cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
KAJIAN KESESUAIAN LAHAN EKOWISATA MANGROVE DIMENSI EKOLOGI ( KASUS PADA PULAU BUNAKEN BAGIAN TIMUR, KELURAHAN ALUNG BANUA, KECAMATAN BUNAKEN KEPULAUAN, KOTA MANADO) Kiki Nadila Bacmid; Joshian N W Schaduw; Veibe Warouw; Surya Darwisito; Erly Y Kaligis; Adnan Wantasen
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.3.2019.24257

Abstract

Ecotourism as a form of tourism that emphasizes responsibility for nature conservation, provides economic benefits and maintains cultural needs for the local community. Mangrove forests with their uniqueness are natural resources that have the potential to be used as tourist attractions. The purpose of this study was to determine community structure, mangrove canopy cover and suitability of mangrove ecotourism land. This study used the line transect method for mangrove community structure, and hemispherical photography for the percentage of mangrove cover. The results of the study of the mangrove community structure were the highest density value, namely at station 1 on the transect 2 types of S.alba 0.16 ind / m2 relative 88.89% and the lowest density value in the type R. mucronata and R.apiculata 0.01 ind / m2 relatively 5.56% on transect 2 at station 1. The highest frequency type value at station 1 on the transect 1 type S. alba which is 1.00 relative 100% and the lowest frequency at station 1 transect 2 types R, piculate which is relative 0.50 33.33. The highest closing value of type on transect 2 standard 1 type S. alba 10.26 relative value 92.63%. Whereas the lowest type 3 transect closure is type R. piculate 0.49 the relative is 7.86%. The highest Important Value Index is at station 1 on transect 1, namely type S. alba 300 and lowest at station 1 on transect 2 types R. mucronata 30.55. The highest diversity value on transect 2, 0.43. Evenness index value (E) at station 1 on transect 1 is 0 and transect 2 is 0.39. While station 2 on transect 1 0 and transect 2 0.51. regarding the criteria for mangrove damage, at 2 stations included in the rare category with inya 50% canopy cover. The overall results of land suitability for coastal tourism in the Bunaken Island mangrove tourism category fall into the very appropriate category.Keywords: Mangrove, Ecotourism, Bunaken IslandEkowisata sebagai suatu bentuk wisata yang menekankan tanggung jawab terhadap kelestarian alam, memberikan manfaat secara ekonomi dan mempertahankan kebutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Hutan mangrove dengan keunikan yang dimilikinya, merupakan sumberdaya alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat kunjungan wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas, tutupan kanopi mangrove dan kesesuaian lahan ekowisata mangrove. Penelitian ini menggunakan metode line transek terhadap struktur komunitas mangrove, dan hemispherical photography untuk persentase tutupan mangrove. Hasil penelitian struktur komonitas mangrove yaitu Nilai kerapatan tertinggi yaitu pada stasiun 1 di transek 2 jenis S.alba  0.16 ind/m2 relatifnya 88.89% dan nilai kerapatan terendah pada jenis R. mucronata dan R.apiculata 0.01 ind/m2 relatifnya 5.56% di transek 2 pada stasiun 1 .Nilai frekuensi jenis tertinggi pada stasiun 1 di transek 1 jenis S.alba yaitu 1.00 relatifnya 100% dan frekuensi terendah pada stasiun 1 transek 2 jenis R, piculate yaitu  0.50 relatifnya  33.33. Nilai penutupan jenis tertinggi pada transek 2 stasun 1 jenis S. alba 10.26 nilai relatifnya 92.63 %. Sedangkan penutupan jenis terendah transek 3 jenisR.  piculate  0.49 relatifnya 7.86%. Indeks Nilai Penting tertinggi yaitu pada stasiun 1 di transek 1 yaitu jenis S.alba 300 dan terendah pada stasiun 1 di transek 2 jenis R.mucronata 30.55.Nilai keanekaragaman tertinggi pada transek 2, 0.43. Nilai indeks kemerataan (E) pada stasiun 1 di transek 1 yaitu 0 dan transek 2 0,39.  Sedangkan stasiun 2 pada transek 1 0 dan transek 2 0.51. tentang kriteria kerusakan mangrove, pada ke 2 stasiun termasuk pada kategori jarang dengan tutupan kanopinya ≤ 50% . Hasil keseluruhan kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori wisata mangrove Pulau Bunaken masuk pada kategori sangat sesuai.Kata kunci: Mangrove, Ekowisata, Pulau Bunaken
Estimasi penyerapan karbon hutan mangrove Bahowo Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Bachmid, Fihri; Sondak, Calvyn; Kusen, Janny
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.19463

