cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Media Teknologi Hasil Perikanan
ISSN : 23374284     EISSN : 26847205     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Media Teknologi Hasil Perikanan adalah berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNSRAT. Media ini akan mempublikasikan hasil penelitian dan kajian pustaka terbaru dalam bidang Teknologi Hasil Perikanan, khususnya yang berhubungan dengan penerapan teknologi bagi peningkatan kualitas produk perikanan, pengembangan produk baru hasil perikanan, keamanan produk hasil perikanan,pemanfaatan limbah hasil perikanan serta topik lain yang berhubungan erat dengan pemanfaatan dan pengolahan hasil perikanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Arjuna Subject : -
Articles 183 Documents
MUTU IKAN ROA (Hemirhamphus sp.) ASAP YANG ADA DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MANADO YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG Patty, Chlara Noni; Dotulong, Verly; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.2.2015.10354

Abstract

Fish is a source of food that is needed by humans because it contains a lot of protein. Protein and water contained in fish is quite high, so the fish including perishable commodities. Therefore, it is necessary to inhibit the process of decay by means of preservation and processing. Fumigation is one of the ways of fish processing that works to preserve and provide aroma with a distinctive flavor. Curing fish intended to have lasting power and gives a distinctive aroma. Roa fish or halfbeak (Hemiramphus sp.) Smoke (traditional name is Galavea) is one of the processed fish products consumed by the people who processed traditionally done by generations in North Sulawesi. Roa smoked fish processing business is done today is done with a simple technique using wood as fuel. This study aims to determine the quality of fish roa Fumes that are sold in traditional markets in the city of Manado through a test moisture content, Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N), Total Plate Count (TPC), pH and Organoleptik during 0, 7, 14 and 21 days of storage at room temperature. The method used is descriptive exploratory method which collects data fact that has been available in the field through the records and observations in detail and then systematically analyzed data based on quantitative and qualitative data. The parameters used in this study is a test moisture content, pH, TVB-N, TPC and Appearance. With the results obtained from the analysis of the highest water content (14.4), the lowest (12.1); The highest pH test (6.75), the lowest (5.87); TVB-N test the highest (63), the lowest (41.58); The highest TPC test (39.5×103), the lowest (13×102); organoleptic highest appearance (7.4), the lowest (5.3); The highest odor organoleptic (7.9), the lowest (6.5); organoleptic taste of the highest (7.9), the lowest (6.9); organoleptic texture highest (7.5), the lowest (7.1). Keyword: Fish halfbeak (Hemiramphus sp.), Quality of Fish, Water content, pH, TVB-N, TPC, Appearance.   Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena banyak mengandung protein. Kandungan protein dan air yang terdapat pada ikan cukup tinggi, sehingga ikan termasuk komoditi yang mudah busuk. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menghambat proses pembusukan dengan cara pengawetan dan pengolahan. Pengasapan adalah salah satu cara pengolahan ikan yang berfungsi untuk mengawetkan serta memberi aroma dengan cita rasa yang khas. Pengasapan ikan ditujukan untuk mendapatkan daya awet dan memberi aroma yang khas. Ikan Roa atau Julung-julung (Hemirhamphus sp.) asap (nama tradisionalnya adalah Galavea) adalah salah satu produk ikan olahan yang dikonsumsi oleh masyarakat yang diolah secara tradisional yang dilakukan secara turun-temurun di Sulawesi Utara. Usaha pengolahan ikan roa asap yang dilakukan saat ini masih dilakukan dengan teknik yang sederhana dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu ikan roa asap yang di jual di pasar tradisional di kota Manado melalui uji Kadar air, Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N), Total Plate Count (TPC), pH dan Organoleptik selama 0 hari, 7 hari, 14 hari dan 21 hari penyimpanan pada suhu ruang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif deskriptif yaitu mengumpulkan data fakta yang telah tersedia dilapangan melalui pancatatan dan pengamatan secara terperinci dan sitematik kemudian dilakukan analisa data berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kadar air, pH, TVB-N, TPC dan Organoleptik. Dengan hasil yang diperoleh dari analisa kadar air tertinggi (14,4), terendah (12,1); uji pH tertinggi (6,0), terendah (5,87); uji TVB-N tertinggi (60.9), terendah (43,26); uji TPC tertinggi (39,5×103), terendah (13×102); organoleptik kenampakan tertinggi (7,4), terendah (5,3); organoleptik bau tertinggi (7,9), terendah (6,5); organoleptik rasa tertinggi (7,6), terendah (6,9); organoleptik tekstur tertinggi (7,5), terendah (7,1). Kata Kunci: Ikan Julung-julung (Hemirhamphus sp.), Kadar Air, pH, TVB-N, TPC, Organoleptik.
KANDUNGAN FITOKIMIA, KADAR TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Halymenia durvillae Pontoh, Finka Widyastri; Sanger, Grace; Kaseger, Bertie Elias; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena Jeane; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.23615

Abstract

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahuikandungan fitokimia, kadar total total fenoldan aktivitas antioksidan yang terdapat pada H.durvillaeyang  diekstraksi menggunakan pelarut etanol dan etyl asetat. Analisa uji fitokimiameliputi alkaloid, flavonoid,  saponin, steroid dan triterpenoid ),kadar total fenol menggunakan folin Ciocalteau dan  uji aktivitas antioksidan menggunakan1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl(DPPH). Hasil analisis kandungan fitokimia diperoleh bahwa ekstrak etanol H.durvilaemengandungalkaloid dengan pereaksi wagner, flavonoid fengan pereaksi H2SO4, Saponin, triterpenoid dan steroid sedangkan ekstrak etil asetat mengandung alkaloid dengan pereaksi wagner dan flavonoid dengan pereaksi H2SO4,  Kadar total fenol  H.durvillaeekstrak etanol 70%, etanol 50% dan etyl asetat masing-masing 336,250 mg GAE/gr, 83,750 mg GAE/gr dan 86,250 mg GAE/gr, Aktifitas antioksidan ekstrak etanol H.durvilaeadalah lebih besar dari ekstrak etil asetat, dengan nilai pada etanol 70%sebesar 465,163 ppm dan etanol 50% adalah 614,796 ppm.Hasil penelitian ini  disimpulkan bahwa rumput laut H.durvillae memiliki sejumlah senyawa metabolit sekunder, kadartotal fenolik dan aktifitas antioksidan alami sehingga  dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional untuk sumber senyawa bioaktif alami.  
TOTAL Escherichia coli PADA SOSIS IKAN YANG DI-COATING DENGAN MIOFIBRIL ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN Keno, Jupni; Dien, Henny Adeleida; Agustin, Agnes Triasih
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.1.2016.6896

Abstract

Fish sausages are prepared foods that have a high nutritional value, but that is the weakness of this commodity is rapidly decaying nature. Bacterial pathogens that must be avoided include Escherichia coli. These bacteria are gram-negative, rod-shaped and motile spores are not. The purpose of this study is to calculate the total coliforms and E. coli in fish sausage coating of fish protein myofibrils Black Marlin (Makaira indica) during storage at room temperature (28–29°C), and refrigerator temperature (10–13°C). The method used is descriptive method, which is a study conducted to analyze an individual, the state, or the symptoms of a particular group. The results showed that the total coliform in fish sausage in coating with liquid smoke is stored at room temperature, the lowest value is 7 MPN/g, the highest of 120 MPN/g, while the lowest value refrigerator temperature is 7 MPN/g, the highest 93 MPN/g. Total coliform in fish sausage in smokeless liquid coating stored at room temperature with the lowest value is 7 MPN/g, the highest 210 MPN/g, while the lowest value refrigerator temperature is 7 MPN/g, and the highest is 120 MPN/g. Total coliform in fish sausages are not in the coating deposited at room temperature with the lowest value is 7 MPN/g, the highest of 240 MPN/g, at refrigerator temperature the lowest value is 7 MPN/g, and the highest is 150 MPN/g. Total E. coli showed that the fish sausage in coating with liquid smoke is stored at room temperature, the lowest value is 1 MPN/g, and the highest is 4 MPN/g, while the lowest value refrigerator temperature is <3 MPN/g, and The highest is 3 MPN/g. Total E. coli in fish sausage in smokeless coating liquid stored at room temperature, the lowest value is 2 MPN/g, and the highest is 4 MPN/g, while the temperature of the refrigerator lowest value is 1 MPN/g, and a high of 3 MPN/g. Total E. coli in sausages are not in the coating deposited at room temperature, the lowest value is 2 MPN/g, and the highest is 5 MPN/g, and the refrigerator temperature is the lowest rating 2 MPN/g, the highest is 4 MPN/g during storage .Keywords: fish sausage, coating, myofibril, Eschericia coli.  Sosis ikan merupakan makanan siap saji yang mempunyai nilai gizi tinggi, namun yang menjadi kelemahan dari komoniti ini adalah sifatnya yang cepat membusuk. Bakteri patogen yang harus dihindari antara lain Escherichia coli.  Bakteri ini bersifat gram negatif, berbentuk batang tidak spora dan bersifat motil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghitung total koliform dan E. coli pada sosis ikan yang dicoating dari miofibril protein ikan Black Marlin (Makaira indica) selama penyimpanan suhu ruang (28–29°C), dan suhu kulkas (10–13°C). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk menganalisa suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total koliform pada sosis ikan yang dicoating dengan asap cair disimpan pada suhu ruang, nilai terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 120 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai yang terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 93 MPN/g. Total koliform pada sosis ikan yang dicoating tanpa asap cair disimpan pada suhu ruang dengan nilai terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 210 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai yang terendah yaitu 7 MPN/g, dan tertinggi 120 MPN/g. Total koliform pada sosis ikan tidak dicoating disimpan pada suhu ruang dengan nilai terendah yaitu 7 MPN/g, tertinggi 240 MPN/g , pada suhu kulkas nilai terendah yaitu 7 MPN/g , dan tertinggi 150 MPN/g. Total E. coli menunjukkan bahwa pada sosis ikan yang dicoating dengan asap cair disimpan pada suhu ruang, yaitu nilai terendah 3 MPN/g, dan tertinggi 4 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai terendah yaitu <3 MPN/g, dan tertinggi 3 MPN/g. Total E. coli pada sosis ikan yang dicoating tanpa asap cair disimpan pada suhu ruang, yaitu nilai terendah 3 MPN/g, dan tertinggi 4 MPN/g, sedangkan pada suhu kulkas nilai terendah yaitu <3 MPN/g , dan tertinggi 3 MPN/g. Total E. coli pada sosis tidak dicoatingdisimpan pada suhu ruang, yaitu nilai terendah 4 MPN/g, dan tertinggi 7 MPN/g, dan pada suhu kulkas yaitu nilai terendah 3 MPN/g, tertinggi 4 MPN/g selama penyimpanan.Kata kunci: sosis ikan, coating, myofibril, Eschericia coli.
KADAR AIR, pH, DAN KAPANG IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) ASAP CAIR YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKUM PADA PENYIMPANAN DINGIN Alinti, Zulviki; Timbowo, Semuel Marthen; Mentang, Feny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.1.2018.16851

Abstract

Smoking fish with smoke liquid is a method of processing or preserving fish by utilizing a combination of drying treatment with oven and providing natural chemical compounds of liquid smoke. Vacuum packages could be applied to maintain the shelf life of smoked skipjack tuna (Katsuwonus pelamis L.). The main principle of vacuum packaging is to release oxygen (O2) from the product. The combinations with cold storage can be applied to vacuum packaged products so that it may prolong the shelf life. This study aims to observe the deterioration of smoked skipjack tuna quality stored for 0, 7 and 21 days at cold temperatures (± 5ºC), with 2 different packaging style (i.e. vacuum and non-vacuum) The analysis included pH, moisture content and total mold. Also, commercial smoked skipjack tuna, which is processed using conventional smoking process, were used as a comparison in this study. The results showed that the highest moisture content 58.8% was obtained in a sample treated with liquid smoke and vacuum packed, but the lowest moisture content 57% was found in a sample processed with liquid smoke without vacuum package. The highest pH value was 5,885 on the conventional smoked skipjack tuna and the lowest was 5.77 in the vacuum packed samples. The highest total mold value was 3.9x103 colonies in a vacuum packed sample, but the lowest was less than 10 found in a conventional smoked skipjack product. Pengasapan ikan dengan asap cair merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dengan oven dan pemberian senyawa kimia alami asap cair. Salah satu cara yang dapat diplikasikan untuk mempertahankan daya awet ikan cakalang asap (Katsuwonus pelamis L.) yaitu dengan dikemas vakum. Prinsip utama dari pengemasan vakum adalah pengeluaran oksigen (O2) dari produk. Kombinasi dengan penyimpanan dingin dapat diterapkan pada produk yang dikemas vakum untuk mendapat masa simpan yang lebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kemunduran mutu ikan cakalang asap yang disimpan selama 0, 7 dan 21 hari pada suhu dingin (±5ºC), yang dikemas vakum dan non vakum. Pengujian mutu meliputi pH, kadar air dan total kapang. Ikan cakalang yang diasap secara konvensional juga dibandingkan dengan sampel ikan asap cair pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar air tertinggi diperoleh pada ikan cakalang asap cair yang dikemas vakum (58,8%) dan terendah (57%) ada pada ikan cakalang asap cair yang tidak dikemas vakum. Nilai pH tertinggi 5,885 pada ikan cakalang asap konvensional dan terendah 5,77 pada ikan cakalang asap cair yang dikemas vakum. Nilai total koloni kapang tertinggi diperoleh pada ikan cakalang asap cair yang dikemas vakum yaitu 3,9x103 koloni dan terendah dengan koloni kurang dari 10 ada pada ikan cakalang yang diasap secara konvensional.
EFEK PEMBEKUAN-PELELEHAN BERULANG TERHADAP MUTU SENSORI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) Tatontos, Sandra Jenspiten; Harikedua, Silvana Dinaintang; Mongi, Eunike Louisje; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Lita ADY; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23611

Abstract

Freezing technique is an effective method in storage fishery products. However, the process of freezing and thawing can cause damage to fish meat. Freeze-thaw cycle can results in protein denaturation,  the loss of water holding capacity and decrease in sensory quality (odor, texture, color). This study aims to determine the effect of the freeze-thaw cycle on skipjack sensory quality. Samples were frozen for 24 hours at -24.2ºC and thawed for 24 hours at refrigerator temperature ± 2,4ºC. Freeze-thaw is done repeatedly, 1 time, 2 times, 3 times and 4 times. The results of the study showed that the more we repeated the freezing-thawing cycle, the  less the sensory quality. score average from panelist assesment The results of this study indicates that after 4 times the freeze-thaw cycle treatment decreased the sensory quality of skipjack significantlyKeyword: Freez-thaw cycle, sensory quality. Teknik pembekuan adalah metode pengolahan dan penyimpanan yang efektif untuk produk hasil perikanan. Proses pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan pada daging ikan seperti terjadinya denaturasi protein, penurunan mutu sensori (aroma, tekstur, warna). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pembekuan dan pelelehan secara berulang terhadap kualitas sensori ikan cakalang. Pembekuan dilakukan selama 24 jam pada suhu freezer -24,2ºC dan pelelehan dilakukan selama 24 jam pada suhu lemari es ± 2,4ºC. alur pembekuan-pelelehan dilakukan secara berulang, 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 4 kali. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin banyak proses pembekuan-pelelehan yang dilakukan maka nilai mutu sensori. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 4 kali perlakuan pembekuan-pelelehan terhadap ikan cakalang terjadi penurunan pada penampakkan sensori.Kata kunci: Pembekuan-pelelehan berulang, mutu sensori.
KAJIAN MUTU IKAN TUNA (Thunnus albacares) SEGAR DI PASAR BERSEHATI MANADO Laismina, Ade Neni; Montolalu, Lita ADY; Mentang, Feny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.1.2014.6853

Abstract

The purpose of this study was to determine the quality of tuna ( Thunnus albacares ) Fresh on the market Bersehati with testing TVB - N , pH , and organoleptic test by sampling time and different merchants. The method used is descriptive exploratory method , which collects data already available facts and observations in the field through pancatatan in detail and then systematically analyzed data based on quantitative and qualitative data. The results obtained by the average value of TVB-N in the Tuna (Thunnus albacares) ranged from 8.96 mg N / 100 g sample to 10.92 mg N / 100 g sample of the sampling clock 06:00 to 7:00 . The average value of TVB - N sampling clock 12:00 to 13:00 ranged between 12.16 mg N / 100 g sample to 12.88 mg N / 100 g sample . As for sampling at 16:00 to 17:00 hours ranged from 17.92 mg N / 100 g samples up to 20.72 mg N / 100 g sample. The average value of pH at 06:00 to 07:00 hours the same sample at 5.3 . Hours 12:00 to 13:00 ranged from 5.4 to 5.6 , while the hours of 16:00 to 17:00 ranged from 5.5 to 5.6. The average value of the currency organoleptic ranged from 7.6 to 7.8 on the sampling clock 6:00 a.m. to 7:00 , at 12:00 to 13:00 hours ranged from 7.0 to 7.3 , 4:00 p.m. to 17:00 hours ranged from 6.7 to 6 , 8 . The average value of organoleptic in the gills at 6:00 to 07:00 hour sampling ranged from 7.9 to 8.1, clock 12:00 to 13:00 ranged from 7.6 to 7.7 , range antara7,2 4:00p.m. to 17:00 Hours - 7.4 . The average value of the meat organoleptic sampling 6:00 to 07:00 hours ranged from 7.9 to 8.1 , 12:00 to 13:00 hours ranged from 7.5 to 7.6 , clock 16:00-17:00 ranged between 7.1 to 7 , 3 . The average value organoleptic texture sampling ranged from 6:00 to 7:00 hours to 8.0 to 8.4, 12:00 to 13:00 hours ranged from 7.2 to 7.3 , 16:00 to 17:00 hours ranged from 6.7 to 6, 8. Based on the research results of TVB-N value test, test and test the pH value value Appearance Tuna ( Thunnus albacares ) in Bersehati market is still suitable for consumption.Keywords: Tuna, Thunnus albacares, quality assessment, TVB-N, pH, appearance, freshness.
ANALISA TOTAL BAKTERI, KADAR AIR DAN pH PADA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DENGAN DUA METODE PENGERINGAN Kumesan, Evan Ch; Pandey, Engel Victor; Lohoo, Helen Jenny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.1.2017.14911

Abstract

Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi Negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung jumlah koloni bakteri, dan menentukan jumlah kadar air dan pH pada rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dengan dua metode pengeringan. Penelitian ini menerapkan metode desktriptif yaitu metode analisa yang memberikan gambaran secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada rumput laut (Kappaphycus alvarezii) rata-rata menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda, rumput laut yang dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari dari pukul 08.00-12.00 selama 40 jam adalah 5,45 x 105 CFU/gr, dan untuk pukul 12.00-16.00 selama 40 jam 5,13 x 105 CFU/gr. Sedangkan, untuk pengeringan menggunakan cabinet dryer untuk pengeringan selama 12 jam adalah 5,39 x 105 CFU/gr dan pengeringan selama 24 jam adalah 5,48 x 105 CFU/gr. Untuk kadar air nilai tertinggi yaitu 17,25% pada pengeringan menggunakan cabinet dryer selama 12 jam. Dan nilai rata-rata terendah yaitu 10,75% pada pengeringan sinar matahari selama 40 jam. Dan untuk nilai pH, nilai tertinggi yaitu 5,58 pada pengeringan menggunakan sinar matahari pada pukul 08.00-12.00 selama 40 jam dan untuk nilai terendah yaitu 4,93 pada pengeringan menggunakan cabinet dryer selama 24 jam.
PENGUJIAN TPC, KADAR AIR DAN PH PADA IKAN KAYU CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) YANG DI SIMPAN PADA SUHU RUANG Kiwak, Patrick H; Montolalu, Lita ADY; Reo, Albert Royke; Pandey, Engel Victor; Kaseger, Bertie Elias; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.20652

Abstract

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, bahan makanan ini memiliki kelebihan yaitu mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90% dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna, selain itu harganya jauh lebih murah dibandingkan sumber protein lainnya (Adawyah, 2007).  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kajian mutu ikan kayu (Katsuobushi) secara kimia dan mikrobiologi pada penyimpanan suhu kamar. Ikan kayu dapat juga mengalami proses kerusakan namun, bila dibandingkan dengan produk lain kerusakan yang terjadi lebih lambat, Seperti diketahui bersama, bahwa kadar air produk yang rendah dapat menghambat aktivitas mikroba yang menyebabkan proses kerusakan (Berhimpon, dkk. 2017) sehingga penelitian ini untuk menganalisis kualitas mutu ikan kayu cakalang (Katsuwonus pelamis L) pada penyimpanan suhu kamar.Hasil menunjukkan bahwa Nilai ALT (Angka Lempeng Total) ikan kayu  yang disimpan selama 7  hari pada penyimpanan suhu ruang masih dalam keadaan baik dan layak digunakan sesuai dengan standar Nasional Indonesia SNI 2691.1:2009. Kadar air merupakan salah satu penentu kualitas dari produk ikan kayu dimana semakin tinggi nilai kadar air pada produk ikan kayu bakteri cemaran pada ikan kayu semakin meningkat.
Gelatin Ikan: Sumber, Komposisi Kimia dan Potensi Pemanfaatannya Agustin, Agnes Triasih
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.2.2013.4167

Abstract

Gelatin bagi Industri di Indonesia permintaan semakin meningkat, karena gelatin ini banyak dimanfaatkan pada industri farmasi, pangan dan non pangan. Permintaan meningkat untuk industry dapat dilihat dari adanya impor pada tahun 2002 dari 2.144 ton menjadi 6.233 ton pada tahun 2003, sewdangkan statistik  pada januari- desmber 2009, pemerintah mengimpor gelatin sebesar  3.124.255 kg dengan nilai impor mencapai US$ 16.741.918.  Gelatin ini diimpor dari Negara China, Jepang, Jerman, Perancis da Australia. Gelatin yang dimpor oleh pemerintah hamper 90%  yang digunakan, adapun gelatin impor diketahui diproduksi dengan bahan baku kulit babi, kulit sapid an tulang sapi. Gelatin dari ikan adalah hasil hidrolisa protein yang terdapat pada  tulang ikan , kulit ikan.
KAJIAN MUTU IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) ASAP UTUH YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKUM SELAMA 2 HARI PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR Kaiang, Deliaspriake Buntu; Montolalu, Lita ADY; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.2.2016.13034

Abstract

Ikan merupakan sumber protein, juga diakui sebagai functional food yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3), vitamin serta makro dan mikro mineral. Ikan asap merupakan salah satu produk olahan yang digemari konsumen baik di Indonesia maupun di mancanegara karena rasanya yang khas dan aroma yang sedap spesifik. Namun demikian proses pengasapan ikan di Indonesia masih dilakukan secara tradisional menggunakan peralatan yang sederhana, selain itu kurang memperhatikan aspek sanitasi dan higienis sehingga dapat memberikan dampak bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-kelemahan yang ditimbulkan oleh pengasapan tradisional antara lain kenampakan kurang menarik (hangus sebagian), kontrol suhu sulit dilakukan dan terjadi polusi udara. Salah satu cara yang tepat untuk mempertahankan daya awet ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap yaitu dengan dikemas vakum. Prinsip utama dari pengemasan vakum adalah pengeluaran khususnya O2 dari produk sehingga dapat memperpanjang masa simpan. Selanjutnya dimodifikasi dengan penyimpanan dingin untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kemunduran mutu kimiawi ikan tongkol asap selama 0 hari dan 2 hari, penyimpanan pada suhu kamar yang dikemas vakum dan non vakum dengan pengujian mutu meliputi Kadar air, pH, Total Plate Count (TPC), Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N), dan Organoleptik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen eksploratif yaitu mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan permasalahan yang ada melalui hipotesa. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah uji Kadar Air, uji pH, uji TPC, uji TVB-N, dan uji Organoleptik. Hasil penelitian yang diperoleh dari 5 parameter uji, diperoleh nilai kadar air tertinggi (63,4%), terendah (63,85%); nilai pH tertinggi 6,31, terendah 5,87; nilai TVB tertinggi (89,46mg N/100g), terendah (36,54mg N/100g); nilai TPC tertinggi (186,5x102), terendah (<30); nilai Organoleptik (Rasa) tertinggi (7,6), terendah (1.3); nilai Organoleptik (Kenampakan) tertinggi (7,5), terendah (5,0); Nilai Organoleptik (Bau) tertinggi (7,3), terendah (1,5); nilai Organoleptik (Tekstur) tertinggi (7,2), terendah (3,9).

Page 9 of 19 | Total Record : 183