cover
Contact Name
Roni Koneri
Contact Email
ronicaniago@unsrat.ac.id
Phone
+6281340275276
Journal Mail Official
j.bioslogos@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bios Logos
JURNAL BIOS LOGOS is the journal published by Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. The aims of the journal are to publish original research papers and article review in biology science i.e. botany, zoology, molecular biology, microbiology, ecology, diversity and conservation, taxonomy and biogeography. BIOS LOGOS is published two times per year (February and August)
Articles 219 Documents
Tingkat Kematangan Gonad dan Fekunditas Ikan Ingir-ingir (Mystus nigriceps, Valencieenes 1840) di Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik Provinsi Riau Syifa Ainun Walidaini; Roza Elvyra
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 12 No. 1 (2022): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v12i1.37301

Abstract

Mystus nigriceps fish in the Kampar Kiri River mentulik village is a fish consumption community and economical value so often fishing that causes a decline in the population of this fish in nature. The study aimed to examine the maturity level of gonads and the fecundity of M. nigriceps fish. Fish samples are taken once a month from February-July 2021. The parameters measured include gonad maturity level (TKG), gonad maturity index (IKG), fecundity and egg diameter. The results showed that the gonad maturity levels of male and female fish were found at the TKG I-IV stage which was dominated by the most common female fish in July. The gonad maturity index of female M. nigriceps fish is greater than that of male fish. The fecundity of M. nigriceps ranges from 626-16,370 eggs with diameters ranging from 0.43-0.75 mm and has a spawning pattern that is a total spawner.Keywords: Mystus nigriceps; gonad maturity level; gonad maturity index; fecundity; egg diameter ABSTRAKIkan Mystus nigriceps di Sungai Kampar Kiri Desa Mentulik merupakan ikan konsumsi masyarakat dan bernilai ekonomis sehingga sering dilakukan penangkapan yang menyebabkan penurunan populasi ikan ini di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kematangan gonad dan fekunditas ikan M. nigriceps. Sampel ikan diambil satu kali sebulan dari bulan Februari-Juli 2021. Parameter yang diukur meliputi tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas dan diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan gonad ikan jantan dan betina ditemukan pada tahap TKG I-IV yang didominasi oleh ikan betina paling banyak dijumpai pada bulan Juli. Indeks kematangan gonad ikan M. nigriceps betina lebih besar dibandingkan ikan jantan. Fekunditas ikan M. nigriceps berkisar antara 626-16.370 butir telur dengan diameter berkisar antara 0,43-0,75 mm dan memiliki pola pemijahan yang bersifat total spawner.Kata Kunci:  Mystus nigriceps; tingkat kematangan gonad; indeks kematangan gonad; fekunditas; diameter telur
Daya Hambat Isolat Jamur Rizosfer Tanaman Kopi (Coffea sp.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Penyebab Busuk Buah Kopi (Coffea sp.) Safitri Lusiana; Mukarlina Mukarlina; Zulfa Zakiah
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 12 No. 1 (2022): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v12i1.35872

Abstract

Fruit rot disease in coffee plants (Coffea sp.) is caused by pathogenic fungi (Fusarium sp.). Control of coffee berry rot disease can be done by using biological agents in the form of rhizosphere fungi which have antagonistic properties against pathogenic fungi. This study aims to determine the type of fungus from coffee fruit rot and rhizosphere fungi and to determine the ability of rhizosphere fungi to inhibit the growth of pathogenic fungi. The study was conducted in January-April 2020. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 repetitions. Sampling was carried out in a coffee plantation (Coffea sp.) Punggur Kecil Village, Kubu Raya Regency. Fungal isolation was carried out using the dilution method and the antagonist test was carried out using the paired method. Based on the results of the study, there was an inhibition of the growth of the fungus Fusarium sp. JPTK1 and Fusarium sp. JPTK2 by Trichoderma sp. JRTK3 with the highest percentage of antagonists were 37.12% and 70.48%, respectively.Keywords: fruit rot disease; biological agents; coffee; rhizosphere fungiAbstrakPenyakit busuk buah pada tanaman kopi (Coffea sp.) disebabkan oleh jamur patogen (Fusarium sp.). Pengendalian penyakit busuk buah kopi dapat dilakukan dengan menggunakan agen hayati berupa jamur rizosfer yang memiliki sifat antagonis terhadap jamur patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis jamur dari busuk buah kopi dan jamur rizosfer serta untuk mengetahui kemampuan jamur rizosfer dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-April 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Pengambilan sampel dilakukan di perkebunan kopi (Coffea sp.) Desa Punggur Kecil Kabupaten Kubu Raya. Isolasi jamur dilakukan dengan metode pengenceran dan uji antagonis dilakukan dengan metode berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi penghambatan pertumbuhan jamur Fusarium sp. JPTK1 dan Fusarium sp. JPTK2 oleh Trichoderma sp. JRTK3 dengan persentase antagonis tertinggi masing-masing yaitu 37,12% dan 70,48%. Kata kunci: penyakit busuk buah; agen hayati; kopi; jamur rizosfer.
Patogenisitas Metarhizium huainamdangense Isolat Dumoga Timur Terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) Pada Tanaman Padi Sawah Jusak Wongkar; D Tarore; J Rimbing
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 12 No. 1 (2022): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v12i1.37827

Abstract

Brown planthoppers have been reported to be resistant to various types of insecticides. One of the environmentally friendly controls is the use of entomopathogenic fungi. This study aims to test the effectiveness of the entomopathogenic fungus M. huainamdangense local isolates against brown planthoppers. Pathogenicity testing of local isolates of M. huainamdangense used a completely randomized design (CRD) with five treatments, namely K1 (Density 106), K2 (Density 107), K3 (Density 108), K4 (Density 109) and K0 as control. Each treatment was repeated 5 (five) times. The results showed that the fastest treatment to kill insects up to 100% was in the K4 treatment (density 109). The results of the probit analysis showed the LT50 value in the conidium density treatment 109 (K4) at 1.6 days. Meanwhile, the LC50 value showed a concentration of 108.9 conidium/ml on the second day. The use of a lower concentration of conidia density was able to kill 50% of insects in a longer time. Keywords: Metarhizium huainamdangense; entomopathogen; Nilaparvata lugens ABSTRAKWereng coklat telah dilaporkan resisten terhadap berbagai jenis insektisida. Salah satu pengendalian yang ramah lingkungan, yaitu dengan penggunaan jamur entomopatogen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan jamur entomopatogen M. huainamdangense isolat lokal terhadap wereng coklat. Pengujian patogenisitas isolat lokal M. huainamdangense menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu perlakuan K1 (Kerapatan 106), K2 (Kerapatan 107), K3 (Kerapatan 108), K4 (Kerapatan 109) dan K0 sebagai kontrol. Setiap perlakuan diulang 5 (lima) kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling cepat mematikan serangga hingga 100% yaitu pada perlakuan K4 (Kerapatan 109). Hasil analisis probit menunjukkan nilai LT50 pada perlakuan kerapatan konidium 109 (K4) yaitu pada 1,6 hari, sedangkan nilai LC50 menunjukkan konsentrasi 108,9 konidium/ml pada hari kedua. Penggunaan konsentrasi kerapatan konidia yang lebih rendah mampu mematikan 50% serangga dalam waktu yang lebih lama. Kata kunci: Metarhizium huainamdangense; entomopatogen; Nilaparvata lugens
Phylogenetic Position of Eurihaline Rotifer Brachionus sp. Originated From Tumpaan Waters, South Minahasa, North Sulawesi Herlina Pasaribu; Inneke Rumengan; Stenly Wullur; Henki Manoppo; Joice Rimper; Reiny Tumbol
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 1 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i1.45792

Abstract

This study aims to determine the phylogenetic position of rotifer Brachionus sp. sample originated from Tumpaan coastal water, North Sulawesi in the phylogenetic tree of Brachionus spp. from 27 samples of rotifer selected from 100 samples available in NCBI Genbank. The phylogeny tree was constructed on the basis of COI (Cytochrome Oxidase I) gene sequences using MEGA7 software and the neighbor-joining method. Results show that the phylogeny tree was divided into 2 clades, the group (closely related group) and out-group (distantly related group). It is confirmed that the position of the rotifer originating from Tumpaan Coastal Water is within in group, which has closely related to the B. plicatilis complex BUS06 indicated by a bootstrap value of 80%. The group belongs to SS-type rotifers with an average body size of 149±1.3 μm. This rotifer group has been known as live prey for fish larvae with a mouth-opening size of 150 μm.
Preferensi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Manado Joane Kalalo; Dwight Mooddy Rondonuwu; Reny Syafriny
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 1 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i1.46483

Abstract

Taman Kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau publik. Saat ini ketersediaan taman di Kota Manado telah memenuhi proporsi penyediaan taman kota sebagaimana standar yang berlaku. Namun kenyataannya pemanfataan taman kota masih sepi dari pengunjung dan sepertinya belum memenuhi harapan masyarakat. Tujuan penelitian adalah menganalisis preferensi masyarakat terhadap pemanfaatan taman kota sebagai ruang terbuka hijau publik di Kota Manado. Penelitian menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan preferensi masyarakat terhadap pemanfaatan taman kota menunjukkan bahwa taman kota yang paling diminati adalah Manado Godbless Park. Alasannya karena ketersediaan fasilitasnya dan keberagaman aktivitas yang ada lebih representatif jika dibandingkan dengan lapangan Sparta Tikala dan lapangan Sario serta taman kota lainnya di Kota Manado. Preferensi masyarakat terhadap pendukung kualitas fasilitas taman kota, seperti kenyamanan, kebersihan, keindahan, keamanan dan kemudahan akses merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak.
In Vitro Evaluation of the Antagonism of Saprophyte and Endophytic Fungi Isolated from Groundnut (Arachis hypogaea) Against Soil-Transmitted Diseases Sclerotium rolfsii Johanis Pelealu; Edwin de Queljoe; Lalu Wahyudi; Stella Deiby Umboh; Trina Tallei
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 1 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i1.46484

Abstract

Certain soil-borne diseases can have a detrimental effect on the quality and quantity of peanut production. One of the soil-borne diseases is Sclerotium rolfsii, a fungus that is the primary limiting factor in peanut plants. An alternative to controlling this fungus is to use saprophytic and endophytic fungi. The purpose of this study was to evaluate several saprophytic and endophytic fungi isolated from peanut plants in vitro as antagonistic agents against S. rolfsii. Isolation of saprophytic and endophytic fungi was carried out using the stratified dilution method. The fungal antagonism test was carried out using a non-factorial completely randomized design with 3 replications. The parameters observed in this study included the inhibiting zone, the diameter of the isolate colonies, the growth area, and the interaction of saprophytic and endophytic fungi with S. rolfsii. Five families and eight species of soil fungi were identified using macroscopic and microscopic identification techniques. The type of soil fungus has a large impact on the growth rate and inhibition area. Mucor hiemalis grew at the fastest rate, while Rhizopus oryzae had the largest inhibition zone.
Potensi Jenis Pohon pada Ruang Terbuka Hijau Kota Pontianak dalam Ameliorasi Iklim Mikro Siva Devi Azahra; Destiana; Siti Masitoh Kartikawati; Muhammad Pramulya
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 1 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i1.46486

Abstract

Suhu udara di kawasan perkotaan mengalami peningkatan yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas masyarakat. Ruang terbuka hijau (RTH) terdiri dari berbagai jenis pohon yang memiliki peran ekologis untuk menanggulangi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian karakteristik pohon pada RTH dalam ameliorasi iklim mikro sehingga diketahui sejauh mana efektivitas dalam memenuhi fungsi ekologisnya serta memberikan rekomendasi jenis-jenis tumbuhan yang mendukung pengelolaan dan konservasi RTH. Penelitian dilakukan dengan melakukan penilaian kesesuaian karakteristik pohon dengan fungsi ekologisnya berdasarkan KPI (Key Performance Index) pada beberapa ruang terbuka hijau di Kota Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angsana (Pterocarpus indicus), tanjung (Mimusops elengi), trembesi (Samanea saman), dan mahoni (Swietenia mahagoni) merupakan jenis pohon yang efektif dalam memodifikasi suhu dan kelembapan udara serta sebagai pemecah angin.
Respons Pertumbuhan dan Produksi Pakcoy (Brassica rapa L.) Terhadap Aplikasi Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair QUEENSI PANDALEKE; Regina Rosita Butarbutar; Susan Marlein Mambu
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 1 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i1.46546

Abstract

Tanaman Pakcoy merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai jual dan banyak diminati oleh masyarakat karena selain bermanfaat bagi kesehatan, rasanya enak, renyah, dan segar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aplikasi Pupuk Organik cair (POC) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan tiga kali ulangan: AA (Amelioran pupuk organik jagung 40 kg/ha), AB (Amelioran pupuk organik jagung 80 kg/ha), UR (Urea 40kg/ha), dan K (tanpa amelioran atau urea). Tahapan penelitian meliputi persiapkan benih tanaman, perlakuan Pupuk Organik Cair (POC) dan pengamatan dengan menggunakan beberapa parameter tanaman yaitu pengukuran tinggi, lebar daun, jumlah daun, berat kering dan basah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian POC berpengaruh signifikan terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan AC konsentrasi POC 100 mL berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman, lebar daun dan berat basah. Perlakuan AA dengan konsentrasi POC 50mL berpengaruh signifikan terhadap berat kering yang diberikan POC dengan kosentrasi 100 mL memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan tanaman pakcoy pada parameter tinggi tanaman, lebar daun dan berat basah. Sedangkan perlakuan POC NASA menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap parameter jumlah daun.
Kajian Etnozoological untuk Obat-obatan Secara Tradisional pada Masyarakat Boti Kecamatan Ki'e Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur Gonsianus Pakaenoni; Maria Marselina Bay; Margarita Benu
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 1 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i1.46487

Abstract

Penduduk Boti (Dalam dan Luar) merupakan penduduk asli Kecamatan Ki’e Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Boti terletak di lokasi terisolir, yang kehidupan setiap harinya masih sangat bergantung terhadap alam, salah satu bentuknya yaitu pemanfaatan hewan untuk pengobatan secara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hewan apa saja yang digunakan oleh masyarakat Boti untuk pengobatan, penyakit yang disembuhkan dan bagian hewan yang digunakan untuk pengobatan. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dan eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hewan yang sering digunakan oleh masyarakat Boti untuk pengobatan berasal dari Kelas Mamalia (40%), dan 10% berasal dari Kelas Reptil, Aves, Amfibi, Gastropoda, Serangga, Clitellata. Penyakit yang sering disebuhkan Ginjal, tekanan darah rendah, asma, batuk, TBC maag, keracunan, malaria, tifus, telapak kaki pecah, dan susah melahirkan. Bagian hewan yang sering digunakan yaitu hati (37%), empedu (18%), dan 9% dari kuku kaki sapi, daging keong, plasenta, madu, dan seluruh tubuh cacing.
Populasi Burung pada Habitat Nipah di Pantai Tiram Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat Eko Subrata; Gusmardi Indra; Endri Gustami
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 13 No. 1 (2023): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v13i1.46866

Abstract

Nipah is one of the main species that make up the mangrove ecosystem that can support the survival of birds with the availability of food, resting places, nesting, perching and breeding and shelter for the birds. The activity of calculating the population of bird species is carried out to protect birds from threats and damage to their habitat. Observations were made on January 9, 2022 at Tiram Tapakih Beach, Ulakan Tapakih District, Padang Pariaman Regency, West Sumatra Province using direct counting or the census method along the nipah habitat while counting birds from 10.00 am to 18.00 pm. Based on observations, found 9 species of birds with a total of 36,388 individuals consisting of 5 families. The species most commonly found was Bubulcus ibis, 36,352 species.