Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology (JPU) is a peer-reviewed scientific journal that stands as a forum to facilitate communication, dissemination, and enhancement of ideas within scholars in the field of psychology and social sciences by showcasing high-quality works while acknowledging its relevance in the indigenous perspective. The journal is published in print (p-ISSN: 2088-4230) and electronic (e-ISSN: 2580-1228) formats. JPU is published bi-annually (every June and December) by Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara. We welcome submissions from scholars, including students, whose work shares relevance to our focus and scope. JPU adheres to the high standard of publication process by abiding to the double-blind peer review process to maintain fair and indiscriminatory submission process. Submissions are open at any time.
Articles
322 Documents
Kesenjangan aspirasi karir antara remaja dan orangtua
Nurhayati, Entin
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu22
Studi ini bermaksud melihat seberapa besar kesenjangan aspirasi karir remaja dengan orang tua berhubungan dengan oleh tingkat interaksi dan independensi emosi dengan keluarga. Remaja pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI dan XII sebuah SMA di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dari 295 subjek didapatkan gambaran terdapat hubungan negatif yang signiï¬ kan antara gap aspirasi karir remaja dengan independensi emosi (aspek parental deidealization, Æ® =-0.118, Ï = 0.006). Artinya semakin tinggi independensi emosi remaja semakin rendah gap aspirasi karir antara remaja dengan orang tua, dan begitu pula sebaliknya. Begitu pula hubungannya dengan interaksi dengan keluarga menunjukkan korelasi negatif yang signiï¬ kan (Æ® = -0.331, Ï = 0.000). Artinya semakin tinggi interaksi dengan keluarga semakin rendah kesenjangan aspirasi karir antara remaja dengan orangtua, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan betapa penting perkembangan emosi remaja dan hubungannya dengan keluarga dalam memperkecil kesenjangan aspirasi karir antara remaja dan orang tua.
Perbedaan tingkat prasangka antara mahasiswa yang mengikuti perkumpulan agama dengan yang tidak
Anissa, Pirda;
Sidabutar, Fransisca
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu23
Beberapa penelitian mengenai prasangka dan religiusitas menunjukkan korelasi antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat prasangka pada mahasiswa minoritas beragama Islam yang mengikuti perkumpulan agama dengan yang tidak mengikuti perkumpulan agama, khususnya dalam prasangka terhadap kelompok agama lain yang merupakan mayoritas di UPH. Penelitian ini melibatkan 102 partisipan berusia 17-24 tahun yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori prasangka dari Myers untuk mengukur tingkat prasangka dan menggunakan alat ukur pendamping yaitu skala intrinsik dan ekstrinsik untuk mengukur orientasi agama. Pengujian hipotesa dilakukan dengan menggunakan Independent-sampel t-test. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dari tingkat prasangka pada mahasiswa Islam di UPH yang mengikuti perkumpulan agama dan tidak (t(102) = .603, p > 0,05).
Dinamika psikososial istri sebagai pekerja seks komersial seijin suami
Rahayu, Asep Guntur;
Soeranti, Tatie
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu24
Life is choice, including the role that we choose to fulfill our live. Sometimes, life is very cruel when most of the time we are forced to take bad decisions, simply because any better options are unavailable. The life of wives who also work as prostitutes is an example of how cruel life really is. They must live their lives in two different characters, as a wife as well as a prostitute. The first requires them to behave the same as the common wives used to behave, and the latter forces them to act similar to all prostitutes used to act. Therefore, what they have to do as wives contradicts to what they have do as prostitutes. Thus, it leads them to have a psychological strain in their lives. As life must go on, they must also figure out ways to undertake the strain. The psychological strain and the ways taken to loose the strain are unique and interesting. Therefore, this research will be focused on both subjects. In the more specific points, the psychological problems of wives who also work as prostitutes will be elaborated further in the process of learning and synchronizing the live concept of those women.
Nilai-nilai kebajikan: Kebaikan hati, loyalitas, dan kesalehan dalam konteks Budaya Melayu
Anatassia, Dede Fitriana;
Milla, Mira Noor;
El Hafiz, Subhan
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu25
The belief in good values that live in the community have an influence on the individual’s behavior. Virtue is one of them. Virtues found to have links with the individual’s character and personality. By using the approach of constructive realism indigenous psychology, this study aims to explore the virtues in the context of Melayu culture. Data collection techniques in this study were open ended questions and multiple responses. Data were analyzed with qualitative and quantitative methods using NVivo. It was found that kindness and loyalty are the core virtues that are considered important in everyday life. In the relationship context, the behaviors target of these values is higher in the community than personal. Virtues was found to be differ according to the demands of the situation. These virtues shifted in problem solving situations, where kindness and empathy are expected to appear less than serenity and resourceful. It is clear that the virtues which embraced by the individual does not always manifest if the situation is not supportive for the emergence of these virtues.
Pengaruh stres internal dan stres eksternal pada coping diadik negatif
Goei, Yonathan Aditya
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu26
Banyak penelitian menemukan pengaruh buruk stres terhadap kemampuan pasangan melakukan coping. Penelitian ini mencoba lebih lanjut meneliti fenomena tersebut dengan membedakan sumber stres dan menggunakan analisa diadik. Penelitian ini menguji pengaruh stres internal dan stres eksternal terhadap coping diadik negatif pasangan. Data dikumpulkan dari 203 pasangan, dan metode statistik dilakukan mengikuti Actor-Partner Interdependence Model (APIM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres eksternal tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap coping diadik negatif, tapi stres eksternal akan mempengaruhi stres internal yang kemudian akan mempengaruhi coping diadik negatif. Stress internal mempunyai orientasi pasangan, oleh karena itu stress internal suami bukan hanya mempengaruhi coping suami tapi juga istri. Implikasi dari hasil ini juga didiskusikan.
Pengaruh religiusitas terhadap gratitude pada remaja yang tinggal di panti asuhan Kristen
Agata, Winny;
Sidabutar, Fransisca
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu27
Adolescents who live in the orphanage usually don’t live with their own family for a variety of reasons. Separation and disappointment with the family often make them hard to show gratitude. Previous studies show that there is a correlation between religiosity and gratitude. But even when they were educated in Christian orphanage that has a routine religious activity, many are found has a hard time to show his or her gratitude. By this research, author wanted to find out the influence of religiosity to gratitude, also the influence of each dimension of religiosity to gratitude. This study used The Four Basic Dimensions of Religiousness Scale and Gratitude Questionnaire – 6 Item Form. The participants of this study are 88 Christian adolescents who live at Christian orphanage, which are 11-20 years old. The result of this study shows that there is a significant influence of religiosity to gratitude (R2= .176, p= .003), with the most significant influence of religiosity’s dimension is behaving (B= .302, p= .019).
Pengajaran nilai toleransi usia 4-6 tahun
Patnani, Miwa
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu28
Tahun 1995 dideklarasikan sebagai tahun toleransi oleh UNESCO. Hal ini dipicu oleh makin meningkatnya konfl ik dan kekerasan yang mengindikasikan adanya penurunan sikap toleransi. Dengan demikian, toleransi merupakan hal yang sangat diperlukan untuk mencapai kehidupan bersama yang damai. Kegiatan pengajaran nilai toleransi ini dirancang untuk anak usia 4-6 tahun, mengingat sikap tidak toleran mulai dikembangkan sejak anak berusia dini. Kegiatan pengajaran ini mudah untuk dilakukan baik di rumah maupun sekolah. Aktivitas dalam kegiatan pengajaran ini disimpulkan dari materi program pendidikan toleransi yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Living Values dan Education for Mutual Education Program. Materi yang diajarkan dalam kegiatan ini adalah: penghargaan terhadap diri sendiri, penghargaan terhadap orang lain, penghargaan terhadap perbedaan budaya, dan penyelesaian konflik secara damai. Keempat materi ini kemudian dijabarkan dalam 16 aktivitas dengan memperhatikan perkembangan anak secara sosial emosional, bahasa kognitif, fisik estetis dan motivasi. Semua aktivitas dalam kegiatan ini menggunakan metode bermain yang sangat dekat dengan kehidupan anak. Evaluasi terhadap kegiatan ini menggunakan metode observasi sistematis yang dikombinasikan dengan checklist yang dilakukan oleh pengajar.
Identitas budaya pada mahasiswa Batak Toba yang kuliah di Medan
Nauly, Meutia;
Fransisca, Vivi
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu29
Penelitian ini diawali dengan semakin banyaknya ditemukan mahasiswa Batak yang dibesarkan di Kota Medan, yang tidak lagi menggunakan bahasa Batak, bahkan dengan keluarga mereka sendiri, dan kurangnya pemahaman akan nilai budaya utama Orang Batak, yakni Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon serta pemahaman akan Dalihan na Tolu sebagai konsep hubungan kekeluargaan pada orang Batak. Penelitian ini merupakan penelitian komparasi non eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan identitas budaya yang terdiri dari aspek perception, importance, esteem, maintenance dan behavioral expression pada mahasiswa Batak Toba yang berkuliah di Universitas Sumatera Utara, ditinjau dari tempat subjek dibesarkan. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan identitas budaya pada mahasiswa Batak Toba yang berkuliah di Universitas Sumatera Utara, ditinjau dari tempat subjek dibesarkan, dalam hal ini antara yang lahir dan besar di Tanah Batak Toba dan yang lahir dan besar di Kota Medan. Identitas budaya mahasiswa yang lahir dan besar di Tanah Batak Toba lebih kuat dibandingkan yang dimiliki oleh mahasiswa yang lahir dan besar di Kota Medan. Diutarakan adanya kebutuhan untuk tetap mentransmisikan nilai-nilai budaya terhadap generasi muda, agar nilai-nilai ini tetap terjaga.
Hubungan problematic online game use dengan pola asuh pada remaja
Sulistyo, Juandika Tri;
Evanytha, Evanytha;
Vinaya, Vinaya
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu31
Development of entertainment feature over the internet gives some positive and negative impacts for the users. One of the negative outcomes is the over engagement in the excessive use of online games that create psychological, social, school and work difficulties in a person’s life is known as Problematic Online Game Use (POGU). This research aimed to explore the correlation between parenting style and Problematic Online Game Use (POGU). The participants for this research are 200 Indonesian adolescents, ranging from 14 to 24 years old. The term POGU in this research was based on the study conducted by Kim and Kim (2010). An Indonesian version of Problematic Online Game Use Scale and questionnaire to measure parenting style were employed to collect the data. The results of this study indicated that there was a significant relationship between authoritative parenting and POGU, whereas no significant relationship was found between the other three types of parenting, namely: authoritarian, permissive, and neglected to POGU. This study showed higher tendency of Problematic Online Game Use among adolescents with authoritative type of parenting, compared with authoritarian, permissive, and neglected type of parenting.
Hubungan antara work-family enrichment dengan work engagement pada perawat wanita
Kuntari, C. M. Indah Soca R.
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2 No 1 (2015)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu32
A young, married nurse has to play dual roles in her life: in a work and family setting. Playing dual roles does not always end in a conflict, but can also enrich one’s experience and increase one’s quality of life. Work-family enrichment occurs when experience in the work situation enriches the role in family context, and vice versa. The increasing of quality of life can boost up courage and positive psychological experience when playing a role as a professional nurse, which may result in the increased work engagement. The aim of this study is to explore the relationship of work-family enrichment and work engagement of the female nurse. Participants in this study were 53 married, female nurses. Instruments used in this study were Work-Family Enrichment Questionnaire and Utrech Work Engagement Questionnaire. The result showed the existence of positive correlation between work-family enrichment and work engagement. It is concluded that the increased work-family enrichment can also result in the increased work engagement.