Abstract

Hutan mangrove merupakan sumber daya alam daerah pesisir yang mempunyai banyak manfaat sangat luas baik secara ekologis, ekonomis, maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi potensi kandungan karbon (C) dan serapan karbondioksida (CO2) pohon mangrove Bahowo di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken. Estimasi potensi biomassa, kandungan karbon, dan serapan karbondioksida pada pohon mangrove dilakukan dalam empat plot 10 x 10 m2 dengan jarak antar plot sejauh 50 m serta menggunakan persamaan allometrik. Setiap pohon yang ada dalam plot dicatat jumlah, jenis, dan diameternya. Hasil penelitian yang didapat menunjukan total biomassa adalah sebesar 433,69 ton/ha dan hasil estimasi kandungan karbon (C) serta serapan karbondioksida (CO2) sebesar 203,83 ton C/ha dan 748,07 ton CO2/ha.
UJI AKTIVITAS LARVASIDA NYAMUK Aedes aegypti DARI BEBERAPA EKSTRAK ASCIDIAN Moerid, M. Subhan; Mangindaan, Remy E. P.; Losung, Fitje
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1281

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by virus through Aedesaegypti mosquitoes as the vector. The disease is spreading across the world andendanger and threaten human life. Measures in controlling the vector using the commonlarvaside “abate” are in adequate and less affective. The objectives of the research is tofind out larvaside extracted from three kinds of ascidian. The each ascidians (Polycarpaaurata, Didemnum molle and Rophalaea crassa) were extracted with ethanol, and thecrude extracts were subjected to larvasidal test by dissolving in water containing thelarvae. The remarkable extract activity was partition in ethyl acetate, hexane andbuthanol. The results show that extract of Polycarpa aurata has the highest activity. Theactivity of fractions show that ethyl acetate at 100 ppm reveals the highest mortality oflarvae 100% in 8 hours, followed by hexane fraction (12 hours) then buthanol fraction (18hours). All the fractions (Ethyl acetate, Hexane and Buthanol) could totality kill the larvaewithin 24 hours which is comparable to the abate.
STUDI PERUMUSAN STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA BAHARI KOTA MANADO DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BERDASARKAN ANALISIS SWOT Sarif Hidayat; Antonius P Rumengan; Suria Darwisito; Medy Ompi; Winda M Mingkid; Billy Th Wagey; Carolus P Paruntu
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.3.2019.24421

Abstract

The objective of this research was to formulate a strategy for managing maritime ecotourism in the era of industrial revolution 4.0 in the city of Manado. The study was conducted at the coastal areas of the mainland of Manado City and Bunaken Island for 3 months, February - May 2019. The research method was a survey with descriptive analysis and SWOT. The results of the study obtained 4 strategy formulations (key success factors) in the context of managing maritime ecotourism in the industrial revolution era 4.0 in the city of Manado, namely: 1) Increasing law enforcement in the field of marine ecotourism, waste management on land and sea, 2) Awareness of the community environmental hygiene both on land and sea, 3) Empowering biodiversity resources of coral reefs, seagrass beds and mangroves in the park for developing marine maritime ecotourism through digital applications, and 4) managing and developing resorts, coastal culinary attractions, points of diving spots, and tourism  ports. The results of the SWOT curve show the condition of marine ecotourism in the city of Manado in quadrant 2, namely a situation where the threat to the development of marine ecotourism is more dominant than opportunity, but there are strengths of tourism organizations that can be relied on. Stakeholders are expected to be able to improve performance so that quadrant 2 conditions change to quadrant 1, which is to support an aggressive strategy: a very good situation because of the power that is used to seize profitable opportunities. In the era of industrial revolution 4.0, every stakeholder in the maritime ecotourism industry in the city of Manado was supposed to change the management system towards digital-based by making applicationsKeywords: Bunaken island, revolution industry 4.0, Manado city, marine ecotourism, strategyTujuan penelitian adalah untuk merumuskan strategi pengelolaan ekowisata bahari di era revolusi industri 4.0 di Kota Manado.  Penelitian dilakukan di wilayah pesisir daratan Kota Manado dan Pulau Bunaken selama 3 bulan, Februari - Mei 2019. Metode penelitian adalah survei dengan analisis deskriptif dan SWOT. Hasil penelitian diperoleh 4 rumusan strategi (faktor-faktor kunci keberhasilan) dalam rangka pengelolaan ekowisata bahari era revolusi industri 4.0 di Kota Manado, yaitu: 1) Meningkatkan penegakan hukum di bidang ekowisata bahari, pengelolaan sampah di darat maupun laut, 2) Menyadarkan masyarakat tentang kebersihan lingkungan baik di daratan maupun lautan, 3) Memberdayakan sumber daya keanekaragaman hayati terumbu karang, padang lamun dan mangrove di kawasan TNB untuk pengembangan ekowisata bahari melalui aplikasi digital, dan 4) Mengelola dan mengembangkan resort, tempat-tempat wisata kuliner pantai, titik-titik penyelaman, dan pelabuhan pariwisata.  Hasil kurva SWOT memperlihatkan kondisi ekowisata bahari Kota Manado berada dalam kuadran 2, yaitu situasi dimana ancaman terhadap pengembangan ekowisata bahari lebih dominan dibandingkan peluang, namun ada kekuatan organisasi kepariwisataan yang dapat diandalkan. Pemangku kepentingan diharapkan dapat meningkatkan kinerja agar kondisi kuadran 2 berubah menjadi kuadran 1, yaitu mendukung strategi agresif: situasi yang sangat baik karena adanya kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan.  Dalam era revolusi industri 4.0, maka setiap pemangku kepentingan industri ekowisata bahari di Kota Manado sudah seharusnya merubah sistem pengelolaan yang ada ke arah berbasis digital dengan cara membuat aplikasi pengelolaan ekowisata bahari.Kata Kunci: Ekowisata bahari, revolusi industri 4.0, Kota Manado, Pulau Bunaken, strategi
Variasi Morfometrik Pada Beberapa Lamun Di Perairan Semenanjung Minahasa Sakey, Weby F.; Wagey, Billy T.; Gerung, Grevo S.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.3.1.2015.7724

Abstract

Lamun (seagrass) atau disebut juga ilalang laut. Istilah lamun untuk seagrass, pertama-tama diperkenalkan oleh Hutomo dimana merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan hidup di perairan laut dangkal. Lamun tumbuh padat membentuk padang, sehingga dikenal sebagai padang lamun (seagrass beds). Penelitian pada ekosistem padang lamun dimana banyak terjadi kegiatan atau aktivitas pemanfaatan oleh manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini perlu diadakan sehingga dapat dijadikan sebagai informasi awal bagi peneliti di perairan semenanjung Minahasa. Pengumpulan data dilaksanakan  di Perairan Semenanjung Minahasa Sulawesi Utara, khususnya di desa Arakan dan desa Tongkeina. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode jelajah. Sampel yang telah diperoleh (30 individu per species), diidentifikasi, diukur dengan aplikasi image-J gambar dan diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 20.Rata-rata ukuran empat spesies yang diidentifikasi, memiliki variasi dan perbedaan antara spesies yang satu dengan spesies yang lain. Untuk spesies Cymodocea serrulata dan Thalassia hemprichii yang tumbuh di Tongkeina berukuran lebih panjang dibanding yang tumbuh di Arakan. Sedangkan untuk spesies Halodule pinifolia, terlihat yang tumbuh di Arakan yang memiliki ukuran lebih panjang dari Halophila ovalis.     Hasil pengukuran menggunakan Hobo Pendant loggers di Arakan : intensitas cahaya 130000-139000 lux dan temperatur 36-37 0C. Di Tongkeina intensitas cahaya 230000-240000 lux dan temperatur 31-32 0C.Secara umum dapat disimpulkan bahwa ketiga spesies baik yang tumbuh di arakan maupun yang tumbuh di Tongkeina memiliki variasi morfometrik.  
Deskripsi SWOT, KAFI dan KAFE terhadap Hasil Penelitian di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT Bahagia, Yuses; Paruntu, Carolus; Darwisito, Suria
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.2.2016.12977

Abstract

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman  (SWOT), serta kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan kesimpulan analisis faktor eksternal (KAFE) terhadaphasil penelitian di Program Studi Ilmu Kelautan FPIK Unsrat periode tahun 2012-2014. Metode penelitian adalahsurvey dan deskriptif.  Data diperoleh melalui: A. Pengkajian hasil-hasil penelitian dari Paruntu dan Kumaat (2015a,b); B.Wawancara dengan para keterwakilan dari peneliti dan mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan serta pimpinan FPIK; C. Studi pustaka dan penelusuran dokumen kebijakan pada Program Studi Ilmu Kelautan. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT.Hasil deskripsi SWOT melalui KAFI dan KAFE diperoleh: A.Dua kekuatan utama, yaitu adanya 10 profesor dan 33 doktor yang relatif masih panjang dalam usia kerja dan adanya visi, misi, tujuan dan sasaran yang terukur tentang penelitian; B.Dua kelemahan utama, yaitu jumlah luaran penelitian di bidang kelautan masih kurang dan kurangnya mahasiswa dilibatkan dalam penelitian dosen; C.Dua peluang utama, yaitu banyaknya skema penelitian yang ditawarkan oleh pemerintah pusat untuk perguruan tinggi dan adanya visi Pemerintah RI Jokowi-JK menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia memberi peluang untuk melaksanakan banyaknya penelitian; D.Dua ancaman utama, yaitu tingkat persaingan di bidang penelitian yang semakin meningkat dan adanya dosen di luar Program Studi Ilmu Kelautan yang memenangkan kompetisi penelitian nasional atau perguruan tinggi di bidang kelautan.  Rekomendasi untuk penelitian lanjutan adalah FPIK Unsrat perlu menetapkan strategi penelitian di bidang ilmu kelautan menggunakan analisis SWOT.
Struktur komunitas foraminifera benthik berdasarkan habitat di perairan Sulawesi Utara Jeine Bawole; Janny Kusen; Joice Rimper
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.3.2017.16881

Abstract

Penelitian mengenai struktur komunitas foraminifera telah dilakukan di beberapa lokasi di perairan Sulawesi Utara yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis foraminifera benthik dan struktur komunitas berupa kepadatan, keanekaragaman, kemerataan dan dominansi. Juga untuk mengetahui pola penyebaran foraminifera secara umum. Pegambilan sampel foraminifera dilakukan di garis pantai di zona intertidal, di beberapa kedalaman, dan juga di ekosistim yang berbeda seperti mangrove, lamun dan terumbu karang. Sampel diambil secara volumetri di Desa Salurang (Stasiun 1), Desa Binebas (Stasiun 2), Desa Bulo (Stasiun 3), Kelurahan Malalayang (Stasiun 4, dan Kelurahan Molas (Stasiun 5). Koordinat dari masing-masing stasiun dicatat mengacu pada tampilan posisi koordinat pada alat GPS (Global Positioning System). Pada setiap titik di tiap stasiun sampel yang terdapat dalam sedimen pasir dan lumpur diambil menggunakan alat keruk sekop dan dimasukkan dalam wadah plastik berlabel ukuran 240 ml. Sampel selanjutnya dibawa ke Laboratorium Biologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan untuk proses identifikasi, pengambilan dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua substrat pada masing-masing stasiun penelitian terdiri dari pasir bercampur lumpur. Teridentifikasi ada sebanyak 10 spesies foraminifera pada semua stasiun penelitian dengan total individu sebanyak 1185 individu foraminifera. Struktur komunitas menunjukkan bahwa kepadatan individu tertinggi terdapat di Stasiun 4 yaitu pada spesies Baculogypsina sphaerulata. Pola penyebaran foraminifera per jenis per stasiun pada umumnya seragam, diikuti penyebaran mengelompok. Hanya ada satu jenis di satu titik pengamatan yang menunjukkan pola penyebaran acak. Penyebaran secara seragam atau merata merupakan pola penyebaran yang umumnya terjadi di alam.
Identifikasi keanekaragaman lamun dan ekhinodermata dalam upaya konservasi Krisandy Bengkal; Indri Manembu; Calvyn Sondak; Billy Wagey; Joshian Schaduw; Laurence Lumingas
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.1.2019.22819

