cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
LAJU PERTUMBUHAN KARANG Acropora formosa YANG DITRANPLANTASI PADA MEDIA TEMPEL DAN MEDIA GANTUNG Stevania M Runtuwene; Indri S Manembu; Noldy G.F Mamangkey; Antonius P Rumengan; Darus Paransa; Hariyani Sambali
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27553

Abstract

Corals are associations of millions polyps that live in symbiotic way with zooxanthellae algae. Most of the polyps live in colonies and form a reef. Coral reefs are rich ecosystems that contain diverse organisms living in it. However, the threat of damage increases with the pressure that enters the waters. Coral transplantation is one way of restorations that can be done to restore damaged corals by cutting live corals and then planting them in places where the corals have been damaged. This study aims to determine the growth rate of Acropora formosa corals that were transplanted on fixed and hanging media. Data was collected in Malalayang Coast Waters, Manado City, North Sulawesi. The research took place for seven months. Beginning with the coral transplant activity of Acropora formosa on fixed and hanging media, then continued with monitoring every month for six months. Transplanted corals were measured using a ruler to determine the length of the coral from the beginning to the end of the study and then the data was analyzed using Microsoft Excel. The results obtained for the average growth rate of Acropora formosa corals transplanted on fixed media were 0.8 cm and on hanging media 1.8 cm. Overall growth rate averaged 1.3 cm.Keywords: Coral, Coral Reef, Transplant, Acropora formosa.
Uji Aktivitas Antioksidan pada Makro Alga Coklat Hydroclatrus clathratus (C. Agardh) Hower dan Padina minor Yamada Paraeng, Pricilia; Mantiri, Desy; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.2.2016.14082

Abstract

Makro alga cokelat merupakan salah satu sumber senyawa bioaktif, seperti antioksidan. Antioksidan merupakan zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan pada alga cokelat Hydroclathrus clathratus (C. Agardh) Hower dan Padina minor Yamada yang diambil dari perairan Tongkeina kota Manado dan perairan Selat Lembeh kota Bitung dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil. Hasil penelitian dari ekstrak pigmen dalam PE pada makro alga H. clathratus (C. Agardh) Hower dan P. Minor Yamada memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak dalam etanol. Semakin kecil nilai absorban maka semakin tinggi nilai inhibisi dimana aktivitas antioksidan pada ekstrak semakin tinggi. Ekstrak yang digunakan memiliki nilai inhibisi yang mendekati dengan nilai inhibisi Kontrol yang digunakan yaitu asam askorbat dan tokoferol.
AMPLIFIKASI GEN 16S-rRNA BAKTERI EPIFIT PADA ALGA MERAH Kappaphycus alvarezii Rico Rico Taareluan; Letha L Wantania; Elvy L Ginting; Remy E.P. Mangindaan; Deislie R.H. Kumampung; Reni Lusia Kreckhoff; Stnly Wullur
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27696

Abstract

Bacteria are microscopic organism found living in marine algae.  So far, species of bacteria in marine algae are not well known.  In this study, epiphytic bacteria in algal species of Kappaphycus alvarezii (red algae) were isolated to amplify their 16S-rRNA gene. Sample K.alvarezii was collected from the island of Nain.  The isolated epiphytic bacteria from the red algae K.alvarezii were grown in Nutrient Broth (NB) media.  DNA extraction was carried out using InnuPREP DNA Mini Kit.  16SrRNA genes was performed using primer pair of 8F and 1492R. Two different character of epiphytic bacteria were successfully isolated from K. alvarezii.  16S-rRNA genes from the two isolates was successfully amplified, indicated by the presence of DNA band in each sample gel electrophoreses at around 1500 bp.Keywords : Amplification, 16S-rRNA Genes, Kappapchycus alvarezii, Bacterial, Epiphytic  Abstrak Bakteri adalah organisme mikroskopis yang ditemukan hidup di alga laut. Sejauh ini, spesies bakteri di alga laut belum dikenal. Dalam penelitian ini, bakteri epifit pada spesies alga Kappaphycus alvarezii (alga merah) diisolasi untuk memperkuat gen 16S-rRNA mereka. Sampel K.alvarezii dikumpulkan dari pulau Nain. Bakteri epifit terisolasi dari alga merah K.alvarezii ditanam dalam media Nutrient Broth (NB). Ekstraksi DNA dilakukan dengan menggunakan InnuPREP DNA Mini Kit. Gen 16S-rRNA dilakukan dengan menggunakan pasangan primer 8F dan 1492R. Dua karakter bakteri epifit yang berbeda berhasil diisolasi dari K. alvarezii. Gen 16S-rRNA dari dua isolat berhasil diamplifikasi, ditunjukkan oleh adanya pita DNA pada setiap sampel gel elektroforesis sekitar 1500 bp. Kata Kunci: Amplifikasi, gen 16S-rRNA, Kappapycus alvarezii, Bakteri, Epifit
WOUND HEALING AND MANTLE REGENERATION IN Atrina vexillum (BIVALVIA : PINNIDAE) WITH ANESTHESIA 1-PHENOXY-2-PROPANOL Polakitan, Chrisye L.; Mamangkey, N. Gustaf F.; Kaligis, Georis F.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1280

Abstract

In order to know the time of wound healing and regeneration on mantle of Atrina vexillum, 30 indivuals of Atrina vexillum were collected from the coast of Arakan village,Tatapaan Distric, Minahasa Selatan Regency. A distal portion (1x1 cm) on mantle fromthe left shell of each individual was cut off after the organisms were anasthetized using 1-Phenoxy-2-propanol. Two individuals were sampled every 1, 3, 6, 12 hours and 1, 3, 6,12 and 24 days and the ex-wounds were cut off for histological observation in laboratory.The result showed that the healing time of the wound started from three to twelve days ofthe observation and mantle regeneration was first detected from twelve to twenty fourdays of observation; then there was no mortality recorded during this study.
KELIMPAHAN, DISTRIBUSI, DAN KERAGAMANNUDIBRANCHIA DI NUDIFALL DAN NUDIRETREAT SELAT LEMBEH, SULAWESI UTARA Pricilia OM Ompi; Farnis B Boneka; Medy Ompi; Joice S Rimper; Kakaskasen A Roeroe; Alex D Kambey
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.2.2019.24239

Abstract

Nudibranchia are known as marine invertebrates that have uniq colors and body shapes. The research was conducted in Nudifall and Nudiretreat, Lembeh Strait, North Sulawesi. The aims of this study were 1) to identify the species of Nudibranchia in both locations, 2) to know the abundance of Nudibranchia in those locations, 3) to determine distribution patterns of nudibranchia, and to know diversity of Nudibranchia in both Nudifall and Nudiretreat. The results show that 11 species of Nudibranchia were found in both Nudifall and Nudiretreat. The species of Chromodoris annae, Chromodoris magnifica, Flabellina expotata, Goniobranchus fidelis, Halgerda batangas, and 1 unidentified species were found in Nudifall, while the species of Goniobranchus geometricus, Glossidoris cincta, Phylllidia ocelata, Phylllidia varicose, Nembrotha rutilans were found in Nudiretreat. H. batangas was found to be the highest abundance, then it was followed byC. annae, C. magnifica, G. fidelis, unidenfied species (species-1), and C. magnificain Nudifall. P. ocelatawas found to be the highest abundance, then it was followed by G. geometricus, G. cincta, P. varicose, andN. Rutilans  in Nudiretreat.  Nudibranchia in both locations wasidentified to have random and grouped distribution pattern. Nudibranchia was found to have the same diversity among Nudifall and Nudiretreat. Factors affecting abudance, distribution patterns, and diversity were discuss in this paper.Keywords: Nudibranchia, Distribution, Abudance, Lembeh Strait. Nudibranchia dikenal sebagai avertebrata laut yang memiliki warna unik dan bentuk tubuh yang bervariasi. Penelitian ini di lakukan di Nudifall dan Nudiretreat, Selat Lembeh, Sulawesi Utara.   Tujuan penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi jenis-jenis nudibranchia di lokasi Nudifall dan Nudiretreat, 2) mengetahui kelimpahan jenis-jenis Nudibranchia di kedua lokasi, 3) mengetahui pola distribusi jenis-jenis Nudibranchia di lokasi Nudifall dan Nudiretreatdi, 4) dan keragaman Nudibranchia di Nudifall dan Nudiretreat. Ada 11 jenis Nudibranchia ditemukan di kedu lokasi penelitian.Nudibranchia yang ditemukan di Nudifall ada 6 jenis, yaitu Chromodoris annae, Chromodoris magnifica, Flabellina expotata, Goniobranchus fidelis, Halgerda batangas, dan 1  spesies belum teridentifikasi (spesies-1). Nudibranchia yang ditemukan di Nudiretreat ada 5  jenis,yaitu Goniobranchus geometricus, Glossidoris cincta, Phylllidia ocelata,  Phylllidia varicose, Nembrotha rutilans. H. batangas memiliki kelimpahan yang tinggi, kemudian diikuti oleh C. annae, C. magnifica, G.fidelis, spesies-1, dan C. magnifica.di Nudifall.P. ocelata memiliki rata-rata tertinggi, selanjutnya diikuti oleh G. geometricus, G. cincta, P. varicose, dan N. Rutilans di Nudiretreat.Pola sebaran acak dan berkelompok teridentifikasi pada kedua lokasi.udibranchia teridentifikasi memiliki keragaman yang sama di kedua lokasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan, distribusi, dan keragaman didiskusikan pada tulisan ini.Kata kunci: Nudibranchia, Distribusi, Kelimpahan, Selat Lembeh.
ANALISIS AKTIVITAS DARI JAMUR ENDOFIT YANG TERDAPAT DALAM TUMBUHAN BAKAU Avicennia marina DI TASIK RIA MINAHASA Posangi, Jimmy; Bara, Robert A.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.2.1.2014.7345

Abstract

Endofit dapat diartikan sebagai mikroba yang hidup berkoloni dalam jaringan internal tumbuhan tanpa menyebabkan efek yang merugikan secara langsung pada tumbuhan tersebut. Organisme endofitik memiliki potensi yang sangat besar untuk dieksploitasi dan menghasilkan  produk alami baru yang bermanfaat di bidang kedokteran, pertanian, dan industri. Pada sisi yang lain kebutuhan terhadap obat-obatan baru yang membantu umat manusia melawan pelbagai penyakit tidak pernah berhenti, hal ini disebabkan adanya resistensi bakteri, infeksi virus, insidensi infeksi jamur, berbagai jenis tumor, infeksi parasit dan protozoa, di dalam populasi dunia sekarang ini sebagai akibat ketidakmampuan kita untuk mengatasi tidak hanya problematika kesehatan. Indonesia sebagai daerah  tropis dengan keanekaragaman hayati yang cukup besar, di lain pihak, perlawanan endofit di ekosistem daerah tropis melawan organisme patogen dan predator cukup besar, sumber daya yang terbatas dan tekanan seleksi alam sangat tinggi. Hal ini menimbulkan kemungkinan besar bahwa endofit di daerah tropis seperti di negara kita merupakan sumber struktur senyawa baru dengan aktivitas biologis yang menarik untuk dikembangkan sebagai bahan obat baru. Penelitian ini merupakan penelitian untuk mencari kandidat obat-obatan baru yang difokuskan pada kandidat bahan obat yang memiliki potensi antibakteri dan antikanker. Tumbuhan bakau Avicennia marina diambil dari Pantai Tasik Ria. Jamur endofit diisolasi hingga diperoleh 2 isolat galur murni Aspergillus sp. dan Acremonium sp. Kedua isolat kemudian diuji aktivitasnya terhadap bakteri patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan menggunakan metode ko-kultivasi. Acremonium sp. memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibandingkan dengan jamur Aspergillus sp. terhadap bakteri S. aureus, sedangkan Aspergillus sp. menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri E. coli.
SUBSTANSI ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT PADA LAMUN ASAL PERAIRAN TONGKAINA Galih Prasetyo; Remmy Mangindaan; Robert Antonius Bara
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.3.2017.24265

Abstract

Seagrass is a part of Phanerogamae, commonly has a symbiotic relationship with microbial endophytes. The types of microbes those have ability to produce bioactive compounds with potentially exploited for medical, agriculture and industrial purposes. Antibacterial testing using the modified Kirby-Bauer method. The fungi show a strong antibiotic activity which cultivated statically and Staphylococcus aureus was induced in rice medium for 10 days. The purpose of inducing bacteria to the culture is to stimulate a strong antibiotic activity through Silence Biosynthesis Pathway. Fungal isolates were macerated with 96% of ethanol for 24 hours. Partition process was performed by adding solvents (ethyl acetate, n-hexane, ethanol and water) to get n-hexane, ethanol and water fractions. All fractions were tested their activity against clinical isolates bacteria S. aureus and Escherichia coli. Ten fungal endophytes were isolated from seagrass Thalassia hemprichii and Enhalus acoroides. Two isolates derived from the leaf of both seagrass specimens (E.D.1 and Th.D.1) showed strong antibacterial activity against S. aureus only. Antibacterial activity test of each fraction both active isolates show in water and ethanol fractions. This indicates the active antibacterial compounds of both endophytic fungi have semi-polar and polar characteristics. However, bacterial induction has no effect on their antibacterial activity.Keywords : Endophytic fungi, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, antibacterial activity Staphylococcus aureus and Escherichia coli.Lamun merupakan tanaman tingkat tinggi yang mempunyai hubungan simbiosis dengan mikroba jamur endofit. Mikroba endofit ini mempunyai kemampuan untuk memproduksi senyawa-senyawa bioaktif dengan potensi yang besar untuk dieksploitasi dan menghasilkan yang bermanfaat di bidang medis, pertanian, dan industri. Isolasi jamur dilakukan mengacu pada penelitian Bara et al (2013). Pengujian antibakteri dilakukan berdasarkan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi. Jamur memperlihatkan aktivitas antibiotik yang kuat dikultivasi statis dan di induksikan bakteri S. aureus dalam media nasi selama 10 hari. Tujuan pemberian bakteri pada kultur yaitu untuk memicu adanya aktivitas antibiotik yang lebih kuat melalui jalur biosintesis senyap (Silence Biosintethic Pathway) pada jamur tersebut. Isolat jamur di maserasi dengan menambahkan etanol 96% selama 24 jam. Proses partisi dengan menambahkan pelarut (etil asetat, n-heksan, etanol dan air) untuk memperoleh fraksi n-heksan, etanol dan air. Tiap fraksi diuji kembali aktivitas antibiotiknya pada bakteri S. aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian ini diperoleh sepuluh isolat jamur dari lamun T. hemprichii dan E. acoroides. Dua isolat daun (E.D.1 dan Th.D.1) menunjukkan aktivitas yang kuat terhadap bakteri S. aureus. Pengujian aktivitas antibakteri tiap fraksi kedua isolat jamur memperlihatkan fraksi air dan etanol yang menunjukkan aktivitas penghambat. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa aktif antibakteri kedua jamur endofit berisfat semi polar dan polar. Induksi bakteri tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas antibakteri.Kata Kunci : jamur endofit, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Karakteristik komunitas mangrove desa Motandoi kecamatan Pinolosian Timur kabupaten Bolaang Mongondow Selatan provinsi Sulawesi Utara Paruntu, Carolus; Windarto, Agung; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.2.2017.16619

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan sumber daya alam daerah pesisir yang  mempunyai manfaat sangat luas baik secara ekologis, ekonomis, maupun sosial. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan karakteristik atau struktur komunitas mangrove di desa Motandoi, Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara.  Parameter struktur komunitas mangrove yang diukur adalah kerapatan spesies, frekuensi spesies, luas areal tutupan, nilai penting suatu spesies dan keanekaragaman spesies.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode line transect kuadrat yang telah dicatat pada form mangrove, diolah lebih lanjut untuk memperoleh data spesies, kerapatan spesies, frekuensi spesies, luas areal tutupan, nilai penting suatu spesies dan keanekaragaman spesies. Selain data primer, diperoleh juga data sekunder dengan penulusuran pustaka. Hasil menunjukkan bahwa ada tiga spesies yang ditemukan, yaitu Rhizophora mucronata dengan nilai RD; RF; RC; IV; H’; E; dan D, masing-maisng adalah 85,19%; 45,45%; 97,81%; 228,45%; 0,14; 0,07; 0,73, Rhizophora apiculata dengan nilai RD; RF; RC; IV; H’; E; dan D, masing-maisng adalah 10,37%; 36,36%; 1,45%; 48,18%; 0,24; 0,11; 0,01, dan Bruguiera gumnorrhiza dengan nilai RD; RF; RC; IV; H’; E; dan D, masing-maisng adalah 4,44%; 18,18%; 0,74%; 23,37%; 0,14; 0,07; 0.00.  Vegetasi mangrove di desa Motandoi didominasi oleh tiga spesies yang berasal dari family Rhizophoraceae, yaitu  Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata dan Bruguiera gumnorrhiza, namun spesies yang paling dominan adalah Rhizophora mucronata.  Tidak ditemukannya beberapa spesies yang diperkirakan hadir di lokasi penelitian, bukan berarti mereka tidak ada sama sekali, tetapi bisa disebabkan karena survei ini tidak secara khusus dirancang untuk menemukan seluruh spesies mangrove.
Pertumbuhan dan sintasan larva kerang mutiara Pinctada maxima pada sumber pakan berbeda Frista Tarigan; Stenly Wullur; Veibe Warouw; Inneke Rumengan; Elvy Ginting; Cysca Lumenta
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.22815

