cover
Contact Name
Alex Denny Kambey
Contact Email
-
Phone
+6282196305145
Journal Mail Official
sdperairan@unsrat.ac.id
Editorial Address
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado Indonesia 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS
ISSN : 2302609X     EISSN : 23026081     DOI : https://doi.org/10.35800/jpkt
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis merupakan terbitan berkala ilmiah yang bertujuan menjadi sarana penyebarluasan hasil penelitian dan ilmu pengetahuan dalam bidang Perikanan dan Kelautan di daerah Tropis. Hasil penelitian akan diutamakan untuk diterbitkan. Namun demikian, redaksi juga menerima ulasan ilmiah berupa tinjauan teori, ulasan buku baru, komunikasi singkat dan karya ilmiah lainnya. Artikel bisa ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris.
Articles 137 Documents
Inventory Of Seagrass Types In Talise Waters, Best Likupang District, North Minahasa, North Sulawesi Paramitha Gracela Wakkary; Gaspar D. Manu
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 2 (2022): EDISI MEY-AGUSTUS 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.12.1.2021.34502

Abstract

Seagrasses are the only group of flowering plants (Angiosperms) that live permanently in shallow coastal waters and play a key ecological role. Seagrasses are widely distributed in coastal waters around the world where the substrate and depth are suitable for growth. This research was conducted in the waters of Talise Island, Tambun Village, North Minahasa Regency, North Sulawesi Province. carried out using the cruising survey method. The data taken was carried out when the water conditions were in the dead moon phase, where the water experienced the lowest receding. Overall, 5 species of seagrass were found.Keywords: Seagrass; ecological role; Talise Island.AbstrakLamun (seagrass) adalah satu-satunya kelompok tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup secara tetap di lingkungan perairan pantai yang dangkal dan merupakan kunci dalam peranan ekologis. Lamun tersebar luas di perairan pantai di seluruh dunia yang substrat serta kedalaman cocok bagi pertumbuhannya. Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Pulau Talise, Kampung Tambun, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah. Data yang diambil, dilakukan pada saat kondisi perairan pada fase bulan mati, dimana air mengalami surut terendah. secara keseluruhan ditemukan jenis-jenis lamun sebanyak 5 spesies.Kata kunci: Lamun; Peranan ekologis; Pulau Talise.
GASTROPOD COMMUNITY STRUCTURE in the WATERS of GANGGA SATU VILLAGE, WEST LIKUPANG, NORTH MINAHASA Klaudio Mauli; Alex D Kambey; Ruddy D Moningkey; Nego E Bataragoa; Jety K Rangan; Medy Ompi
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 2 (2022): EDISI MEY-AGUSTUS 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.12.1.2021.42509

Abstract

This study aims to determine the types and community structures of gastropods in the waters of Gangga Satu Village, West Likupang, North Minahasa. Data were collected using the line transect quadratic method, with a transect length of 100 m and a square measure of 1 m x 1 m. Gastropod species in the southern waters of Gangga Satu village, West Likupang, North Minahasa consist of 18 species (11 genera), 5 families, and 4 orders.  namely Thais tuberosa, Morula rumphius, Nassarius distorus, Nassarius albescens, Mitra litterata, Mitra paupercula, Conus parvulus, Conus striatus, Conus Chaldeaus, Engina mendicaria, Nerita undata, Nerita plicata, Nerita polita, Clypeomorus cerithium acina, Turbo bruneus. Density of all species K = 4.76, relative density of 13% in Morula rumphius species, diversity of H' = 1.18 and dominance of C = 0.07Keywords: Community structur; Gastropod AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan struktur komunitas gastropoda di Perairan Desa Gangga Satu Likupang Barat Minahasa Utara. Pengambilan data menggunakan metode line transek kuadrat , dengan panjang transek 100 m dan ukuran kuadrat 1m x 1m. Jenis Gastropoda  di perairan selatan desa Gangga Satu, Likupang Barat, Minahasa Utara terdiri dari 18 spesies (11 genus), 5 famili, dan 4 ordo  yakni Thais tuberosa, Morula rumphius, Nassarius distorus, Nassarius albescens, Mitra litterata, Mitra paupercula, Conus parvulus, Conus striatus, Conus Chaldeaus, Engina mendicaria, Nerita undata, Nerita plicata, Nerita polita, Clypeomorus bifasciata, Cerithium atratum, Lunela cineria, Turbo bruneus. Kepadatan seluru spesies K= 4,76, kepadatan relatif sebesar 13% pada spesies Morula rumphius, keanekaragaman H’= 1,18 dan dominasi C= 0,07Kata kunci:Strukturkomunitas; Gastropoda
Microbiological And Organoleptic Quality Of Yellow Fin tuna (Thunnus albacores) Fillet During Cold Storage Christian Derwin Sorongan; Joyce Valencia Palenewen; Hens Onibala; Henny Adeleida Dien; Engel Pandey; Feny Mentang
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 2 (2022): EDISI MEY-AGUSTUS 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.12.1.2021.42573

Abstract

 Fish fillet is a piece of fish meat obtained by slicing whole fish, along the spine starting from the head to near the tail. Generally, fish fillet processors store fish fillet products in cold storage to extend shelf life. Vacuum packaging of the product will prevent contamination and increase the shelf life of the product. This study aims to analyze the quality of yellowfin tuna fillets and changes during cold storage. And with the given treatment, the fish fillet products were packaged in vacuum and without vacuum with a storage period of 0 days, 3 days 6 days and 9 days. The parameters tested in this study were the organoleptic test, pH test, and Total Plate Number (ALT). The results showed that vacuum-packed tuna fillets were of better quality than those packaged without vacuum. With organoleptic results, the appearance value was 8, the smell was 7.8, and the texture was 8.2 and the ALT value was 2.9 x 104 cfu/gram.Keywords: fish fillet, organoleptic, ph , ALT. ABSTRAKFillet ikan adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh, sepanjang tulang belakang dimulai dari kepala hingga mendekati ekor. Umumnya pengolah fillet ikan meyimpan produk fillet ikan pada penyimpanan suhu dingin untuk memperpanjang masa simpan. Pengemasan vakum pada produk akan mencegah kontaminasi dan menambah lama masa simpan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa mutu fillet ikan tuna sirip kuning dan perubahan selama penyimpanan suhu dingin. Dan dengan perlakuan yang diberikan yaitu, produk fillet ikan dikemas vakum dan tanpa vakum dengan lama penyimpanan 0 hari, 3 hari  6 hari dan 9hari. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah uji organoleptic uji ph,  dan Angka Lempeng Total (ALT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fillet ikan tuna yang dikemas vakum mendapatkan mutu lebih baik dari pada yang dikemas tanpa vakum. Dengan hasil organoleptic nilai kenampakan 8, bau 7,8, dan tekstur 8.2 dan nilai ALT 2.9 x 104 cfu/gram. Kata Kunci : fillet ikan, organoleptik, ph , ALT.  
Salt Reduction In Salted Fish By Boiling And Soaking In Hot Water Rahmatia Misro; Silvana Dinaintang Harikedua; Engel Victor Pandey; Helen Jenny Lohoo; Josefa Teti Kaparang; Daisy Monica Makapedua
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 2 (2022): EDISI MEY-AGUSTUS 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v11i2.44043

Abstract

Salted fish is one of the fishery products that have the potential to be developed because many fishery products are preserved by salting. The unique characteristics of this salted fish mainly lie in its distinctive taste, aroma, and texture. Consumption of food products with high salt content can trigger the emergence of degenerative diseases such as hypertension, cardiovascular and stroke. This study aims to find an alternative to reducing salt content in salted fish and to determine the salt content, water content, and total fungi in salted fish after boiling and soaking in hot water at different times (10 and 20 minutes). The results showed that the maximum reduction in salt content occurred in the boiling treatment for 10 minutes, which was about 43.5% of the initial salt content. Furthermore, the water content of salted fish after undergoing treatment of boiling and soaking time does not meet the standard of SNI 8273:2016 which is in the range of 50.3 – 58.8%. The total fungi test results showed that the boiling and soaking treatment with hot water could reduce the number of molds in salted fish. Keywords: Keywords: Salted Fish, Boiling, Soaking, Salt reduction.   Abstrak Ikan asin merupakan salah satu produk perikanan yang potensial dikembangkan dikarenakan sekitar banyak produk perikanan mengalami pengawetan dengan cara digarami. Daya tarik ikan asin ini terutama terletak pada citarasa, aroma dan tekstur yang khas. Konsumsi produk pangan dengan kadar garam yang tinggi dapat menjadi pemicu munculnya penyakit degeneratif seperti hipertensi, kardiovaskuler dan stroke. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alternatif pengurangan kadar garam pada ikan asin dan untuk mengetahui kadar garam, kadar air, dan total kapang pada ikan asin setelah perlakuan perebusan dan perendaman dengan air panas dengan waktu yang berbeda (10 dan 20 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan kadar garam maksimal terjadi pada perlakuan perebusan selama 10 menit yaitu sekitar 43.5% dari kadar garam awal. Selanjutnya, kadar air ikan asin setelah mengalami perlakuan waktu perebusan dan perendaman sudah tidak memenuhi standar SNI 8273:2016 yaitu berada pada kisaran 50,3 – 58.8 %. Hasil uji total kapang memperlihatkan bahwa perlakuan perebusan dan perendaman dengan air panas dapat mereduksi jumlah kapang pada ikan asin. Kata Kunci : Ikan Asin, Perebusan, Perendaman, Reduksi Garam
Benzopyrene And moisture content In Wood Fish (Katsuobushi) Processed Using Conventional Smoking And Oven Epsilon B. S Zagoto; Hanny W. Mewengkang; Eunike L. Mongi; Roike I. Montolalu; Silvana D. Harikedua; Feny Mentang
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 2 (2022): EDISI MEY-AGUSTUS 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v11i2.44054

Abstract

Wooden fish is one type of processed fish product that has undergone a series of processes such as boiling and multilevel smoking until the texture becomes as hard as wood and dark brown-black in color. Usually, wooden fish uses skipjack tuna, but wood fish which is treated with smoke causes high levels of benzoic acid. a) pyrene in wood fish meat is high. The sample selection was taken as many as 2 pieces of wooden fish products, the samples taken would be shaved and then blended and the prepared samples would be tested including analysis of benzo(a)pyrene content and water content. The test method for benzo(a)pyrene uses HPLC and water content testing, using the Moisture Determination Balance FD-660, Analysis of benzo(a)pyrene levels and water content taken from the data of the last 4 years, trend data in research that has been carried out on levels of benzo(a) pyrene and water content, in the electric oven the highest content of benzo(a)pyrene in 2022 is 4.52 ppb and the highest water content in 2021 is 23.50% while conventional smoking has the highest benzo(a)pyrene content in 2019 of 56.6 ppb and the highest water content in 2020 by 19.40%. Testing the water content analysis of the moisture content in the oven is 22.50% and conventional smoking.is 19.40% Keywords: Wood Fish, Benzo(a)pyrene, Moisture Content, Smoking, Oven Abstrak Ikan kayu adalah salah satu jenis produk olahan ikan yang telah mengalami rangkaian proses seperti perebusan dan pengasapan bertingkat, hingga teksturnya menjadi sekeras kayu dan berwarna cokelat tua kehitaman. Biasanya olahan ikan kayu menggunakan ikan cakalang, akan tetapi ikan kayu yang diolah dengan asap menyebabkan kadar benzo(a)piren pada daging ikan kayu tinggi. Pemilihan sampel diambil sebanyak 2 potong produk ikan kayu sampel yang diambil akan diserut kemudian akan diblender dan sampel yang sudah disiapkan akan dilakukan pengujian diantaranya anilisa kadar benzo(a)piren dan kadar air. Metode pengujian benzo(a)piren menggunakan HPLC dan pengujian kadar air menggunakan alat Moisture Determination Balance FD-660, Analisa kadar benzo(a)piren dan kadar air diambil dari data 4 tahun terakhir. data trend pada penelitian yang telah dilakukan kadar benzo(a)piren dan kadar air, pada oven listrik paling tinggi kadar benzo(a)piren ditahun 2022 sebesar 4.52 ppb dan kadar air tertinggi ditahun 2021 sebesar 23.50% sedangkan pengasapan konvensional kadar benzo(a)piren paling tinggi ditahun 2019 sebesar 56.6 ppb dan kadar air tertinggi ditahun 2020 sebesar 19.40%. Pengujian analisa kadar air kadar air pada oven sebesar 22.50% dan pengasapan konvensional sebesar 19.40% Kata Kunci: Ikan Kayu, Benzo(a)piren, Kadar Air, Pengasapan, Oven.
Structure Of Mangrove Community On Kumo Island Tobelo Subdistrict, North Halmahera Regency Aprianto Rudjubik; Jans Lalita; Gaspar Manu; Ridwan Lasabuda; Rose O. S. E. Mantiri; Calvin Sondak
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 3 (2022): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v11i3.44070

Abstract

Mangroves are unique plants because they are able to survive in extreme areas with high salinity levels. Mangroves are also often referred to as tidal plants because their growth is influenced by tides. This study uses the quadrant transect line method by determining 3 observation points (stations) taking samples, and determining the condition of mangroves, the calculation of species density, species frequency, species closure, importance value index, and diversity. For environmental variables, several measurements were made, namely temperature, salinity, and type of substrate on Kumo Island. From the results of the study, it is known that mangrove species that have a high density are R.apiculata species and the highest frequency value is in the same species S.alba, while the value of diversity shows a moderate value. The temperature range on Kumo Island is around 29-30 C, as well as the salinity range of 29-30 ppt, and the dominating substrate which is muddy, causes the S.alba species to be found more than other species. Keywords: Kumo Island, Community Structure, Mangrove Abstrak Mangrove merupakan tumbuhan yang unik dan khas karena mampu bertahan hidup pada daerah yang ekstrim dengan kadar salinitas yang tinggi. Mangrove juga sering disebut dengan tumbuhan pasang surut karena pertumbuhanya dipengaruhi oleh pasang surut .Penelitian ini mengunakan metode line transek kuadran dengan menentukan 3 titik pengamatan (stasiun) pengambilan sempel,dan untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis, penutupan jenis, indeks nilai penting dan keanekaragam. Untuk variabel lingkungan dilakukan beberapa pengukuran yaitu suhu, salinitas dan tipe substrat yang ada di Pulau Kumo. Dari hasil penelitian diketahui jenis mangrove yang memiliki kerapatan tinggi yaitu jenis R.apiculata dan untuk nilai frekuensi tertingi ada pada jenis S.alba, sedangkan untuk nilai tutupan ada pada jenis S.alba, untuk keanekaragam menunjukan nilai yang sedang. Kisaran suhu di Pulau Kumo yaitu sekitar 29-30 C, sama halnya dengan kisaran salinitas yaitu 29-30 ppt dan untuk substrat yang mendominasi yaitu berlumpur,hal ini menyebabpkan jenis S.alba banyak ditemukan dari pada jenis yang lain. Kata kunci: Pulau Kumo, Struktur Komonitas, Mangrove
Addition Of Caraginan Flour Kappaphycus alvarezi On The Quality Of Eel FISH Monopterus albus meatballs Rapi Alam; Nurmeilita Taher; Roike Iwan Montolalu; Netty Salindeho; Grace Sanger; Feny Mentang
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 3 (2022): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v11i3.44480

Abstract

Eel is one of the foods that have high nutritional content. Eel has a high protein content, eel meat has great benefits for the human body, including meeting protein needs, supporting growth, development, and brain intelligence, maintaining eye health, meeting mineral needs, and increasing concentration and endurance. Usually, eel fish is only consumed as a side dish, it tastes quite good and is not inferior to other fish and can be varied into various kinds of food products, one of the products that can be made is eel fish balls. One of the innovations to increase the nutritional value of fish balls is to add carrageenan flour which is a natural emulsifier extracted from seaweed. The method used in this study was a non-factorial completely randomized design with parameters such as water content, protein content, fiber content, and organoleptic values. The results obtained in this study are the water content of 46.35%-57.70%, protein content of 15.98%-22.63%, and 0.25%-0.49%. The organoleptic value, the highest value was in sample A3 with 4.5% carrageenan substitution. The highest organoleptic value of aroma was in sample A2 with carrageenan substitution 3. The highest organoleptic value of taste was in sample A2 with 3% carrageenan substitution. The highest texture organoleptic value was in sample A4 with 6% carrageenan substitution. Keywords: Carrageenan, Fish Meatballs, Eel Abstrak Ikan belut salah satu makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Belut memiliki kandungan protein yang tinggi, Daging belut mempunyai manfaat yang besar bagi tubuh manusia antara lain memenuhi kebutuhan protein, mendukung pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan otak, menjaga kesehatan mata, memenuhi kebutuhan mineral,serta meningkatkan konsetrasi dan daya tahan tubuh. Biasanya ikan belut hanya dikonsumsi sebagai bahan lauk pauk, rasanya pun cukup enak dan tidak kalah dengan ikan-ikan lainnya dan dapat divariasikan menjadi berbagai macam prodak makanan salah satu produk yang bisa dibuat adalah bakso ikan belut. Salah satu inovasi untuk meningkatkan nilai gizi dari bakso ikan adalah dengan menambahkan tepung Karaginan merupakan emulsifier alami hasil ekstraksi dari rumput laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap non faktorial dengan parameter pengamatan kadar air, kadar protein, kadar serat dan nilai organoleptik. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu kadar air ini sebesar 46,35%-57,70%, kadar protein 15,98%- 22,63%, kadar 0,25%-0,49%. Nilai organoleptik, nilai tertinggi ada pada sampel A3 dengan subtitusi karaginan 4,5%. Nilai organoleptik Aroma tertinggi ada pada sampel A2 dengan subtitusi karaginan 3. Nilai organoleptik Rasa tertinggi ada pada sampel A2 dengan subtitusi karaginan 3%. Nilai organoleptik tekstur tertinggi ada pada sampel A4 dengan subtitusi karaginan 6%. Kata Kunci: Eucheuma denticulatum, Karaginan, Serat
Quality Characteristics Of Wood Fish (Katsuobushi) Katsuo Arakamebushi And Katsuo Arahonbushi Benedictus Christian Pontoh; Roike Iwan Montolalu; Hanny W. Mewengkang; Hens Onibala; Jenki Pongoh; Feny Mentang
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 3 (2022): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v11i3.44481

Abstract

Katsuobushi is a type of wood fish that has long been known to have a good flavor quality, usually used in traditional Japanese cuisine. Wood fish can also experience the process of damage, but when compared to other products the damage occurs more slowly as it is known that the low water content of the product can inhibit microbial activity. Basically, wood fish with good quality includes several processing processes including acceptance, boiling, extraction, bone, drying, and smoking. The selection of samples was taken randomly as many as 6 pieces of wooden fish products, the samples taken will be shaved and then will be in a blender and the prepared samples will be tested including analysis of water content, microbes, and organoleptic tests. The results obtained from the study were, skipjack tuna with sample code B2 had the best value in organoleptic color, loin shape, aroma, and texture by 15 semi-trained panelists. The moisture content of wooden skipjack tuna produced at PT. Celebes Minapratama meets the standards set by SNI. The results of the ALT study all samples of wood fish met the requirements because they did not exceed the specified limit. Keywords: Wood Fish, Smoking, Preservation. Abstrak Katsuobushi adalah jenis ikan kayu yang lama telah dikenal memiliki mutu flavor yang baik, biasanya digunakan dalam masakan tradisional jepang. Ikan kayu dapat juga mengalami proses kerusakan, namun bila dibandingkan dengan produk lain kerusakan yang terjadi lebih lambat seperti diketahui bahwa kadar air produk yang rendah dapat menghambat aktivitas mikroba. Pada dasarnya ikan kayu dengan kualitas baik yaitu meliputi beberapa proses pengolahan diantaranya penerimaan, perebusan, pencabutan, tulang, pengeringan dan pengasapan. Pemilihan sampel diambil secara acak sebanyak 6 potong produk ikan kayu, Sampel yang diambil akan di serut kemudian akan di blender dan sampel yang sudah disiapkan akan dilakukan pengujian diantarnya analisa kadar air, mikroba dan uji organoleptik. Hasil yang didapatkan dari penelitian yaitu, Ikan cakalang kayu dengan kode sampel B2 memiliki nilai terbaik dalam organoleptik warna, bentuk loin, aroma dan tekstur oleh 15 panelis semi terlatih. Kadar air ikan cakalang kayu yang diproduksi di PT. Celebes Minapratama memenuhi standar yang ditetapkan SNI. hasil penelitian ALT semua sampel ikan kayu memenuhi syarat karena tidak melewati batas yang ditentukan. Kata Kunci: Ikan Kayu, Pengasapan, Pengawetan
Ecological Study Of Lokan Mussels (Geloina spp) In Mangrove Likupang Village, Ambong Village, North Minahasa Isran Fairan Tanja; Gaspar D. Manu; Jety K. Rangan; John L. Tombokan; Jans Dj. Lalita; Ferdinand Frans Tilaar
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 3 (2022): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v11i3.44478

Abstract

Based on the observations of 48 individuals and 2 species, the results of analysis of the Density of Lokan Mussels (Geloina spp) at the 3 stations showed that the highest density was at station II of 6.8 Ind/m2 and followed by station III of 6.4 Ind/m2 and the lowest was at station I of 6 Ind/m2, with a total density of 19.2 ind/m2.Equation The long-weight relationship at station I of the Geloina erosa species is W = -2.0299 + 2.3331L with a value of b <3 meaning (negative allometric), the species of Geloina expansa is W = -4.5186 + 3.6111L with a value of b> 3 means (positive allometric). The long-weight relationship at station II of the Geloina erosa species is W = -7.9857 + 5.4459L with a value of b > 3 meaning (positive allometric), the species of Geloina expansa is W = -5.6998 + 4.2558L with a value of b > 3 means (positive allometric ). The long-weight relationship at station III of the Geloina erosa species was W = -4.8901 + 3.832L with a value of b > 3 meaning (positive allometric), Geloina expansa species was W = -4.4782 + 3.5928L with a value of b > 3 meaning (positive allometric). Keywords: ecological studies; Density, weight length relationships, dispersal patterns Abstrak Berdasarkan hasil pengamatan jumlah individu 48 dan terdapat 2 spesies, hasil analisisKepadatan Kerang Lokan (Geloina spp) pada ke 3 stasiun  menunjukan kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 6,8 Ind/m2 dan di ikuti stasiun III sebesar 6,4 Ind/m2 dan terendah pada stasiun I sebesar 6 Ind/m2 ,  dengan kepadatan total 19,2 ind/m2. Persamaan Hubungan panjang berat pada stasiun I spesies Geloina erosa adalah W =  - 2,0299+2,3331L dengan nilai b < 3 artinya (allometrik negatif ), spesies Geloina expansa adalah W =  - 4,5186 + 3,6111L  dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif). Hubungan panjang berat pada stasiun II spesies Geloina erosa adalah W = - 7,9857 + 5,4459L dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif), spesies Geloina expansa adalah W =  - 5,6998 + 4,2558L  dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif ). Hubungan panjang berat pada stasiun III spesies Geloina erosa adalah W = - 4,8901 + 3,832L dengan nilai b > 3 artinya (allometrik positif), spesies Geloina expansa adalah W = - 4,4782 + 3,5928L dengan nilai b > 3 artinya ( allometrik positif). Kata kunci : studi ekologi ; Kepadatan, hubungan panjang berat, pola penyebaran
Testing Frozen Tuna Histamine As Raw Material For Canned Fish In Pt. Sinar Pure Foods International Bitung City Rizky Ryan Wengke; Feny Mentang; Albert Royke Reo; Hens Onibala; Nurmeilita Taher; Jenki Pongoh
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 11 No. 3 (2022): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v11i3.44591

Abstract

Bitung City is known as an industrial city, one of the fishing industries that is currently developing. There is a canned fish industry using tuna as raw material, which is export-oriented because the market potential of canned tuna is so large and spread in various countries in the world, becoming an export opportunity for canned tuna exporters in Indonesia, especially the canned tuna industry in Bitung city. Considering that developed countries are very sensitive in terms of the quality and safety of their products, so that the standards set are often not in line with some industries, so that it can lead to rejection of Indonesian fishery products in importing countries. The purpose of this study was to determine the histamine content in canned tuna raw materials at PT. Sinar Pure Foods International. Histmain value values from 2 samples of yellowfin tuna (Thunnus allbacares), and 1 sample of bigeye tuna (Thunnus obeseus) after passing the histamine testing process. Bigeye tuna (Thunnus obesus) with a size of 1kg, on the tail (RA), abdomen (RB), and head (RC) did not exceed 4ppm. The highest histamine content in the 1 kg large eye tuna (Thunnus obesus) sample was located in the abdomen (RB). While the lowest histamine content is located in the tail (RA). This proves that the fastest increase in histamine occurs in the stomach area (RB) which results can be considered very low because it is in the range of numbers below 4 ppm. yellowfin tuna (Thunnus Allbacares) with a size of 1.4 kg, on the tail (MA), stomach (MB), and head (MC) did not exceed 4ppm. The highest histamine content in yellowfin tuna (Thunnus Allbacares) samples measuring 1.4 kg was located in the abdomen (MB). While the lowest histamine content is located in the tail (MA). This proves that the fastest increase in histamine occurred in the abdominal area (MB) of 1.4 kg yellowfin tuna. yellowfin tuna (Thunnus Allbacares) with a size of 1.8 kg, on the tail (EA), stomach (EB), and head (EC) did not exceed 4ppm. The highest histamine content in yellowfin tuna (Thunnus Allbacares) samples measuring 1.8 kg was located in the abdomen (EB). While the lowest histamine content is located in the tail (EA). This proves that the fastest increase in histamine occurred in the abdominal area (EB) of 1.8 kg yellowfin tuna. This is in line with the standards set at the company, the standard for frozen tuna raw materials is 30 ppm and for canned fish 50 ppm, the increase in histamine content of the 3 samples studied, namely bigeye tuna 1kg, yellowfin tuna 1.4kg, and 1.8 kg yellowfin tuna has the same pattern, namely, histmin content is very easily formed in the belly of the fish Keywords: Tuna, Histamine, Canning Abstrak Kota Bitung dikenal sebagai kota industri salah satu industri perikanan yang saat ini sedang berkembang. Terdapat industri ikan kaleng menggunakan bahan baku ikan tuna, yang berorientasi pada ekspor karena potensi pasar ikan tuna kaleng yang begitu besar dan tersebar di berbagai negara di dunia menjadi sebuah peluang ekspor bagi eksportir ikan tuna kaleng di Indonesia khususnya industri ikan tuna kaleng di kota Bitung. Mengingat negara maju sangat peka dalam hal mutu dan keamanan produknya, sehingga standar yang ditetapkan sering tidak sejalan dengan beberapa industri, sehingga dapat menyebabkan penolakan produk perikanan Indonesia di negara importir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan histamin pada bahan baku ikan tuna kaleng di PT. Sinar Pure Foods International. Nilai kadar histmain dari 2 sampel ikan tuna madidihang (Thunnus allbacares), dan 1 sampel ikan tuna mata besar (Thunnus obeseus) setelah melewati proses pengujian histamin. Tuna mata besar (Thunnus obesus) dengan ukuran 1kg, pada bagian ekor (RA), perut (RB), dan kepala (RC) tidak melewati 4ppm. Kandungan histamin tertinggi pada sampel ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) ukuran 1kg terletak pada bagian perut (RB). Sedangkan kandungan histamin terendah terletak pada bagian ekor (RA). Hal ini membuktikan bahwa kenaikan histamin paling cepat terjadi pada area perut (RB) hasil yang di dapat terbilang sangat rendah karna berada di kisaran angka dibawah 4 ppm. tuna madidihang (Thunnus Allbacares) dengan ukuran 1,4kg, pada bagian ekor (MA), perut (MB), dan kepala (MC) tidak melewati 4ppm. Kandungan histamin tertinggi pada sampel ikan tuna madidihang (Thunnus Allbacares) ukuran 1,4kg terletak pada bagian perut (MB). Sedangkan kandungan histamin terendah terletak pada bagian ekor (MA). Hal ini membuktikan bahwa kenaikan histamin paling cepat terjadi pada area perut (MB) dari ikan tuna madidihang ukuran 1,4kg. tuna madidihang (Thunnus Allbacares) dengan ukuran 1,8kg, pada bagian ekor (EA), perut (EB), dan kepala (EC) tidak melewati 4ppm. Kandungan histamin tertinggi pada sampel ikan tuna madidihang (Thunnus Allbacares) ukuran 1,8kg terletak pada bagian perut (EB). Sedangkan kandungan histamin terendah terletak pada bagian ekor (EA). Hal ini membuktikan bahwa kenaikan histamin paling cepat terjadi pada area perut (EB) dari ikan tuna madidihang ukuran 1,8kg. Hal ini sejalan dengan standar yang di tetapkan pada perusahan tersebut, standar untuk bahan baku ikan tuna frozen 30 ppm dan untuk ikan kaleng 50 ppm, kenaikan kandungan histamin dari 3 sampel yang di teliti yaitu tuna mata besar 1kg, tuna madidihang 1,4kg, dan tuna madidihang 1,8kg memiliki pola yang sama yaitu, kandungan histmin sangat mudah terbentuk pada bagian perut ikan. Kata Kunci : Ikan Tuna, Histamin, Pengalengan