cover
Contact Name
Franky R.D Rengkung
Contact Email
frankyrengkung@unsrat.ac.id
Phone
+6281311100340
Journal Mail Official
jurnalpolitico@unsrat.ac.id
Editorial Address
Jalan Kampus Bahu Malalayang Manado Kode Pos 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Politico: Jurnal Ilmu Politik
ISSN : 23025603     EISSN : 29639018     DOI : -
Core Subject : Social,
The POLITICO journal contains various articles related to developments and dynamics that occur in the world of politics. Writings or articles published in the POLITICO Journal can be the results of research or scientific opinions related to political science both in theory and practice.
Articles 510 Documents
PENGARUH PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT TERHADAP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN TAMAKO KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE1 Pontius, Amstorng Liwutang
JURNAL POLITICO Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSalah satu tugas pemerintahan kecamatan adalah memberikan pelayanan bagimasyarakat. Demikian juga pemerintahan Kecamatan Tamako. Mengingat luasnya cakupantugas pokok dan fungsi camat dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka penelitian ini dibatasi unutk melihat tugas pokok dan fungsi camat dalam mengkoordinasikan kegiatan yangterkait dengan pemberdayaan masyarakat.Penelitian ini berbentuk peneltian deskriptif analitis yaitu suatu tipe penelitian yangbertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan sesuatu secara sistematis, faktual dan akuratmengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena objek yang diteliti, data yangdiperoleh di lapangan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. penelitian ini bertujuan untukmengetahui Pengaruh Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Camat Terhadap PemberdayaanMasyarakat Di Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe.Konsep yang dipakai untuk mengukur tugas dan fungsi camat dalam penelitian ini sesuaidengan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 126 tentangmenyebutkan tugas dan fungsi camatDari penelitian yang dilakukan, pengaruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi camatterhadap pemberdayaan masyarakat di kecamatan Tamako kabupaten kepulauan Sangihe dibagiatas 3 (tiga) variable yaitu : mendorong partisipasi masyarakat, melakukan pembinaan danpengawasan serta melakukan evaluasi. Pengaruh pelaksanaan tugas pokok dan fungsi camatterhadap pemberdayaan masyarakat dikategorikan sedang.Kata Kunci : Pengaruh, Tugas Pokok Dan Fungsi Camat, Pemberdayaan Masyarakat
PARTISIPASI MASYARAKAT PAPUA DALAM PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 (suatu studi di kota Jayapura Selatan Provinsi Papua) Fonataba, Feri F
JURNAL POLITICO Vol 6, No 4 (2017): Oktober 2017
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSecara harafiah kita bisa memahami partisipasi sebagai keikutsertaan dalam konteks politik seperti keikutsertaan warga dalam proses politik. Salah satu bagian yang bisa kita ambil dalam ruang partisipasi yaitu pemilihan umum.Sebab pada dasarnya dengan pengamatan sebelumnya penulis melihat bahwa di Distrik Jayapura Selatan kota Jayapura Provinsi Papua sangat apatis terhadap kegiatan partsipasi politik karena dengan berbagai alasan tertentu yang mereka ungkapan.Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, untuk mencoba mengungkapkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat di Distrik Jayapura Selatan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014. Adapun teori-teori pendukung yang digunakan yaitu Fred I. Greenstein (1968) menyatakan bahwa sosialisasi politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek politik oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung jawab dalam hal ini, semua usahanya mempelajari politik, baik formal maupun informal, disengaja ataupun tidak disengaja, pada setiap tahap siklus kehidupan, dan termasuk didalamnya tidak hanya eksplisit masalah belajar politik saja, akan tetapi juga secara nominal belajar sikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dianggap paling sesuai untuk penelitian ini. Tipe yang paling umum dari penelitian ini adalah penelitian sikap atau pendapat individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur yang dikumpulkan melalui survey, wawancara, dan observasi.teknik pengumpulan data yang di gunakan yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dengan memakai teknik analisis data dengan cara mendeskriptifkan keadaan subjek dan objek.Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan partisipasi masyarakat papua pada pemilu presiden 2014 di bandingkan pada pemilu presiden pada tahun 2009. Pada pemilu sebelumnya tahun 2009 tingkat partisipasi masyarakat kota Jayapura distrik Jayapura Selatan mencapai 40.99 persen, dari hasil ini sempat mengalami penurunan yang agak tajam, Jika dibandingkan dengan pemilu tahun 2014 lalu tingkat partisipasi masyarakat kota Jayapura mencapai 49 persen dalam pemilhan presiden dan wakil presiden.Kata Kunci : partisipasi politik, masyarakat, pemilihan presiden
PELAKSANAAN HUMAN RELATIONS DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN1 Tombe, Glen Tonny
JURNAL POLITICO Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKHuman relations adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara seseorangdengan orang lain untuk mendapatkan adanya saling pengertian, kesadaran dankepuasan psikologis. Dalam teori human relations beranggapan bahwa komunikasiinterpersonal untuk mengubah perilaku seseorang lewat interaksi untuk membangunsuasana akrab dalam kerja sama yang dapat memberikan motivasi dalam bekerjadengan perasaan puas.Dalam Teori Pemerintahan, tugas pokok pemerintahan yaitu: Pelayanan (service),pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development). Dipandang dari segihuman relations, keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas dan fungsi yangdiamanahkan, haruslah dapat diukur dari ketiga fungsi tersebut.Kata Kunci : Human Relations, Pemerintahan
PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN (Suatu Studi di Desa Pinasungkulan Utara Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan) Silouw, Yelly
JURNAL POLITICO Vol 5, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSalah satu tugas dari kepala desa sebagai kepala pemerintahan di tingkat desa adalah memberdayakan masyarakat di desa yang dipimpinnya. Salah satu unsur masyarakat yang harus turut diberdayakan adalah perempuan. Untuk desa Pinasungkulan Utara kecamatan Modoinding Utara kabupaten Minahasa Selatan hal ini menjadi menarik karena desa tersebut saat ini yang menjadi kepala desanya kebetulan adalah seorang perempuan. Maka diharapkan pemberdayaan perempuan dapat menjadi prioritas utama di masa kepemimpinannya. Dari hasil penelitian terbukti sangat banyak program yang dijalankan oleh kepala desa Pinasungkulan Utara sangat membantu perempuan yang ada di desa tersebut. Kata Kunci : Peran Kepala Desa dan Pemberdayaan Perempuan
DAMPAK PEMEKARAN DESA TERHADAP KINERJA HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Suatu studi di Desa Kiawa Satu Kecamatan Kawangkoan Utara Kabupaten Minahasa)1 Karinda, Laurenzia
JURNAL POLITICO Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPemekaran desa secara intensif hingga kini telah berkembang di Indonesia sebagaisalah satu cara untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat. Hukum Tua (Nama adat Kepala Desa di Minahasa) sebagai kepalapemerintahan di tingkat Desa mempunyai peranan yang sangat penting yang harus bisamemainkan peran dan fungsinya secara optimal, baik sebagai pelayan masyarakat maupunsebagai perantara yang bisa memberikan solusi terhadap aspirasi dan kebutuhanmasyarakat dalam mewujudkan tujuan dari pemekaran desa. Pemberdayaan masyarakatmerupakan salah satu kegiatan yang dapat ditempuh pemerintah desa dalam meningkatkankualitas kehidupan masyarakat. Karena didalamnya masyarakat didorong untuk memilikikemampuan sesuai potensi dan kebutuhannya untuk berdiri tegak di atas kakinya sendiri,memiliki daya saing, serta mandiri melalui berbagai kegiatan pemberdayaan (Anwas2013:2). Dampak pemekaran desa secara geografis menunjukkan lingkup wilayahpemerintahan menjadi lebih kecil dan jumlah penduduk menjadi lebih sedikit. Sehinggatentunya menjadi harapan juga agar dampak pemekaran desa akan meningkatkan kinerjaHukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat.Penelitian ini membahas tentang dampak pemekaran desa terhadap kinerja hukum tua dalampemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan danmenganalisis kinerja hukum tua desa kiawa satu kecamatan kawangkoan utara dalampemberdayaan masyarakat setelah terjadinya pemekaran desa dengan indikator kinerja yaituproduktivitas, kualitas layanan, dan akuntabilitas.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknikanalisis data dari Milles dan Huberman yaitu Reduksi Data, Penyajian data, Kesimpulan danVerifikasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarikkesimpulan bahwa dampak pemekaran desa terhadap kinerja hukum tua dalampemberdayaan masyarakat di desa kiawa satu belum optimal. Hukum tua masih harusmembuat program pemberdayaan masyarakat inisiatif pemerintah desa, selain itupendekatan dan komunikasi yang kekeluargaan perlu dilakukan hukum tua dan perlu jugadilakukan koordinasi serta evaluasi untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap masih kurang.Kata Kunci : Pemekaran wilayah, kinerja, pemimpin dan kepemimpinan, pemberdayaanmasyarakat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN BUMDES DI DESA RUMBIA KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN GORONTALO Bempa, Yuspan
JURNAL POLITICO Vol 8, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBadan Usaha Miliki Desa (BUMDes) sebagai wadah pengembangan ekonomi kreatif masyarakatdesa Rumbia belum mampu menjalankan usahanya dengan baik sesuai dengan potensi produk masyarakat.Produksi jagung pertahun mencapai 500 ton dan gula aren berkisar 200 biji/minggu, keberadaan produkini belum diakomodir lewat BUMDes. Konsentrasi pengembangan usaha di desa Rumbia dari 2016-2019adalah usaha depot air isi ulang yang sekarang mengalami kemandekan yang disebabkan dari transparansipengelolaan anggaran dan program BUMDes tidak sesuai dengan potensi produktif ekonomi masyarakat.Penelitian ini bertujuan melihat faktor penyebab BUMDes di desa Rumbia mengalami kemandekan. Denganmengunakan metode penulisan deskriptif kualitatif, hasil analisis dari penelitian ini benar-benar sesuaidengan kondisi yang terjadi dilapangan mengenai pengelolaan BUMDes.Kata Kunci : Pengelolaan, BUMDes, Desa RumbiaABSTRACTVillage Owned Enterprises (BUMDes) as a forum for developing the creative economy of the Rumbiavillage community have not been able to run their businesses properly in accordance with the potential ofcommunity products. Annual corn production reaches 500 tons and palm sugar around 200 seeds / week, theexistence of this product has not been accommodated through BUMDes. The concentration of businessdevelopment in Rumbia village from 2016-2019 is a refill water depot business that is currently experiencingstagnation due to transparency in budget management and the BUMDes program is not in accordance withthe economic productive potential of the community. This study aims to look at the factors causing BUMDesin Rumbia village to stagnate. By using descriptive qualitative writing methods, the results of the analysis ofthis study are truly in accordance with the conditions that occur in the field regarding the management ofBUMDes.Keywords: Management, BUMDes, Rumbia Village
PERILAKU POLITIK PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIIK (Studi di Desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan) SETLIGT, KIFLY Ch
JURNAL POLITICO Vol 2, No 2 (2013): Juni 2013
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

1PERILAKU POLITIK PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIIK(Studi di Desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan)OLEH :KIFLY CH. SETLIGTNim : 090814022Dosen Pembimbing :Drs. J.Potabuga,MSiDrs. R.J.D Sumampouw,MSiABSTRAKSIDalam rangka partisipasi politik, kemampuan, kualitas dan kemandirian lembaga kemasyarakatan perlu terus di tingkatkan, sehingga dapat menjalankan perannya secara mantap dalam tatanan budaya politik. Dalam kaitannya dengan partisipasi politik masyarakat di Desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat menunjukan pola partisipasi yang konvensional, dalam arti berdasarkan keadaan atau tatacara-tatacara, tergantung pada perilaku politik pemerintahnya.Demikian juga halnya dengan perilaku politik pemerintah terhadap partisipasi politik masyarakat, ada hubungan erat dengan artikulasi aspirasi masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa artikulasi aspirasi yang tidak lain adalah kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan yang sedang di rasakan oleh masyarakat, merupakan motif yang mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan politik. Dan pengertian artikulasi aspirasi ini antara lain dapat di wujudkan dengan mengikut sertakan masyarakat untuk rencana pembangunan serta pembuatan kebijakan. Dengan adanya perilaku politik ini, masyarakat lebih mengenal dan memahami etika, moral, dan nilai-nilai politik pemerintah, yang kemudian akan mempengaruhi partisipasi politiknya. Dengan kata lain, perilaku politik pemerintah merupakan acuan dalam pelaksanaan pembangunan politik, dan juga merupakan mata rantai diantara sistem politik.Bertolak dari latar belakang pemikiran diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Perilaku Politik Pemerintah dalam meningkatkan Partisipasi politik masyarakat di desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat.Kata Kunci : Perilaku Politik, Pemerintah, dan Partisipasi PolitikPENDAHULUANDalam rangka partisipasi politik, kemampuan, kualitas dan kemandirian lembaga kemasyarakatan perlu terus di tingkatkan, sehingga dapat menjalankan2perannya secara mantap dalam tatanan budaya politik. Dalam kaitannya dengan partisipasi politik masyarakat di Desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat menunjukan pola partisipasi yang konvensional, dalam arti berdasarkan keadaan atau tatacara-tatacara, tergantung pada perilaku politik pemerintahnya.Demikian juga halnya dengan perilaku politik pemerintah terhadap partisipasi politik masyarakat, ada hubungan berat dengan artikulasi aspirasi masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa artikulasi aspirasi yang tidak lain adalah kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan yang sedang di rasakan oleh masyarakat, merupakan motif yang mendorong mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan politik. Dan pengertian artikulasi aspirasi ini antara lain dapat di wujudkan dengan mengikut sertakan masyarakat untuk rencana pembangunan serta pembuatan kebijakan.Dengan adanya perilaku politik ini, masyarakat lebih mengenal dan memahami etika, moral, dan nilai-nilai politik pemerintah, yang kemudian akan mempengaruhi partisipasi politiknya. Dengan kata lain, perilaku politik dalam pemerintah merupakan acuan dalam pelaksanaan pembangunan politik, dan juga merupakan mata rantai diantara sistem politik.Bertolak dari latar belekang pemikiran diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Perilaku Politik Pemerintah dalam meningkatkan Partisipasi politik masyarakat di desa kapitu kecamatan amurang barat”Manfaat Penelitian1. Dari segi ilmiah, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang bersifat ilmiah bagi pengembangan ilmu politik, serta menjadi bahan yang cukup berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan judul penelitian.2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan untuk mengambil kebijakan terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan politik di wilayah penelitian untuk pembangunan di Desa Kapitu.HASIL DAN PEMBAHASANA. Perilaku Politik Pemerintah Dan Masyarakat Dalam MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK DI DESA KAPITUPada dasarnya, perilaku politik tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang itu. Berbicara perilaku politik pemerintah adalah sangat penting sekali, sejalan dengan sifat dan watak asli kepribadian seorang pemimpin itu yang berlandaskan pada demokrasi, dimana sifat demokratis ini sangat di harapkan oleh masyarakat, agar tercipta suatu partisipasi politik yang merupakan upaya untuk memejukan kecerdasan kehidupan bangsa.Perilaku politik juga sering diartikan suatu tindakan pelayanan publikterhadap masyarakat secara baik dan berkenan. Oleh karena itu sangat3dibutuhkan suatu perilaku politik yang baik dari pemerintah guna meningkatkan suatu kesadaran politik dari masyarakat, sehingga masyarakat dapat berpatisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan politik.B. IMPLEMENTASI PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DI DESA KAPITU KECAMATAN AMURANG BARATPartisipasi politik yang meluas, merupakan ciri khas modernisasi politik. Di dalam masyarakat tradisional, pemerintah dan politik biasanya hanya merupakan urusan satu golongan elite yang kecil. Petani, tukang, dan pedagang yang merupakan bagian penduduk yang paling besar dapat menyadari atau tidak bagaimana tindakan-tindakan pemerintah mempengaruhi kehidupan mereka sendiri. Akan tetapi, biasanya tidak sampai terpikir oleh mereka bahwa mereka dapat atau perlu berusaha untuk mempengaruhi tindakan-tindakan pemerintah dan bukan sekedar sekali-kali mengajukan petisi minta bantuan terhadap tekanan dari luar. Sebaiknya prinsip kewarganegaraan yang aktif sudah diterima oleh semua negara yang sedang berkembang, meskipun bentuk dan kodrat partisipasinya menunjukan perbedaan yang besar satu sama lain.Salah satu tujuan-tujuan pendidikan politik adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi politik. Hal ini berarti bahwa hasil dari pendidikan politik adalah partisipasi politik. Di mana rakyat atau masyarakat berperan serta dalam politik, yaitu ikut sertanya masyarakan dalam merencanakan, menentukan, melaksanakan politik negara, dan akhirnya menikmati terwujudnya tujuan-tujuan politik yang telah direncanakan.Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik itu mempunyai bermacam-macam bentuk dan intensitas. Menurut pengamatan kegiatan tersebut tidak banyak menyita waktu dan biasanya tidak berdasarkan prakarsa sendiri, seperti memberikan suara dalam pemilu besar sekali, sebaliknya kecil sekali jumlah orang yang secara aktif dan penuh waktu yang melibatkan diri dalam politik seperti sebagai aktivitas politik.C. PARTISIPASI POLITIK MASYRAKAT DALAM PEMBANGUNANBerdasarkan defenisi partisipasi politik dalam BAB sebelumnya, maka dapatlah dikemukakan pengertian partisipasi politik dalam pembangunan. Memang belum ada defenisi partisipasi politik yang memusatkan dan mencangkup seluruh ruang lingkup yang berhubungan dengan usaha-usaha pembangunan. Adalah kurang tepat untuk memulai dari beberapa batasan pemikiran teori yang dapat mewakili intisari dari partisipasi politik, dan akhirnya mereka tiba pada suatu kesempatan tentang apa yang di maksud dengan partisipasi politik dalam pembangunan, yang disebut sebagai “Development participation” sebagai berikut :1. Keterlibatan rakyat di dalam proses pembuatan keputusan.2. Keterlibatan rakyat dalam implementasi dari program-program.3. Keterlibatan rakyat dalam benefits dan evaluasi dari setiap program pemerintah.Sehubungan dengan hal diatas, bintaro (1991:225), menyatakan bahwa :4a. Terlibat dan ikut sertakan masyarakat sesuai dengan mekanisme atau proses politik dalam suatu negara untuk menentukan arah, strategi dan kebijakan pembangunan yang dilakukan dalam masyarakat, maka arah tujuan dan pembangunan hendak mencerminkan kepentingan masyarakat. Cermin kepentingan masyarakat ini dilakukan melalui partisipasi masyarakat dalam keterlibatannya dalam proses politik.b. Meningkatkan artikulasi untuk merumuskan tujuan dan cara tertentu dalam merencanakan tujuan itu sebaliknya. Oleh karena itu pada umumnya perlu pengerahan mengenai cara dan pencapaian dalam pelaksanaan pembangunan yang disebkan oleh partisipasi politik.Dalam partisipasi pembangunan perlu dikembangkan kemampuan-kemampuan masyarakat, terutama organisasi-organisasi kemasyarakatan sendiri untuk mendukung proses pembangunan.c. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang telah ditentukan dalam proses politik, terkandung dari sistem dan tatacara penyelenggaraan yang berlaku bagi masyarakat. Andaikan dalam mengambil kebijaksanaan harus yang lebih bersifat mobilisasi daripada partisipasi. Misalnya saja dalam hal pengerahan tenagaq untuk berkerja secara sementara waktu pada kegiatan-kegiatan usah tertentu yang bersifat pembangunan. Cara ini kegiatannya lebih bersifat sosialisasi ekonomi. Mobilisasi ini dapat dikenakan antara lain kepada pekerja-pekerja di Desa Kapitu, dan untuk berkerja di pedesaan atau dalam rangka pembangunan wilayah, suatu kegiatan masyarakat yang dapat diselenggarakan atas dasar kesukarelaan, tetapi seringkali pola kekuasaan dan iklim tradisional yang dipergunakan adalah dengan cara mobilisasi gotong-royong.Oleh karena itu, pemerintah dapat pula melaksanakan pengarahan pada akhirnya menggerakkan atau menggairahkan partisipasi masyarakat, dalam hal ini melakukan dengan cara yang tidak langsung dan dengan melakukan keadilan, kebijaksanaan yang dapat dilakukan meliputi berbagai bidang, seperti kebijakan fiskal, bubget, perkreditan, perdagangan, harga dan juga program-program seperti penyuluhan, pembinaan, informasi pasar dan lain-lain.d. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipasi dalam pembangunan yang berencana. Program-program inipada suatu tingkat tertentu memberikan kesempatan secara langsung untuk melaksanakan sendiri serta memetik hasil program tersebut.Pada pokoknya partisipasi dalam pembangunan lebih dapat terselenggarakan dalam masyarakat apabila masyarakat merasa berpatisipasi dalam formulasi arah dan cara pembangunan.Selain partisipasi merupakan salah satu dalam pembangunan politik dan pembangunan bangsa. Di satu pihak, partisipasi penting dalam pembangunan dan bakan menjadi salah satu pembangunan dan bahkan menjadi salah satu tujuan pembangunan itu sendiri. Yakni terlibatnya, tergeraknya seluruh masyarakat dalam suatu proses pembanguan berencana5sesuai dengan arah dan strategi yang telah ditetapkan melalui suatu bentuk partisipasi dalam sistem politik.Di lain pihak, proses pembangunan itu sendiri diharapkan akan menimbulkan perluasan partisipasi.D. BENTUK PARTISIPASI POLITIKKegiatan politik yang tercangkup dalam konsep partisipasi politik mempunyai bermacam-macam bentuk dan intensitas. Menurut pengamatan penulis yang dilakukan di Desa Kapitu Kec.amurang barat, bahwa yang mengikuti kegiatan yang tidak intensif, yaitu kegiatan yang tidak banyak menyita waktu dan biasanya tidak berdasarkan prakarsa sendiri, seperti memberikan suara dalam pemelihan umum. Sebaliknya kecil jumlah orang yang secara aktif dan sepenuh waktu melibatkan diri dalam politik. Kegiatan sebagai aktifitas politik ini mencakup antara lain menjadi pimpinan partai atau kelompok kepentingan.Ada yang menyamakan dua jenis gejala ini dengan piramida yang basisnya lebar, tetapi menyempit keatas sejalan dengan meningkatnya intensitas kegiatan politik. Diatara basis dan puncak terdapat berbagai kegiatan yang berbeda-beda menurut intensitas kegiatan maupun mengenai bobot komitmen dari orang yang bersangkutan. Termasuk di dalamnya (mulai dari kegiatan yang kurang intensif), memberi suara dalam pemilihan umum, membaca secara teratur berita politik dalam surat kabar, menghadiri rapat yang bersifat politik, menjadi anggota kelompok kepentingan atau anggota partai, melibatkan diri berbagai proyek pekerjaan sosial, pejabat-pejabat yang berkerja aktif sebagai anggota kelompok kepentingan atau partai politik. Yang lebih intensif lagi adalah melibatkan diri dalam kampaye pemelihan, dan sebagai pimpinan partai atau kelompok kepentingan.Suatu bentuk partisipasi yang agak muda diukur intensitasnya adalah perilaku masyarakat dalam pemilihan umum, antara lain melalui penghitungan prosentase orang yang memilih dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang berhak memilih. Ternyata juga pendapatan, pendidikan dan status merupakan faktor penting dalam proses partisipasi, atau dengankata lain orang yang berpendapatan tinggi, yang berpendidikan baik, yang berstatus sosial tinggi cenderung untuk lebih banyak berpartisipasi dari pada orang yang berpendapatan serta berpendidikan rendah.Berhasil tidaknya pembangunan banyak tergantung pada partisipasi politik masyarakat, dan bahwa keikutsertakan akan ikut membantu penanganan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan etnis, budaya status sosial, ekonomi, agama dan sebagainya.PENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :61. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik akan tercermin pada sikap dan perilaku dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari.2. Perilaku politik pemerintah yang ideal itu adalah perilaku politik yang baik dan demokratis, yang berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945, dengan menerapkan prinsip goog governance dalam menjalankan roda pemerintahan.3. Perilaku politik pemerintah yang baik dan demokratis akan merangsang semangat masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan merata.4. Dalam penelitian dalam aparat di kantor Desa Kapitu Kec.amurang barat, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar aparat pemerintah di kantor tersebut telah memahami, menghayati bahkan menerapkan perilaku politik yang baik dalam menjalankan tugasnya, meskipun masi ada beberapa aparat yang masi kurang memahami dan tidak menerapkan perilaku politik yang baik tersebut.5. Bahwa penyelenggaraan pemerintahan di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat sudah berjalan dengan baik, sehingga penulis sampai pada satu kesimpulan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat harus di topang dengan adanya perilaku politik yang ideal yang diharapkan, dan juga harus memperhatikan dan memperhitungkan aspek kompetisi dari aparat pemerintah dalam menjalankan tugas.6. Partisipasi politik masyarakat di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat sudah cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat.Implementasi partisipasi politik masyarakat di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat masi menunjukan pola partisipasi yang konvensional, dalam arti berdasarkan keadaan atau tatacara-tatacara tergantung pada perilaku politik pemerintahnya.B. Saran1. Pemerintah di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat harus lebih meningkatkan lagi perberdayaan terhadap masyarakat, terutama masyarakat kecil, agar mereka lebih terangsang untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan.2. Aparat pemerintahan di kantor Desa diharapkan lebih meningkatkan efisiensi kerjanya. Hendaknya dimulai dari diri, dengan menanamkan jiwa efisiensi.3. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat di kantor Desa Kapitu Kecamatan amurang barat hendaknya diusahakan lebih baik lagi. Berikan yang terbaik bagi masyarakat.4. Pemerintah hendaknya harus lebih melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.75. Pemerintah hendaknya harus lebih meningkatkan pemberian rangsangan berupa pendidikan politik, sosialisasi politik, dan lainnya yang berhubungan dengan peningkatan partisipasi politik masyarakat.6. Masyarakat di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat akan semakin mengerti dan tahu perkembangan, kemajuan hasil-hasil yang dicapai apabila ditunjang dengan kesedaran serta partisipasi politik masyarakat yang tinggi serta perilaku dari para aktor-aktor politik secara baik dan transparan.7. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional, tentunya diharapkan adanya peran serta pembinaan yang ada di Desa Kapitu Kecamatan amurang barat, serta pembinaan dari lembaga-lembaga pendidikan, baik formal ataupun non formal.DAFTAR PUSTAKAAsfar, Muhammad. 2006. Mendesain Managemen Pilkada. Surabaya: PusDeHAM dan Pustaka Eureka.Budiardjo, Miriam (2008) Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Hendri Zainudin, 2907. Pemilukada dan Kedewasaan Berdemokrasi, Berita Pagi, Rabu 12 Desember 2007Huntington, Samuel P. dan Nelson, Joan.. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.Irvan Mawardi, 2008. Pilkada dan Partisipasi Politik, artikel dalam www. jppr.orgJoko J. Prihatmoko, 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Pustaka Pelajar, YogyakartaKeller, Suzanne. Penguasa dan Kelompok Elite, Peranan Elite Penentu dalam Masyarakat Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.Lexy J. Moelong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.Lips, Hilary M. Sex and Gender: An Introduction. London: Myfield Publishing Company, 1993.Maran, Raga, Rafael. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.Miles, Mathew B. dan Huberman, A. Michael. Analisis Data kualitatif. Jakarta: UI Press, 1992.Mirudin dan A. Zaini Bisri, 2006. Pilkada Langsung Problem dan Prospek, Pustaka Pelajar, YogyakartaNelson, Joan.1987.Political Participation dalam “Understanding Political Development”.USA:Little, Brown, and Company.Pomper, Geral,1987.Voter’s Choice: Varieties of American Electoral Behavior.New York: Dod Mead Company.Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik.Jakarta:Gramedia.Varma,SP.”2003.Teori Politik Modern.Jakarta:Rajawali Pers.8Sumber-Sumber Lain :- Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Citra Umbara, Bandung.- Akuntabilitas dan Good Governance, 2000, Lembaga Administrasi Negara RI.- Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999, Balai Pustaka, Jakarta.
KUALITAS PELAYANAN APARATUR PEMERINTAH MELALUI PENERAPAN ELECTRONIC GOVERNMENTDI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Mokoagow, Akim Eudwar
JURNAL POLITICO Vol 4, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas pelayananaparatur pemerintah melalui penerapan electronic government di Dinas Kependudukan danCatatan Sipil di Kabupaten Bolaang Mongondow, melalui indikator pelayanan publik yang didasarkan pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik yaitu: prosedur pelayanan, waktupenyelesaian, biaya pelayanan, dan keadilan dalam pelayanan.Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan metode deskriptif analitis.Fokus Penelitian ini adalah kualitas pelayanan aparatur melalui penerapan e-government diDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bolaang Mongondow. Dengan melakukanwawancara pada sejumlah informan dan pengumpulan data melalui studi pustaka.Sumber daya manusia di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten BolaangMongondow belum dapat menunjang implementasi electronic government, sehingga banyakkeluhan yang berasal dari masyarakat. Di sisi lain, ketersediaan sarana dan prasarana sertaTingkat Partisipasi dan pemahaman masyarakat terhadap informasi dan teknologimerupakan kendala dalam penerapan pelayanan publik berbasis komputer (e-government).Kata kunci: pelayanan, e-government, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF DI DESA TEMBOAN KECAMATAN LANGOWAN SELATAN Ngongoloy, Meytisen Hendra
JURNAL POLITICO Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dalam setiap penyelenggaraan pemilihan umum, tidak terlepas dari masalah yang tentu saja akan menjadi kendala dalam pelaksanaannya. Kendala yang sering muncul saat ini misalnya proses pemilihan yang rumit, kurangnya sosialisasi KPUD untuk menerangkan tata cara pemberian suara, sistim pendaftaran pemilih dan masalah lain yang belum dapat diatasi. Hal tersebut juga terlihat pada pemilihan umum Legislatif 2014 di Desa Temboan Kecamatan Langoan Selatan. Terkait dengan partisipasi politik wilayah yang menjadi lokasi penelitian ini juga mengalami masalah dimana tingkat partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umum anggota legislative masih sangat kurang. Apa penyebabnya perlu diidentifikasi agar bisa dicarikan solusi untuk mengatasinya. Untuk itu penelitian ini menjadi sangat penting. Penelitian ini menggunakan metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif dengan harapan data yang diperoleh bisa lebih  konprehensif menggambarkan fakta dilapangan. Konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah konsep dari Mirriam Budiardjo (1982) yang memberikan pengertian tentang partisipasi politik adalah merupakan kegiatan seseorang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy), kegiatan ini mencakup seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan contacting dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen dan sebagainya.     Kata Kunci : Partisipasi Politik Masyarakat, PILEG
PERAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH DESA (Suatu study di Desa Gemeh Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepulauan Talaud) Laira, Jein Riwune
JURNAL POLITICO Vol 5, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : JURNAL POLITICO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSebagai seorang kepala kecamatan, Camat adalah merupakan seorang pemimpin bagi aparatur dan masyarakat dalam wilayah kecamatan, yang mana dalam melaksanakan fungsinya sebagai seorang pemimpin. kepemimpinan camat sangat berpengaruh terhadap proses bekerjanya suatu sistem dari kamponen-komponen (aparatur pemerintah kecamatan) dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan sehingga akan terwujud suatu kualitas kerja yang akan dicapai.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Peran Camat dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Pemerintah Desa. Penelitian ini berbentuk kualitatif yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.Kinerja aparat Desa belum maksimal terlihat dari beberapa keluhan dari beberapa masyarakat mengenai pelayanan masyarakat terutama pelayanan administrasi, aparat belum begitu memahami mengenai pelaksanaan tertib administrasi, aparat juga kurang mampu menyelesaikan permasalahan pelayanan publik, selain itu pihak kecamatan juga tidak peka terhadap fenomena-fenomena yang ada dilapangan, camat lebih jarang memberikan pengerahan, sehingga menyebabkan pekerjaan yang dilakukan aparat tidak terarah dengan baik.Kata Kunci : Peran Camat, Kinerja Aparatur

Page 4 of 51 | Total Record : 510


Filter by Year

2013 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol. 12 No. 4 (2023): Oktober 2023 Vol. 12 No. 3 (2023): Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): Januari 2023 Vol. 11 No. 4 (2022): Oktober 2022 Vol. 11 No. 3 (2022): Juli 2022 Vol. 11 No. 2 (2022): April 2022 Vol 11, No 1 (2022): Januari 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 10, No 4 (2021): Oktober 2021 Vol 10, No 3 (2021): Juli 2021 Vol 10, No 2 (2021): April 2021 Vol 10, No 1 (2021): Januari 2021 Vol 10, No 4 (2021): Repository Vol 10, No 2 (2020): Juni 2020 Vol 9, No 4 (2020): Oktober 2020 Vol 9, No 3 (2020): Juli 2020 Vol 9, No 2 (2020): April 2020 Vol 9, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 9, No 1 (2020): Januari 2020 Vol 8, No 4 (2019): Oktober 2019 Vol 8, No 3 (2019): Juli 2019 Vol 8, No 3 (2019): November 2019 Vol 8, No 2 (2019): Juni 2019 Vol 8, No 2 (2019): April 2019 Vol 8, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019 Vol 7, No 4 (2018): Oktober 2018 Vol 7, No 3 (2018): November 2018 Vol 7, No 3 (2018): Juli 2018 Vol 7, No 2 (2018): April 2018 Vol 7, No 2 (2018): Juni 2018 Vol 7, No 1 (2018): Januari 2018 Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 6, No 4 (2017): Oktober 2017 Vol 6, No 2 (2017): Juni 2017 Vol 6, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 5, No 1 (2016): Februari 2016 Vol 4, No 2 (2015): Juni 2015 Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 3, No 2 (2014): April 2014 Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014 Vol 2, No 2 (2013): Juni 2013 Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013 Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013 More Issue