cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
ANALISIS SISTEM PERSAMPAHAN DI KECAMATAN AMURANG TIMUR DAN KECAMATAN TUMPAAN Tampinongkol, Reynaldo; Mononimbar, Windy; Makarau, Vicky H.
MEDIA MATRASAIN Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan sampah masih menjadi salah satu masalah utama di Kabupaten Minahasa Selatan, khususnya pada kawasan perkotaan Amurang dan Tumpaan. Kecamatan Tumpaan dan Amurang Timur merupakan pintu masuk ke kawasan perkotaan Turangga terlihat banyak sampah-sampah berserakan di pinggir jalan, pinggir pantai, di badan sungai bahkan di kawasan pertokoan. Hal ini diduga selain disebabkan oleh masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan, juga karena sistem pengelolaan persampahan oleh pemerintah yang belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Sistem persampahan di Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Tumpaan. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran dan fakta-fakta akurat terkait penelitian dan analisis distribusi frekuensi dilakukan dengan tujuan mengolah data dengan perhitungan statistik sederhana. Dari hasil analisis yang dilakukan didapati, pertama teknik operasional persampahan Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Tumpaan secara keseluruhan belum maksimal karena terdapat beberapa desa/kelurahan yang belum tersedia tempat pewadahan sampah komunal, pengumpulan dan pengangkutan sampah, untuk di kawasan permukiman dan sebagaian masyarakat di pesisir pantai di semua kelurahan/desa belum tersedia pewadahan tong/TPS dan pelayanan pengangkutan sampah sehingga masyarakat masih membakar sampah, membuang sampah di selokan/sungai  membuang sampah di pantai yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Kemudian yang Kedua faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah yang masih terdapat masalah seperti budaya dan perilaku masyarakat, timbulan dan karakteristik sampah, sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan, pembuangan akhir sampah, biaya yang tersedia, dan peraturan daerah.
EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN NEGATIVE LIST BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MANADO TAHUN 2014-2034 Natan, Selfi; Kumurur, Veronica A.; Gosal, Pierre H.
MEDIA MATRASAIN Vol. 18 No. 2 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v18i2.37066

Abstract

Residential area is an area outside the protected area and is used as an environment settlements/community housing both in urban and in rural areas. Increase in number of population causes the needs for residential land also increases. Availability of land in a limited city causes the emergence of residential land that is not in accordance with the allotment. Similar to Indonesian cities, Manado City is also experiencing increase in population. In the 2011-2019 period, Manado City experienced an increase the total population is 21.399 people (BPS Manado City). With increasing number residents in the city of Manado then began to appear residential land located in the area that is not suitable for its designation. The purpose of this research is to identify the location of residential land use in the negative list area in Manado City and evaluate the use of PKP land in the negative list area. Technique Data collection used is observation, literature review, and documentation study. For analysis technique using spatial analysis techniques (overlay and descriptive). The results of this study is the use of residential land in the negative list area as much as 493,58 ha or 13,09% of the total existing settlements in Manado City. And for the suitability of residential land which is in the negative list area, namely in the less class area of 0,05 ha, for the sufficient class area of 446,78 ha, and the appropriate class area of 46,75 ha.
SHOPPING MALL DI MINAHASA UTARA. “ARSITEKTUR BIOMORFIK” Rumambi, Febrian; Siregar, Frits O. P.; Takumansang, Esli D.
MEDIA MATRASAIN Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minahasa utara merupakan salah satu kabupaten diprovinsi Sulawesi Utara yang sedang berkembang pesat dalam pembangunan baik dari segi perekonomian dan sosial dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat pada tiap tahunnya. Perkembangan masyarakat akan kemudahan akses teknologi dan informasi merupakan hal yang paling pesat saat ini diaman gaya hidup masyarakat mulai berubah, perilaku konsumtif yang akan semakin meningkat sehingga kebutuhan masyarakat akan semakin berfariasi seiring berjalannya waktu dengan diperkenalannya berbagai produk baru dari luar. Berdasarkan pertimbangan tersebut saat ini merupakan kesempatan dimana dengan menghadirkan Shopping Mall khususnya di Minajasa Utara diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dimana tidak hanya menjadi fasilitas yang menyediakan fungsi perdagangan, namun juga fungsi rekreasi. Pembangunan Shopping Mall di Minahasa Utara juga diharapkan dapat menjadi suatu daya tarik baru bagi penduduk luar Minahasa Utara dimana dengan menyediakan suatu icon baru yang dapat memperkenalkan produk-produk lokal diharapkan dapat memberi nilai lebih terhadap Minahasa Utara. Arsitektur Biomorfik sebagai tema perancangan dimana arsitektur sebagai bangunan dilihat sebagai suatu objek yang memiliki penampilan sifat-sifat makhluk hidup dimana arsitektur biomorfik berkemampuan  untuk  berkembang  dan tumbuh, dimana mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan lingkungannya, hal ini berpengaruh terhadap dampak timbal balik Shopping Mall terhadap lingkungan lokasi didirikannya. Diharapkan dapat saling menguntungkan untuk kelangsunan pertumbuhan perekonomian Minahasa Utara
ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN PUSAT KOTA BITUNG Tambbotto, Syalom W.; Tilaar, Sonny; Supardjo, Surijadi
MEDIA MATRASAIN Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

City development has affected urban space, one of which is the Pedestrian Path, therefore the researcher aims to identify the use and condition of the pedestrian path and analyze the effect of the level of comfort on pedestrians in the Bitung City Center area. The method used in this study is a qualitative method and a quantitative method with Likert Scale Analysis to answer the Utilization and Condition of Pedestrian Paths and Multiple Linear Regression Analysis to answer the Influence of Comfort Levels on Pedestrian Users in the Bitung City Center Area. From the results of this study, the first conclusion can be drawn about the use and condition of the Pedestrian Paths in the Bitung City Center area. It was found that the Pedestrian Paths were used as a place for distributing billboards with good conditions (76%), good formal businesses (71.4%), Informal Business Fairly Good (52.4), Good Social Activities (80.8%), Green Line 76.2%, Poor Facilities (40%) with Good Cleanliness (80.8%), Good Circulation (71%) ) and Fairly Good Security (50.4%). and the second conclusion about the factors that affect the level of comfort for users of the Pedestrian Path, simultaneously the variables of the Green Line, Circulation, Security, Cleanliness and Facilities affect the Comfort Level of the Pedestrian Path in the Bitung City Center Area. Partially those that affect the level of comfort are influenced by the variables in Zone A, namely the Facilities, Cleanliness, Circulation Variables. While in Zone B the Green Line Variable, Facilities. Then in Zone C Variable Green Line, Circulation and in Zone D Variable Facilities.
ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN PERMUKIMAN di KAWASAN BERLERENG KECAMATAN SINGKIL Manabung, Patrick I. I.; Tilaar, Sonny; Gosal, Pierre H.
MEDIA MATRASAIN Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manado City is an area that is very vulnerable to disaster aspects, one of which is landslides, due to the geographical and geological conditions of the region. Manado City has a very varied topography, one of which is in Singkil District. Based on data from the Singkil District Central Statistics Agency in 2019 Figures, there are 6 Kelurahans that have a sloping topography. While looking at the existing one in Singkil District, the sloped land has been used as a residential area. Land use in the city of Manado, especially the Singkil sub-district as a residential area, continues to increase. This can be seen from the construction of residential housing, which tends to have a negative impact on the local community because the construction is not in accordance with the existing spatial plan. The purpose of this study was to identify the distribution of settlements in the sloping area of Singkil district and to analyze the use of residential land in the sloped area of Singkil district. The data collection method in this study used Field Observation, Survey, Documentation and Mapping techniques and for the spatial analysis method consisting of digitization techniques, slope analysis techniques, Overley analysis techniques and descriptive analysis techniques. From the results of the analysis of the distribution of settlements, for the distribution of settlements in Singkil District, the direction of the distribution of settlements tends to be in the highlands. Based on the results of the analysis of land use in Singkil District, for Settlement covering an area of 91.22Ha, Cemetery covering an area of 4.25Ha, Sports Field covering an area of 0.80Ha, Services covering an area of 7.60Ha, Business covering an area of 5.55Ha, Industry covering an area of 0.40Ha, Roads covering an area of 22 ,35Ha, River area of 0.70Ha, and Others covering an area of 22.65Ha.
POTENSI EKOWISATA DANAU TENDETUNG DI KECAMATAN TOTIKUM SELATAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Ludani, Mece
MEDIA MATRASAIN Vol. 19 No. 1 (2022): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v19i1.45893

Abstract

AbstrakEkowisata adalah salah satu jenis pariwisata yang potensial untuk menjadi salah satu penunjang perekonomian nasional, yang bisa digunakan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah itu sendiri. Potensi pariwisata di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari pariwisata sejarah dan budaya, pariwisata bahari, pariwisata kuliner dan agrowisata. Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan salah satu wilayah kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah dengan kekayaan alam yang sangat beragam.Danau ini merupakan danau yang memiliki daya tarik Potensi ekowisata yaitu pemandangan alam yang masih asli, kebudayaan masyarakat setempat dan keunikan dari Danau tersebut yang pada bulan tertentu akan mengalami pasang surut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi dan karakteristik ekowisata Danau Tendetung dan menghasilkan konsep perencanaan pengelolaan ekowisata Danau Tendetung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu telaah pustaka, observasi lapangan, wawancara dan kuesioner. Untuk teknik analisis data menggunakan analisis ODTWA. Berdasarkan hasil penilaian potensi dan daya tarik objek wisata alam Danau Tendetung, didapatkan total indeks 67,85% yang menunjukkan bahwa objek wisata Danau Tendetung layak untuk dikembangkan dan berpeluang besar untuk dijadikan tujuan objek wisata alam.Kata Kunci: Potensi Ekowisata, Objek Wisata, Danau Tendetung AbstractEcotourism is one type of tourism that has the potential to become one of the national economic support,which can be used by local governments to increase the income of the area itself. Tourism potential inBanggai Islands Regency consists of historical and cultural tourism, marine tourism, culinary tourism andagrotourism. Banggai Islands regency is one of the regency areas in Central Sulawesi Province with a verydiverse natural wealth. This lake is a lake that has the attraction of ecotourism potential, namely naturalscenery that is still original, the culture of the local community and the uniqueness of the lake that in certainmonths will experience ups and downs. The purpose of this research is to identify the conditions andcharacteristics of Lake Tendetung ecotourism and produce the concept of lake Tendetung ecotourismmanagement planning. The data collection techniques used are literature review, field observation,interviews and questionnaires. For data analysis techniques using ODTWA analysis. Based on the results ofthe assessment of the potential and attractiveness of Lake Tendetung natural attractions, a total index of67.85% is obtained which shows that Lake Tendetung tourist attractions are worthy to be developed and havea great opportunity to be used as a natural attraction destination.Keywords: Potential Ecotourism, Attractions, Tendetung Lake
ANALISIS STRUKTUR RUANG BERDASARKAN DISTRIBUSI DAN PROFIL DENSITAS DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA A. S. C. Manik, Brigita
MEDIA MATRASAIN Vol. 19 No. 1 (2022): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v19i1.45894

Abstract

AbstrakStruktur ruang kota dapat ditetapkan dan diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator, antara lain;distribusi kepadatan populasi, profil densitas dan pola pergerakan harian. Namun dari ketiga indikatordiatas, hanya 2 (dua) indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini. Indikator pertama yaitu, distribusikepadatan populasi. Dalam indikator ini, parameter yang paling penting adalah jumlah lahan yangdikonsumsi. Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan salah satu dari 12 wilayah administratif di ProvinsiSulawesi Utara. Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten MinahasaSelatan yang diresmikan pada tahun 2007. Dengan melakukan analisis struktur ruang Kabupaten MinahasaTenggara menggunakan 2 indikator, yaitu distribusi kepadatan populasi dan profil densitas diharapkandapat mampu memberikan gambaran struktur ruang Kabupaten Minahasa Tenggara. Adanya gambaran iniakan membantu mengembangkan strategi atau rencana yang kompatibel/sesuai dengan struktur ruang kota,dapat memprediksi arah perkembangan kota dimasa yang akan datang dan dengan mengetahui strukturruang kota maka akan membantu planner dalam membatasi pilihan- pilihan yang akan diambil dalammengembangkan suatu kota. Dan karna alasan-alasan tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengangkattopik ini.Tujuan penelitian ini adalah bagaimana struktur ruang Kabupaten Minahasa Tenggaraberdasarkan distribusi densitas dan profil Desa. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalahdeskriptif kualitatif yang secara cermat mengamati suatu kegiatan tertentu melalui kumpulan data yang telahditentukan. Hasil dari penelitian ini adalah telah teridentifikasi bahwa struktur ruang Kabupaten MinahasaTenggara adalah kota yang cenderung polisentris dapat dilihat dari pola persebaran lahan terbangun tidakterpusat pada suatu wilayah dan pola persebaran kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan signifikandengan jarak suatu wilayah ke pusat Kota (CBD).Kata Kunci: Struktur ruang, Distribusi, Profil Densitas, Kabupaten Minahasa Tenggara.AbstractThe spatial structure of the city can be determined and measured using 3 (three) indicators, including;population density distribution, density profile and daily movement patterns. However, of the three indicatorsabove, only 2 (two) indicators will be used in this study. The first indicator is the distribution of populationdensity. In this indicator, the most important parameter is the amount of land consumed. Southeast MinahasaRegency is one of 12 administrative regions in North Sulawesi Province. Southeast Minahasa Regency is theresult of division of South Minahasa Regency which was inaugurated in 2007. By analyzing the spatialstructure of Southeast Minahasa Regency using 2 indicators, namely the distribution of population densityand density profile, it is expected to be able to provide an overview of the spatial structure of SoutheastMinahasa Regency. The existence of this picture will help develop a strategy or plan that is compatible/inaccordance with the structure of urban space, can predict the direction of urban development in the futureand knowing the spatial structure of the city will help planners in limiting the choices that will be taken indeveloping a city. And because of these reasons, the authors feel interested in bringing up this topic. Thepurpose of this study is how the spatial structure of Southeast Minahasa Regency is based on densitydistribution and village profiles. The analytical method used in this research is descriptive qualitative whichcarefully observes a certain activity through a predetermined data set. The results of this study have identifiedthat the spatial structure of Southeast Minahasa Regency is a polycentric city that can be seen from thedistribution pattern of built-up land that is not concentrated in an area and the distribution pattern ofpopulation density does not have a significant relationship with the distance of an area to the city center(CBD).Keywords: Spatial Structure, Distribution, Density Profile, Southeast Minahasa Regency
ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA & PRASARANA DI KECAMATAN WEDA UTARA KABUPATEN HALMAHERA TENGAH Abubakar, Risamansyah
MEDIA MATRASAIN Vol. 19 No. 1 (2022): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v19i1.45895

Abstract

AbstrakPrasarana & sarana merupakan salah satu poin penting dalam pengembangan wilayah. Sejalan denganperkembangan jumlah penduduk maka bertambah pula kebutuhan terhadap Prasarana & saranalingkungann. Kondisi eksistingg Sarana & Prasarana permukiman di kecamatann Weda Utara di setiaplokasi kawasan permukiman masih kurang memadai seperti fasilita social dan untuk prasarana penunjangpermukiman untuk akses jalan, drainase, air bersih dan pengelolaan persampahan yang belum tersediasecara maksimal di kawasan permukiman di setiap desa diantaranyaa desa gemaf, sagea, kiya, firtu danwaleh. begitupun pertumbuhan penduduk di Keamatan Weda Utara yang mengalami peningkatan akibat darikehadiran perusahaan yang menjadi kebutuhan setiap orang untuk menggantungkan hidupnya denganbekerja sebagai profesi buru tambang atau kariawan yang berasal dari luar Kabupaten Halmahera Tengahbahkan hingga Maluku Utara. Tujuan dari skripsi ini adalah mengidentifikasi kondisii dann menganalisisprasaranaa dan sarana di Kecamatan Weda Utara. Metode analisis skripsi ini adalah observasi denganmaksud menggambarkan dan mengidentifikasi kondisi eksistingg prasarana & sarana permukiman yangada di Kecamatan Weda Utara lalu dilakukan analisis proyeksi terhadap Prasarana & sarana berdasarkanSNI. Hasil Skripsi ini adalah berdasarkan dari hasil identifikasi kondisi esksisting Kecamatan Weda Utaramemiliki kemudahan akses namun jalan lingkungan yang ada pada setiap kelurahan belum maksimal padaaspek prasarana. Selain itu, untuk kebutuhan sarana terhadap semua wilayah kelurahan KecamatanHalmahera Utara membutuhkan fasilitas Pendidikan, Kesehatan dan peribadatan sesuai dengan proyeksipenduduk dan kebutuhan prasarana seperti jalan, air bersih, drainase dan sistem pengolahan sampahdibutuhkan perhatian serius pada Desa Fritu dan Desa Wasleh. Kata Kunci: Prasarana & sarana, Permukiman, Kecamatan Weda Utara, Pengembangan wilayahAbstractInfrastructure and facilities are one of the important points in regional development. In line with populationgrowth, the need for environmental infrastructure and facilities also increases. The existing conditions ofsettlement facilities and infrastructure in the North Weda sub-district at each location of the settlement areaare still inadequate such as social facilities and for settlement support infrastructure for road access,drainage, clean water and solid waste management which are not yet maximally available in residentialareas in each village, including villages. gemaf, sagea, kiya, firtu and waleh. as well as population growthin the North Weda District which has increased as a result of the presence of companies which have becomea necessity for everyone to depend on their life by working as a mining profession or career workers whocome from outside Central Halmahera Regency and even to North Maluku. The purpose of this study was toidentify the conditions and analyze the existing infrastructure and facilities in the District of North Weda.The analytical method used in this research is observation with the intention of describing and identifyingthe existing conditions of infrastructure and settlement facilities in North Weda District, then a projectionanalysis of infrastructure and facilities is carried out based on SNI. The results of this study are based on theidentification of the existing conditions in North Weda Subdistrict, which has easy access, but the existingenvironmental roads in each kelurahan have not been maximized in terms of infrastructure. In addition, forthe need for facilities for all kelurahan areas, North Halmahera Subdistrict requires Education, Health andworship facilities in accordance with population projections and infrastructure needs such as roads, cleanwater, drainage and waste processing systems, serious attention is needed in Fritu Village and WaslehVillage.Keywords: Infrastructure and facilities, Settlement, North Weda District, regional development.
HOTEL RESOR DI PULISAN ARSITEKTUR TEPI AIR Markus Tan, Bryan
MEDIA MATRASAIN Vol. 19 No. 1 (2022): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v19i1.45898

Abstract

AbstrakDesa Pulisan yang terletak di Kecamatan Likupang Timur, Kab. Minahasa Utara, memiliki pantai denganpasir putih dan taman bawah laut yang menjadi salah satu spot diving terbaik di Sulawesi Utara, Karenapesona dan keindahannya tersebut telah mengundang wisatawan datang, baik wisatawan domestik maupunwisatawan mancanegara. Meskipun dengan keindahan tersebut, disana masih terkendala dengan kurangnyafasilitas untuk mewadahi dan menunjang aktivitas wisatawan, dimana hanyanya terdapat satu resor yaituCasa Baio resor yang terletak jauh dari spot wisata.Oleh karena itu, dibangun hotel resor yang berdekatan dan dapat mewadahi serta menunjang aktivitas dariwisatawan yang datang, baik yang ingin berlama-lama dan tinggal sebentar menikmati pesona alam,maupun yang hanya sekedar singgah dan menikmati alam bawah laut Minahasa Utara yang indah. Selainitu, dengan hadirnya hotel resor ini diharapkan mampu untuk meningkatkan perekonomian daerah melaluibidang pariwisata. Selanjutnya, tema yang diimplementasikan adalah “Arsitektur Tepi Air” mengingatlokasi yang berada di tepian pantai dan memiliki potensi alam bawah laut yang indah, melalui penerapantema tersebut objek ini akan berorientasi ke laut dan memanfaatkan kawasan tepi pantai. Dengan penerapantema ini juga diharapkan dapat mewujudkan hotel resor yang memiliki nilai jual dan keselarasan denganlingkungannyaKata Kunci: Hotel Resor, Arsitektur Tepi AirAbstractPulisan village that located in East Likupang District, North Minahasa Regency had a white sandy shorewith underwater park that has become one of the best diving spots in North Sulawesi, because of it’s charmand beauty, it has attracted tourists both domestic and foreign tourist. Even with it’s beauty, there’s a lackof facilities to sustain tourists activities, and it is evident with only one existing resort : Casa Baio, which islocated far from tour spot.Therefore, it is a necessity to build a resort that exist near the tourist spot and sustain any tourist activities,either for those who wants to linger and stay for a while to enjoy the natural beauty, or for those who justcame by and enjoy the North Minahasa underwater attraction. It is expected for this resort hotel to improvethe growth of regional economy through the tourism sector. Waterfront Architecture is the chosen themebased on site capabilities and natural formation, so it is expected that this theme will be sea oriented andmaximize waterfront potential. With this applied theme, it is expected to realize a high value resort hotel thatis in harmony with the surrounding environment.Keywords: Resort Hotel, Waterfront Architecture
PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI DISTRIK MANOKWARI BARAT J. Apono, Hendrik
MEDIA MATRASAIN Vol. 19 No. 1 (2022): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v19i1.45900

Abstract

AbstrakBidang kelautan dan perikanan memiliki keunggulan potensi yang strategis dalam membantuperkembangan pembangunan dan meningkatkan perekonomian suatu daerah atau wilayah, contohnyaseperti di Indonesia untuk daerah Provinsi Papua Barat daerah Kabupaten Manokwari menjadi satu darisekian daerah yang memiliki potensi yang tinggi dan cukup besar dalam menghasilkan ikan dengan lebihspesifiknya terdapat pasar ikan dan pusat berkumpul para nelayan sekaligus menjadi tempat bermukim bagipara nelayan di Distrik Manokwari Barat. Tujuan dalam penelitian ini mengidentifikasi kondisi eksistingkawasan pesisir Distrik Manokwari Barat berdasarkan Potensi (Minapolitan) dan Sarana-PrasaranaPenunjang serta Menganalisis Konsep Pengembangan Daerah Potensi Minapolitan. Metode yang digunakanadalah Pendekatan Deskriptif Kualitatif. Hasil Penelitian yaitu Potensi Minapolitan (Penangkapan danPenjualan Ikan) di lokasi penelitian bernilai tinggi dan berpotensi dalam pengembangan KawasanMinapolitan, Ketersediaan Sarana Penunjang termasuk dalam kategori sedang dan Prasarana Penunjangadalah Tinggi. Konsep Pengembangan yang didapat yaitu mengembangkan Potensi yang merupakan dasarPengembangan Kawasan Minapolitan dan Melakukan Pengadaan terhadap Sarana dan Prasarana yangmasih kurang memadai, agar Potensi Daerah Minapolitan berkembang menjadi Kawasan Minapolitan.Kata Kunci: Potensi Ekowisata, Objek Wisata, Danau TendetungAbstractThe marine and fisheries sector has strategic potential advantages in assisting developmentdevelopment and improving the economy of a region or region, for example in Indonesia for the West PapuaProvince, the Manokwari Regency area is one of the areas that have high potential and is quite large inproducing fish with More specifically, there is a fish market and a gathering center for fishermen as well asa place to live for fishermen in the West Manokwari District. The purpose of this study is to identify theexisting condition of the coastal area of West Manokwari District based on Potential (Minapolitan) andSupporting Facilities and to analyze the Concept of Regional Development of Minapolitan Potential. Themethod used is a qualitative descriptive approach. The results of the research are Minapolitan Potential(Fish Catching and Sales) in the research location of high value and potential in developing MinapolitanArea, Availability of Supporting Facilities is included in the medium category and Supporting Infrastructureis High. The development concept obtained is to develop the potential which is the basis for the developmentof the Minapolitan area and to procure inadequate facilities and infrastructure, so that the potential of theMinapolitan area develops into a Minapolitan area.Keywords Potential, Minapolitan, Facilities, Development