cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Pengaruh campuran herbisida berbahan aktif atrazin 500 g/L dan mesotrion 50 g/L terhadap gulma dominan pada tanaman jagung (Zea mays L.) Denny Kurniadie; Uum Umiyati; Sarah Shabirah
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.06 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.22558

Abstract

Sari. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida tunggal bila dilakukan terus menerus akan menimbulkan gulma resisten. Pencampuran herbisida perlu dilakukan untuk menanggulanginya. Campuran herbisida dengan dua atau lebih jenis bahan aktif dapat bersifat sinergis, aditif, atau antagonis. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sifat campuran herbisida Atrazin 500 g/L + Mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma dominan pada tanaman jagung. Percobaan dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai Januari 2019, di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Unpad,  Jatinangor. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan enam tingkat dosis, yaitu herbisida tunggal Atrazin (1200, 600, 300, 150, 75, 0 g/ha), Mesotrion (120, 60, 30, 15, 7,5, 0 g/ha) dan campuran herbisida dari Atrazin 500g/L dan Mesotrion 50 g/L (1056, 528, 264, 132, 66, 0 g/ha) dengan empat ulangan. Gulma target adalah gulma A. conyzoides, S. nodiflora, C. rotundus, dan E. indica. Analisis data menggunakan analisis regresi linear dan metode MSM untuk menentukan LD50 perlakuan dan LD50 harapan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pencampuran herbisida berbahan aktif Atrazin 500 g/L dan Mesotrion 50 g/L memiliki nilai LD50 perlakuan (85,11 g/ha) lebih kecil dari nilai LD50 harapan (86,9 g/ha) sehingga dapat disimpulkan sifat campuran herbisida tersebut bersifat sinergis.Kata kunci : Atrazin, Mesotrion, Herbisida campuran, Gulma dominan tanaman jagung  Abstract. Weed control by using a single herbicide continuously will cause weeds resistant, so it is necessary to mix herbicides. Mixture of herbicide with two or more types of active ingredient can be synergistic, additive, or antagonistic. The objective of this research is to know the effect of herbicide mixture of Atrazin 500 g/L and Mesotrion 50 g/L to several types of dominant weeds. The research was conducted from November 2018 until January 2019, at the Green house of Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The treatment was consisted of three types of herbicide with six level of doses. There were herbicide Atrazine 500 g/L (1200, 600, 300, 150, 75,0 g /ha), Mesotrion 50 g/L (120, 60, 30, 15, 7.5, 0 g/ha) and herbicide mixtures Atrazine 500 g/L and Mesotrion 50 g/L (1056, 528, 264, 132, 66, 0 g/ha) with four replications. The target weeds were A. conyzoides, S. nodiflora, C. rotundus and E. indica. Data was analyzed by linear regression and MSM method to determine the value of LD50 treatment and  LD50 expectation. The results showed that herbicides mixture of Atrazine 500 g/L and Mesotrion 50 g/L had a value of LD50 treatment 85.11 g/ha which is smaller than the value of LD50 expectation (86.9 g/ha), this  indicating that the herbicide mixtures was synergistic.Keywords: Atrazine, Mesotrion, Mixed herbicides, dominant weeds of corn
Pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) yang diberi asam salisilat dan kalsium klorida dengan selang waktu yang berbeda di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Aep Wawan Irwan; Agus Wahyudin; Linda Wahyu Setianingrum
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.935 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12063

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, hasil, dan kualitas hasil tanaman gandum yang maksimum di dataran medium melalui pemberian kalsium klorida dan asam salisilat dengan interval waktu yang terbaik. Percobaan dilakukan sejak Maret hingga Juli 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Univer-sitas Padjadjaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m di atas permukaan laut. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari lima perlakuan dan diulang empat kali sehingga terdapat 20 plot percobaan. Ukuran petak percobaan yang digunakan adalah 3 m x 4 m. Adapun perlakuan yang diberikan adalah A = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 3 hari, B = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 6 hari, C = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 9 hari, D = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 12 hari, dan E = Aplikasi CaCl2 dan Asam Salisilat dengan interval waktu 15 hari.Perbedaan nilai rata-rata perlakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5 %. Grafik antar perlakuan dibandingkan dengan uji kesejajaran dan keberimpitan garis regresi (uji Chow pada taraf nyata 5 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbe-daan yang nyata yang diberikan salah satu perlakuan terhadap komponen pertumbuhan (jumlah anakan, kandungan klorofil, dan indeks luas daun), komponen hasil (jumlah malai, panjang malai, gabah isi, bobot biji per malai, dan bobot biji per tanaman). Pemberian asam salisilat dan kalsium klorida memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum terbaik pada interval 9 hari. Kata kunci : Gandum ∙ Asam salisilat ∙ Kalsium klorida 
Hubungan kualitas air tercemar dengan keragaman gulma air di daerah aliran sungai Cikeruh dan Cikapundung Provinsi Jawa Barat Denny Kurniadie; D. V. Putri; Uum Umiyati
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.612 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11763

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus dengan tujuan untuk mengetahui keragaman gulma air  dan hubungan keberadaan gulma air yang tumbuh pada DAS Cikeruh dan DAS Cikapundung Propinsi Jawa Barat dengan kualitas air yang tercemar limbah pertanian, limbah pemukiman, dan limbah industri.  Metode penelitian metode weed survey dengan cluster sampling  diletakkan pada komunitas vegetasi di daerah hulu, tengah, dan hilir  sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma dominan tumbuh di sungai Cikeruh adalah : Drymaria cordata (L), daerah tengah dan hilir adalah: Eleusine indica (L), sedangkan gulma di DAS  Cikapundung bagian hulu adalah Drymaria cordata (L), daerah tengah dan hilir  adalah Ageratum conyzoides (L), dan Cyperus difformis (L). Nilai C sungai Cikeruh dan sungai Cikapundung menunjukkan lebih kecil dari 75% atau tidak terdapat kesamaan populasi, sedangkan nilai H’ termasuk dalam kategori rendah, dan nilai E termasuk dalam kategori sedang. Tidak terdapat korelasi antara keragaman jenis gulma dengan kualitas air di DAS Cikeruh dan DAS Cikapundung. Kata Kunci : dominasi gulma, pencemaran, keragaman gulma air
Ekstrak daun bunga pukul empat dan daun pagoda sebagai tanaman antivirus untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Shalahuddin Mukti Prabowo; Sangrani Annisa Dewi
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.593 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.19615

Abstract

 Sari. Banyak petani cabai yang menggunakan pestisida kimia sebagai pilihan utama untuk mengendalikan penyakit keriting. Penelitian ini bertujuan mempelajari potensi ekstrak tumbuhan berdaya antivirus: bunga pukul empat dan pagoda,  dalam mengendalikan penyakit keriting pada cabai yang disebabkan virus. Penelitian ini dilakukan di lahan endemi penyakit keriting pada cabai merah di daerah Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Juni 2018. Bahan yang digunakan adalah tanaman sebagai bahan pesisida nabati: bunga pukul empat dan pagoda. Alat yang digunakan blender, sprayer, jerigen, baskom dan alat tulis. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan, yaitu tanpa perlakuan pestisida nabati; ekstrak daun bunga pukul empat konsentrasi 50 mL/L; ekstrak daun bunga pukul empat konsentrasi 100 mL/L; ekstrak daun pagoda konsentrasi 50 mL/L; dan ekstrak daun pagoda konsentrasi 50 mL/L. Setiap plot perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan.  Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ekstrak daun pukul empat dan pagoda memberikan insidens penyakit dan keparahan penyakit lebih rendah daripada tanpa perlakuan pestisida nabati, sehingga memberikan hasil yang lebih baik. Hasil cabai terbesar, yaitu sebesar 255 g, diperoleh dari perlakuan ekstrak bunga pukul empat dengan konsentrasi 100 mL/L. Kata Kunci: Cabai rawit, bunga pukul empat, pagoda, ekstrak daun  Abstract. Many chili farmers use chemical pesticides as the main choice for controlling curly diseases. This study aimed to redundant the potential of leaves extracts: four o'clock flower and pagodas, in controlling chili disease caused by viruses. This research was carried out in the endemic area of curly disease in red chili , Sukoharjo Districts. This research was carried out from April to June 2018. The material used plants as organic pesticides: leaves of four o'clock flowers and pagodas. Tools are used: blenders, sprayers, jerry cans, basins and stationery. The study used a Randomized Block Design (RBD) with five treatments of leaf extracts application. There were without organic pesticides application, leaves of four o'clock flower with concentration 50 mL/L; leaves of four o'clock flower with concentration 100 mL/L; leaves of pagoda flower with concentration 50 mL/L; and leaves of pagoda flower with concentration 100 mL/L. Each treatment plot replicated three times. The results showed that leaves extract of four o’clock flower and pagoda gave lower disease incidence and disease severity than without organic pesticide, so yield of plants are higher. the best yield, about 255 g, is given by leaf extract of four o'clock flower at the dose of 100 mL/L. Keywords: Cayenne pepper, four o'clock flower, pagoda, leaf extract
Pemanfaatan beberapa jenis urin ternak sebagai pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) di pembibitan utama Bisri Alvi; Mira Ariyanti; Yudithia Maxiselly
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.514 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.16914

Abstract

Sari. Pembibitan merupakan tahapan awal dalam budidaya tanaman kelapa sawit, kualitas bibit akan mempengaruhi hasil yang akan diperoleh nantinya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bibit diantaranya adalah ketersediaan unsur hara yang dapat diperoleh dari pemberian pupuk anorganik dan organik. Pemberian pupuk anorganik tanpa diimbangi pupuk organik dapat merusak sifat tanah, sehingga diperlukan pupuk organik yaitu dengan memanfaatkan urin ternak sebagai pupuk organik cair, dengan menambahkan pupuk organik cair pada tanah, maka dapat membantu proses pertumbuhan tanaman karena pupuk organik cair urin ternak mengandung hormon pertumbuhan bagi tanaman serta mudah diserap tanaman. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang, pada bulan September 2017 sampai bulan Februari 2018. Ordo tanah yang digunakan adalah Inceptisol. Tipe curah hujan menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson bertipe C dengan ketinggian tempat ±780 m dpl. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 11 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali dengan jumlah tanaman di setiap plot 2 tanaman. Perlakuan terdiri dari pemberian urin sapi, kambing dan kelinci dengan konsentrasi 40 mL/L air, 120 mL/L air dan 200 mL/L air, serta perlakuan kontrol (tanpa perlakuan) dan pemberian pupuk urea 3,3 g/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan urin ternak memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman, yang tercermin dari bobot kering tanaman. Perlakuan urin kambing konsentrasi 40 mL/L air dan 120 mL/L air cenderung berpengaruh baik terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan nisbah tajuk akar bibit kelapa sawit.Kata Kunci: urin ternak, urin sapi, urin kambing, urin kelinci, kelapa sawit. Abstract. Seedling is an initial stage in the cultivation of oil palm, seed quality will affect the results that will be obtained later. Factor affecting the growth of seedlings of which the availability of nutrients which can be obtained from inorganic and organic fertilizer. Application of inorganic fertilizer without an organic fertilizer balanced can be damage the nature of the soil, necessitating organic fertilizer the urine of livestocks as organic liquid, adding organic liquid fertilizer to the soil, can help the plants to growth because organic liquid fertilizer of livestocks urine contain growth hormone for plants and easily absorbed to the plants. The research was conducted in Experimental Station of Ciparanje, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Sumedang, from September 2017 to February 2018. Ordo of the soil used is Inceptisol. Precipitation type according to Schmidt and Ferguson's classification of type C with ± 780 meters above sea level altitude. Experiment was using a randomized block design (RBD) with 11 treatments with 3 replications and the number of plants in each plot of 2 plants. The treatment consists the urine of cows, goats and rabbits with some concentration of 40 mL/L of water, 120 mL/L of water  and 200 mL/L of water as well as a comparison treatment, control (untreated) and the provision of urea fertilizer 3,3 g/plant. The results showed that the utilization some kinds of cattle urine provides a good effect on plant growth, which is reflected from the dry weight of the plant. Treatment goat’s urine concentration 40 mL/L of water and 120 mL/L of water tends to affect on the dry weight shoot, dry weight root, and shoot root ratio on seedling oil palm.Keywords: livestock urine, cow’s urine, goat’s urine, rabbit’s urine, oil palm.
Kompleksitas pengaruh temperatur dan kelembaban tanah terhadap nilai pH tanah di perkebunan jambu biji varietas kristal (Psidium guajava l.) Bumiaji, Kota Batu Hidayati Karamina; W Fikrinda; A T Murti
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.397 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.13225

Abstract

Kawasan Bumiaji merupakan kawasan wisata yang berada di Kota Batu. Suhu rata-rata udara mencapai 20 oC menyebabkan Bumiaji menjadi kawasan yang cocok untuk tanaman hortikultura misalnya jambu biji varietas kristal. Tanaman jambu biji varietas kristal pada pemeliharaannya diberikan pupuk berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik beserta beberapa pestida untuk menekan peledakan hama dan penyakit tanaman. Usaha-usaha peningkatan hasil produksi diatas ternyata dapat memberikan dampak kurang baik bagi lingkungan sekitar. Pupuk dan pestisida tersebut merupakan sumber pencemaran logam berat. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengkaji bagaimana aspek-aspek seperti temperatu tanah dan kelembaban tanah mampu mempengaruhi nilai pH tanah di perkebunan jambu biji varietas kristal (Psidium guajava L.). Penelitian ini menggunakan metode pengambilan hasil di beberapa titik sample dan di beberapa kedalaman tanah di Perkebunan Jambu biji Varietas Kristal (Psidium Guajava L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai temperatur tanah, kelembaban tanah berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai pH tanah di berbagai umur tanaman perkebunan jambu biji varietas kristal (Psidium guajava L.).Kata Kunci : aspek ekologi, pH tanah, jambu biji varietas kristal (Psidium guajava L.).
Respons pertumbuhan tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) dengan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik berbeda dosis Mira Ariyanti; Mochamad Arief Soleh; Yudithia Maxiselly
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.75 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11543

Abstract

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) adalah salah satu tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi dan potensial untuk terus dikembangkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas aren di Indonesia adalah dengan  pemupukan. Pupuk anorganik yang lazim diaplikasikan pada tanaman aren  memiliki kecenderungan untuk merusak kualitas tanah. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk  untuk mengembalikan kesehatan tanah dengan cara mengimbangi pemberian pupuk anorganik dengan pupuk organik. Penelitian ini  dilakukan di kebun percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Oktober 2016 - Desember  2016. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok terdiri dari enam kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak empat kali. Perlakuan meliputi  tanpa pupuk, pupuk organik 100%, pupuk anorganik 100%, 25% pupuk organik + 75% pupuk anorganik, 50% pupuk organik + 50% pupuk anorganik, dan 75% pupuk organik + 25% pupuk anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 25% - 50% pupuk organik yang dikombinasikan dengan 50%-75% pupuk anorganik berpengaruh baik terhadap pertumbuhan aren TBM terutama pada parameter rata-rata pertambahan tinggi tanaman, rata-rata pertambahan lilit batang dan rata-rata pertambahan jumlah daun. Kata Kunci : Aren,  pupuk anorganik, pupuk organik
Identifikasi keanekaragaman dan dominansi gulma pada lahan pertanaman jeruk (Citrus sp.) Isna Tustiyani; Desember Risa Nurjanah; Siti Syarah Maesyaroh; Jenal Mutakin
Kultivasi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.309 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i1.18933

Abstract

Sari Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu tanaman budidaya. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman dan dominansi gulma pada lahan pertanaman jeruk (Citrus sp.) di dataran medium Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2018. Metode penelitian adalah statistik kualitatif melalui studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan pada 5 plot yang berbeda dengan luas pengambilan sempel gulma masing-masing 50 cm x 50 cm / plot. Setiap lahan terdapat 5 titik pengambilan sampel. Setelah didapatkan sampel gulma, maka dilakukan identifikasi gulma dan Summed Dominance Ratio. Hasil penelitian teridentifikasi 6 jenis gulma rumput, 3 gulma teki dan 13 jenis gulma daun lebar dengan indeks keanekaragaman yang rendah. Jenis gulma yang dominan adalah gulma Ciperus rotundus dan Amaranthus spinosus L. Kata Kunci: dominansi, gulma, identifikasi, jeruk, keanekaragaman.Abstract. Weeds was plants that interfere with cultivated plants. The aim of this research was to identify the diversity and dominance of weeds on Citrus (Citrus sp.) in medium land of Garut. The study was conducted in April to June 2018. The qualitative method is used through case study. Sampling was conducted on 5 differents plot weed with size 50 cm x 50 cm per plot. Each plot had 5 sampling points. Weed samples were collected and it was identified per species according to the weed group, then it was calculated by Summed Dominance Ratio to see weed dominancy at each site locations. The results of the study identified 6 types of weed grass, 3 weed cyperus types and 13 types of broad-leaf weeds with low diversity index. The dominant types of weeds in citrus was Cyperus rotundus and Amaranthus spinosus L.  Keywords: citrus, diversity, dominant, identification, weed.
Perbedaan kualitas dan vase life bunga krisan akibat aplikasi macam pupuk organik dengan variasi jarak tanam Dali Setiadi; Noertjahyani Noertjahyani; Suparman Suparman
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.875 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.16076

Abstract

Abstract. Chrysantemum much appreciated by the public for its beautiful colors and shapes, and has a longer vase life.  Quality and vase life of chrysanthemum flowers not only was influenced by post harvest conditions but also the management during plant growth. Light, temperature, relative humidity, fertilization and spacing arrangement on cultivated plant are factors that can affect the quality and vase life of flowers.  An experiment was conducted to study the variation of organic fertilizer application effect on quality and vase life of Chrysan-themum flowers with different row spacing, and to find out of organic fertilizer and row spacing which gave the best quality and vase life of Chrysanthemum flowers. Experimental design was used Split Plot Design with two factors: kinds of organic fertilizer as main plot and su plot was row spacing. Kinds of organic fertilizers consisted four levels: chicken, sheep, rabbit and cow dung, and three levels of row spacing : 10 cm x 10 cm, 15 cm x 10 cm and 20 cm x 10 cm. Those treatment combinations were repeated three times.  Result of this experiment showed that application of organic fertilizer affected for the quality of chrysanthemum flowers in row spacing variation.  Rabbit or sheep dung of organic fertilizer application  gave the best of flower stalk and diameter of flowers, flowers of grade I > 60%, and vase life more than 13 days, if  was planted with 20 cm x 10 cm row spacing.Keywords: Chrysanthemum, Kinds of organic fertilizer, Row spacing, Quality and vase lifeSari.  Krisan banyak disukai masyarakat karena keindahan bentuk dan warna serta memiliki vase life yang lebih lama.  Kualitas dan vase life bunga krisan tdak hanya dipengaruhi oleh kondisi pascapanen, tetapi juga dipengaruhi oleh management selama pertumbuhan tana-man.  Cahaya, temperatur, kelembaban, pemu-pukan dan pengaturan jarak tanam dalam teknik budidaya merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan vase life bunga krisan. Suatu percobaan bertujuan untuk mempelajari efek aplikasi macam pupuk organik terhadap kualitas dan vase life bunga krisan pada variasi jarak tanam dan mendapat-kan macam pupuk organik dan jarak tanam yang memberikan kualitas dan vase life bunga krisan yang terbaik. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor perlakuan, yaitu macam pupuk organik sebagai petak utama dan jarak tanam sebagai anak petak.  Macam pupuk organik terdiri atas empat taraf : pupuk kandang ayam, sapi, domba dan kelinci yang diberikan dengan dosis 30 t ha-1 dan diaplikasikan pada saat tanam. Jarak tanam terdiri atas tiga taraf: 10 cm x 10 cm, 15 cm x 10 cm, dan 20 cm x 10 cm. Kombinasi kedua taraf factor perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi macam pupuk organik berpengaruh terhadap kualitas bunga dan vase life pada variasi jarak tanam. Aplikasi pupuk organik kelinci atau domba dengan penanaman berjarak 20 cm x 10 cm memberikan panjang tangkai bunga dan diameter bunga terbaik, persentase bunga kelas I  di atas  60% serta vase life lebih dari 13 hari.Kata kunci: Jarak tanam, Macam pupuk organik, Kualitas dan Vase life, Krisan
Respons tanaman kedelai (Glycine max) varietas Wilis akibat pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K, dan pupuk guano pada tanah Inceptisol Jatinangor Agus Wahyudin; Fiky Yulianto Wicaksono; Aep Wawan Irwan; Ruminta Ruminta; Rizka Fitriani
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.421 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemberian Pupuk Organik Padat Guano dapat memberikan hasil yang sama dengan pemberian Pupuk N,P,K. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor dengan ketinggian 754m dpl dan menggunakan tanah inceptisol dengan pH 6,18.Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 8 perlakuan kombinasi dosis pupuk, yang terdiri dari 100% N,P,K, 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 100% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 50% N,P,K + 75% Pupuk Guano, 75% N,P,K + 50% Pupuk Guano serta 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano. Percobaan diulang sebanyak 4 kali, dengan demikian terdapat 32 satuan percobaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa dosis pupuk N,P,K dan pupuk guano memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot kering tanaman, biomassa tanaman, jumlah bintil akar efektif, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen, bobot biji per hektar. Perlakuan 50% N,P,K + 50% Pupuk Guano memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol pada tinggi tanaman, biomassa tanaman, indeks luas daun, jumlah daun, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, indeks panen serta bobot biji per hektar.Kata Kunci : Tanaman Kedelai, Pupuk N,P,K, Pupuk Guano