cover
Contact Name
Roni Koneri
Contact Email
ronicaniago@unsrat.ac.id
Phone
+6281340275276
Journal Mail Official
j.bioslogos@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bios Logos
JURNAL BIOS LOGOS is the journal published by Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. The aims of the journal are to publish original research papers and article review in biology science i.e. botany, zoology, molecular biology, microbiology, ecology, diversity and conservation, taxonomy and biogeography. BIOS LOGOS is published two times per year (February and August)
Articles 219 Documents
Inovasi Pembuatan Teh Herbal dari Jantung Pisang dengan Tambahan Daun Stevia Sebagai Pemanis Alami Sinulingga, Siska Esperanza; Sebayang, Loraetta Brety; Sihotang, Samuel
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 2 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v11i2.35677

Abstract

(Article History: Received August 27, 2021; Revised Sept 17, 2021; Accepted Sept 26, 2021) ABSTRAKInovasi bahan dasar yang dapat dijadikan teh herbal adalah jantung pisang, karena memiliki metabolit sekunder berupa flavonoid, kumarin dan golongan fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat teh herbal jantung pisang dan mengetahui standar mutunya. Pembuatan teh herbal dilakukan dengan variasi suhu pengeringan 50°C; 90°C; 110°C dan waktu pengeringan 110; 130; 150 menit kemudian dilakukan uji standar mutu dan skrining serbuk teh herbal. Hasil uji persyaratan mutu teh herbal:  kadar air (7,1%; 6,8%; 2,3%), kadar ekstrak dalam air (5,96%; 8,6%; 5 0,76%), kadar abu total (7,4%; 6,2%; 3,9%), kadar abu larut air (4,62%; 7,88%; 10,09%), kadar abu tidak larut asam (0,93%; 0,7%; 0,47%), kandungan flavonoid total 0,0002543 mg QE/g ekstrak dan cemaran mikroba 3,3×104 koloni/ml. Pembuatan teh jantung pisang dengan tambahan pemanis alami stevia memenuhi standar mutu produk teh herbal.Kata kunci: Teh herbal; jantung pisang; daun stevia; variasi suhu  ABSTRACTBasic ingredient innovation that can be used as herbal tea is banana blossom, because of its secondary metabolites such flavonoids, coumarins and phenolic groups. This study aims to make banana blossom herbal tea and determine the quality standard. Formulation of herbal tea by varying drying temperature of 50°C; 90°C; 110°C and drying time 110; 130; 150 minutes, the quality standard test and herbal tea powder screening were carried out. Results of herbal tea quality: water content (7.1%; 6.8%; 2.3%), extract content in water (5.96%; 8.6%; 5 0.76%), ash content total (7.4%; 6.2%; 3.9%) water soluble ash content (4.62%; 7.88%; 10.09%) acid insoluble ash content (0.93%; 0, 7%, 0.47%, total flavonoid content 0.0002543mg QE/g extract, microbial contamination 3.3×104 colonies/ml. Formulation of banana blossom tea with the addition of natural sweetener stevia meets the quality standards of herbal tea products,Keywords: Herbal tea; banana blossom; stevia leaf; temperature variation
Penggunaan dan Nilai Ekonomi dari Tanaman Aglaonema sp. di Kalangan Pedagang Tanaman Hias Sekitar Cengkareng dan Pulo Gadung Akbar, Ali
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 2 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v11i2.34411

Abstract

(Article History: Received July 28, 2021; Revised August 22, 2021; Accepted August 27, 2021) ABSTRAKAglaonema sp. merupakan tanaman hias yang memiliki daun lebar dan corak yang indah, keindahan hal tersebutlah yang membuat tanaman ini menjadi popular dikalangan masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis penggunaan dan nilai ekonomis dari Aglaonema sp. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dan wawancara yang akan mengetahui penggunaan dan nilai ekonomis dari tanaman Aglaonema. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan tanaman aglaonema hanya sebatas sebagai tanaman hias saja, tetapi seorang pedagang menyebutkan bahwa tanaman aglaonema dapat dijadikan sebagai tanaman penghisap debu. Tanaman aglaonema merupakan tanaman hias yang mampu mengontrol polusi lingkungan, selain itu tanaman aglaonema juga dapat berperan sebagai tanaman obat. Tingginya permintaan membuat popularitas tanaman Aglaonema terus meningkat, kini tanaman hias ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Kata kunci: aglaonema; nilai; popular; tanaman ABSTRACTAglaonema sp. is an ornamental plant that has beautiful patterns and wide leaves, that's what makes Aglaonema popular among the people of Indonesia. The purpose of this study was to determine the use and economic value of Aglaonema sp. The method of this research is a qualitative method and interviews that will determine the use and economic value of the Aglaonema plant. The result of this study is mostly aglaonema plants only used as ornamental plants, but one of the informants stated that aglaonema plants can be used as dust-sucking plants. Aglaonema plants are ornamental plants that are able to control environmental pollution, besides that aglaonema plants can also act as medicinal plants.The high demand makes the popularity of Aglaonema plants increases rapidly, now this ornamental plant has a very high economic value.Keywords: aglaonema; plant; popular; value
Substitusi Media Murashige dan Skoog/MS dengan Air Kelapa dan Pupuk Daun Majemuk pada Pertumbuhan Anggrek Dendrobium secara in vitro (In Vitro Growth of Dendrobium Orchids under Substitution Murashige dan Skoog/MS Medium With Coconut Water and Compound Leaf Fertilizer) Inkiriwang, Annatje E.B.; Mandang, Jeany; Runtunuwu, Semuel
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 1 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.1.2016.16258

Abstract

Abstrak  Penelitian ini bertujuan  untuk  menentukan  konsentrasi  substitusi air kelapa dan pupuk   daun  majemuk  yang tepat    pada   media  MS   terhadap   pertumbuhan   anggrek Dendrobium secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 10 kali ulangan.  Variabel yang diamati adalah persentase eksplan yang bertunas, jumlah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan substitusi media MS 50 %, air kelapa 30 % dan pupuk daun majemuk (Growmore®) 1,5 g/L menghasilkan rata-rata persentase eksplan yang bertunas sebesar 6,78 %; jumlah tunas sebesar 1,26 dan tinggi tanaman sebesar 1,20 cm.Kata kunci: air kelapa, in vitro, media MS, pupuk daun majemuk  Abstract             This research was aimed to determine the proper concentration of substitution of coconut water and compound leaf fertilizer in Murashige dan Skoog (MS) medium on the in vitro growth of Dendrobium orchids. The completely randomized design experiment consisted of 7 treatments and 10 replicates. The measured parameters were the percentage of sprouted explants, number of shoots, number of leaves, plant height and number of roots. The result showed that the substitution of 50% media MS, 30% coconut water and 1.5 g/L leaf fertilizer (Growmore®) resulted the growth of shoot explant as much as 6.78% the shoot number of 1.26 and 1.20 cm plant height .Keywords: coconut water, compound leaf fertilizer, in vitro, MS medium 
Hubungan Aktivitas Merokok Dengan Penuaan Dini Kulit Pada Kelompok Masyarakat Usia 20-40 Tahun Di Universitas Udayana Sanusi, Fedisa Ergarizkia; Sawitri, Anak Agung Sagung; Putri, Wayan Citra Wulan Sucipta
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 1 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.10.1.2020.27318

Abstract

Hubungan Aktivitas Merokok Dengan Penuaan Dini Kulit Pada Kelompok Masyarakat Usia 20-40 Tahun Di Universitas Udayana  (The Relationship Of Smoking Activities With The Early Aging Of The Skin In The Age Of 20-40 Years In Udayana University) Fedisa E. Sanusi*), Anak Agung Sagung Sawitri **), Wayan Citra Wulan Sucipta Putri Program Studi Sarjana Kedokteran Dan Profesi DokterFakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar*Email:  fedisa190201@icloud.com**Email: sawitri56@hotmail.com  (Article History: Received 17-01-2020; Revised 04-03-2020; Accepted 06-03-2020)  ABSTRAKMerokok dipercaya dapat menyebabkan berbagai kondisi pada kulit. Smoker’s face merupakan temuan yang khas pada kulit wajah perokok yang ditandai dengan garis atau kerutan pada wajah seperti ujung kanan bibir atas dan bawah atau sudut mata, atau pada beberapa bagian wajah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan aktivitas merokok dengan timbulnya tanda penuaan dini kulit wajah pada masyarakat di wilayah Kampus Sudirman Universitas Udayana kelompok usia 20-40 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah masyarakat di wilayah Kampus Sudirman Universitas Udayana kelompok dengan usia 20-40 tahun berjumlah 133 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data primer melalui pengisian kuesioner dan foto responden. Hasil penelitian ditemukan bahwa dari 133 responden, didapatkan 60.90% merokok dan 39.10% tidak merokok. Berdasarkan tanda penuaan dini, responden dikategorikan sesuai skor yang didapat dari klasifikasi Smoker Face. Kategori 0 sebesar 42.11%, kategori 1 sebesar 35.34%, kategori 2 yaitu 21.8% dan kategori 3 sebesar 0.75%.  Hsil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas merokok dengan penuaan dini kulit wajah pada masyarakat di wilayah Kampus Sudirman Universitas Udayana kelompok usia 20-40 tahun. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,731. Pada penelitian ini, faktor eksternal seperti aktivitas outdoor serta perawatan kulit tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan penuaan dini.
Karakteristik Isolat Jamur Sclerotium rolfsii dari Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea Linn.) Magenda, Seny
JURNAL BIOS LOGOS Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.1.1.2011.369

Abstract

ABSTRAKSclerotium rolfsii merupakan salah satu jamur patogen yang menyebabkan beberapa penyakit pada tanaman, seperti busuk batang, layu serta rebah kecambah. Jamur Sclerotium rolfsii menyerang tanaman kacang tanah serta tanaman lain seperti kentang, tomat, kedelai, kubis-kubisan, bawang, seledri, jagung, selada, kapas, tembakau dan tanaman dari famili Cucurbitaceae. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan didapatkan ukuran diameter sklerotia 0,05-2 mm dan bentuk perkecambahan sklerotia dispersif seperti kapas berwarna putih. Ukuran terkecil dari diameter koloni Sclerotium adalah 0,61 cm dan ukuran terbesarnya 1,71 cm sedangkan untuk pengukuran kecepatan pertumbuhan miselium yang terlambat adalah 3,1 mm/hari dan yang tercepat adalah 8,54 mm/hari yang dapat dilihat pada hari kedua dan hari ketujuh penelitian. ABSTRACTSclerotium rolfsii is one of the crop pathogenic mushroom that caused some disease such as stem decay, wilt and sprout collapse. S. rolfsii infects ground peanut plant other crops such as potato, tomato, soy, cabbage, onion, celery, maize, cress, cotton, tobacco and the relatives of Cucurbitaceae. The measurement showed that the diameter of sclerotia was 0.05-2 mm which formed dispersive germination and appeared as white chromatic cotton-like shape. The smallest diameter of sclerotium colony was 0.61 cm and the largest was 1.71 cm while the slowest and the fastest growing speed of mycelium was 3.1 mm/day and 8.54 mm/day, respectively, which observed at the second and the seventh days.
Pertumbuhan dan analisis kualitatif tanin, saponin dan flavonoid dari Selaginella plana, S. willdenovii and S. mayeri pada tiga naungan berbeda (The growth and qualitative analysis of tannin, saponin and flavonoid in Selaginella plana, S. willdenovii an Chikmawati, Tatik; Sopyati, Puspita Dewi; Miftahudin, Miftahudin
JURNAL BIOS LOGOS Vol 3, No 1 (2013): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.3.1.2013.14503

Abstract

Abstrak Selaginella yang banyak dijumpai melimpah di Indonesia sangat  berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Kadar bahan bioaktif dalam tumbuhan  sangat tergantung pada lingkungan tumbuhnya, namun penelitian aspek budidaya dari Selaginella di Indonesia yang berkaitan dengan bahan bioaktif belum banyak dilakukan.  Penelitian awal tentang aspek budidaya Selaginella telah dilakukan khususnya untuk mengetahui naungan yang tepat bagi pertumbuhannya serta pengaruhnya terhadap kandungan bahan bioaktif. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah dengan naungan sebagai petak utama dan jenis Selaginella sebagai anak petak. S. plana, S. willdenovii dan S. mayeri diberi perlakuan naungan dengan paranet 40%, 65%, 80%, dan tanpa naungan. Uji kandungan tanin, saponin, dan flavonoid secara kualitatif diketahui dengan melakukan ekstraksi dengan alkohol. Pertambahan cabang total, pertambahan bobot basah total, bobot basah, dan bobot kering biomassa dipengaruhi secara nyata oleh naungan dan jenis Selaginella. Masing-masing jenis Selaginella memerlukan intensitas cahaya yang berbeda untuk mendukung pertumbuhannya. Semua jenis yang diuji juga mengandung kadar tanin, saponin, dan flavonoid berbeda secara kualitatif. Kata kunci:  Selaginella, naungan, tanin, saponin, flavonoid Abstract Selaginella found abandonly in Indonesia is very potensial as the source of natural antioxidant. The amount of bioactive material of Selaginella depends on the environment, but research on the amount of bioactive material correlated to the cultivated aspect has not been done in Indonesia. The preeliminary research of the cultivation of Selaginella was  investigated especially to know the right shading for the best growth of Selaginella. The right shading may also affect bioactive content of Selaginella. This research used split plot design with level of shading as main plot and species as sub plot. S. plana, S. willdenovii, and S. mayeri were grown under paranet with 40%, 65%, 80% shading, and non shading treatments. Bioactive compound was extracted using alcohol 70% and analyzed for tannin, saponin, and flavonoid contents. Results indicated that level of shading and species affected total branch increase, total fresh weight increase, fresh and dry weight of biomass.  Each species required different light intensity to support its growth. All species in the experiment contained different qualitative level of tannin, saponin, and flavonoid. Keywords: Selaginella, shade, tanin, saponin, flavonoid
Analisis Kandungan Klorofil Pada Anak Daun Tanaman Kelapa (Analysis of Chlorophyll Content in Children Leaves of Coconut Plants) Tawary, Muhammad; Pontoh, Julius; Momuat, Lidya
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 2 (2019): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.2.2019.24372

Abstract

Analisis Kandungan Klorofil Pada Anak Daun Tanaman Kelapa (Analysis of Chlorophyll Content in Children Leaves of Coconut Plants) Muhammad Tawary1*), Julius Pontoh1), Lydia I.Momuat1)1)Jurusan Kimia, FMIPA UNSRAT Manado*Email korespondensi: rachmad.tawary@gmail.com Diterima 7 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 10 Agustus 2019 Abstrak Tanaman kelapa banyak dibudidayakan sebagai tanaman pertanian. Tanaman kelapa memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagian tanaman kelapa memiliki manfaat ekonomis. Penelitian bertujuan untuk  mengembangkan metode analisis klorofil pada daun dan menentukan bagian anak daun yang memiliki kandungan klorofil tertinggi. Analisis kandungan klorofil dilakukan dengan metode ektraksi pelarut yang absorbansinya dibaca pada spektrofotometer UV-Vis. Kandungan klorofil a dalam daun bervariasi pada setiap bagian anak daun tanaman kelapa. Kandungan klorofil a pada posisi tengah anak daun kelapa (763.19 µmol/m2) dan kandungan klorofil b (196.22 µmol/m2). Kandungan klorofil a dan b pada setiap bagian anak daun dan posisi kanan dan kiri anak daun memiliki nilai yang relatif sama.Kata kunci: Kelapa, klorofil a, klorofil b Abstract Many coconut plants are cultivated as agricultural crops. Coconut plants have high economic value because almost all parts of coconut plants have economic benefits. The study aims to develop a method of chlorophyll analysis on leaves and determine the part of leaflets which have the highest chlorophyll content. Analysis of chlorophyll content was carried out by a solvent extraction method in which the absorbance was read in a UV-Vis spectrophotometer. The content of chlorophyll a in leaves varies with each part of the leaves of the coconut plant. Chlorophyll a content in the middle position of coconut leaf child (763.19 µmol / m2) and chlorophyll b content (196.22 µmol / m2). The content of chlorophyll a and b in each part of the leaf child and the right and left positions of the leaves have relatively the same value.Keywords: Coconut, Chlorophyll a, Chlorophyll b
Isolasi dan Identifikasi Bakteri yang Toleran terhadap Fungisida Mankozeb pada Lahan Pertanian Tomat di Desa Tempok, Kecamatan Tompaso, Sulawesi Utara (Isolation and Identification Mankozeb Fungicide-Tolerant on the Tomato Farm in Tempok Village, Tompaso Lumantouw, Semuel F.; Kandou, Febby EF; Rondonuwu, Sendy B; Singkoh, Marina F.O.
JURNAL BIOS LOGOS Vol 3, No 2 (2013): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.3.2.2013.4433

Abstract

AbstrakPenggunaan fungisida mankozeb secara terus-menerus untuk menangani penyakit yang disebabkan jamur dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan mengganggu kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan indentifikasi bakteri yang toleran terhadap fungisida mankozeb yang terdapat pada lahan pertanian tomat di Desa Tempok Kecamatan Tompaso. Penelitian dilakukan dengan cara mengisolasi bakteri pada medium seleksi yang mengandung fungisida mankozeb 10% selama 2 hari pada suhu 37ËšC kemudian dimurnikan dengan menggunakan medium seleksi yang sama. Setelah didapatkan isolat murni, uji morfologi dan uji biokimia dilakukan. Uji morfologi dan biokimia serta identifikasi menunjukkan ada 3 genus bakteri yang toleran terhadap fungisida mankozeb, yaitu Vibrio sp., Mycobacterium sp., dan Corynebaterium sp.Kata kunci : koloni, bakteri, fungisida mankozebAbstractThe continuous use of mankozeb fungicide to treat diseases caused by fungi can result in the damage of the environment and the community health. This study aimed to isolate and identify the bacteria that are tolerant to mancozeb on the tomato farms in the Tempok Village , Tompaso District. This study was carried out by isolating the bacteria on the selection medium containing 10% mancozeb for 2 days at 37ËšC and then purifying them using the same medium. After obtaining the pure isolates, the morphological and biochemical tests were conducted. The morphological and biochemical tests as well as the identification indicated that there were 3 genera of mancozeb-tolerant-bacteria,i.e. Vibrio sp., Mycobacterium sp., and Corynebacterium sp.Keywords : colony, bacteria, mancozeb fungicide
Induksi Akar Rambut Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) dengan Perlakuan Perbedaan Lama Waktu Infeksi Agrobacterium rhizogenes strain YM072001 dan A4T (The Induction of Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) Hairy Root under Different Infection Wahyuni, Dwi Kusuma; Nisa, Qonitatun; Purnobasuki, Hery; Ermayanti, Tri Muji; Prajoga, Bambang; Utami, Edy SW
JURNAL BIOS LOGOS Vol 5, No 2 (2015): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.5.2.2015.10548

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menginduksi akar rambut eksplan daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.) dengan perlakuan perbedaan lama waktu infeksi Agrobacterium rhizogenes strain YM072001 dan A4T dan mengevaluasi lama waktu infeksi terbaik untuk induksi akar rambut. Eksplan daun diinokulasi di media MS (Murashige dan Skoog) cair yang berisi bakteri Agrobacterium rhizogenes dengan OD600 = 0,1 selama 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Kokultivasi di MS padat selama 2 hari, lalu disubkultur ke media MS padat. Data dianalisis secara deskriptif. Akar rambut mulai tumbuh pada minggu ketiga. Induksi akar rambut berhasil pada eksplan dengan perlakuan strain YMB072001 dengan lama waktu infeksi 20, 40, dan 50 menit. Strain A4T juga berhasil menginduksi eksplan membentuk akar rambut dengan perlakuan 10 menit. Lama waktu infeksi terbaik untuk strain YMB072001 adalah 20 menit dan untuk strain A4T adalah 10 menit. Kata kunci: Agrobacterium rhizogenes, akar rambut, Justicia gendarussa Burm. f., waktu infeksi   Abstract The objective of this study were to induce hairy root of Gandarusa leaf explants by differences of Agrobacterium rhizogenes infection time treatment and to evaluate the best infection time for induction. Leaf explants were inoculated on MS (Murashige dan Skoog) liquid medium with bacterial concentrations of OD600 = 0,1 for 10, 20, 30, 40, 50, and 60 minutes and 2 days co-cultivated on MS0 solid medium then sub cultured on MS0 solid medium. Data were analyzed descriptively. Hairy roots were growing on the third week. Explants were successfully induced by strain YMB 072001 at 20, 40, and 50 minutes treatment. A4T strain was successfully induced by 10 minute of treatment. The best infection time for hairy root induction in gandarusa leaf explants for YMB 072001 strains was 20 minutes and for A4T strain was 10 minutes. Keywords: Agrobacterium rhizogenes, hairy root, infection time, Justicia gendarussa Burm. f.
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh Etnis Sangihe di Kepulauan Sangihe Bagian Selatan, Sulawesi Utara (The Usage of Traditional Medicinal Plants by Sangihe Ethnic in the Southern Sangihe Islands, North Sulawesi) Pelokang, Chrisye Yustitia; Koneri, Roni; Katili, Deidy
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 2 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.2.2018.21446

Abstract

Abstrak Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang menghasilkan satu atau lebih komponen aktif yang dipercaya oleh penduduk berkhasiat obat sehingga dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh Etnis Sangihe di Kepulauan Sangihe bagian Selatan, Sulawesi Utara. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara terstruktur  yang diajukan kepada pengobat tradisional. Hasil penelitian menunjukkan adanya 38 spesies dari 25 famili tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat oleh Etnis Sangihe bagian Selatan. Herba merupakan habitus tumbuhan yang banyak dimanfaatkan untuk bahan pengobatan. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat yaitu daun. Cara pengolahan yang paling banyak digunakan adalah direbus. Jenis penyakit yang dapat diobati dengan tumbuhan obat sebanyak 22 jenis penyakit. Kata kunci: tumbuhan obat, obat tradisional, habitus, Kepulauan Sangihe Bagian Selatan Abstract             Medicinal plants are plants that produce one or more active components that are believed by local people as medicinal plants for traditional medicine practices. This study aimed to identify and to assess the plant species that used as traditional medicine by the Sangihe Ethnic in the Southern Sangihe Islands, North Sulawesi. Data collection was conducted by structured interviews to the indigenous medical practitioners. The results showed that 38 plant species from 25 plant families were used as medicinal plants by the Southern Sangihe Ethnic people. Herbs were plant habitus that were widely used for medicinal ingredients. The leaves were widely used as medicinal plant materials. Boiling was the most processing method for preparing medicinal herbs. There were 22 types of diseases that could be treated using medicinal plants. Keywords: medicinal plants, traditional medicine, habitus, Southern Sangihe Islands