cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
ANALISIS STOK KARBON PADA SEDIMEN MANGROVE DI DESA BATURAPA KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Andreas Marbun; Antonius P Rumengan; Joshian N.W. Schaduw; Carolus P Paruntu; Ping Astony Angmalisang; Victoria EN Manopo
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27395

Abstract

Pemanasan global adalah salah satu isu di dunia saat ini, bisa dilihat dengan adanya peristiwa tingginya suhu bumi yang terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca. Hutan mangrove dilaporkan mampu memitigasi pemanasan global karena kemampuannya menyimpan karbon di biomassa dan sedimen dengan baik. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui densitas sedimen tanah, presentase karbon organik, densitas karbon dan estimasi simpanan karbon pada sedimen ekosistem mangrove di Desa Baturapa Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Pengambilan sampel sedimen mangrove dilakukan dengan teknik Purpose Sampling dan data yang diperoleh dianalisis dengan metode Loss on Ignition. Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata densitas tanah seluruh stasiun yaitu sebesar 0,39 g/cm3 ± 0,04. Nilai rata-rata presentase karbon organik pada seluruh stasiun yaitu sebesar 10,57 C% ± 4,87.Nilai rata-rata kandungan karbon total pada seluruh stasiun yaitu sebesar 398,82 MgC ha-1 ± 14,40. Hutan mangrove mampu menampung kandungan karbon dengan jumlah besar baik di biomassa dan sedimen.Kata Kunci : Analisis Stok Karbon, Sedimen Mangrove, Purpose Sampling, LOI (Loss On Ignition), Desa Baturapa, Kabupaten Bolaang Mongondow
Kondisi Ekologi Mangrove Di Pulau Mantehage Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara Lahabu, Yostan; Schaduw, Joshian N. W.; Windarto, Agung B.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.3.2.2015.10851

Abstract

Mangrove adalah tumbuhan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang sangat penting, tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang bijaksana dalam mempertahankan, melestarikan dan pengelolaannnya. Penelitian ini dilakukan di Pulau Mantehage Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove dan mengetahui kondisi ekologi vegetasi hutan mangrove yang terdapat di kawasan Pulau Mantehage. Metode yang digunakan yaitu metode line transek kuadran. Data yang didapatkan selanjutnya diolah dengan analisis struktur komunitas. Terdapat 8 jenis mangrove yang teridentifikasi di Pulau Mantehage, yaitu : Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrical, Ceriops tagal, Sonneratia alba, dan Lumnitzera littorea. Hasil analisis vegetasi mangrove menunjukkan ekosistem dalam keadaan belum stabil Hal ini didasarkan pada nilai indeks keanekaragaman yang masuk dalam kategori rendah (H’= 0,93, H’= 0,91, H’=1,07, H’=1,38). Nilai indeks keseragaman dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon dari empat stasiun menunjukkan nilai yang merata (tingkat Semai=0,95, Pancang=0,82, Tiang=64 dan Pohon=0,85). Sedangkan nilai indeks dominansi menunjukkan nilai yang tinggi (tingkat Semai=0,66, Pancang=1,00, Tiang=0,61 dan Pohon=0,37). Faktor lingkungan seperti suhu dan salinitas menunjukkan nilai kisaran 29-33 ppt untuk salinitas dan 27-30 0C untuk suhu. Nilai ini tergolong baik untuk pertumbuhan mangrove.
Identifikasi molekuler sirip ikan hiu yang didapat dari pengumpul sirip di Minahasa Mopay, Maratade; Wullur, Stenly; Kaligis, Erly
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.2.2017.15044

Abstract

Hiu adalah jenis ikan yang sangat rentan terhadap penangkapan secara berlebihan karena umumnya ikan ini memiliki pertumbuhan yang lambat dan tingkat reproduksi yang rendah.  Tingginya aktifitas perdagangan sirip ikan hiu menjadi masalah serius dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sirip ikan hiu yang didapat dari pengumpul sirip di Tanawangko, Minahasa berdasarkan karakter nukleotida gen COI (Cytcrochrome oxidase subunit I).  Metode ekstraksi DNA dilakukan mengikuti prosedur Dneasy Blood & Tissue Kit qiagen, amplifikasi gen COI menggunakan primer                              Forward FishBCL5 (TCAACYAATCAYAAAGATATYGGCAC) dan Reverse HCO2198 (TAAACTTCAGGGTGACCA AAAAATCA), sekuens dianalisa menggunakan ABsequence3 dan MEGA ver6, identifikasi spesies dilakukan menggunakan BLAST yang terintegrasi di laman GanBank.  Sebanyak 4 potong sirip hiu dari individu berbeda berhasil didapatkan dari pengumpul sirip di Tanawangko, Minahasa. Hasil BLAST menunjukan bahwa ke 4 sirip tersebut berasal dari spesies hiu; Carcharhinus amblyrhynchos, Prionace glauca, Carcharhinus sorrah, dan Carchahinus brevipina
Distribusi pigmen karotenoid pada kepiting Grapsus sp dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis Abdullah, Ridha; Paransa, Darus Saadah; Mantiri, Desy; Angkow, Esther; Angmalisang, Ping; Mudeng, Joppy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.2.2018.21389

Abstract

Krustasea merupakan organisme laut dengan keunikan tersendiri, karena visualisasinya yang beraneka warna dan dalam daur hidupnya organisme ini dapat berganti kulit. Kekhasan warna yang dimiliki oleh krustasea juga menarik perhatian pada saat dimasak yakni berubah warna menjadi merah. Fenomena ini terjadi karena adanya zat warna yang dikandung oleh krustasea dan dikenal sebagai pigmen karotenoid.  Pada umumnya organisme laut termaksud krustasea memiliki kandungan pigmen karotenoid dengan jenis dan tipe yang beragam. Pigmen karotenoid merupakan pewarna alami (biokrom) yang umumnya terdapat pada krustasea. Pada penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penentuan jenis pigmen dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT merupakan cara cepat dan mudah untuk pemisahan senyawa pada suatu sampel berdasarkan polaritas. Metode ini memudahkan untuk analisis skala kecil karena hanya memerlukan bahan-bahan yang relatif sedikit dan juga waktu yang cukup singkat, maka dari itu untuk mengetahui distribusi pigmen karotenoid pada kepiting Grapsus sp dalam penelitian ini menggunakan metode KLT. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan bahwa distribusi  pigmen karotenoid pada kepiting Grapsus sp betina adalah  jenis pigmen β–karoten,  β-kriptoksantin, astaksantin dan pigmen tipe  astasen, yang terdistribusi pada organ karapas, lapisan epidermis, hepatopankreas dan gonad dari kepiting Grapsus sp.
Biodiversitas Alga Makro Di Lagun Pulau Pasige, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro Tampubolon, Agrialin; Gerung, Grevo S.; Wagey, Billy
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.2.2013.2122

Abstract

Alga makro sebagai salah satu sumberdaya yang ada di perairan Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan misalnya Gracilaria, Euchema dan Kappaphycus, disamping itu juga untuk kebutuhan farmasi, kosmetik, kertas dan cat, alga bernilai ekonomis penting dan memiliki tingkat kegunaan yang tinggi karena komoditas alga laut dapat bermanfaat baik bagi manusia maupun lingkungan perairan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis alga makro yang ada di perairan Pulau Pasige, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro dengan mengidentifikasi jenis-jenis alga makro yang ditemukan. Dari hasil penelitian ini ditemukan ada 9 jenis alga hijau Halimeda macroloba, Halimeda opuntia, Halimeda discoidea, Halimeda incrassata, Caulerpa lentillifera,Caulerpa racemosa, Boergesenia forbesii, Dictyospheria cavernosa, Boodlea coacta 10 alga merah Gracilaria blodgetti, Gracilaria edulis, Laurencia papilosa, Amphiroa fragilisima, Gelidiopsis intricata, Gracilaria verucosa, Acanthopeltis sp, Hypnea sp, Amansia glomerata, Euchema denticulatum dan 2 alga coklat Padina minor, Turbinaria ornata.
IDENTIFIKASI DAN HABITAT GURITA (CEPHALOPODA) DARI PERAIRAN SALIBABU, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Andika R Balansada; Medy Ompi; Frans Lumoindong
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.3.2019.24742

Abstract

The octopus in Manado language is called Boboca, while the local Talaud community is called Urrita. Octopus is used as food and bait. Information on octopus biology needs to be known as basic information in the management of octopus resources. This study aims to identify and provide information on octopus habitat in the waters of Salibabu. Collecting specimens using arrows (jubi). The morphology of the example octopus is identified as Octopus cyanea Gray, 1849. In the arms of the octopus there are white-colored spots. On the left and right side of the crown of the arm are two false eyes (ocellus). On the face of the ventral arm is a dark pole pattern above the pale or creamy base color. Characteristics of female morphomes generally have a larger size compared to males. Specimen habitats are found outside the nest at night and in the nest during the day time.Keywoeds: Octopus, Biology, Identify, Morphology, Morphometric, Habitat
Morfologi Sargassum sp dI kepulauan RAJA AMPAT, PAPUA BARAT Pansing, Jenita; Gerung, Grevo; Sondak, Calvyn; Wagey, Billy; Ompi, Medy; Kondoy, Khristin
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.1.2017.14990

Abstract

Sargassum sp. merupakan salah satu sumberdaya alam pesisir yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomis bagi masyarakat pesisir. Di Kepulauan Raja Ampat ini belum banyak alga Sargassum yang di eksplorasi. Alga Sargassum memiliki berbagai macam bentuk morfologi tallus, misalnya ada yang berbentuk seperti benang yang halus, bercabang banyak, berbentuk gelembung, daun yang lebar, bergerigi pada bagian daun dan bertalus lebar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan mendeskripsikan morfologi Sargassum yang ditemukan di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Dari hasil penelitian ditemukan ada 4 spesies di Pulau Yeftip Yefnawam (S. paniculatum, S. grevillei, S. cristaefolium), dan yang ditemukan di Pulau Salawati (S. polycystum).
Sebaran spasial foraminifera bentik pada terumbu karang Pulau Bunaken Sulawesi Utara Paringgi, Ezra; Mamuaja, Jane; Rampengan, Royke; Ompi, Medy; Roeroe, Kakaskasen; Rembet, Unstain
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20118

Abstract

Foraminifera diklasifikasikan ke dalam Kingdom Protista, masuk dalam Filum Protozoa dan didefinisikan sebagai organisme bersel tunggal yang hidup secara akuatik (terutama di laut), mempunyai satu atau lebih kamar yang terpisah satu sama lain oleh sekat (septa) yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan foraminifera bentik yang ditemukan pada Pulau Bunaken dan menyajikan sebaran spasial dari masing-masing kelompok fungsional dan genus foraminifera bentik, serta menganalisis kualitas lingkungan perairan berdasarkan komposisi foraminifera bentik.  Teridentifikasi 37 spesies foraminifera bentik dari 20 Genus yang tersebar pada 6 stasiun pengambilan sampel. Genus-genus tersebut terdiri dari : Amphistegina, Archaias, Baculogypsina, Calcarina, Heterostegina, Marginopora, Peneroplis, Planorbulinella, Sorites, Eponides, Pyrgo, Quinqueloculina, Rotorbis, Textulariina, Spiroloculina, Triloculina, Elphidium, Ammonia, Polymorphiniina dan Neorotalia. Hasil perhitungan FoRAM Index (FI) pada daerah penelitian lebih besar dari 4 yaitu berkisar dari 7.75 hingga 9.06.
POPULATION STRUCTURE OF Acanthaster planci ON THE REEF FLAT AT THE SOUTHERN PART OF BUNAKEN ISLAND Napitupulu, Patritia; Tioho, Hanny; Windarto, Agung
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1625

Abstract

The information on population structure of Acanthaster planci in Bunaken National Park (BNP) is urgent to be presented in order to be considered in decision making especially on coral reef management in BNP. The objectives of  this study was to examine the  population structure of A. planci, represented by the diameter and weight, number of arms, while the density, distribution and types of coral predation by reef animals in the Southern part of Bunaken Island also observed. Data were collected at the three locations namely, front reef flat (FRF), middle reef flat (MRF) and back reef flat (BRF) with total coverage area of ​​100 x 50 meters. Sixty two individuals (41 at night and 21 at day time) were found with a body diameter ranging between 14 – 28 cm, whereas body weight ranged from 80 – 700 gr, with the number of arms between 9 until 17. The density of A. planci during day time was 0.0042 ind/m2, while the night time was 0.0082 ind/m2, moreover the animal is generally spread aggregated. The results of this study indicated that the population of A. planci in BNP was an adult population with density is still relatively normal, despite an alert sign for the sustainability of coral reef ecosystems in the BNP.
IDENTIFIKASI SAMPAH LAUT DI PANTAI TONGKAINA DAN TALAWAAN BAJO Asshidiq Djaguna; Wilmy E Pelle; Joshian NW Schaduw; Hermanto WK Manengkey; Natalie DC Rumampuk; Edwin LA Ngangi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.3.2019.24432

Abstract

Marine debris is all material in the solids form that could not be found naturally (is a product of human activities) in the territorial waters (oceans, beaches) and could threat directly to the conditions and productivity of the territorial waters. Marine debris is defined by UNEP (2009) as solid material that is difficult to decompose, plant or processed results are discarded or left in marine and coastal environments. Marine debris consists of goods used by humans and deliberately disposed to the sea. Marine debris can be transported with ocean currents and winds from one place to another, even being able to travel long distances from the source. Common waste problems encountered in urban areas in Southeast Asian countries, as populations grew, followed by increased revenues potential garbage and various types of garbage produced. Marine debris classified as Meso and Macro trash with size > 5 mm to 1 m. Marine debris observation is carried out by modifying the method of coastline survey methods based on National Oceanic and Atmospheric Administration (2013). There are some important things to be prepared before doing the observation that was stranded in coastal areas such as the selection of observation locations, materials needed for observation and time observation. Based on the results of the research of marine debris samples obtained at the research site there are 2 characteristics of marine debris namely of macro flakes collected in twelve transect as much as 341 grains, while meso-debris contains as many as 94 goods. Also the debris with a category of micro-debris as many as 46 items with a total of 481 items and total weight total 1433.38 gr/m2.Keywords: Marine debris, Tongkaina, Talawaan Bajo Sampah laut atau marine debris adalah semua material berbentuk padatan yang tidak dijumpai secara alami (merupakan produk kegiatan manusia) di wilayah perairan (lautan, pantai) dan dapat memberikan ancaman secara langsung terhadap kondisi dan produktivitas wilayah perairan. Sampah laut, didefiniskan oleh UNEP (2009) sebagai bahan padat yang sulit terurai, hasil pabrik atau olahan yang dibuang atau dibiarkan di lingkungan laut dan pesisir. Sampah lautan dapat ditransport oleh arus laut dan angin dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan dapat menempuh jarak yang sangat jauh dari sumbernya. Permasalahan sampah umum dihadapi pada daerah perkotaan di negara Asia Tenggara, seiring meningkatnya jumlah penduduk, diikuti peningkatan pendapatan, sehingga mengakibatkan meningkatnya potensi timbulan sampah perkapita dan beragamnya jenis sampah yang dihasilkan (Nguyen & Schnitzer, 2009). Sampah laut ditelaah adalah yang tergolong sampah meso dan makro dengan ukuran > 5 mm sampai 1 m. Pengamatan sampah dilakukan dengan modifikasi metode shoreline survey methodology berdasarkan National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA (2013). Ada beberapa hal yang penting untuk disiapkan sebelum melakukan pengamatan sampah yang terdampar di daerah pantai seperti pemilihan lokasi pengamatan, bahan yang di perlukan untuk pengamatan dan waktu pengamatan. Berdasarkan Hasil Penelitian sampel sampah laut yang diperoleh di lokasi penelitian terdapat 2 karakteristik sampah laut yaitu makro-debris yang dikumpulkan pada dua belas transek sebanyak 341 item, sedangkan meso-debris terdapat sebanyak 94 item, serta ditemukan juga sampah dengan kategori mikro-debris sebanyak 46 item dengan total keseluruhan 481 item dan berat total keseluruhan 1433,38 gr/m2. Kata Kunci: Sampah laut, Tongkaina, Talawaan Bajo

Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue