cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Ibrah : Jurnal Pendidikan dan Keilmuan Islam
ISSN : 20881886     EISSN : 25800663     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 133 Documents
Pemikiran Tafsir Ilmi Karya Ahmad Baiquni nur hamiyetun
AL - IBRAH Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.954 KB)

Abstract

The Qur’an is full of reflections on the Heavens. In the preceding chapter on the creation, we saw how the plurality of the Heavens and Earths was referred to, as well as what the Qur’an calls an intermediary creation ‘between the Heavens and the Earth’: modern science has verified the latter. The verses revering to the creation already containa broad idea of what is to be found in the heavens, i.e. of everything outside the earth.[1]
MEMAHAMI KONSEP PEMIKIRAN MIND MAP TONY BUZAN (1970) DALAM REALITAS KEHIDUPAN BELAJAR ANAK Muhammad Husni
AL - IBRAH Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.364 KB)

Abstract

Mind Map yang merupakan alat berfikir dan teknik pencatatan efektif yang sesuai dengan sistem kerja otak, dilihat dari segi metode dalam pembelajaran dalam usaha mengoptimalkan penggunaan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik.Tony Buzan, bahwa otak manusia terdiri dari 2 belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callosum. Mind Map digunakan untuk menvisualisasikan, mengklasifikasikan ide dan menjadi alat bantu untuk belajar, mengorganisasikan informasi, memecahkan masalah, membuat keputusan dan juga membuat catatan yang baik. Mind Map merupakan sebuah cara berfikir dengan menggunakan keseluruhan bagian otak kanan dan juga otak kiri yang melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, sehingga memunculkan kreativitas baruMind Map sebagai bagian dari metode Inkonvensional dikatakan demikian karena Mind Map merupakan formula yang baru dan masih belum lazim digunakan dalam pembelajaran
HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA Idris Afandi
AL - IBRAH Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.984 KB)

Abstract

Relation between selfcontrol and Religiusity with Behavior of Adolescent Free Sex in SMPN 1 Klampis, District of Klampis Sub-Province of Bangkalan Purpose of this research is to know relation between and selfcontrol of religiusity with behavior of adolescent free seks. This research is studied in corelational quantitative. Research Subyek are the students of SMPN 1 Klampis class of VIII Pre-Eminent and Reguler with amount 100 adolescent early consisting of 54 men and 46 women with age about 12-15 years. Researcher developes three researches measuring instrument that is selfcontrol scale, Scale of religiusitas behavioral scale and adolescent free sex. Result of analysis of regretion express relation which is significant between selfcontroland religiusity with behavior of adolescent free sex. Result of from three the variable indicate that there are relations between selfcontrol and religiusity with free sex. With coefficient of determinasi ( R Square) equal to 0.207 or 20,7% both the variable influence free sexs and 79,3% influenced by variable which the others. To both of tables is obtained by effective contribution equal to 0. 125 or 12,5 % variable of religiusity influence free sex. While result of selfcontrol of free sex obtained negative relations between selfcontrol with free sex. With correlation coefficient equal to its 0,37,3 meaning of selfcontrol variable enough weaken to predict variable of free sex. At tables of measure association are obtained by effective contribution equal to 0.13,9 or 13,9% selfcontrol variable influence behavior of students free sex.
KAJIAN TAFSIR AL-QUR’AN SURAH AL-AHZAB AYAT 59 Moh Toyyib
AL - IBRAH Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.016 KB)

Abstract

Jurnal ini secara umum bertujuan untuk mengetahui penjelasan apa yang terkandungdalam surat al-Ahzab ayat 59. Secara lebih rinci tulisan ini menjelaskan pertama, mengetahui penjelasan surat al-Ahzab ayat 59dalam tafsir Al Misbah . Kedua, mengetahui penjelasan surat al-Ahzab ayat 59dalam tafsir-tafsir terdahulu yang sudah di jadikan rujukan oleh mufassirin setelahnya seperti tafsir Ath-Thobari, Ibnu Katsir dan Al-Qurtubi. Ketiga, menjelaskan penyebab perbedaan penafsiran surat al-Ahzab ayat 59 antara M. Quraish Shihab (pengarang tafsir Al Misbah) dan pengarang-pengarang tafsir terdahulu. Jurnal ini merupakan hasilkajian library research yang dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan penafsiran surat al-Ahzab ayat 59menurut M. Quraish Shihabdan pengarang-pengarang tafsir terdahuludengan metode penafsiran muqarrin atau metode komparatif. IbnuKatsir, Ath-Thobari dan Al-Qurtubi cenderung mengatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya serta yang boleh di tampakkan hanya satu pandangannya saja.Sementara, M. Quraish Shihab tidak cenderung mendukung pendapatyang mewajibkan wanita menutup seluruh badannya atas dasar bahwaseluruh tubuh wanita adalah aurat dan beliau cenderung mengatakan wanita yang penting memakai pakaian yang bisa dikatakan terhormat dalam adat istiadat di tempatnya. Ini bukan saja karena lemahnyaalasan-alasan yang mereka kemukakan, tetapi juga dengan tampilseperti yang mereka wajibkan berarti gugurlah fungsi hiasan atau keindahan dalam berpakaian, padahal al-Quran sendiri menyebutkanbahwa salah satu fungsi pakaian adalah hiasan. Adapun penyebabperbedaan para ulama dalam surat al-Ahzab ayat 59 adalah penafsiranmereka terhadap kata jalabibihinna dalam surat al-Ahzab ayat 59 dan dari penjelasan surat al-Nur ayat 31 yang mempunyai pembahasan senada dengansurat al-Ahzab ayat 59 yakni tentang kewajiban muslimah untuk berjilbab untuk menutup auratnya.
HUBUNGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKHLAK SISWA Rosif Rosif
AL - IBRAH Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.333 KB)

Abstract

Dalam tulisan ini penulis meneliti tentang keberagaman di Indonesia, perilaku toleransi yang diajarkan dalam Islam, factor-faktor yang mempengaruhinya dan bagaimana usaha sekolah dalam menginternalisasi akhlak dalam Pendidikan Agama Islam.Pelaksanaan pengajaran pendidikan agama Islam di SMK PGRI Pandaan ternyata sangat sederhana yakni menggunakan metode-metode yang lazim digunakan pada materi pelajaran pendidikan lainnya, seperti ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab dan drill.Sementara waktu yang dialokasikan pada materi pendidikan agama Islam sebanyak 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) setiap minggunya. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa "tidak ada hubungan positif atau signifikan antara pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa di SMK PGRI Pandaan".
PERUBAHAN DAN PENGEMABANGAN BUDAYA ORGANISASI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN Hermanto Halil
AL - IBRAH Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.314 KB)

Abstract

Budaya organisasi merupakan sala satu faktor yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi.Untuk itu, peran pemimpin dalam upaya membentuk dan membangun budaya organisasi yang kondusif bagi pencapaian tujuan organisasi sangatlah menentukan. Peran leader tersebut menjadi penting dalam proses pemberdayaan (empowerment) karyawan. Disinilah diperlukan kesiapan dan kerelaan seorang pemimpin untuk memberikan dan mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada karyawan agar mereka menjadi lebih berdaya.Keaadaan tersebut sangat ditentukan oelh budaya organisasi yang ada dalam organisasi tersebut
KHULAFAUR RASYIDIN DAN ANATOMI-DIALEKTIK PENDIDIKAN POLITIK PENGUASA Afandi
AL - IBRAH Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.368 KB)

Abstract

Pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar tidak jauh berbeda dengan Pendidika pada masa Rasulullah. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab Pendidikan sudah lebih meningkat di mana pada masa Umar guru-guru sudah diangkat dan digaji untuk mengajar ke daerah-daerah yang baru ditaklukkan. Pada masa Khalifah Ustman bin Affan, Pendidikan diserahkan kepada rakyat dan sahabat tidak hanya terfokus di Madinah saja, tetapi sudah dibolehkan ke daerah-daerah untuk mengajar. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, Pendidikan kurang mendapat perhatian, ini disebabkan pemerintahan Ali selalu dilanda konflik yang berujung kepada kekacauan
IJTIHAD DAN MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM MUHAMMAD ABDUH siti rohmaturrosyidah
AL - IBRAH Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.013 KB)

Abstract

Muhammad Abduh adalah salah satu tokoh pembaru (mujaddid) dunia Islam pada abad modern, tepatnya di sekitar abad ke-19. Kegelisahan yang dirasakan oleh Muhammad Abduh tentang kemunduran umat Islam saat itu menjadikannya tergerak dan bersemangat untuk melakukan gebrakan dan agenda besar dalam membangkitkan kembali semangat dan kejayaan umat Islam. Salah satu yang dilakukan oleh Muhammad Abduh adalah melalui modernisasi atau pembaruan sistem pendidikan Islam yang dipandang sebagai langkah dan upaya paling efektif dalam melakukan perubahan terhadap kondisi umat Islam pada masa itu. Artikel ini berusaha mengurai beberapa usaha dan ijtihad Muhammad Abduh dalam upaya modernisasi dan pembaruan sistem pendidikan Islam. Dengan menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), pembahasan dalam artikel ini difokuskan untuk menjawab tiga hal, yaitu: faktor-faktor yang melatarbelakangi pemikiran dan ijtihad Muhammad Abduh; 2) ijtihad dan modernisasi yang dilakukan Muhammad Abduh dalam Pendidikan Islam; dan 3) rekonstruksi ijtihad dan modernisasi pendidikan Islam Muhammad Abduh bagi pendidikan Islam di Indonesia.
ISLAM DAN PENDIDIKAN PERDAMAIAN Ahmad Nurcholish
AL - IBRAH Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.397 KB)

Abstract

Peace education (pendidikan perdamaian) masih menjadi kebutuhan vital bagi umat manusia dan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan dunia belum sepenuhnya menikmati rasa aman, hidup damai nirkekerasan.Konflik dan kekerasan, bahkan perang masih mewarnai berbagai belahan dunia.Oleh karena itu dunia merasa perlu untuk menghelat peringatan khusus demi terciptanya perdamaian.Itulah sebabnya, atas kesepakatan bersama Negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setiap 21 September diperingati sebagai Hari Perdamaian Internasional (International Day of Peace/IDP).Pada tahun 1981, Majelis Umum PBB mengadopsi Resolusi No 36/37 tentang Hari Perdamaian Internasional.Tahun 2002, Majelis Umum PBB secara resmi mendeklarasikan tanggal 21 September sebagai IDP.Setiap tahun dunia memperingati IDP dengan tema berbeda-beda.Peace Education (Pendidikan Perdamaian) inilah yang menjadi tema IDP pada tahun 2013 lalu.[1] Peace Education (PE) sendiri telah menjadi gerakan global. Pada tahun 1999, ribuan orang yang mewakili ratusan organisasi hadir dalam acara International Peace Conference di The Hague, Belanda.Dalam acara tersebut dicetuskan The Hague Appeal for Peace, yang menyerukan penghentian segala peperangan dan penyebarluasan budaya perdamaian.Salah satu hasil The Hague Appeal, pembentukan Global Peace Education Network guna mendukung aplikasi PE seluruh dunia. Lantas bagaimana PE ini diimplementasikan di dunia Islam?Dalam ajaran Islam, PE atau Pendidikan Perdamaian sejatinya bukan hal baru.Islam sendiri dari sisi kebahasaan memiliki makna damai.Oleh sebab itu tidaki berlebihan jika Islam merupakan agama perdamaian.Setidaknya ada tiga alasan, yakni: pertama, Islam itu sendiri berarti kepatuhan diri (submission) kepada Tuhan dan perdamaian (peace). Kedua, salah satu dari nama Tuhan dalam al-asma` al-husna adalah Yang Mahadamai (al-salam). Ketiga, perdamaian dan kasih-sayang merupakan keteladanan yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW.Lebih lanjut, Zuhairi Misrawi menambahkan bahwa perdamaian merupakan jantung dan denyut nadi dari agama.Menolak perdamaian merupakan sikap yang bisa dikategorikan sebagai menolak esensi agama dan kemanusiaan.[2] Itulah misi dan tujuan diturunkannya Islam kepada manusia.Karena itu, Islam diturunkan tidak untuk memelihara permusuhan atau kekerasan di antara umat manusia.Konsepsi dan fakta-fakta sejarah Islam menunjukkan bahwa Islam mendahulukan sikap kasih sayang, keharmonisan dan dan kedamaian. Di antara bukti konkrit dari perhatian Islam terhadap perdamaian adalah dengan dirumuskannya Piagam Madinah (al-sahifah al-madinah), perjanjian Hudaibiyah, dan pakta perjanjian yang lain.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM ISLAM NUSANTARA Yunita Hariyani
AL - IBRAH Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.124 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bertujuan untuk menembus dan menghancurkan fanatisme sektarianisme sebagai makhluk yang meninggalkan masa keemasan dan kejayaan Islam nusantara. Metode yang digunakan library research (riset kepustakaan). Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan analisa data dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agama dan budaya tidak bertentangan satu dengan yang lainnya dan tidak menjadi sumber perpecahan dalam masyarakat. Sehingga Pendidikan Islam Multikultural akan sangat urgen untuk menghadirkan fleksibelitas dan keterbukaan antar ummat beragamaa dalam keberamagaman nusantara.

Page 4 of 14 | Total Record : 133