cover
Contact Name
Alex Denny Kambey
Contact Email
-
Phone
+6282196305145
Journal Mail Official
sdperairan@unsrat.ac.id
Editorial Address
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado Indonesia 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS
ISSN : 2302609X     EISSN : 23026081     DOI : https://doi.org/10.35800/jpkt
Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis merupakan terbitan berkala ilmiah yang bertujuan menjadi sarana penyebarluasan hasil penelitian dan ilmu pengetahuan dalam bidang Perikanan dan Kelautan di daerah Tropis. Hasil penelitian akan diutamakan untuk diterbitkan. Namun demikian, redaksi juga menerima ulasan ilmiah berupa tinjauan teori, ulasan buku baru, komunikasi singkat dan karya ilmiah lainnya. Artikel bisa ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris.
Articles 137 Documents
The Effect of Soaking Liquid Smoke from Coconut Husk Pyrolysis on the Quality of Coir Fish (Selaroides sp.) Smoke Stored at Room Temperature indra kondihi; Netty Salindeho; Jenky Pongoh; Daisy Makapedua; Nurmeilita Taher; Verly Dotulong
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 1 (2023): EDISI JANUARI-APRIL2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i1.48146

Abstract

Fumigation is a method of preservation and processing. Smoked fish products are often found in North Sulawesi. The advantage of smoking fish is to extend the shelf life and provide economic value. Liquid smoke fumigation has several advantages, including reducing the stagnation of PAHs (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons), having antioxidant activity, and inhibiting bacterial growth. The purpose of this study was to determine the concentration and duration of immersion in selar fish (Selaroides sp.) liquid smoke solution. The results of this study showed that the best concentration and soaking were 10% liquid smoke with 20 minutes of soaking, which was based on the results of testing the water content ranged from 48.31 – 58.86% at 0 and 3 days of storage, the pH value ranged from 5.16 – 6 .10 at 0 and 3 days of storage, and the total plate number (ALT) ranged from 1.3 x 101 – 4.25 x 102 at 0 days of storage, whereas at 3 days of storage, ALT could not be calculated (TBUD). Keywords: smoke fish, liquid smoke, moisture, pH, TPC Abstrak Pengasapan merupakan salah metode pengawetan dan pengolahan. Produk ikan asap banyak dijumpai di Sulawesi Utara. Keunggulan dari pengasapan ikan adalah memperpanjang massa simpan serta memberikan nilai ekonomis. Pengasapan asap cair mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat mengurangi kandangan senyawa PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon), mempunyai aktifitas antioksidan, dan menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan asap cair ikan selar (Selaroides sp.). Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi dan perendaman terbaik yaitu 10% asap cair dengan perendaman 20 menit, yang didasari oleh hasil pengujian kadar air berkisar 48,31 – 58,86% pada penyimpanan 0 dan 3 hari, nilai pH berkisar antara 5,16 – 6,10 pada penyimpanan 0 dan 3 hari, serta angka lempeng total (ALT) berkisar antara 1.3 x 101 – 4.25 x 102 pada penyimpanan 0 hari, sedangkan pada penyimpanan 3 hari ALT tidak bisa untuk dihitung (TBUD). Kata kunci: Ikan asap, asap cair, kadar air, pH, ALT
Physico-Chemistry and Organoleptic Fish Cake for Tuna (Thunnus albacores) Enriched with Eucheuma cottonii Seaweed Notaria Alung; Albert Royke Reo; Grace Sanger; Engel Victor Pandey; Hanny Welly Mewengkang; Feny Mentang
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 1 (2023): EDISI JANUARI-APRIL2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i1.50396

Abstract

One type of fish resource that has great potential in Indonesia is from large pelagic fish groups including tuna, tuna, and skipjack. Efforts to increase people's interest in consuming fish, with diversified products. The way that can be done to take advantage of fishery production is by diversifying fishery products and processing them into a variety of products. One of them is the abundance of tuna commodities in North Sulawesi, which has the potential to be developed into a product. This study aims to analyze the water content, fiber content, and organoleptic tests to obtain the product quality of tuna fish cake with the addition of Eucheuma cottonii seaweed. The data obtained from the results of the research conducted were calculated for the average value, then continued with the ANOVA test on SPSS and discussed descriptively. The results showed that the high water content value was obtained in treatment B2 with a water content value of 7.24 while the lowest value for treatments A1 and A2 was 3.06%. The highest crude fiber content was 0.2150 while the low fiber content was 0.057. Organoleptic results for fish cake products obtained panelists' preference level by looking at the results of taste, texture, aroma, and color values ​​in treatment B2 (frying fish cake) with the addition of 80% tuna and 20% seaweed. Keywords: Fish cake, Thunuus albacares, Eucheuma cottonii Abstrak Salah satu jenis sumber daya ikan yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah dari kelompok ikan pelagis besar antaranya Tuna, Tongkol dan Cakalang. Upaya untuk meningkatkan daya minat masyarakat dalam mengkomsumsi ikan, dengan adanya produk diversifikasi. Cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan produksi perikanan yaitu dengan cara diversifikasi produk hasil perikanan diolah menjadi beranekaragam. Salah satunya dengan jumlah komoditas ikan tuna yang melimpah di Sulawesi Utara berpotensi untuk dikembangkan menjadi sebuah produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar air, kadar serat dan uji organoleptic untuk mendapatkan mutu produk fish cake ikan tuna dengan penambahan rumput laut Eucheuma cottonii. Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dihitung nilai rata-ratanya, lalu dilanjutkan dengan uji ANOVA pada SPSS dan dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kadar air yang tinggi diperoleh pada perlakuan B2 dengan nilai kadar air sebesar 7.24 sedangkan perlakuan A1 dan A2 diperoleh nilai paling rendah sebesar 3.06%. Hasil kadar serat kasar yang paling tinggi adalah 0.2150 sedangkan nilai kadar serat yang rendah adalah sebesar 0.057. Hasil organoleptic untuk produk fish cake  diperoleh tingkat kesukaan panelis dengan melihat hasil nilai rasa,  tekstur, aroma dan warna pada perlakuan B2 (penggorengan fish cake) dengan penambahan ikan tuna 80% dan rumput laut 20%. Kata kunci: Fish cake, Thunuus albacares, Eucheuma cottonii
Sexual Selection Significance of Littoraria scabra (Gastropoda: Littorinidae) in Tombariri Mangrove Jans Dj. Lalita
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 1 (2023): EDISI JANUARI-APRIL2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i1.50397

Abstract

Evidence for sexual selection was found in Littoraria scabra in gastropods as low-level animals with various fact big female preference strong to follow the mucosal track of big females, male-male competition for copulating big female, fire frequency of being the big female shell and big male mating longer time on the big female. Keywords: Littoraria scabra, sexual selection, mucosal track, mating, mangrove Abstrak Temuan penelitian signifikansi seleksi seksual L.scabra beroperasi dalam gastropoda sebagai hewan tingkat rendah adalah terbukti dengan berbagai fakta preferensi kuat jantan yang besar ikut jejak betina besar, kompetisi antar jantan bagi kopulasi dengan betina besar, frekuensi lebih banyak jantan besar menaiki cangkang betina besar dan jantan besar kopulasi lebih lama pada betina besar. Kata Kunci. -  Littoraria scabra, seleksi seks,  jejak mukosa, kawin dan mangrove
Extraction of Eucheuma Spinosum Seaweed into Seaweed Powder Using Subcritical Water Diksen Takalingang; Hens Onibala; Lena J. Damongilala; Nurmeilita Taher; Djuhria Wonggo; Grace Sanger
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 1 (2023): EDISI JANUARI-APRIL2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i1.50414

Abstract

The goal of this study was to evaluate the Eucheuma spinosum seaweed flour's quality as well as the importance of water content, pH, and minerals (Mg and Zn). In this study, the extraction temperatures were 115°C and 125°C, while the extraction times were 15, 20, and 25 minutes. The results of the study's investigation into water content showed that it rose to a value of 11.33% in the 15-minute extraction time treatment at a temperature of 115°C and that it fell to 7.89 in the 20-minute extraction time treatment at a temperature of 125°C. The pH stability values obtained were 6.12 to 8.73, and the magnesium (Mg) mineral values ranged from 2.1710 to 4.0324. Keywords: Seaweed flour, Subcritical Water, Mineral, Eucheuma spinosum. Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mutu dari tepung rumput laut Eucheuma spinosum yang diekstrak dengan metode air subkrits dan nilai kadar air, pH dan mineral (Mg dan Zn). Pada penlitian ini digunakan perlakuan lama waktu ekstraksi 15menit, 20 menit, 25 menit dan suhu ekstraksi 115oC dan 125oC. Hasil penelitian kadar air dalam penelitian diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan lama ekstraksi 15 menit dengan suhu 115oC sebesar 11.33% dan kadar air ternedah diperoleh pada perlakuan lama waktu ekstraksi 20 menit dengan suhu 125oC sebesar 7.89. nilai stabilitas pH diperoleh 6.12 – 8.73, dan nilai mineral Magnesium (Mg) berkisar 2.1710 – 4.0324, nilai mineral Zinc (Zn) berkisar 3.7330 – 75601. Kata kunci: Tepung Rumput Laut, Air Subkritis, Mineral dan Eucheuma spinosum.
Initial Handling Of Tuna As Raw Material For Canned Fish Handri Badoa; Jenki Pongoh; Hens Onibala; Eunike L. Mongi; Josefa Tety Kaparang; Daisy Monica Makapedua
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 1 (2023): EDISI JANUARI-APRIL2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i1.50727

Abstract

This study aims to determine histamine levels and organoleptic results from fresh tuna and frozen tuna. The data obtained are presented in the form of histograms and tables are then discussed. The results showed that histamine levels in 3 fresh tuna samples, namely S1, S2, and S3 samples, were below 30 ppm. 3 samples of frozen tuna, namely samples B1, B2, and B3, are also below 30 ppm which is the standard set by the company. This shows that samples from fresh tuna have a lower amount of histamine levels than frozen tuna, so they still meet the export standards of the Food and Drugs Administration (FDA) which is 50 ppm (FDA, 2011) and meet the Indonesian National Standard, SNI 2729: 2013 (BSN, 2013) which is a maximum of 100 ppm. For organoleptic results on 3 samples of fresh tuna and frozen tuna, namely samples 1, 2, and 3 showed organoleptic results from the appearance of the eyes, gills, appearance of body surface mucus, organoleptic results of meat, organ results of odor, organoleptic results of texture have a good value . This shows that samples from fresh tuna and frozen tuna are of good quality and still meet the Indonesian National Standard (SNI 2729:2013) regarding sensory criteria in fish. Keywords: Fresh Tuna, Frozen Tuna, Histamine, Sensory Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar histamin dan hasil organoleptik dari ikan tuna segar dan ikan tuna beku. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk histogram dan tabel kemudian dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar histamin pada 3 sampel ikan tuna segar yaitu sampel S1, S2, dan S3 dibawah 30 ppm. 3 sampel ikan tuna beku yaitu sampel B1, B2, dan B3 juga dibawah 30 ppm yang merupakan standar yang ditetapkan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa sampel dari ikan tuna segar memiliki jumlah kadar histamin yang lebih rendah dari pada ikan tuna beku, sehingga masih memenuhi standar ekspor dari Food and Drugs Administration (FDA) yaitu 50 ppm (FDA, 2011) dan memenuhi Standar Nasional Indonesia, SNI 2729:2013 (BSN, 2013) yaitu maksimal 100 ppm. Untuk hasil organoleptik pada 3 sampel ikan tuna segar dan ikan tuna beku yaitu sampel 1, 2, dan 3 menunjukan hasil organoleptik dari kenampakan mata, insang, kenampakan lendir permukaan badan, hasil organoleptik daging, hasil organoleptik bau, hasil organoleptik tekstur memiliki nilai yang baik. Hal ini menunjukan bahwa sampel dari ikan tuna segar dan ikan tuna beku memiliki kualitas baik dan masih memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 2729:2013) tentang kriteria sensori pada ikan. Kata Kunci: Tuna Segar, Tuna Beku, Histamin, Sensori
Eel Fish Meal (Anguilla sp) As Raw Material for Food Processing Seru, Jalongga; Dien, Henny Adeleida; Pongoh, Jenki; Panelewen, Joyce Christina V; Montolalu, Lita Adonia Diana Y.; Lohoo, Helen Jenny
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 2 (2023): EDISI MEY-AGUSTUS 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i2.50942

Abstract

The distribution of eels covers almost all of Indonesia, especially areas such as Central Sulawesi and North Sulawesi. The purpose of this study was to determine the amount of yield in eel flour, determine the water content of eel flour and test the color of eel flour using a spectrophotometer UV-VIS. The method used is exploratory method and uses a simple completely randomized design (CRD) with 2 repetitions. The results of the analysis of the yield of eel flour in the first collection with the sun drying treatment ranged from 6.1% - 7.8% and the oven drying treatment ranged from 3.7% - 5.7%. In the second sampling, the sun drying treatment ranged from 3.1% - 6.7% and the oven drying treatment ranged from 2.8% - 6.1%. The results of the analysis of the water content of eel flour in the first collection with the sun drying treatment ranged from 10.4% - 13.1% and the oven drying treatment ranged from 10% - 12.3%. In the second sampling, the sun drying treatment ranged from 9.7% - 10.7% and the oven drying treatment ranged from 8.2% - 13.3%. The results of the analysis of the color test of eel flour in the first sampling with the sun drying treatment ranged from 22.45% - 31.95% and the oven drying treatment ranged from 34.1% - 44.95%, while in the second sampling with the Sun drying ranged from 26.05% - 71.55% and oven drying treatment ranged from 18.3% - 65.55%. Keywords: Eel fish meal, oven drying, sun drying, yield, moisture content, color test ABSTRAK Sebaran ikan sidat meliputi hampir seluruh Indonesia, khususnya daerah seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui banyaknya rendeman pada tepung ikan sidat, mengetahui kadar air tepung ikan sidat dan uji warna tepung ikan sidat menggunakan alat spektrofotometer UV-VIS. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif dan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sederhana dengan ulangan sebanyak 2 kali. Hasil analisis rendemen tepung ikan sidat pada pengambilan pertama dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 6,1% - 7,8% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 3,7% - 5,7%. Pada pengambilan sampel kedua dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 3,1% - 6,7 % dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 2,8% - 6,1%. Hasil analisis kadar air tepung ikan sidat pada pengambilan pertama dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 10,4% - 13,1% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 10% - 12,3%. Pada pengambilan sampel kedua dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 9,7% - 10,7% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 8,2% - 13,3%. Hasil analisis uji warna tepung ikan sidat pada pengambilan pertama dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 22,45% - 31,95% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 34,1% - 44,95%, sedangkan pada pengambilan sampel kedua dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 26,05% - 71,55% dan perlakuan pengeringan oven berkisar 18,3% - 65,55%. Kata kunci: Tepung ikan sidat, pengeringan oven, pengeringan matahari, rendemen, kadar air, uji warna
Quality Characteristics and Shelf Life of Smoked Skipjack Fish (Katsuwonus pelamis L) Paputungan, Mohammad Reza; Onibala, Hens; Harikedua, Silvana D.; Salindeho, Netty; Mongi, Eunike L.; Mentang, Feny; Tappy, Miranto Stevanus
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 3 (2023): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i3.51737

Abstract

One of the typical fishery products of North Sulawesi is whole smoked skipjack which is still traditionally processed. The purpose of this study was to determine the quality of whole smoked skipjack during storage at room temperature in terms of moisture content, total plate count, total mold, and organoleptic value. The results showed that the organoleptic value, moisture content, total bacteria, and total mold only met the Indonesian National Standard on day 0 of storage and exceeded the limit on day 3 of storage. Keywords: Smoked Skipjack tuna; Moisture content; Total Plate Count; Mold Abstrak Salah satu produk perikanan khas Sulawesi Utara adalah ikan cakalang asap utuh yang masih diolah secara tradisional. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mutu ikan cakalang asap utuh selama penyimpanan pada suhu ruang dilihat dari kadar air, angka lempeng total, total kapang dan nilai organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai organoleptik, kadar air, total bakteri dan total kapang hanya memenuhi Standar Nasional Indonesia pada penyimpanan 0 hari dan sudah melewati batas pada hari ke-3 penyimpanan. Kata kunci: Cakalang asap; Mutu; Kadar air; Angka Lempeng Total; Kapang
Review Article Using Fish Bones For Glue (Adhesive) Amanda, Trisna Rosa; Junianto
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 13 No. 1 (2024): EDISI JANUARI-APRIL 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v13i1.52197

Abstract

Apart from being a food/consumer ingredient, fish is also an industrial raw material. In the development of the fishery product processing industry, waste by-products will inevitably be left behind. Waste that is not treated immediately will cause environmental pollution, besides that it will become a source of microbial growth which can harm the body's health. One of the fishery wastes can be fish bones. Efforts to utilize fish bones are processed into fish adhesive/glue. The purpose of this review article is to provide information on the procedure for making glue from fish bones and the characteristics of the glue/adhesive it produces. The method used is by reviewing various national and international journals from 2005 to 2023 regarding the use of fish bone waste as a material for making glue (adhesive). Based on the results of the review, it can be concluded that the procedure for making glue from fish bones consists of the stages of cutting and washing the bones, the extraction process with the acetic acid solution at a temperature of 60 -70oC for 4 - 5 hours, the cooling and filtering process and finally the concentration of the extracted solution. The characteristics of glue from different types of fish bone raw materials did not show significant differences in terms of adhesive strength, wood surface damage, viscosity, poise, and water content. Keywords: adhesive strength, viscosity, water content, extraction, acetic acidAbstrak Abstrak Selain menjadi bahan pangan/konsumsi, ikan juga sebagai bahan baku industri. Dalam perkembangan industri pengolahan hasil perikanan pasti akan menyisakan hasil samping limbah. Limbah yang tidak segera ditangani akan menimbulkan pencemaran lingkungan, selain itu akan menjadi sumber pertumbuhan mikroba yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Salah satu limbah perikanan dapat berupa tulang ikan. Upaya dari pemanfaatan tulang ikan adalah diolah menjadi perekat/lem ikan (fish glue).  Tujuan artikel review ini adalah untuk menginformasikan prosedur pembuatan lem dari tulang ikan dan karakteristik lem/perekat yang dihasilkannya. Metode yang digunakan yaitu dengan menelaah dari berbagai jurnal nasional dan internasional dari tahun 2005 sampai 2023 mengenai pemanfaatan limbah tulang ikan sebagai bahan pembuatan lem (perekat).  Berdasarkan hasil review dapat disimpulkan bahwa prosedur pembuatan lem dari tulang ikan terdiri dari tahapan pemotongan dan pencucian tulang, proses ekstraksi dengan larutan asam asetat pada suhu 60 -70oC selama 4 - 5 jam, proses pendingin dan penyaringan dan terakhir pemekatan larutan hasil ekstraksi.  Karakteristik lem dari bahan baku tulang ikan jenis yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dilihat dari keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, poise, dan kadar air. Kata Kunci: keteguhan rekat, viskositas, kadar air, ekstraksi, asam asetat
Estimating Phytoplankton Abundance Using Sentinel 2A Images In Langa-Jampue Water Area, Pinrang Regency Muhtar, Siti Asmutianti; Amran, Muhammad Anshar; Hatta, Muh.
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 2 (2023): EDISI MEY-AGUSTUS 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i2.52523

Abstract

This study aims to estimate the abundance of phytoplankton using Sentinel-2 imagery in the Langa – Jampue water area of Pinrang Regency for Sentinel-2 image recording on February 28, 2022. This study was conducted from January – July 2022 by taking phytoplankton samples, conducting sample analysis in the laboratory, and processing Sentinel-2 image data on February 28, 2022 recording. The results of the study found 5 classes of phytoplankton, namely Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Dyanophyceae, Peridinae, and Dinophyceae with a total of 34 phytoplankton genera and 4 dominating genera, namely Astereonolepsis, Rhizosolenia, Chaetoceros, and Ceratium. The highest phytoplankton abundance was obtained in transect 2 on point with an abundance of 977 cells/liter and the lowest abundance in transect 3 on point 24 which was 282 cells/liter. The regression test results between phytoplankton abundance and pixel band values 8, band 3, and band 2 on Sentinel-2 images produced an r-square value of 0.495 and obtained a positive correlation value between the pixel band 8 value and the phytoplankton abundance value with a correlation value of 0.529 which means that band 8 can be used for estimating phytoplankton abundance in marine remote sensing systems. The result of the paired t-test revealed that the abundance of phytoplankton based on the results of image processing and relative laboratory analysis was equal to a significant value of 0.999 Keywords: Phytoplankton, Sentinel-2 Imagery, Band 8 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kelimpahan fitoplankton menggunakan citra Sentinel-2 di wilayah perairan Langa – Jampue Kabupaten Pinrang untuk perekaman citra Sentinel-2 pada tanggal 28 Februari 2022. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Juli 2022 dengan mengambil sampel fitoplankton, melakukan analisis sampel di laboratorium dan mengolah data citra Sentinel-2 pada perekaman 28 Februari 2022. Hasil dari penelitian ditemukan 5 kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Dyanophyceae, Peridinae, Dinophyceae dengan total 34 genus fitoplankton dengan 4 genus yang mendominasi yaitu Astereonolepsis, Rhizosolenia, Chaetoceros dan Ceratium. Kelimpahan fitoplankton tertinggi didapatkan pada transek 2 yaitu pada titik 9 dengan kelimpahan 977 sel/liter dan kelimpahan terendah pada transek 3 yaitu pada titik 24 dengan kelimpahan 282 sel/liter. Hasil uji regresi antara kelimpahan fitoplankton dan nilai pixel band 8, band 3 dan band 2 pada citra Sentinel-2 menghasilkan nilai r-square yaitu 0,495 dan didapatkan nilai korelasi yang positif antara nilai pixel band 8 dan nilai kelimpahan fitoplankton dengan nilai korelasi 0,529 yang berarti band 8 dapat digunakan untuk pendugaan kelimpahan fitoplankton pada sistem penginderaan jauh kelautan. Dari hasil uji-t paired dapat diketahui bahwa kelimpahan fitoplankton dari hasil pengolahan citra dan hasil analisis laboratorium realtif sama dengan nilai signifikan 0,999 Kata kunci: Fitoplankton, Citra Sentinel-2, Band 8
Fiber Content and Viscosity of Seaweed Extract Eucheuma spinosum using Subcritical Water Method Soda, Jenefer; Damongilala, Lena Jeane; Reo, Albert Royke; Montolalu, Roike Iwan; Wonggo, Djuhria; Pandey, Engel Victor
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 2 (2023): EDISI MEY-AGUSTUS 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i2.52645

Abstract

This study was conducted to analyze the fiber content and viscosity of the Eucheuma spinosum seaweed. Seaweed, used in dry form, is extracted using subcritical water at 115°C and 125°C with time of 15, 20, and 25 minutes respectively using Hirayama HVE-50. The results of analysis of E.spinosum's fiber content and extract viscosity were obtained in the treatment of each of the lowest crude fibre levels in the 15 minute treatment at 115°C at 1.175%, and the highest at the 25 minute treatment at 125°C at 2.1525%. The analysis of insoluble fiber levels is lowest at 20 minutes of treatment at 125°C at 9.4% and the highest 20 minutes of treatment at 115°C at 16.64%. The analysis of dissolved dietary fiber is lowest at 15 minutes of treatment at 115°C at 2.21% and 25 minutes of treatment at 115°C at 12.61%. Viscosity analysis is lowest at 20 minutes with a temperature of 115°C at 22.465 cP and the highest time treatment at 115°C at 91.455 cP. Keywords: Eucheuma spinosum, fiber content, viscosity, and subcritical water Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai kadar serat dan viskositas yang  terdapat pada rumput laut Eucheuma spinosum. Rumput laut yang digunakan dalam bentuk kering, diekstraksi menggunakan air subkritis pada suhu 115°C dan 125°C dengan waktu masing-masing selama 15, 20, dan 25 menit menggunakan autoclave tipe Hirayama HVE-50. Hasil analisis kadar serat dan viskositas ekstrak rumput laut E.spinosum diperoleh masing-masing pada perlakuan yaitu kadar serat kasar terendah terdapat pada perlakuan waktu 15 menit dengan suhu115°C sebesar 1,175%, dan tertinggi pada perlakuan waktu 25 menit dengan suhu 125°C sebesar 2,1525%. Analisis kadar serat pangan tak larut terendah pada perlakuan waktu 20 menit dengan suhu 125°C sebesar 9,4% dan tertinggi perlakuan waktu 20 menit dengan suhu 115°C sebesar 16,64%. Analisis serat pangan terlarut terendah pada perlakuan waktu 15 menit dengan suhu 115°C sebesar 2,21% dan tertinggi perlakuan waktu 25 menit dengan suhu 115°C sebesar 12,61%. Analisisviskositasterendah pada perlakuan 20 menitdengansuhu 115°C sebesar 22,465 cP dan tertinggi perlakuan waktu 25 menit dengan suhu 115°C sebesar 91,455cP. Kata Kunci: Eucheuma spinosum, kadar serat, viskositas, dan air subkritis