cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Respon beberapa klon bibit kina (Chinchona sp) asal setek sambung dua spesies di berbagai media tanam Yudithia Maxiselly; Ahmad Shohibboniawan; Wawan Sutari; Noladhi Wicaksana; Heri Syahrian
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.878 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14450

Abstract

Kina merupakan tanaman yang selama ini dimanfaatkan sebagai obat berbagai penyakit, seperti malaria dan jantung karena memiliki kandungan alkaloid yang beragam. Peningkatan produktifitas tanaman kina dibutuhkan untuk menunjang kuantitas dan kualitas obat bahan alam. Salah satu factor penting dalam kualitas tanaman kina adalah bahan tanam yang baik. Bahan tanam juga didukung dengan kecocokan media tanam. Media tanam yang selama ini digunakan pada pembibitan kina memiliki kendala di bobot media sehingga sulit untuk pendistribusian bibit. Penelitian ini bertujuan mencari media baru yang cocok untuk bahan tanam kina. Bahan tanam menggunakan 6 klon kina succi yang disambung dengan 1 jenis kina ledger pada 5 media tanam. Metode experiment menggunakan RAK sederhana yang diulang 2 kali. Pengamatan meliputi persentasi hidup, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah tunas yang diamati saat bibit kina berumur 3 bulan. Hasil pengamatan menunjukkanterdapat pengaruh pada presentasi hidup dan diameter batang. Klon 1, 4, dan 5 menunjukkan respon baik diberbagai media tanam pada variable tersebut Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potensi media yang dapat menggantikan media tanam kina yang selama ini digunakan. Kata Kunci : C.ledgeriana, C.succirubra, Fluff, Topsoil,
Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.) N Rubiyanti; Yayat Rochayat
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.311 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i1.12095

Abstract

Mawar merupakan tanaman hias yang populer dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah mawar batik yang memi-liki motif seperti batik pada mahkotanya. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi paklo-butrazol terhadap pertumbuhan dan pembu-ngaan mawar batik (Rosa hybridaL.). Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Pembi-bitan Mawar, Desa Cihideung, Lembang Jawa Barat yang berada pada ketinggian  tempat 800 meter di atas permukaan laut pada bulan April sampai Juni 2014. Rancangan Percobaan yang diguna-kan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari sepuluh perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari; tanpa pembe-rian paklobutrazol (kontrol); paklobutrazol 250 ppm + 4 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 250 ppm + 6 minggu setelah okulasi; paklo-butrazol 250 ppm + 8 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 500 ppm + 4 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 500 ppm + 6 MSO; paklobutrazol 500 ppm + 8 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 4 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 6 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 8 minggu setelah okulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsen-trasi dan waktu aplikasi paklobutrazol berpengaruh terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun, diameter batang, jumlah cabang, klorofil daun, waktu muncul primordia bunga, tinggi tunas bunga, diameter bunga, dan jumlah bunga per tanaman. Perlakuan dengan konsentrasi 250 ppm yang diaplikasikan pada 4 minggu setelah okulasi memberikan hasil terbaik pada pertum-buhan dan pembungaan mawar batik. Kata kunci : Mawar batik ∙ Paklobutrazol ∙ Waktu aplikasi 
Respons pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil buncis tegak terhadap pemberian berbagai dosis kompos dan interval panen pada inceptisols jatinangor Kusumiyati Kusumiyati; Wawan Sutari; N. Raniska
Kultivasi Vol 15, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.382 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i2.11888

Abstract

Produksi buncis yang menurun mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti kondisi lahan suboptimal dan kualitas hasil yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kompos dan interval panen yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil buncis tegak pada Inceptisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, di Ciparanje Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang pada ketinggian ±750 meter di atas permukaan laut (m dpl), selama bulan Februari – April 2016. Tipe iklim kawasan Jatinangor berdasarkan Oldeman adalah C3. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Kombinasi perlakuan terdiri dari 4 dosis kompos sebanyak 0 kg, 2.5 kg, 5 kg, dan 7.5 kg per petak serta interval panen setiap 1 hari, 2 hari, dan 3 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pada persentase polong layak pasar dan tidak layak pasar, dimana pemberian kompos 0 kg dengan interval panen 1, 2, dan 3 hari sekali, serta pemberian kompos 5 kg dan 7.5 kg dengan interval panen 1 hari menghasilkan polong dengan persentase layak pasar tertinggi. Kombinasi terbaik adalah dosis kompos dengan dosis 100% dan interval panen 1 hari.Kata kunci: Buncis tegak, Inceptisols, interval panen, kompos.
Pengaruh pemberian zat retardan terhadap pertumbuhan dan hasil ubi pada dua kultivar kentang (Solanum tuberosum L.) di dataran medium Sumadi Sumadi; Erni Suminar; Murgayanti Murgayanti; Anne Nuraini
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.466 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12067

Abstract

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kulti-var kentang dan jenis serta konsentrasi zat retardan yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta kuantitas dan kualitas hasil ubi bibit kentang di dataran medium. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak terpisah. Perlakuan terdiri dari petak utama yaitu kultivar yaitu kultivar Nadia dan Granola, dan anak petak yaitu jenis dan konsentrasi zat retardan dengan penggunaan paklobutrazol ( 0; 40; 120 mg L-1 ) atau coumarin (45; 90; 135 mg L-1). Hasil percobaan menun-jukkan bahwa jenis kultivar dan zat retardan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan per-kembangan bibit kentang. Terjadi interaksi pada peubah bobot ubi per tanaman, sedangkan peubah tinggi tanaman, kandungan klorofil, jumlah ubi per tanaman, bobot ubi per petak dan persentase jumlah ubi kentang per tanaman berdasarkan pengkelasan ubi bibit tidak terjadi interaksi antara kultivar dan zat retardan.  Penggunaan zat retardan pada kultivar Nadia menghasilkan bobot ubi per tanaman lebih tinggi daripada kultivar Granola sedangkan untuk kelas ubi ukuran S dan M dihasilkan lebih tinggi pada kultivar Granola daripada kultivar Nadia. Kata kunci : Kentang ∙ Ubi ∙ Dataran medium ∙ Zat retardan 
Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang Diberi perlakuan pupuk silikon dengan dosis yang berbeda di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Yudithia Maxiselly; Oviyanti Mulyani; M. I. Janitra
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.391 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11770

Abstract

Pemberian silikat diketahui dapat meningkatkan aktivitas antioksidan, stabilitas membran sel, dan kandungan klorofil meningkat sehingga dapat mengatasi cekaman panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis silikon yang optimum terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum yang maksimum di dataran medium. Percobaan dilakukan sejak Maret hingga Agustus 2016 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m di atas permukaan laut. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 7 perlakuan dosis pupuk silika yang diulang 3 kali. Perlakuan terdiri dari 0, 50, 100, 150, 200, 250, dan 300 kg ha-1. Perbedaan nilai rata-rata taraf diuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk silika berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman dibandingkan tanpa pupuk silika, dilihat dari tinggi tanaman, jumlah anakan, persentase gabah isi, bobot 100 butir, bobot biji, dan kandungan gluten. Dosis pupuk silika yang paling baik bagi pertumbuhan dan hasil adalah 250 kg ha-1. Kata kunci: gandum,silikon, dataran medium
Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik Agus Wahyudin; Aep Wawan Irwan
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.063 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.22184

Abstract

 Sari. Peningkatan produktivitas sawi (Brassica juncea L.) dapat dilakukan secara organik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dosis kascing dan penggunaan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas sembilan kombinasi perlakuan dan diulang empat kali, masing-masing kombinasi perlakuan adalah: tanpa kascing dan tanpa bioaktivator; kascing 5 ton/ha dan tanpa bioaktivator; kascing 5 ton/ha dan bioaktivator 4 mL/L; kascing 10 ton/ha dan tanpa bioaktivator; kascing 10 ton/ha dan bioaktivator 4 mL/L; kascing 15 ton/ha dan tanpa bioaktivator; kascing 15 ton/ha dan bioaktivator 4 mL/L; kascing 20 ton/ha dan tanpa bioaktivator; serta kascing 20 ton/ha dan bioaktivator 4 mL/L.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing dan bioaktivator memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator. Dosis pupuk kascing 5 ton/ha tanpa bioaktivator merupakan dosis yang dianjurkan karena memberikan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering yang sama dibandingkan dengan perlakuan lainnya yang diberi pupuk kascing dan bioaktivator pada dosis yang lebih tinggi.Kata kunci: Pupuk Kascing, Bioaktivator, Tanaman Sawi, Budidaya Organik  Abstract: Brown mustard yield can be increased based on organic farming. The purpose of this study was to determine the effect of vermine compost dose and bioactivactor application on the growth and yield of brown mustard.  The experimental design used Randomized Block Design. There were nine treatments: without vermi manure and without bioactivator; vermi manure 5 ton/ha and without bioactivator; vermi manure 5 ton/ha and bioactivator 4 mL/L; vermi manure 10 ton/ha and without bioactivator; vermi manure 10 ton/ha and bioactivator 4 mL/L; vermi manure 15 ton/ha and without bioactivator; vermi manure 15 ton/ha and bioactivator 4 mL/L; vermi manure 20 ton/ha and without biactivator; and vermi manure 20 ton/ha and bioactivator 4 mL/L; with four replications.  The results of experiment showed that all dosages of vermi manure fertilizer and bioactivator increased the plant height, number of leaves, and biomass of plant. Dosage 5 ton/ha vermi manure without biactivator gave the best result on biomass of plant.Keywords: Vermi Manure, Bioactivator, Mustard Green, Organic Farming
Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai (Capsicum sp.) yang diberi pupuk hayati pada pertanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) TBM I. Cucu Suherman; Mochamad Arief Soleh; Anne Nuraini; Annisa Nurul Fatimah
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.32 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.18116

Abstract

ABSTRAK Penerapan sistem tanam tumpangsari pada tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit merupakan upaya optimalisasi lahan. Pada TBM I  terdapat 75 % ruang terbuka yang dapat ditanami tanaman sela, misalnya tanaman cabai. Tanaman sawit umumnya ditanam pada lahan marginal, maka untuk optimasi pertumbuhan tanaman sela perlu dipilih varietas yang baik dan dilakukan pemupukan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh pengaruh interaksi terbaik varietas dan dosis pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai yang ditanam pada pertanaman kelapa sawit TBM 1. Percobaan dilakukan mulai Oktober 2017 sampai Pebruari 2018 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas padjadjaran.  Ordo tanah inceptisol. Tipe curah hujan C menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, ketinggian tempat ± 780 m dpl. Rancangan menggunakan Split plot design,  varietas sebagai main plot terdiri atas dua taraf, yaitu CK5 dan CB2 dan dosis pupuk hayati sebagai sub plot terdiri atas enam taraf, yaitu 0, 50, 100,150, 200 dan 250 mL/tanaman. Setiap perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan Pertumbuhan dan hasil tanaman cabai dipengaruhi secara mandiri maupun interaksi varietas dan dosis pupuk hayati. Pada CK5 taraf dosis pupuk hayati 200 mL/tanaman menghasilkan tinggi tanaman, lebar kanopi dan jumlah cabang yang lebih baik. Pada CB2, taraf dosis 150 mL/tanaman memberikan pengaruh interaksi lebih baik. Secara mandiri, dosis pupuk hayati 150 mL/tanaman menghasilkan pertumbuhan terbaik pada tinggi tanaman, lebar kanopi, jumlah cabang, bobot dan jumlah buah tanaman cabai, sementara untuk varietas CK5 menghasilkan tinggi tanaman, jumlah cabang, panjang dan jumlah buah yang lebih baik dibanding CB2.Kata kunci : Tumpangsari, varietas cabai, pupuk hayati. ABSTRACT Intercropping system on immature plant of oil palm is an alternative cropping system to reach land optimization. In immature oil palm plantation there is 75% uncover space among the crops which could be used for cultivating annual crops. Generally, oil palm is cultivated on marginal land, so that to optimize the growth of annual crop is needed proper variety and fertilization. The objective of this research was to get the best interaction effect among variety and dosage of organic fertilizer at year 1 immature palm. The experiment was conducted at experimental station of Agricultural Faculty, Universitas Padjadjaran from Oct 2017 to Feb. 2018, it used of split plot. Variety was a main plot with two level namely: CK5 and CB2, the dosage of organic fertilizer was a sub plot with six level namely: 0, 50, 100, 150, 200, and 250 mL of organic fertilizer. All treatments were repeated for four times. The growth and yield of chili crop were affected independently by variety or fertilizer dosage even by interaction of both. CK5 and 200 mL of fertilizer showed better on plant height, canopy width, and number of branch, whereas interaction effect of CB2 and 150 mL of fertilizer showed the best on plant growth. Independent effect of organic fertilizer of 150 mL affected on plant height, canopy width, branch number, fruits number and weight of chill crop. Independent effect of variety of CK5 showed better than of CB2 on plant height, fruit number and yield.Keywords : Intercropping, Chili Variety, Organic Fertilizer
Aplikasi chitosan untuk meningkatkan hasil benih kentang G0 (Solanum tuberosum l.) kultivar granola pada berbagai jenis media tanam Anne Nuraini; Jajang Sauman Hamdani; Erni Suminar; Dian Ardiansyah
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.668 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14374

Abstract

Salah satu kendala dalam produksi kentang di Indonesia adalah rendahnya mutu benih yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut penyediaan benih kentang dilakukan dengan kultur jaringan, dengan menghasilkan benih Go. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui efek aplikasi chitosan  terhadap hasil benih kentang G0 kultivar Granola pada berbagain jenis media tanam. Percobaan dilaksanakan dari  Februari 2012 sampai Mei 2012 di screen house Kebun Percobaan Ciparanje  Faperta UNPAD, Jatinangor, dengan ketinggian tempat ±750 m dpl. Percobaan memakai  Rancangan Petak Terbagi  dengan tiga ulangan. Petak utama adalah komposisi  media tanam terdiri dari empat  taraf, yaitu tanah + sekam, tanah + sekam + pupuk kotoran hewan (kohe) ayam , tanah + sekam + pupuk kohe sapi , tanah + sekam + kascing dengan perbandingan 2:1:1. Anak petak adalah konsentrasi chitosan  terdiri dari empat taraf, yaitu 0%, 0,2 % , 0.4% , dan 0.6%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pengaruh chitosan tidak bergantung pada jenis media terhadap pertumbuhan dan hasil benih G0. Secara mandiri perlakuan pupuk kohe sapi dan kascing menghasilkan pertumbuhan dan hasil benih terbaik,Kata kunci :  chitosan, kotoran hewan sapi, kotoran hewan ayam, kascing, hasil benih
Identifikasi morfologi dan agronomi jagung hibrida Unpad pada tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi Arjasari Jawa Barat Elia Azizah; A. Setyawan; Muhamad kadapi; Yuyun Yuwariah; Dedi Ruswandi
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.239 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11718

Abstract

Produksi jagung di Indonesia belum mampu menutupi tingginya permintaan jagung nasional. Padi hitam pun secara umum mengalami kondisi yang sama. Upaya peningkatan produksi jagung dapat ditingkatkan melalui penggunaan jagung hibrida. Namun, penggunaan varietas hibrida akan mendatangkan permasalahan lingkungan karena over aplikasi pupuk sintetis. Modifikasi lingkungan secara aktif pada budidaya hibrida jagung dan padi hitam dapat dilakukan dengan cara tumpangsari. Hal ini merupakan salah satu solusi yang ramah lingkungan karena memperkaya bahan organik dan anorganik melalui pemilihan tanaman kedua secara selektif, mencegah gagal panen, diversifikasi pangan dan asupan nutrisi yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan varietas jagung hibrida unpad yang memiliki penampilan morfologi dan agronomi terbaik dalam tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi. Percobaan lapangan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 18 perlakuan jagung hibrida unpad dan 1 varietas komersil sebagai cek. Untuk mendapatkan Jagung hibrida terpilih analisis dilanjutkan dengan uji Least Significant Increase (LSI). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam kondisi tumpangsari dengan padi hitam, karakter panjang daundengan hibrida terpilih JH6, JH17, JH12, dan karakter bobot biji pipilan kering, dengan hibrida terpilih JH17, JH12, JH8, JH1 dan JH14, memberikan hasil tertinggi dibandingkan cek. Panjang daun dan bobot biji pipilan kering merupakan karakter penting terkait dengan hasil yang tinggi pada jagung hibrida. Namun, memberikan hasil yang sama pada tinggi tongkol dan kandungan klorofil. Untuk mendapatkan jagung hibrida unpad yang lebih stabil dan adaptif perlu dilakukan pengujian lebih lanjut pada musim dan ketinggian tempat yang berbeda.Kata kunci : Morfologi-Agronomi, hibrida,  jagung, padi hitam, tumpangsari
Pengaruh minyak cengkeh dan jenis kemasan terhadap mutu benih dua kultivar kacang hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) setelah periode simpan Sumadi Sumadi; Anne Nuraini; Erni Suminar; Siti Sarah Rubaekah; Muhamad Alvianto
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.781 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.16074

Abstract

Abstract. Seed storage is one of the efforts to maintain seed quality until the seed is ready to be planted. Some factors that influence seed quality after the storage period are seed storage pest attack, packaging type and seed charac-teristics of each cultivar. The objectives of the experiment was to determine the combination of dosage of clove oil, packaging type and mung bean cultivar. This research consisted of two series of experiments: to study the effectiveness of a combination of clove oil dosage with cultivars and tested combinations of packaging types with two mung bean cultivars. The first experiment was conducted in January - April and the second in April - June 2017 respectively. The first experiment was to obtain the effect of a combination of clove oil dosages (0,0 ml kg-1, 0,5 ml kg-1, 1,0 ml kg-1, 1,5 ml kg-1 and 2,0 ml kg-1) with two mungbean cultivars (Vima-1 and Vima-2). Furthermore, the second experiment was to examine the types of packaging (jute bag, aluminum foil, paper bag, plastic bag and glass bottle) with cultivar type (Vima-1 and Vima-2) .The quality of the seeds was tested three and six months storage respectively. The first experi-mental results showed that clove oil treatment had no significant effect on the population of Callosobrochus sp after three months storage, percentage of broken seeds, weight of 100 grains and germination capacity. In general, Vima-3 cultivars that combined with dosages of clove oil  gave better quality than  of Vima-1 cultivars. The second experimental results showed that the paper bag packaging type and the jute bag are not able to maintain the seed viability and vigor more than  ≥ 80% of the standard quality. Aluminum foil, plastic seals, and glass bottles are able to maintained the seed quality of both cultivars after a six-month storage period.Keywords: clove oil, types of packaging, Mung bean cultivars, storage Sari. Penyimpanan benih merupakan salah satu upaya menjaga mutu benih sampai benih siap ditanam. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu benih setelah periode simpan, antara lain serangan hama gudang, jenis kemasan dan karakteristik benih tiap kultivar. Tujuan penelitian adalah menentukan kombinasi dosis minyak cengkeh, jenis kemasan yang  paling baik  mempertahankan kualitas benih  kacang hijau.Penelitian  terdiri dari dua seri percobaan, yaitu mengkaji keefektifan kombinasi dosis minyak cengkeh dengan dua kultivar kacang hijau serta mengkaji kombinasi jenis kemasan dengan kultivar kacang hijau. Masing-masing dilaksanakan pada bulan Januari – April serta April – Juni 2017. Percobaan pertama mengkaji pengaruh kombinasi antara dosis minyak cengkeh ( 0,0 ml kg-1, 0,5 ml kg-1, 1,0 ml k-1, 1,5 ml kg-1 dan 2,0 ml kg-1) dengan kultivar ( Vima-1 dan Vima-2). Selanjutnya percobaan ke dua adalah untuk mengkaji  jenis kemasan (kantong terigu, aluminium foil, kantong kertas, kantong plastik dan botol kaca) dengan jenis kultivar (Vima-1 dan Vima-2). Mutu benih  diuji setelah periode simpan masing-masing tiga bulan dan enam bulan. Hasil percobaan pertama menun-jukkan bahwa pemberian minyak cengkeh tidak berpengaruh nyata terhadap populasi Calloso-brochus sp pada penyimpanan benih tiga bulan berkisar antara 10,00 – 25,67 ekor, persentase benih rusak, bobot 100 butir dan daya berkecambah. Secara umum kultivar Vima-2 yang dikombinasikan dengan dosis minyak cengkeh mutunya lebih baik diban-dingkan benih kultivar Vima-1.Hasil percobaan kedua menununjukkan bahwa jenis kemasan amplop kertas dan karung terigu tidak mampu mempertahankan daya berkecambah dan vigor  kedua kultivar ≥ 80 % dari standar. Kemasan aluminum foil, kantong plastik dan botol kaca mampu mempertahankan mutu benih kedua kultivar setelah periode simpan enam bulan.Kata kunci : Minyak cengkeh, jenis kemasan, kultivar kacang hijau, penyimpanan