Abstract

Lamun memegang peran penting di komunitas pesisir karena merupakan salah satu faktor pendukung dari berbagai macam flora dan fauna, mempengaruhi produktivitas perairan pesisir, penstabil sedimen  mengontrol kejernihan dan kualitas air, serta dapat mempengaruhi ekosistem lain di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman spesies lamun dan mengidentifikasi keanekaragaman ekhinodermata yang ditemukan di pesisir Kelurahan Tongkaina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Seagrass Watch. Data hasil penelitian, ditemukan lima jenis lamun, yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium dan Enhalus acoroides yang terdiri dari dua famili yaitu Hydroccharitaceae dan Potamogentonaceae. Jenis lamun yang sering ditemui di Stasiun I adalah Cymodocea rotundata dengan nilai INP = 109,10 dan di Stasiun II Syringodium isoetifolium dengan nilai INP = 141,80. Enhalus acoroides adalah jenis lamun yang jarang ditemui pada kedua stasiun pengamatan, dengan nilai INP = 3,19 di Stasiun I dan di Stasiun II nilai INP = 52,30. Ditemukan tiga spesies ekhinodermata yang terdapat dalam transek kuadrat yaitu Protoreaster nodosus Ekhinothrix calamaris dan Linckia laevigata. Indeks keanekaragaman ekhinodermata di Stasiun I dengan nilai H' = 0,500 dan di Stasiun II dengan nilai H' = 0,410.
Telaah Sitotoksik Dari Ekstrak Karang Lunak Nephtea sp. Rumengan, Antonius P.; Mangindaan, Remy E. P.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.3.2013.4009

Abstract

Telaah aktivitas sitotoksik merupakan langkah awal dalam pencarian senyawa baru yang potensial sebagai antitumor, antara lain berasal dari bahan hayati laut. Karang lunak berpotensi dalam penyediaan substansi bioaktif yang memiliki aktivitas sitotoksik. Sampel karang lunak Nephtea sp diekstraksi dengan pelarut methanol, kemudian dipartisi dengan menggunakan pelarut etil asetat, heksan dan kloroform. Ekstrak dari hasil ekstraksi dan partisi diuji aktivitas sitotoksiknya pada sel telur bulu babi Tripneustes sp. Pengamatan untuk ekstrak metanolik menghambat perkembangan embrio pada perlakuan setelah fertilisasi hanya memperlambat perkembangan embrio bulu babi sedangkan untuk fraksi larut etil asetat, heksan dan kloroform dari kedua perlakuan memiliki aktivitas sitotoksik yang tinggi dengan menghambat perkembangan embrio bulu babi Tripneustes sp. Karang lunak Nephtea sp mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sitotoksik yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian senyawa lebih lanjut.
KOMUNITAS ASCIDIA DI PESISIR MALALAYANG DUA, TELUK MANADO, SULAWESI UTARA Adrianus Malintoi; Inneke F M Rumengan; Kakaskasen A Roeroe; Veibe Warouw; Ari B Rondonuwu; Medy Ompi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27403

Abstract

Field survey on ascidian community was conducted along the coastal area of Malalayang Dua in order to find out species of ascidia, species abundance, and ascidian substrates. A survey method and quadrant transects were applied. Pictures were taken, while species and their substrates were sampled.  Species identification was based on morphological characteristics, while substrate type identification was based on ascidian species attachment.  The results shows that 21 ascidian species were found in the the coastal of Malalayang Dua.  Didemnum molle was the highest abundant species in the area, followed by Polycarpa aurata, Polycarpa sp.4. and Polycarpa sp.2.. Dead coral algaes (DCA) were found to be the most preferred  substrates by ascidians in the area. Keywords : ascidia, species, substrate, distribution, and abundance Survei lapangan terhadap komunitas ascidia dilakukan  di pesisir Malalayang Dua untuk mendapatkan data jenis, kelimpahan, dan substrat ascidia.  Metode yang digunakan yaitu metode survei jelajah dan transek kuadran. Identifikasi jenis ascidia dilakukan berdasarkan karakteristik morfologi.  Hasil penelitian ditemukan ada 21 jenis ascidia.  Substrat jenis death coral algae (DCA) merupakan substrat yang paling banyak ditempati ascidia. Kelimpahan ascidia tertinggi adalah Didemnum molle di pesisir Malalayang Dua, diikuti oleh Polycarpa aurata,   Polycarpa sp.4. dan Polycarpa sp.2. Death coral alga (DCA) ditemukan sebagai substrat yang paling disukai oleh ascidia di daerah itu. Kata Kunci : ascidia, spesies, substrat, distribusi, dan kelimpahan  

Page 2 of 33 | Total Record : 324


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue