cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Respons kedelai akibat jarak tanam dan konsentrasi giberelin pada tanah inceptisol Jatinangor Aep Wawan Irwan; Agus Wahyudin; Toto Sunarto
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.759 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.22232

Abstract

Sari. Teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai antara lain penggunaan jarak tanam yang tepat dan penambahan input berupa giberelin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jarak tanam dan konsentrasi yang tepat agar pertumbuhan dan hasil meningkat. Percobaan dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, dengan ketinggian tempat yaitu ± 780 meter di atas permukaan laut. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial, dengan tiga ulangan. Faktor I adalah jarak tanam, terdiri dari 3 taraf, yaitu: jarak tanam 25 cm X 25 cm, jarak tanam 15 cm X 15 cm  X 40 cm dan jarak tanam 20 cm X 20 cm X 40 cm. Faktor II adalah konsentrasi Giberelin, terdiri dari 3 taraf, yaitu : konsentrasi 150 ppm, 250 ppm dan 350 ppm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jarak tanam dan konsentrasi giberelin terhadap indeks luas daun dan jumlah polong per tanaman. Jarak tanam 20 cm X 20 cm X 40 cm memberikan pengaruh yang terbaik terhadap jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, dan indeks panen. Konsentrasi giberelin 350 ppm memberikan pengaruh terbaik terhadap  jumlah biji per tanaman.Kata Kunci: kedelai, jarak tanam, giberelin, inceptisols.  Abstract. Agronomy innovation to increase soybean productivity were spacing management and giberelin application. This study aims to obtain the right plant spacing and the right concentration so increase growth and yield. The experiment was conducted from July to October 2017 at the Ciparanje Experimental Station, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, with altitude of ± 780 m above sea level. It used randomized block design with factorial treatment and three replications. The first factor was plant spacing that consisted of 3 levels: spacing 25 cm X 25 cm, spacing 15 cm X 15 cm X 40 cm and spacing 20 cm X 20 cm X 40 cm. The second factor was giberelin concentration that consisted of 3 levels: concentration of 150 ppm, 250 ppm, and 350 ppm. The experimental results showed that there were interaction between the spacing and the concentration of gibberellins on leaf area index and number of pods per plant. The spacing 20 cm X 20 cm X 40 cm gave best effect on number of grain, weight of grain, and harvest index. The giberelin concentration of 350 ppm has the best influence on the number of seeds per plant.Keywords: soybean, plant-spacing, gibberelin, inceptisols.
Dampak perubahan iklim pada produksi apel di Batu Malang Impacts of climate change on production of apple in Batu Malang Ruminta Ruminta
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.451 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12064

Abstract

Perubahan iklim telah menjadi isu penting yang mengakibatkan kenaikan suhu global, perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan peningkatan frekwensi dan intensitas cuaca ekstrim. Perubahan iklim mempunyai pengaruh signifikan pada bidang pertanian, karena pertanian mempunyai ketergantungan yang kuat terhadap unsur iklim. Terkait dengan hal itu telah dilakukan penelitian dampak perubahan iklim terhadap produksi tanaman apel di wilayah Batu Malang Jawa Timur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan unsur iklim yaitu temperatur dan curah hujan terhadap produksi apel dan mengidentifikasi usaha adaptasi yang harus dilakukan oleh para petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah  Batu Malang telah mengalami perubahan iklim. Dampak perubahan iklim tersebut terhadap penurunan produksi apel  tidak signifikan.  Penurunan produksi apel di Batu Malang  lebih disebabkan oleh faktor non iklim seperti: tanaman apel sudah berumur tua; budidaya apel kurang intensif; konversi lahan tanaman apel; dan harga apel yang semakin turun.  Adaptasi terpenting yang harus dilakukan oleh petani adalah rehabilitasi tanaman apel; menanam bibit apel yang unggul yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim; dan mengintensifkan teknik budidaya apel. Kata kunci : Apel ∙ Dampak ∙ Perubahan iklim
Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar talenta S. Puspadewi; Wawan Sutari; Kusumiyati Kusumiyati
Kultivasi Vol 15, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.944 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i3.11764

Abstract

Percobaan bertujuan untuk mencari konsentrasi pupuk organik cair dan pupuk N, P, K yang terbaik  terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis kultivar Talenta. Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang dengan ketinggian tempat ± 750 m di atas permukaan laut. Percobaan dilakukan menggunakan metode percobaan di lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari tujuh perlakuan dan diulang empat kali yaitu: 1 dosis rekomendasi pupuk N, P, K ; 1 kali konsentrasi  pupuk organik cair ; 2 kali konsentrasi pupuk organik cair ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + ½ dosis pupuk N, P, K ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1 dosis pupuk N, P, K ; 2 kali konsentrasi pupuk organik cair + ½ dosis pupuk N, P, K dan 2 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1 dosis pupuk N, P, K. Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair dengan dosis pupuk N, P, K berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, hasil tanaman, indeks panen dan total padatan terlarut. Berdasarkan pertimbangan dari segi ekologis dan ekonomis, kombinasi 1 kali konsentrasi pupuk organik cair dengan ½ dosis pupuk N, P, K mampu memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.Kata kunci: jagung manis, pupuk organik cair, pupuk N, P, K
Pemanfaatan fenomena pembentukan buah partenokarpi dalam perspektif pertanian di Indonesia Firman Rezaldi; Muhammad Abdilah Hasan Qonit; Anne Nuraini; Kusumiyati Kusumiyati; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.887 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i2.21172

Abstract

Sari. Buah merupakan organ reproduktif yang memainkan peranan penting pada tanaman dalam proses perbanyakan tanaman dan penyebaran biji. Biji akan terbentuk akibat adanya proses polinasi dan fertilisasi. Pada beberapa jenis buah keberadaan biji tidak diinginkan, sehingga sekarang sudah banyak dikembangkan buah tanpa biji atau buah partenokarpi. Secara garis besar partenokarpi terdiri dari dua kelompok utama, yaitu partenokarpi alami dan partenokarpi buatan. Pisang, tomat, dan manggis merupakan contoh tanaman yang bersifat partenokarpi alami. Pembetukan buah partenokarpi dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya adalah penggunaan hormone auksin/giberelin, iridiasi polen, perubahan jumlah kromosom, gene  silencing, modifikasi gen, dan genome editing tools. Review ini menjelaskan mengenai pembentukan buah partenokarpi melalui pendekatan bioteknologi.Kata Kunci: Bioteknologi, partenokarpi alami, partenokarpi buatan, buah  AbstractFruit is a reproductive organ that plays an important role in plants for plant propagation and seed dispersal. Seeds will be formed due to the process of pollination and fertilization. In some types of fruit, seed in the fruit is not expected, therfore recently many study have been conducted to develop seedless fruit (parthenocarpic fruit). Seedless fruit consists of two main groups namely natural and artificial partenocarpic. Bananas, tomatoes, and mangosteen are examples of natural parthenocarpy plants. Artificial parthenokarpi fruit can be developed in several methods including the use of plant hormone i.e. auksin or gibberellin, pollen iridiation, changes in chromosome number, gene silencing, gene modification, and genome editing tools. In this review, it is explained about the formation of parthenocarp fruit through a biotechnology approach. Keywords: Biotechnology, natural parthenocarpy, artificial parthenocarpy, and fruit
Kualitas buah mangga selama penyimpanan pada keranjang anyaman bambu dengan identifikasi ruang warna L*,a* dan b* Kusumiyati Kusumiyati; Farida Farida; Wawan Sutari; Syariful Mubarok
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.109 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.17023

Abstract

Sari Penanganan pascapanen pada produk hortikultura sangat penting. Pengemasan yang tepat akan membantu produk hortikultura seperti buah mangga arumanis dapat mempertahankan kualitasnya selama proses distribusi. Salah satu jenis pengemasan buah mangga yang umum digunakan adalah dengan mengunakan keranjang anyaman bambu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  perubahan nilai kualitatif warna kulit buah mangga arumanis selama masa penyimpanan dalam kemasan keranjang anyaman bambu. Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai Mei 2018 bertempat di Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan. Perlakuan terdari dari 0 hari (S0), 7 hari (S7) dan 14 hari (S14) masa simpan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama masa simpan berpengaruh terhadap berbagai parameter nilai warna kulit buah mangga arumanis yang meliputi nilai L*, a* dan b*.Kata kunci: Klimakterik, keranjang anyaman bambu, penyimpanan, warna kulit buahAbstract Postharvest handling of horticultural product is important. Proper packaging ensures the horticultural product such as mangoes cv.arumanis to maintain the quality during the distribution. One of common mango packings is the use of bamboo wicker basket pack. The purpose of this research was to investigate the change of qualitative value of mango cv.arumanis skin color during storage using bamboo wicker basket pack. This research was conducted from March to May 2018 at Horticulture Laboratory of Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The experimental design used in this study was Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatments and 9 replications. The treatments consisted of0 day (S0), 7 days (S7) and 14 days (S14) storage duration. The results revealed that the storage durationaffected various parameters of skin color values of mango cv.arumanis fruit including L*, a* and b* values. Keywords: Bamboo wicker basket, climacteric, fruit skin color, storage 
Pertumbuhan dan produksi pucuk kolesom pada intensitas cahaya rendah Rina Ekawati
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.504 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.13719

Abstract

Intensitas cahaya rendah merupakan salah satu faktor eksternal lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Intensitas cahaya yang optimal dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kolesom merupakan salah satu jenis sayuran fungsional yang dapat digunakan sebagai tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh intensitas cahaya rendah terhadap pertumbuhan dan hasil pucuk kolesom. Percobaan ini dilakukan di Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta, dari bulan Maret hingga September 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktor tunggal dengan 2 taraf perlakuan, yaitu tanpa naungan (N0) dan naungan (N1). Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 6 satuan percobaan. Hasil percobaan menunjuk-kan bahwa intensitas cahaya rendah (naungan paranet 82.51%) dapat menekan pertumbuhan dan hasil pucuk kolesom. Naungan menurunkan tinggi tanaman dan jumlah cabang kolesom. Daun kolesom yang ternaungi lebih lebar jika dibandingkan tanpa naungan. Naungan menurunkan jumlah pucuk, bobot basah dan kering biomassa, tetapi meningkatkan bobot per pucuk kolesom. Kata kunci: biomassa, laju tumbuh relatif, naungan, Talinum triangulare
Variabilitas genetik, kemajuan genetik, dan pola klaster populasi tegakan benih Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen setelah seleksi massa berdasarkan marka morfologi Sopandie Sunarya; Murdaningsih Haeruman Karmana; Neni Rostini; Sumadi Sumadi
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.542 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11544

Abstract

Informasi variabilitas genetik, kemajuan genetik dan pola kluster fennotipik merupakan dasar pada penelitian pemuliaan pohon yang akan meningkatkan peluang diperolehnya pohon superior.  Tujuan penelitian adalah mendapatkan beberapa parameter genetic dan pola kluster dari populasi tegakan benih Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen menggunakan seleksi massa berdasarkan marker morfologi.  Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RBD) dengan lima perlakuan yang diulang empat kali. Materi percobaan adalah individu pohon pada tegakan benih P. falcataria. Pengamatan dilakukan terhadap karakter  diameter setinggi dada (DBH), tinggi total (Ttot), tinggi bebas cabang (Tbc), kekekaran pohon (KPhn), tinggi tajuk (Ttjk), jumlah cabang (JCbg) dan volume pohon (VPhn).  Variabilitas genetik dan fenotipik berdasarkan varians adalah sempit dan variabilitas sempit sampai luas berdasarkan koefisien variasi genetik dan fenotipik.  Heritabilitas rendah pada diameter setinggi dada, tinggi bebas cabang  dan volume standing stock, heritabilitas tinggi pada tinggi total, kekekaran pohon (rasio diameter-tinggi), tinggi tajuk dan jumlah cabang.  Kemajuan genetik rendah pada volume standing stock, kemajuan genetik sedang pada jumlah cabang,  kemajuan genetik tinggi pada karakter  diameter detinggi dada, tinggi total, tinggi bebas cabang, kekekaran pohon dan tinggi tajuk.  Kriteria seleksi pada karakter volume standing stock adalah diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang, kriteria seleksi tinggi total adalah tinggi bebas cabang, tinggi tajuk, jumlah cabang  dan kekekaran pohon, kriteria seleksi untuk tinggi tajuk adalah jumlah cabang  dan kekekaran pohon.  Keywords :  Paraserianthes falcataria, seleksi massa, variabilitas genetik, pola kluster, kemajuan genetik, tegakan benih, marker morfologi
Pemanfaatan kandungan metabolit sekunder pada tanaman kunyit dalam mendukung peningkatan pendapatan masyarakat Dedi Kusbiantoro; yayuk purwaningrum
Kultivasi Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.248 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i1.15669

Abstract

Abstract. Curcumin is an active component that is widely contained in turmeric. In addition to protecting the liver from damage, it  also works as a powerful antioxidant (capturing free radicals harmful to body cells), able toprevent the doubling of cancer cells, can reduce cholesterol and works as anti-inflammation. Recent research proves that Curcumin can also prevent colon cancer. This curcumin has been widely studied by experts both domestic and foreign as a hepatoprotector (protector of the liver from damage) and accelerate the regeneration of liver cells. The modern medic still entrusted liver therapy using Curcumin, as it is safer than using other unnatural substances. It needs a comprehensive agribusiness, steady and continuous effort to supply raw materials and sources of raw materials to be planted and developed it so its increase the value of exports and foreign exchange of Indonesia. Keywords: Turmeric, curcumin, incomeCurcumin merupakan komponen aktif yang banyak terkandung di dalam kunyit. Selain dapat melindungi hati dari kerusakan juga dapat berfungsi sebagai antioksidan yang kuat (menangkap radikal-radikal bebas yang berbahaya bagi sel tubuh), mampu menahan pelipat gandaan sel kanker, dapat menurunkan kolesterol dan anti radang. Penelitian terakhir membuktikan bahwa Curcumin juga dapat untuk mencegah kanker usus besar. Curcumin ini sudah banyak diteliti oleh para ahli baik dari luar negeri maupun dalam negeri sebagai hepatoprotektor (pelindung hati dari kerusakan) dan mempercepat regenerasi sel hati. Dunia medis modern hingga saat ini masih mempercayakan terapi hati dengan menggunakan Curcumin, karena lebih aman dibanding menggunakan zat lain yang tidak alami. Diperlukan usaha (agribisnis) yang besar, mantap dan terus menerus serta intensif penyediaan bahan baku dan sumber asal bahan bakunya untuk ditanam dan dikembangkan dengan harapan agar didapatkan produksi tanaman obat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan nilai perdagangannya (ekspor) dan devisa Negara Indonesia.Kata kunci : Kunyit, curcumin, pendapatan
Pengaruh Inokulasi Trichoderma sp dan Varietas Bawang Merah Terhadap Penyakit Moler dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Deden Deden; Uum Umiyati
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.218 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.12213

Abstract

Bawang  merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif, khusunya petani di wilayah Cirebon. Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada tanaman bawang merah adalah penyakit moler. Saat ini pengendalian penyakit Moler masih bertumpu pada penggunaan kimia (Fungisida). Salah satu agen hayati yang sudah terbukti berperan ampuh sebagai pengendali hayati yaitu Trichoderma sp.  Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh dan interaksi antara Trichoderma sp dan varietas bawang merah terhadap pengendalian penyakit moler dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L), (2) Untuk mengetahui jenis dan dosis Trichoderma sp dan varietas yang paling baik mengendalikan penyakit moler dan dapat meningkatkan tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L), (3) Untuk mengetahui korelasi terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Sedangkan target luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah (1) Memberikan tambahan iptek bagi masyarakat petani bawang merah di Kabupaten Cirebon, khususnya dalam mengatasi penyakit Moler, (2) Meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah sebagai upaya peningkatan pendapatan petani di Kabupaten Cirebon, (3) Publikasi ilmiah pada jurnal ilmiah, baik jurnal lokal maupun nasional yang terakreditasi (Jurnal Ilmiah Agrijati (Fakultas Pertanian) dan Logika (Universitas), dan (4) Pengayaan ilmu bahan ajar.Penelitian dilaksanakan di Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon - Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2016. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah Trichoderma (T) 4 perlakuan yaitu, T1 = Tanpa Aplikasi Trichoderma, T2 = Aplikasi Trichoderma harzianum 5 ml/liter, T3 = Aplikasi Trichoderma koningii 5 ml/liter, T4 = Aplikasi Trichoderma harzianum 2,5 ml/liter dan Trichoderma koningii 2,5 ml/liter. Sedangkan faktor yang kedua adalah varietas bawang merah (V) yang terdiri dari 3 perlakuan (V) yaitu V1 = Varietas Bima, V2 = Varietas Ilokos, V3 = Varietas Sumenep. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah petak dalam penelitian sebanyak 4 x 3 x 3 = 36 petak.Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh interaksi yang nyata antara Trichoderma dan varietas bawang merah terhadap parameter rata-rata jumlah daun 6 MST, dan bobot umbi kering per petak. Terdapat efek mandiri dari perlakuan Trichoderma terhadap rata-rata tinggi tanaman 4 dan 5 MST, jumlah daun 5 MST, biomassa tanaman 5 dan 6 MST, dan bobot umbi kering per rumpun, serta efek mandiri varietas bawang merah pada rata-rata tinggi tanaman 4, 5 ,6 MST, jumlah daun 4 dan 5 MST, jumlah anakan per rumpun, dan bobot umbi kering per rumpun. Perlakuan V1 (Varietas Bima) dengan T3 (T. koningii 5 ml/liter) berinteraksi nyata menghasilkan bobot umbi kering rata-rata 5,35 kg per petak, atau setara 9,07 ton/ha Interaksi terbaik ditunjukan dari hasil perlakuan V2 (Varietas Ilokos) dan T3 (T. koningii 5 ml/liter), menghasilkan bobot umbi kering rata-rata mencapai 5,42 kg per petak. atau setara 10,18 ton/ha. Terdapat korelasi yang nyata antara komponen pertumbuhan tinggi tanaman umur 4 MST dan jumlah daun umur 5 dan 6 MST terhadap hasil bobot umbi kering per petak.Kata kunci : Bawang Merah, Trichoderma sp, Penyakit Moler.
Rekayasa source – sink dengan pemberian zat pengatur tumbuh untuk meningkatkan produksi benih kentang di dataran medium desa Margawati kabupaten Garut Anne Nuraini; Yayat Rochayat; Dedi Widayat
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.058 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i1.12002

Abstract

Produksi kentang dipengaruhi oleh keter-sediaan benihnya. Kurangnya pasokan atau ketersediaan benih kentang  akan berpengaruh pada produksi kentang. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kualitas ubi kentang G2 yang dihasilkan dengan sistem Nutrient Film Technique (NFT) di lapangan. Percobaan dilakukan pada dataran medium di Garut dengan ketinggian tempat sekitar 700 m di atas permukaan laut untuk menghasilkan benih kentang G3 dengan perlakuan aplikasi sitokinin 0, 5, 10 dan 15 ml/L dan paklobutrazol 0, 15, 30 dan 45 ml/L. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi sitokinin yaitu : 0, 5, 10 dan 15 ml/L, dan faktor kedua adalah konsentrasi  paklo-butrazol yaitu : 0, 15, 30 dan 45 ml/L. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh interaksi konsentrasi sitokinin dengan konsentrasi paklobutrazol  terhadap kuantitas dan kualitas benih kentang G3. Konsentrasi sitokinin yang paling baik dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas benih kentang G3 adalah 5 ml/L, sedangkan konsentrasi paklobutazol yang paling baik adalah 15 ml/L. Kata kunci: Benih ∙ Kentang ∙ Sitokinin ∙ Paklobutrazol ∙ Dataran medium