cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
MODEL PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PENGUATAN SINERGI DALAM PENGELOLAASAMPAH PERKOTAAN DI KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Herawaty Riogilang
MEDIA MATRASAIN Vol. 17 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v17i2.37040

Abstract

Sampah merupakan masalah global yang perlu penanganan semua pihak. Penanganan sampah di Kota Manado telah menjadi perhatian utama pemerintah dengan melakukan berbagai usaha penanggulangan dan pengelolaan sampah yang dihasilkan. Meskipun pemerintah telah berusaha namun masih banyak sampah  ditemukan diberbagai tempat dan destinasi wisata di kota Manado,  Untuk itu masih diperlukan kerja keras dari masyarakat, stakeholder, instansi terkait dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama ini. Kota Manado sebelum masa Pandemi Covid 19 banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, terutama ke Taman Laut Buanaken. Saat itu banyak ditemukan sampah plastik dikawasan wisata, hal ini secara tidak langsung menunjukkan kebenaran bank Dunia yang menyebut Indonesia sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua didunia. Image ini bisa kita perbaiki melalui perubahan perilaku diri pribadi , keluarga dan masyarakat yang menyadari sampah harus di perlakukan sesuai dengan jenis dan dibuang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saat ini semua sampah di kota Manado diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo yang mencapai 400 ton per hari. Volume ini hanya 80% dari total produksi sampah harian yang terangkut dimana yang sisanya sebesar 20% masih berada di tempat penampungan sementara di areal pemukiman.  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menghasilkan model yang melibatkan peran aktif masyarakat sebagai penghasil sampah setiap hari dalam pengelolaan sampah perkotaan khususnya sampah rumah tangga. Lokasi percontohan berada di Kelurahan Sumompo, Kecamatan Tuminting kota Manado. Dengan mengadakan pengkajian dan diskusi serta penyuluhan kepada masyarakat dan pemulung sampah di TPA. Pendekatan yang dipakai adalah pemberdayaan masyarakat (Community Empowering) melalui peningkatan partisipasi stakeholder.
PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEKITAR TPA REGIONAL ILO-ILO Sekeon, Edwin Aldrin; Isnaeni, Arif; Manoppo, Gladis; Gunawan, Marihot Joseph
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52653

Abstract

ABSTRAK Pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya tidak selalu sejalan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya tekanan perkembangan pasar terhadap ruang, belum jelasnya mekanisme pengendalian, dan lemahnya penegakan hukum. Selain itu, dapat disebabkan juga karena produk rencana tata ruang yang kurang memperhatikan aspek pelaksanaan atau pemanfaatan ruang yang kurang memperhatikan rencana tata ruang. Maka, pengendalian pemanfaatan ruang sangat diperlukan untuk mewujudkan terciptanya pembangunan yang tertib tata ruang. Salah satu pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan berada di kawasan sekitar Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Ilo-Ilo. Isu dan permasalahan di kawasan tersebut adalah terjadinya dominasi kegiatan pemanfaatan ruang yang tinggi seperti peruntukan permukiman dan perkantoran yang berpotensi melampaui daya dukung dan daya tampung peruntukan yang direncanakan. Kawasan sekitar TPA Sampah Regional Ilo-Ilo berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 204-2034 memiliki peruntukkan ruang sebagai tanaman pangan, perkebunan dan tanaman tahunan. Agar pemanfaatan tata ruang dapat berjalan sesuai dengan rencana tata ruang maka diperlukan Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang di kawasan sekitar TPA Sampah Regional Ilo-Ilo menghasilkan 5 (lima) zona kendali kawasan. Setiap zona kendali kawasan memiliki peruntukkan kawasan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, ketentuan sarana prasarana, dan pemberian insentif dan pemberian disinsentif. Kata Kunci: Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Zona Kendali Kawasan, TPA Sampah Regional. ABSTRACT Spatial utilization in its implementation is not always in line with the established spatial plan. This is caused by several factors, including market development pressure on space, unclear control mechanisms, and weak law enforcement. In addition, it can also be caused by spatial planning products that pay less attention to aspects of implementation or spatial use that pay less attention to spatial planning. So controlling the use of space is very necessary to realize the creation of an orderly spatial development. One of the implementations of space utilization control done in the area around the Ilo-Ilo Regional Waste Final Processing Site (TPA). Issues and problems in the area are the domination of high spatial use activities such as the designation of settlements and offices which have the potential to exceed the carrying capacity and capacity of the planned designation. The area around the Ilo-Ilo Regional Waste TPA based on Regional Regulation of North Sulawesi Province Number 1 of 2014 about Spatial Planning for North Sulawesi Province Year 204-2034 has space allotment as food crops, plantations and annual crops. In order for the spatial utilization to run according to the spatial plan, a Space Utilization Control Instrument is needed. The Spatial Utilization Control Instrument in the area around the Ilo-Ilo Regional Waste TPA produces 5 (five) area control zones. Each area control zone has respective area designation, spatial use intensity provisions, building layout provisions, and infrastructure facility provisions as well as provision of incentives and disincentives. Keywords: Space Utilization Control, Area Control Zones, The Ilo-Ilo Regional Waste TPA
HUBUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS KLABAT DENGAN PEMANFAATAN LAHAN SEKITARNYA Loho, Eureka M.I.Z.
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52657

Abstract

ABSTRAK Universitas Klabat universitas yang terletak di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara yang berperan sebagai salah satu penyedia sarana pendidikan dan menjadi sarana penunjang untuk proses pembelajaran. Adanya suatu universitas maka akan berpengaruh pada kawasan disekitarnya, semakin banyak yang datang untuk menempuh pendidikan, maka kegiatan sosial, ekonomi dan budaya akan semakin meningkat. Sehingga menyebabkan kebutuhan suatu lahan juga semakin meningkat. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan pemanfaatan lahan di sekitar Universitas Klabat dan menganalisis hubungan antara Universitas Klabat dengan pemanfaatan lahan sekitarnya. Pengumpulan data didapatkan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi dengan analisis deskriptif kuantitatif serta analisis korelasi pearson. Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa pemanfaatan lahan dalam kurun waktu 16 tahun (2005-2020) mengalami perubahan yakni luas lahan jalan tol bertambah sebesar 69,3 Ha, luas lahan hutan berkurang sebesar 6,5 Ha, luas lahan perkantoran bertambah sebesar 6,0 Ha, luas lahan perkebunan/kebun berkurang sebesar 85,9 Ha, luas lahan permukiman bertambah sebesar 72,1 Ha, luas lahan persawahan berkurang sebesar 15,2 Ha, dan luas lahan tegalan/ladang berkurang sebesar 39,8 Ha. Dari hasil analisis korelasi pearson yang diperoleh bahwa 100% dari variabel pemanfaatan lahan memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Kampus UNKLAB, serta memiliki hubungan yang signifikan dan kuat/sangat kuat. Kata kunci : Hubungan, Universitas Klabat, Pemanfaatan Lahan ABSTRACT Klabat University is a university located in Airmadidi District, North Minahasa Regency which acts as one of the providers of educational facilities and becomes a supporting facility for the learning process. The existence of a university will affect the surrounding area, the more people who come to study, the social, economic and cultural activities will increase. This causes the demand for land to increase as well. Therefore, the purpose of this study is to determine changes in land use around the University of Klabat and to analyze the relationship between the University of Klabat and the use of the surrounding land. Data collection was obtained through observation, interviews, as well as documentation with quantitative descriptive analysis and Pearson correlation analysis. The results of this study identify that land use within a period of 15 years (2005-2020) has changed, namely the toll road area increased by 69.3 Ha, forest land area decreased by 6.5 Ha, office land area increased by 6.0 Ha , the area of plantation/garden area decreased by 85.9 Ha, the area of residential land increased by 72.1 Ha, the area of rice fields decreased by 15.2 Ha, and the area of dry land/field decreased by 39.8 Ha. From the results of the Pearson correlation analysis, it was obtained that 100% of the land use variables had a significant relationship with the UNKLAB Campus variable, and had a significant and strong/very strong relationship. Keywords: Relations, University of Klabat, Land Use
RE-DESAIN PRESIDENT SHOPPING CENTER DI KOTA MANADO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU Kulas, Bryan E.; Siregar, Frits O. P.; Rondonuwu, Dwight M.
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52659

Abstract

ABSTRAK Pusat perbelanjaan / Shopping center merupakan aktivitas komersill yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan dioperasikan dalam satu unit bisnis. Kota manado sempat mempunyai pusat perbelanjaan yang sempat popularrdi tahun 1990- an, yaitu President Shopping Center. Melihat kondisi bangunan saat ini, fasilitas utama atau pendukung, dan peruntukannya, President Shopping Center tidak lagi memenuhi syarat sebagai pusat perbelanjaan di kota Manado dannsekitarnya. Tujuan dari me- redesain President Shopping Center di Kota Manado merupakan mendesain ulang President Shopping Center menjadi lebih menarik dan aman dari yang ada saat ini dengannmemperhatikan kawasan sekitar. President Shopping Center dirancang Kembali dengan metoda pendekatan Arsitektur Hijau dengan konsep ruang terbuka hijau yang bisa membagikan rasa kenyamanan yang lebih dalam melaksanakan aktivitas berbelanja. Kata Kunci: Re-Desain, President Shopping Center, Manado, Arsitektur Hijau ABSTRACT Shopping center / Shopping center is a commercial activity that is planned, developed, owned and operated in one business unit. Manado City once had a shopping center that was popular in the 1990s, namely President Shopping Center. Looking at the current condition of the building, main or supporting facilities, and its designation, President Shopping Center no longer qualifies as a shopping center in the city of Manado and its surroundings The purpose of redesigning the President Shopping Center in Manado City is to redesign the President Shopping Center to be more attractive and safer than the current one by paying attention to the surrounding area. President Shopping Center is redesigned with a Green Architecture approach method with the concept of green open space that can share a sense of more comfort in carrying out shopping activities KeyWords: Re-Design, President Shopping Center, Manado, Green Architecture
ANALISIS KERENTANAN DAN STRATEGI MITIGASI BENCANA BANJIR DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Supit, Joko Novanli; Gosal, Pierre; Tinangon, Alvin
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52660

Abstract

ABSTRAK Intensitas hujan yang tinggi dan juga wilayah ini berada di dataran rendah menyebabkan bahwa sungai di tiap kecamatan meluap. Akibatnya permukiman warga terendam banjir serta merusak rumah warga hingga beberapa fasilitas desa dan juga pernah memakan korban jiwa. Daerah dumoga terdapat sumber penghidupan masyarakat yaitu tambang rakyat, itu adalah alasan mengapa masyarakat setempat masih ingin bermukim di daerah rentan banjir. Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi tingkat kerentanan bencana banjir yang berlokasi di kabupaten bolaang mongondow, Dan juga peneliti merekomendasikan strategi mitigasi bencana banjir dari aspek kerentanan yang berlokasi di kabupaten bolaang mongondow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis skoring dan overlay, berdasarkan beberapa variabel yaitu variabel lingkungan, fisik, sosial dan eknomi yang masingmasing terdapat indikator. Setelah mendapatkan hasil dari tiap variabel berdasarkan indikatorindikator, dengan menggunakan rumus yang ada maka hasil dari kerentanan total terdapat tiga tingkat kerentanan yaitu rendah, sedang, tinggi. Kerentanan tinggi terdapat 5 kecamatan, kerentanan sedang terdapat 1 kecamatan dan kerentanan rendah terdapat 6 kecamatan. Kata Kunci : Kerentanan Bencana Banjir, Mitigasi Bencana Banjir, Bolaang Mongondow. ABSTRACT The high intensity of rain and also that this area is in the lowlands causes the rivers in each subdistrict to overflow. As a result, residents' settlements were flooded and damaged residents' homes to several village facilities and also claimed lives. The dumoga area has a source of livelihood for the community, namely people's mining, which is the reason why local people still want to live in floodprone areas. In this study, researchers identified the level of vulnerability to floods located in Bolaang Mongondow district and also recommended flood disaster mitigation strategies from the aspect of vulnerability located in Bolaang Mongondow district. The method used in this research is a quantitative descriptive method. This study uses scoring and overlay analysis techniques, based on several variables, namely environmental, physical, social, and economic variables, each of which has indicators. After getting the results of each variable based on the indicators, using the existing formula, the results of the total vulnerability are three levels of vulnerability, namely low, medium and high. There are 5 districts with high vulnerability, 1 district with medium vulnerability, and 6 districts with low vulnerability. Keywords: Flood Disaster Vulnerability, Flood Disaster Mitigation, Bolaang Mongondow
DENTIFIKASI REGIONAL HERITAGE SEBAGAI POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SEJARAH DI KECAMATAN AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA Osak, Obaja J.R.; Wuisang, Cynthia E.V.; Tinangon, Alvin J.
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52661

Abstract

Abstrak Kabupaten Minahasa Utara memilik potensi alam yang luas serta kekayan sejarah dan budaya daerah yang menjadi daya tarik tersendiri sehingga kabupaten Minahasa Utara menjadi salah satu daerah tujuan wisata Indonesia di provinsi Sulawesi Utara. Menurut RTRW Kabupaten Minahasa Utara, kawasan wisata budaya berada di kecamatan Airmadidi yang memiliki berbagai peninggalan budaya yang seharusnya dilinduni dan dikembangkan untuk menjadi tujuan wisata berbasis budaya dan sejarah. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi peninggalan budaya di kecamatan Airmadidi, dan menganalisis karakteristik peninggalan sejarah di kecamatan Airmadidi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Berdasarkan hasil analisis, di kecamatan Airmadidi terdapat 19 objek peninggalan sejarah. Menurut UU No. 10 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya, 10 dari 19 objek peninggalan sejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, sedangkan 9 lainnya belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Beberapa objek peninggalan sejarah yang ada di kawasan budaya di kecamatan Airmadidi dalam kondisi kurang baik dan tidak terpelihara, padahal memiliki karakteristik yang unik dan nilai historial yang tinggi, sehingga sangat layak untuk dikembangkan sebagai potensi Kawasan Wisata Sejarah. Kata Kunci: Kawasan Wisata, Sejarah dan Budaya, Kabupaten Minahasa Utara Abstract North Minahasa Regency has vast natural potential and rich regional history and culture which is the main attraction so that North Minahasa Regency becomes one of Indonesia's tourist destinations in North Sulawesi province. According to RTRW North Minahasa Regency, the cultural tourism area is in Airmadidi sub-district which has various cultural relics that should be protected and developed to become cultural and history-based tourist destinations. Based on the description above, this study aims to examine the potential of cultural relics in Airmadidi sub-district, and analyze the characteristics of historical relics in Airmadidi sub-district. This research uses qualitative descriptive methods to answer existing problem formulations. Based on the results of the analysis, in Airmadidi sub-district there are 19 historical heritage objects. According to Law No. 10 of 2011 concerning Cultural Heritage, 10 of the 19 historical heritage objects have been designated as cultural heritage, while the other 9 have not been designated as cultural heritage. Some historical heritage objects in the cultural area in Airmadidi sub-district are in poor condition and not maintained, even though they have unique characteristics and high historical value, so they are very worthy to be developed as potential Historical Tourism Areas. Keywords: Tourism, History and Culture Area, North Minahasa Regency
PROSPEK PENERAPAN GREEN TRANSPORTATION DI KOTA TOMOHON Engka, Novendri Stevianus Fidel; Wuisang, Cynthia E.V.; Rate, Johannes Van
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52662

Abstract

ABSTRAK Adapun dalam RTRW Kota Tomohon tahun 2013-2033 menyampaikan terkait upaya pengembangan sistem transportasi juga dalam RPJMD Kota Tomohon tahun 2021-2026 mengenai upaya peningkatan infrastruktur yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Berdasarkan penetapan kebijakan tersebut, maka diperlukan penanganan yang tepat. Transportasi hijau (green transportation) juga sebagai atribut penyusun kota hijau (green city) adalah suatu upaya perwujudan moda transportasi yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapan Kota Tomohon dalam penerapan konsep green transportation. Kualitatif deskriptif digunakan sebagai metode dengan analisis kondisi dan kesesuaian infrastruktur dan analisis SWOT sebagai input bagi analisis kesiapan (readiness assessment) dengan metode skoring yang akan mengukur tingkat kesiapan pemahaman masyarakat, kesiapan preferensi masyarakat dalam melakukan perjalanan, dan kesiapan infrastruktur dasar transportasi hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat memperoleh skor 5 dengan kategori siap, untuk preferensi masyarakat dalam melakukan perjalanan memperoleh skor 7 dengan kategori siap, dan untuk infrastruktur dasar green transportation memperoleh skor 5 dengan kategori tidak siap. Setelah dilakukan perhitungan secara menyeluruh maka diperoleh presentase kesiapan adalah 66,6% dengan kategori cukup siap. Kata Kunci: Transportasi Hijau, Infrastruktur, Analisis Kesiapan ABSTRACT In terms of Tomohon City RPJMD efforts to improve environmentally friendly and sustainable infrastructure, the 2013–2033 Tomohon City Spatial Planning communicates related to efforts to develop the transportation system. It is necessary to handle the right in light of these policies' determination. Green transportation(green transportation) likewise as a constituent characteristic of a green city(green city) is a work to understand a harmless to the ecosystem and practical method of transportation. This study means to look at the preparation of Tomohon City in applying the idea green transportation. The scoring method for readiness analysis (readiness assessment) will measure the level of readiness of the community's understanding, the community's preferences for traveling, and the readiness of the basic infrastructure for green transportation. Descriptive qualitative is used as a method with analysis of the condition and suitability of infrastructure and SWOT analysis as input. The consequences of the review show that local area understanding gets a score of 5 in the prepared classification, for individuals' inclinations in voyaging, they get a score of 7 in the prepared class, and for fundamental foundation green transportation get a score of 5 with the ill-equipped classification. The percentage of readiness is 66.6%, with the category of "quite ready" following a thorough calculation. Keywords: Green Transportation, Infrastructure, Readiness Assessment
DESAIN WALE LANSIA DI MANADO DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOFILIK Tompodung, Injilly; Rondonuwu, Dwight; Rogi, Octavianus
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 1 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i1.52664

Abstract

Abstrak . Meningkatnya perekonomian di masa globalisasi ini menghasilkan masyarakat dengan mobilitas tingkat tinggi dan sebagai konsekuensi terkesan lalai dalam menjalankan kewajibannya dalam menjaga dan mengurus orang tua, terlebih lagi bagi para lansia. Yang paling terdampak adalah para orang tua yang tidak tinggal satu atap dengan anak-cucu dan jarang dikunjungi sehingga tak heran mereka merasa terasingkan dan terabaikan. Berangkat dari situasi dan realita yang sulit ini, banyak lansia yang tinggal di panti jompo/panti werdha oleh karena pilihan sendiri ataupun keterpaksaan. Tidak heran rasa kekeluargaan antar para lansia cenderung kuat karena adanya rasa sepenanggungan-senasib serta kolektivitas yang disebabkan mental usia. Kondisi para orang tua lanjut usia menuntut kebutuhan dan kualitas hidup yang tinggi yang antara lain pemeriksaan kesehatan berkala & rutin, kebutuhan asupan gizi yang baik, rutinitas fisik yang tidak terlalu intens namun bisa menjaga ketahanan tubuh untuk tetap prima serta kondisi hunian yang sehat dan tentram yang didukung dengan kondisi sosial yang ramah dan interaktif.. Provinsi Sulawesi Utara menempati urutan ke lima sebagai provinsi dengan penduduk lanjut usia terbanyak di Indonesia, sementara ketersediaan fasilitas yang menunjang beragam aktivitas bagi para lansia di Manado sangatlah terbatas. Dari uraian-uraian diatas maka perancangan Wale Lansia di Manado dengan penerapan tema Arsitektur Biophilik yang mampu mencakup segala aspek kebutuhan orang tua lansia dan diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban untuk segala kegiatan dan kebutuhan lanjut usia. Kata Kunci – Wale, Lansia, Biofilik Abstract The growing economy in this era of globalization has produced people with high levels of mobility and as a consequence they seem negligent in fulfilling their obligations to care for and care for their parents, especially the elderly. The most affected are parents who do not live under the same roof as their children and grandchildren and are rarely visited, so it is not surprising that they feel marginalized and abandoned. Starting from this difficult situation and reality, many older people live in nursing homes/residential homes by choice or by compulsion. Not surprisingly, the sense of kinship among the elderly tends to be strong because of a sense of shared destiny and collectivity caused by mental age. The condition of elderly parents demands high needs and quality of life that include regular and routine health check-ups, the need for good nutritional intake, physical routines that are not too intense but can maintain the body's recovery capacity to maintain itself. fit, as well as a healthy and calm life. conditions that are sustained in friendly and interactive social conditions. North Sulawesi province ranks fifth as the province with the oldest population in Indonesia, while the availability of facilities supporting various activities for the elderly in Manado is very limited. From the above descriptions, the design of Elderly Wale in Manado with Biophilic Architecture theme application is able to cover all aspects of the needs of elderly parents and is expected to be one of the answer for all activities and needs of the elderly. Keywords – Wale, Elderly, Biophilic
EVALUASI KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA LAYAK ANAK Rasuh, Krisensia Shela; Waani, Judy O.; Siregar, Frits O. P.
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 2 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i2.52691

Abstract

ABSTRAK Penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan hingga menempati posisi ke empat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Penduduk Indonesia membentuk kelompok umur, dimana berkisar 1/3 dari total jumlah penduduk Indonesia ialah kelompok anak (0-18 tahun). Merujuk pada isu tersebut, pemerintah Indonesia mencentuskan kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) untuk menunjang tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa. Kota Tomohon sebagai wilayah penelitian juga telah merealisasikan kebijakan tersebut dari tahun 2017 sampai saat ini. Namun berdasarkan pengamatan awal, peneliti menemukan terdapat beberapa isu yang menunjukan bahwa penyelenggaraan kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak di Kota Tomohon belum optimal. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketercapaian penyelenggaraan KLA pada setiap kecamatan di Kota Tomohon dan mengevaluasi kualitas penyelenggaraan Kota Layak Anak di Kota Tomohon. Metode yang digunakan adalah metode survey dan observasi, juga wawancara, kuesioner dan dokumentasi lapangan. Sedangkan untuk analisis datanya menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini mendapatkan temuan bahwa ketercapaian penyelenggaraan KLA di setiap kecamatan belum merata. Kecamatan yang paling unggul ialah Kecamatan Tomohon Timur dengan nilai ketercapaian ialah 92,72% dan Kecamatan Tomohon Selatan menduduki posisi terakhir dengan nilai 36,56%. Temuan berikutnya ialah kualitas penyelenggaraan KLA di Kota Tomohon sudah tergolong baik dilihat ditinjau dari 6 variabel yang ditetapkan. Kata Kunci: Kota Layak Anak, Evaluasi, Capaian, Kualitas, Kota Tomohon ABSTRACT Indonesia's population continues to increase so that it occupies the fourth position with the largest population in the world. The population included in the group of children (0-18 years) ranges from 1/3 of the total population of Indonesia. Referring to this issue, the Indonesian government initiated a Child-Friendly City (CFC) policy to support the growth and development of children as the next generation of the nation. Tomohon City as a research area has realized this policy from 2017 until now. However, based on initial observations, researchers found several issues indicating that the implementation of Child-Friendly City policies in Tomohon City was not optimal. Therefore, this study aims to identify the achievement of CFC implementation in each sub-district in Tomohon City and evaluate the quality of implementing Child-Friendly Cities in Tomohon City. The methods used are survey and observation methods, as well as interviews, questionnaires and field documentation. As for data analysis, it uses qualitative descriptive analysis techniques This research finds that the achievement of KLA implementation in each sub-district has not been evenly distributed. The most superior subdistrict is East Tomohon District with an achievement score of 92.72% and South Tomohon District occupies the last position with a score of 36.56%. The next finding is that the quality of CFC implementation in Tomohon City is considered good in terms of the 6 variables determined. Keywords: Child-Friendly City, Evaluation, Achievement, Quality, Tomohon City
KAJIAN ARAHAN ZONING REGULATION PADA KORIDOR JALAN LINGKAR TIMUR KOTA TOMOHON Rukait, Sherina B.; Rogi, Octavianus H. A.; Gosal, Pierre H.
MEDIA MATRASAIN Vol. 20 No. 2 (2023): MEDIA MATRASAIN
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/matrasain.v20i2.52692

Abstract

ABSTRAK Perencanaan kota saat ini terbilang perlu mendapatkan penanganan Tourism, SPerencanaan kota saat ini terbilang perlu mendapatkan penanganan yang serius. Masalah perkotaan yang kerap kali terjadi saat ini karena adanya ketidaksesuaian dengan perencanaannya khususnya dalam bidang perencanaan tata ruang yang mencakup perencanaan struktur ruang dan pola ruang. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pemanfaatan lahan serta karakteristik penggunaannya. Penelitian yang menggunakan jenis analisis sesuai dengan Permen No.11 tahun 2021 yaitu anlisis peruntukan zona, analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini berkembang, kesesuaian terhadap jenis peruntukan zona/sub zona,dan karakteristik spesifikasi lokasi. Hasil penelitian menunjukan ruang koridor jalan lingkar timur Kota Tomohon didominasi dengan keberadaan kawasan resapan air, kawasan lindung, perumahan, perdagangan/jasa, pelayanan umum, peternakan, lahan kering, lahan basa dan lahan tandus. Karakteristik penggunaan lahan terbagi atas pemukiman, kantor, sawah, kebun campuran, peternakan, tegalan, dan semak belukar. Rekomendasi matriks ITBX kegiatan terhadap zona, berdasarkan hasil analaisis dan pertimbangan yang ada kelompok kegiatan yang paling banyak di izinkan yaitu pada kawasan budidaya khususnya pada zona perumahan, zona pelayanan umum dan zona peruntukan lainnya. Kata Kunci: zoning regulation, koridor jalan, tata kota, lahan, penggunaan dan pemanfaatan lahan. ABSTRACT Urban planning currently needs to be handled by Tourism. Urban planning currently needs serious handling. Urban problems that often occur today are due to incompatibilities with planning, especially in the field of spatial planning which includes structural planning and spatial patterns. This study aims to examine land use and the characteristics of its use. Research using the type of analysis in accordance with Permen No. 11 of 2021, namely analysis of zone allocations, analysis of types and characteristics of activities that are currently developing, suitability for types of designations/zones/sub-zones,and site specification characteristics. The results showed that the corridor space for the eastern ring road of Tomohon City was dominated by the presence of water catchment areas, protected areas, housing, trade/services, public services, animal husbandry, dry land, alkaline land and barren land. Characteristics of land use is divided into settlements, offices, rice fields, mixed gardens, livestock, fields, and shrubs. Recommendations for the ITBX matrix of activities for zones, based on the results of the analysis and considerations that there are groups of activities that are most permitted, namely in cultivation areas, especially in residential zones, public service zones and other designation zones. Keywords: zoning regulation, street corridor, urban planning, land, land use