempengaruhi pembungaan ada faktor suhu. Suhu 18°C di siang hari dan 10°C di malam hari memicu perkembangan bunga di daerah tropis. Untuk daerah tropis, faktor suhu tidak sangat mempengaruhi terhadap pembungaan karena perubahan suhu tiap musimnya tidak terlalu tegas. Cekaman kekeringan umumnya dapat memicu pembungaan di daerah tropis. Dalam pembungaan mangga, terdapat adanya rangsangan yang disebut florigenic promoter (FP). Adapun pertumbuhan vegetatif dikendalikan oleh rangsangan induksi berupa vegetative promoter (VP). Fitohormon pun memiliki peran dalam pembungaan mangga. Fitohormon yang berperan dalam pembungaan antara lain auksin, sitokinin, etilen, dan giberelin. Adapun C/N rasio yang meningkat menyebabkan terjadinya peningkatan karbohidrat yang tinggi dan mendukung inisiasi bunga. Adanya akumulasi karbohidrat pada bagian tajuk pada masa vegetatif akhir dapat memicu pembungaan.
Pengaruh penambahan arang sekam dan ukuran polybag terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat kultivar ‘Valouro’ hasil sambung batang Tino Mutiarawati Onggo; Kusumiyati Kusumiyati; A. Nurfitriana
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.419 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11716

Abstract

Tanaman tomat beef merupakan komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi yang peka terhadap penyakit tular-tanah. Penerapan teknologi sambung batang dilakukan untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit tersebut sehingga dapat menghasilkan buah dengan kualitas yang optimal. Penanaman dalam polybag dimaksudkan agar rumah plastik dapat digunakan untuk penanaman tomat secara kontinyu. Arang sekam sebagai salah satu bahan pembenah tanah diaplikasikan untuk perbaikan tanah Inceptisol Jatinangor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi penambahan bahan pembenah arang sekam dan ukuran polybag yang berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat beef kultivar Valouro hasil sambung batang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai Januari 2016 di dalam rumah plastik Laboratorium Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu ukuran polybag: 30cm x 35cm, 35cm x 35cm, dan 35cm x 40cm; faktor kedua yaitu penambahan bahan pembenah arang sekam: tanpa penambahan (kontrol), 10% (v/v) arang sekam, dan 20% (v/v) arang sekam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan ukuran polybag dan penambahan arang sekam terhadap semua parameter pengamatan. Ukuran polybag terbesar (35cm x 40cm) berpengaruh meningkatkan tinggi tanaman dan persentase jumlah dan bobot buah kualitas A sebaliknya menurunkan persentase jumlah dan bobot buah kualitas C, sedangkan pada penambahan arang sekam 20% (v/v) diameter batang menjadi lebih kecil.Kata kunci : tomat beef, pertumbuhan, hasil, kualitas buah