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengukur pertumbuhan dan menentukan sintasan larva kerang mutiara yang dipelihara pada sumber pakan berbeda, yaitu pakan ikan mentah (penyiapan pakan mengikuti prosedur pada paten No. P00201609066 dan P14201802692) yang telah melalui proses perendaman pada beberapa produk probiotik (seperti: EM4, Probio FM, dan Starbio F9), mikroalga dan larva tanpa pemberian pakan sebagai kontrol. Larva kerang mutiara yang digunakan adalah larva yang telah berumur 14 hari, diambil dari PT.Arthe Samudra, Bitung, Sulawesi Utara. Larva dipelihara menggunakan wadah palstik berisi ± 700 ml air laut 35 ppt yang berisi aerasi dengan kecepatan sekitar ±0.66 ml/menit. Larva kemudian dipelihara selama 14 hari menggunakan sumber pakan berbeda sesuai dengan perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Setiap 2 hari sekali diambil sebanyak ±3 ml cuplikan sampel dan larva yang ada dalam cuplikan diukur bagian panjang, tinggi, dan pangkal larva. Pada akhir penelitian, larva dalam semua perlakuan dipanen dan jumlah larva dihitung untuk menentukan sintasan larva pada masing-masing perlakuan. Hasil pengukuran panjang (61.9 - 194.47 µm), tinggi (59.46 - 216.81 µm) dan lebar pangkal cangkang (21 - 88.1 µm) menunjukkan adanya pola pertumbuhan yang cenderung lebih stabil pada larva yang diberi pakan ikan mentah yang telah direndam dengan beberapa produk probiotik dan pada perlakuan pemberian pakan mikroalga dibanding pada perlakuan tanpa pakan. Adapun sintasan larva tertinggi terdapat pada larva yang diberi pakan mikroalga (102 ± 121.7 larva), kemudian larva pada pakan ikan mentah yang direndam pada beberapa produk probiotik; F9 (29 ± 18.02 larva), Probio FM (5.6 ± 1.52 larva) dan EM 4 (1.66 ± 1 larva).
Pengujian Aktivitas Larvasida Dari Ekstrak Ascidian Lissoclinum patella Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti Mangindaan, Remy E. P.; Taroreh, Rexy Y.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.3.2013.3723

Abstract

Biota laut ascidian Lissoclinum patella dilaporkan mengandung  senyawa bioaktif, sehingga tidak menutup kemungkinan memproduksi aktivitas larvasida nyamuk Aedes aegypti. Penggunaan Abate dalam air dapat menyebabkan resistensi terhadap larva.Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya senyawa dengan aktivitas larvasida dari ekstrak L. patella terhadap larva A. aegypti instar III.  Penelusuran diawali dengan pengujian ekstrak metanolik,  etil asetat, heksan dan kloroform, air PAM dan Abate pada beberapa konsentrasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa L. patella terkandung senyawa larvasida terhadap A. aegypti.  Ekstrak metanolik dan ketiga fraksi memiliki pola aktivitas lebih baik daripada Abate, terutama heksan. Namun demikian pemisahan lanjut dari fraksi heksan untuk memperoleh senyawa murni yang aktif perlu dilakukan dan diuji toksisitasnya  terhadap organisme lain dan pengaruhnya terhadap kualitas air.

Page 11 of 33 | Total Record : 324


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue