cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)
ISSN : 24422606     EISSN : 2548611X     DOI : -
JBBI, Indonesian Journal of Biotechnology & Bioscience, is published twice annually and provide scientific publication medium for researchers, engineers, practitioners, academicians, and observers in the field related to biotechnology and bioscience. This journal accepts original papers, review articles, case studies, and short communications. The articles published are peer-reviewed by no less than two referees and cover various biotechnology subjects related to the field of agriculture, industry, health, environment, as well as life sciences in general. Initiated at the then Biotech Centre, the journal is published by the Laboratory for Biotechnology, the Agency for the Assessment and Application of Technology, BPPT.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015" : 24 Documents clear
INDUCING THE IN VITRO ROOTING OF SAGO PALM (Metroxylon sagu Rottb.) USING AUXIN Tajuddin, Teuku; ., Karyanti; Sukarnih, Tati; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.988 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.512

Abstract

Tanaman sagu (Metroxylon sagu Rottb.) memiliki potensi yang besar sebagai sumber pangan, energi dan bahan baku industri. Kultur jaringan tanaman sagu telah dilakukan di Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT dalam rangka perbanyakan genotipe atau aksesi unggul secara massal. Namun demikian, kendala utama yang dihadapi pada perbanyakan in vitro tanaman sagu adalah sulitnya pembentukan akar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi hormon yang tepat dalam menginduksi perakaran tanaman sagu in vitro. Tunas anakan muda (15-20 cm) yang diperoleh dari daerah Rangkasbitung, Provinsi Banten digunakan sebagai eksplan. Dalam penelitian ini perakaran in vitro diinduksi dengan berbagai perlakuan jenis dan konsentrasi hormon auksin, konsentrasi medium dan jenis agar. Sebagai medium dasar digunakan medium Gamborg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi IBA dan NAA yang terbaik adalah pada taraf 35 ppm. Selanjutnya Gelrite memberikan respon yang positif dengan munculnya perakaran pada pangkal eksplan.Kata Kunci: Induksi perakaran,  jenis agar, kultur in vitro, auksin, sagu ABSTRACTSago palm (Metroxylon sagu Rottb) has huge potential as food, energy and industrial bioresources. In vitro culture of sago palm was performed in Biotech Center, BPPT in order to obtain a large-scale of mass clonal propagation of superior genotypes. Nevertheless, the main obstacle for the sago palm in vitro propagation was rooting formation. The purpose of our study was to obtain the best hormones combination for root induction on sago palm shoots in vitro. The young suckers (15-20 cm) obtained from Rangkasbitung area, Banten Province, were used as explants. In our study, in vitro rooting was induced by different types and concentrations of auxin, medium strength and solidifying agents. The shoots were cultured on Gamborg media. The result showed that the best level of both hormones IBA and NAA for root induction was 35 ppm. Moreover the solidifying agent of Gelrite gave positive response by stimulating root at the basal-end.Keywords: Rooting induction, solidifying agent, in vitro cultures, auxin, sago palm
PRODUKSI BIOETANOL DARI BATANG TUA KELAPA SAWIT DENGAN AIR PANAS BERTEKANAN DAN BALL MILL ., Suyanto; Matsunaga, Kotetsu; Inoue, Hiroyuki; Sakanishi, Kinya
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.712 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.508

Abstract

Bioethanol from oil palm trunk is one important source of energy to reduce greenhouse gas emissions and to avoid competition between the use for food and for energy as happens in other commodities. Pre-treatment of lignocellulosic biomass using sulfuric acid has high efficiency but requires high cost to neutralize the byproducts formed. Pre-treatment using hot compressed water and ball mill can be used to break down the structure and composition of lignocellulose so as to increase the rate of enzymatic hydrolysis and increase the sugar yield. Hydrolysis using an enzyme cocktail with hot compressed water and ball mill can each produce 210 mg of glucose at a temperature of 220°C and 200 mg of glucose for 120 minutes at room temperature per gram of oil palm trunk. Both of these processes are environmentally friendly and have a high efficiency in the production of bioethanol from oil palm trunks.Keywords: bioethanol, oil palm trunk, ball mill, hot compressed water, hydrolysis  ABSTRAKBioetanol dari batang kelapa sawit adalah salah satu sumber energi yang penting untuk mengurangi emisi rumah kaca dan menghindari konflik kepentingan antara kebutuhan bahan pangan dan penggunaan energi sebagaimana terjadi pada komoditas lain. Pengolahan awal biomassa lignoselulosa menggunakan asam sulfat memiliki efisiensi yang tinggi tetapi membutuhkan biaya yang tinggi guna menetralisisr produk samping yang terbentuk. Pengolahan awal menggunakan air panas bertekanan dan ball mill dapat digunakan untuk memecah struktur dan komposisi lignoselulosa sehingga dapat meningkatkan laju hidrolisis enzim dan meningkatkan hasil gula. Hidrolisis menggunakan multienzim dengan air panas bertekanan dan ball mill masing-masing dapat menghasilkan 210 mg glukosa pada suhu 220°C dan 200 mg glukosa selama 120 menit pada suhu kamar per gram batang kelapa sawit. Kedua proses tersebut ramah lingkungan dan memiliki efisiensi yang tinggi pada produksi bioetanol dari batang kelapa sawit.Kata Kunci: bioetanol, batang kelapa sawit, ball mill, air panas bertekanan, hidrolisis 
Preface JBBI Vol 2, No 2, December 2015: Foreword and Acknowledgement Tajuddin, Teuku
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.589 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.1062

Abstract

GROWTH OF CARP (Cyprinus carpio L.) FED WITH RICE BRAN-COCONUT BAGASSE MIXED SUBSTRATE FERMENTED USING Rhizopus oryzae Dzul Umam, Robby; Sriherwanto, Catur; Yunita, Etyn; Suja’i, Imam
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.308 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.513

Abstract

Dedak padi dan ampas kelapa dicampur dengan perbandingan tertentu dan kemudian difermentasi menggunakan Rhizopus oryzae untuk pakan ikan. Uji pemberian pakan lalu dilakukan untuk mengetahui pengaruh pakan terhadap pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio L.). Dalam penelitian ini digunakan 5 perlakuan: satu perlakuan pakan tanpa fermentasi (pakan komersial 100%), dan empat perlakuan pakan fermentasi substrat campuran bekatul dan ampas kelapa dengan empat perbandingan yang berbeda, yakni 75%:25%, 50%:50%, 25%:75%, dan 0%:100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan komersial 100% (protein sejati 15,25% dan serat kasar 6,27%) memperlihatkan hasil terbaik terhadap pertumbuhan ikan mas dengan pertambahan bobot badan 2,56 g dan rasio konversi pakan 1,95. Sementara itu pemberian pakan fermentasi (protein sejati berkisar 4,89-9,97% dan serat kasar 22,87-25,70%) hanya menghasilkan pertambahan bobot badan ikan pada kisaran 0,47-0,64 g dengan rasio konversi pakan 2,50-2,64. Dengan demikian pakan fermentasi tersebut mampu mendorong pertumbuhan ikan mas meskipun masih kurang optimal dibandingkan dengan pakan komersial.Kata Kunci: Rhizopus oryzae, Cyprinus carpio, rice bran, coconut bagasse, fermentation  ABSTRACTRice bran and coconut bagasse were mixed and then fermented using Rhizopus oryzae for preparing aquafeed. Subsequent feeding test was carried out to determine the effect on the growth of carps (Cyprinus carpio L). Five feeding treatments were employed, one unfermented feed (commercial feed 100%), and the other four feeds produced by fermentation using substrate mixture of rice bran and coconut pulp in four different ratios, namely 75%:25%, 50%:50%, 25%:75%, and 0%:100%. The results showed that feeding 100% commercial feed (true protein 15.25% and crude fibre 6.27%) showed the best results on the fish growth with body weight gain of 2.56 g and feed conversion ratio of 1.95. Meanwhile, feeding fermented feeds (true protein 4.89-9.97% and crude fiber 22.87-25.70%) only resulted in body weight gain in the range of 0.47 to 0.64 g with feed conversion ratio of 2.50 to 2.64. Thus, the fermented feeds promoted growth in tested carps albeit less optimally than commercial feed.Keywords: Rhizopus oryzae, Cyprinus carpio, dedak, ampas kelapa, fermentasi
FITOREMEDIASI KANDUNGAN KROMIUM PADA LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN TANAMAN AIR Safarrida, Anna; ., Ngadiman; Widada, Jaka
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.874 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.509

Abstract

Existence of heavy metals in industrial waste is gaining global attention since their negative impact to environment. One of the efforts to solve the problem was to use plant to absorb metal in liquid medium, known as rhizofiltration. This research was aimed to select aquatic plants which showed relative resistantce and susceptibility to chromium. Four species of aquatic plants (Pistia stratiotes, Eichhornia crassipes, Lemna minor and Salvinia sp.) were grown in artificial medium (Hoagland) supplemented with 0, 1, 2, 4 and 8 ppm chromium. The plants resistance and absorption toward chromium was observed based on the morphology and chromium content in their biomass. Based on their resistance to and absorption of chromium, the selected plants were tested further in liquid waste of tanning industry. In Hoagland medium, Salvinia sp. demonstrated 67.2% higher resistance and absorption toward chromium while that of P. stratiotes 20.3% lower compared to other plants which were tested. This result could be applicable in reducing such environmental pollutant as the heavy metal chromium from industrial waste. Keywords: Phytoremediation, chromium, Hoagland medium, aquatic plants, liquid waste ABSTRAKLogam berat dalam limbah industri merupakan bahan pencemar lingkungan yang mendapatkan perhatian global. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah memanfaatkan tanaman untuk menyerap logam dalam medium cair atau dikenal sebagai fitoremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanaman air lokal yang tahan dan peka secara relatif terhadap kromium. Empat spesies tanaman air (Pistia stratiotes, Eichhornia crassipes, Lemna minor, dan Salvinia sp.) ditumbuhkan pada medium buatan (Hoagland) yang dipasok kromium 0, 1, 2, 4, dan 8 ppm. Pengujian toleransi tanaman dan serapan terhadap kromium dilakukan berdasarkan pengamatan morfologis serta analisis kadar kromium dalam biomasa. Berdasarkan daya tahan dan serapan kromium, tanaman terseleksi diujikan lebih lanjut dalam limbah cair industri penyamakan kulit. Dalam medium Hoagland, Salvinia sp. mempunyai ketahanan dan serapan kromium lebih tinggi sebesar 67,2% sedangkan P. stratiotes mempunyai ketahanan dan serapan kromium lebih rendah sebesar 20,3% dibandingkan tanaman lain yang diujikan. Hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk mengurangi bahan pencemar lingkungan berupa logam berat kromium dari limbah industri.Kata Kunci: Fitoremediasi, kromium, medium Hoagland, tanaman air, limbah cair
Appendix JBBI Vol 2, No 2, December 2015: Keyword Index and Author Index Sriherwanto, Catur
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.116 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.1063

Abstract

TINJAUAN, D-ASAM AMINO OKSIDASE DARI MIKROBA: PRODUKSI DAN APLIKASI Wibisana, Ahmad; Mustika, Indria Puti
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.732 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.514

Abstract

D-amino acid oxidase (DAAO) is a flavin adenine dinucleotide-containing enzyme that catalyzes the oxidative deamination of amino acid D-isomers with high stereospecificity, which results in α-keto acids, ammonia and hydrogen peroxide. Having high stereospecificity, DAAO is used in a variety of applications such as drug, biocatalyst, biosensor and preparation of transgenic plants. DAAO is widespread in nature, found in microorganisms to mammals. Microbial DAAO is considered more important than mammalian DAAO for biotechnology application. DAAO production in submerged fermentation is influenced by several factors, such as carbon source, nitrogen source, inducer, dissolve oxygen, temperature and pH. The influence of those factors on DAAO production by microbial origin, DAAO production by microbial recombinant, and its application in biotechnology are discussed in this review.Keywords: Enzyme, DAAO, D-amino acid, production, application ABSTRAKEnzim D-asam amino oksidase (DAAO) merupakan enzim yang mengandung Flavin Adenine Dinucleotide yang bekerja mengkatalisis reaksi oksidasi deaminasi D-asam amino dengan stereospesifisitas yang tinggi menghasilkan α-asam keto, amonia dan hidrogen peroksida. Karena mempunyai karakteristik sreteospesifisitas yang tinggi, enzim DAAO banyak digunakan untuk berbagai aplikasi seperti obat, biokatalis, biosensor dan penyiapan tanaman transgenik. Enzim ini dapat dihasilkan oleh organisme mulai dari bakteri hingga mamalia, namun untuk aplikasi dibidang bioteknologi, enzim DAAO yang berasal dari mikroorganisme dipandang lebih penting dari pada yang berasal dari mamalia. Produksi enzim dari DAAO dari mikroorganisme dalam kultur cair dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber karbon, nitrogen, senyawa penginduksi, oksigen terlarut, temperatur dan pH medium. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap produksi enzim DAAO, produksi enzim DAAO menggunakan mikroba rekombinan serta aplikasinya dalam bidang bioteknologi dibahas dalam tinjauan.Kata Kunci: Enzim, DAAO, D-asam amino, produksi, aplikasi
OPTIMASI METODE LISIS ALKALI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI PLASMID Hardianto, Dudi; Indarto, Alfik; Sasongko, Nurtjahjo Dwi
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.116 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.510

Abstract

Plasmids are extra chromosomal molecules of DNA that replicate autonomously and found in prokaryote and eukaryote cells. There are a number of methods that are used to isolate plasmids, such as alkaline lysis, boiling lysis, using cesium chloride, and chromatography. Amongst the disadvantages in plasmid isolation methods are lengthy time especially when handling a large number of samples, high cost, and low purity. Alkaline lysis is the most popular for plasmid isolation because of its simplicity, relatively low cost, and reproducibility. This method can be accomplished in 50 minutes to one hour. In this research, the alkaline lysis method was developed to obtain suitable plasmid for applications in a molecular biology laboratory. The aim of this research was to reduce contaminants and improve yield of plasmid. The result of isolation of pICZA plasmid in Escherichia coli gave the concentration of 3.3 to 3.8 µg/µL with the purity of 1.99.Keywords: Plasmid isolation, pICZ A, Escherichia coli, rapid, alkaline lysis  ABSTRAKPlasmid merupakan molekul DNA ekstrakromosomal yang bereplikasi secara mandiri dan ditemukan dalam sel prokariot dan eukariot. Banyak metode yang digunakan untuk isolasi plasmid, seperti: lisis alkali, lisis dengan pemanasan, penggunaan sesium klorida, dan kromatografi. Kelemahan beberapa metode isolasi DNA adalah waktu isolasi yang lama terutama saat isolasi plasmid dalam jumlah banyak, mahal dan kemurniannya yang rendah. Metode lisis alkali merupakan metode yang sangat umum untuk isolasi plasmid karena mudah dilakukan, relatif murah, dan reprodusibilitas. Metode ini dapat dilakukan dalam 50 menit sampai 1 jam. Pada penelitian ini dikembangkan metode lisis alkali untuk memperoleh plasmid yang sesuai untuk penggunaan di laboratorium biologi molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi jumlah kontaminan dan meningkatkan konsentrasi plasmid. Hasil isolasi plasmid pICZA dalam Escherichia coli mempunyai konsentrasi antara 3,3 sampai 3,8 µg/µL dan kemurniannya 1,99.Kata Kunci: Isolasi plasmid, pICZ A, Escherichia coli, cepat, lisis alkali
Back Cover JBBI Vol 2, No 2, December 2015 Sriherwanto, Catur
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.832 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.1055

Abstract

KAJIAN ELONGASI PADA TANAMAN IN VITRO GAHARU (Aquilaria beccariana van Tiegh) Fauzan, Yusuf Sigit Ahmad; Sandra, Edhi; Mulyono, Daru
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.168 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.511

Abstract

The population density of natural agarwood (Aquilaria beccariana) in Indonesia decreased to less than one tree per hectare. Efforts have been carried out on ex situ conservation of agarwood despite facing many obstacles. In vitro propagation is one alternative to speed up the recovery of natural agarwood populations. The purpose of this study was to obtain optimal elongation media for in vitro culture with addition of auxin and cytokinin, namely IBA, BAP and kinetin. The results showed that the best auxin-cytokinin combination was IBA 0.1 mg/L and BAP 0.05 mg/L. This combination increased the height and number of segments of A. beccariana with an average height of 1.64 cm and average number of sections of 6.40. It is suggested that this combination of IBA and BAP was the most effective compared to the other treatments. In addition, the combination of IBA 0 mg/L and BAP 0.03 mg/L gave rise to the best response to increase the number of shoots with an average of 1.91 shoots.Keywords: Aquilaria beccariana, shoot, elongation, auxin, cytokinin ABSTRAKKepadatan populasi gaharu (Aquilaria beccariana) alam di Indonesia kurang dari satu pohon per hektar. Upaya pelestarian gaharu ex situ telah banyak dilakukan tetapi masih banyak kendala. Perbanyakan gaharu in vitro merupakan salah satu cara alternatif untuk mempercepat pemulihan populasi gaharu alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh media elongasi yang optimal pada kultur in vitro gaharu dengan penambahan kombinasi zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Pada penelitian ini digunakan auksin IBA, serta sitokinin BAP dan Kinetin. Hasil penelitian elongasi diperoleh kombinasi auksin dan sitokinin terbaik yaitu, IBA 0,1 mg/L dan BAP 0,05 mg/L. Kombinasi ini meningkatkan tinggi dan jumlah ruas Aquilaria beccariana dengan tinggi rata-rata sebesar 1,64 cm dan jumlah ruas rata-rata sebesar 6,40 ruas. Pada kombinasi dan taraf ini diduga mekanisme kerja IBA dan BAP paling efektif dibanding perlakuan yang lain. Sedangkan kombinasi IBA 0 mg/L dan BAP 0,03 mg/L memberikan respon terbaik terhadap peningkatan jumlah tunas dengan rata-rata sebanyak 1,91 tunas.Kata Kunci: Aquilaria beccariana, tunas, elongasi, auksin, sitokinin

Page 1 of 3 | Total Record : 24