cover
Contact Name
Indriyanti
Contact Email
indriyanti.iyt@bsi.ac.id
Phone
+62274-4342536
Journal Mail Official
jurnal.pariwisata@bsi.ac.id
Editorial Address
Jl. Kramat Raya No.98, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pariwisata
ISSN : 25282220     EISSN : 23556587     DOI : https://doi.org/10.31311/par
Core Subject : Humanities, Social,
Jurnal PARIWISATA Terbit pertama kali pada 2014. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media kajian ilmiah hasil penelitian, pemikiran dan kajian analisis-kritis mengenai Kepariwisataan dan Destinasi Wisata. Dengan lingkup keilmuan pada bidang: 1. Destinasi Pariwisata 2. Kualitas Pelayanan 3. Perhotelan 4. Budaya 5. Makanan
Articles 190 Documents
STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK UNTUK MENDUKUNG PROMOSI DESA WISATA PUSPOARDI YOGYAKARTA Atun Yulianto; Emmita Devi Hari Putri
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.024 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i1.10125

Abstract

ABSTRAKBelum banyaknya masyarakat mengenal dan beminat untuk berkunjung ke desa wisata Puspoardi dengan ikon-ikon wisatanya yang menarik. Hal ini berdampak pada menurunnya semangat pengelola untuk mengembangkan destinasi agar lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan daya tarik yang mendukung kegiatan promosi untuk mendatangkan wisatawan ke desa wisata Puspoardi. Metode penelitian dalam riset ini adalah diskriptif kualitatif yang didukung dengan metode SWOT analysis untuk merumuskan strategi sesuai tujuan penelitian. Hasil penelitian berdasarkan metode analysis yang digunakan menunjukkan bahwa perbandingan bobot score antara kekuatan dan kelemahan adalah kelemahan lebih besar dari pada kekekuatan. Sedangkan perbandingan antara bobot score peluang dan ancaman adalah peluang lebih besar dari pada ancaman. Dengan hasil analysis ini strategi pengembangan daya tarik wisata yang relevan untuk diterapkan pada desa wisata Puspoardi adalah dengan memanfaatkan kelemahan dan peluang (weakness and oppurtinities), dengan rumusan strategi antara lain : menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti perguruan tinggi untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan dalam menyusun strategi informasi dan promosi dengan tehnologi yang ada saat ini, meningkatkan peran serta masyarakat khususnya pengelola desa wisata untuk mengembangkan alat promosi yang relevan dalam versi cetak maupun online, memanfaatkan dukungan pemerintah untuk pembangunan fasilitas pokok yang belum tersedia.Kata Kunci : Strategi, daya tarik, promosi, wisata ABSTRACTNot many people know and are interested in visiting the Puspoardi tourist village with its attractive tourist icons. This has an impact on decreasing the enthusiasm of managers to develop destinations to be more optimal. The purpose of this research is to formulate an alternative strategy to develop attractiveness that supports promotional activities to bring tourists to the Puspoardi tourist village. The research method in this research is a qualitative descriptive supported by the SWOT analysis method to formulate strategies according to the research objectives. The results of the study based on the analysis method used indicate that the comparison of the weight score between strengths and weaknesses is weakness greater than strength. While the comparison between the weight of the opportunity and the threat score is a greater opportunity than the threat. With the results of this analysis, the strategy for developing a tourist attraction that is relevant to the Puspoardi tourist village is to take advantage of weaknesses and opportunities, with strategic formulations including: collaborating with other parties such as universities to get assistance and training in preparing information and promotion strategies with existing technology, increase community participation, especially tourism village managers to develop relevant promotional tools in print and online versions, take advantage of government support for the construction of basic facilities that are not yet available.Key Words: Strategy, Attraction, Promotion, Tourism
MULTILINGUALISME DI DUA DAYA TARIK WISATA IKONIK DI KAWASAN BANDUNG UTARA Cep Ubad Abdullah; Shandra Rama Panji Wulung
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.209 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i1.9297

Abstract

ABSTRAKPentingnya multilingulisme pada aktivitas pariwisata dipicu oleh adanya hambatan komunikasi dan budaya antara pengelola daya tarik wisata dengan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi program-program yang telah dilakukan oleh pengelola daya tarik wisata di Kawasan Bandung Utara. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan di tahun 2020 dan dilaksanakan di kawasan pariwisata di Bandung Utara yang difokuskan pada dua daya tarik ikonik yaitu Taman Wisata Alam Gunung Tangkubanparahu dan Tebing Keraton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui observasi lapangan dan wawancara dengan pengelola dua daya tarik wisata. Data sekunder didapatkan melalui penelitian terdahulu, kebijakan pemerintah setempat, dan media digital melalui situs web dan media sosial. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif melalui tahapan analisis sebelum di lapangan, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik wisata Tebing Keraton dan TWA Tangkubanparahu memiliki komunikasi multi bahasa melalui media daring dan luring. Pesan yang disampaikan mengenai kondisi, posisi, dan peraturan bagi wisata selama di daya tarik wisata. Kata kunci:      Daya tarik wisata, Gunung Tangkubanparahu, Multilingualisme, Tebing Keraton ABSTRACTThe importance of multilingualism in tourism activities is due to communication and cultural barriers between managers of tourist attractions and tourists. This study aims to identify programs that have been carried out by managers of tourist attractions in the North Bandung area, Indonesia. This study had been for four months in 2020 and carried out in a tourism area in North Bandung which focused on two iconic attractions, namely the Tangkubanparahu Mountain Nature Tourism Park and the Tebing Keraton. This study used a qualitative approach featuring primary and secondary data. The primary data were obtained through observations and interviews with managers of two tourist attractions., while the secondary data were obtained through previous research, local government policies, and digital media through websites and social media. In the meantime, the method of analysis used qualitative descriptive analysis through the stages of analysis before coming to the field, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the tourist attractions of Tangkubanparahu Mountain Nature Tourism Park and Tebing Keraton have multi-language communications through online and offline media. The message conveyed was regarding the conditions, position, and regulations for the tour while at the tourist attraction. Keywords:       Multilingualism, Mount Tangkubanparahu, Tebing Keraton, Tourist Attraction
HOTEL RESERVATION POLICY PADA MASA PANDEMI : REFUND, RESCEDULE ATAU CANCEL DI LABUANBAJO Dyah Mustika Wardani
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.386 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i1.10021

Abstract

ABSTRAKDengan adanya pandemic, pembatalan pemesanan hotel meningkat, yang menyebabkan tergangunya operasional hotel dan menyebabkan banyak karyawan hotel yang akhirnya harus mengalami pemutusan hubungan kerja atau dirumahkan untuk sementara waktu. Penelitian ini dibuat untuk mengetaui apa saja yang menjadi pertimbangan tamu sehingga memutuskan untuk membatalkan pemesanan kamarnya, lalu bagaimana altenatif yang diberikan oleh hotel untuk mempertahankan agar tamu tetap memutuskan untuk datang di waktu yang lain. Metode penelitian yang digunakan dalam peneltian ini yaitu kualitatif. Sampel yang digunakan adalah hotel bintang 4 dan 3 dengan jenis hotel resort dan bisnis hotel yang ada di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa altenative yang paling efektif digunakan yaitu melalui penjadwalan ulang pemesanan kamar dengan bentuk voucher yang dapat digunakan kapan saja tanpa batas waktu maksimal. Metode ini cukup efektif dalam membuat opeasional hotel tetap berjalan dan tidak merugikan tamu yang mengambil voucher tersebut. Kata kunci : Hotel , Pemesanan kamar, Kebijakan ABSTRACTWith the pandemic, cancellations of hotel bookings have increased, disrupting hotel operations and causing many hotel employees to end up being laid off or temporarily laid off. This research was made to find out what the guests considered so that they decided to cancel their room bookings, then how are the alternatives provided by the hotel to keep guests deciding to come at another time. The research method used in this research is qualitative. The samples used were 4 and 3 star hotels with the type of resort hotel and hotel business in Labuan Bajo, East Nusa Tenggara. The results showed that the most effective alternative to use was through rescheduling of room reservations in the form of vouchers that can be used anytime without a maximum time limit. This method is quite effective in keeping hotel operations running and not detrimental to guests who take the vouchers.  Keywords : Hotel , Reservation, Policy
DESAIN PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA KULINER DAN BELANJA KOTA BANDUNG Amelda Pramezwary; Juliana Juliana; Ira Brunchilda Hubner
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2697.089 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i1.9205

Abstract

ABSTRAKKota Bandung merupakan kota Metropolitan terbesar di Jawa Barat dan juga merupakan ibu kota provinsi, serta pernah menjadi tempat terlaksananya Konferensi Asia Afrika 1955. Kota Bandung dengan segala potensi sumber daya yang dimilikinya dikenal akan wisata alam dan budayanya. Namun dengan perkembangan yang ada beberapa tahun terakhir ini, Bandung mulai dikenal juga melalui potensi wisata kuliner dan belanja yang dimilikinya. Bahkan Kementrian Pariwisata telah menetapkan Bandung sebagai salah satu destinasi unggulan wisata kuliner dan belanja di Indonesia. Namun demikian, masih ada beberapa masalah yang dihadapi seperti belum terintegrasinya kawasan-kawasan wisata belanja dan kuliner yang menyebabkan pengembangan belum optimal, kurangnya ketersediaan fasilitas transportasi, lahan parkir, dukungan promosi dan kerjasama antar pemangku kepentingan. Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan wisata kuliner dan wisata belanja dengan menggunakan metoda kualitatif deskriptif. Pengumpulan data akan dilakukan melalui focus group discussion terhadap stakeholder pariwisata di Kota Bandung. Hasil dari penelitian ini adalah penyusunan strategi pengembangan  wisata kuliner dan belanja kota Bandung.Kata Kunci : destinasi, perencanaan strategi, wisata kuliner dan belanja ABSTRACT Bandung is the largest Metropolitan city in West Java and is also the capital of the province, and was the venue for the 1955 Asian-African Conference. The city of Bandung with all its potential resources is known for its natural and cultural tourism. However, with the developments that have occurred in the last few years, Bandung has also begun to be recognized by its culinary and shopping potential. Even the Ministry of Tourism has designated Bandung as one of the leading destinations for culinary tourism and shopping in Indonesia. However, there are still a number of problems faced, such as not yet integrated shopping and culinary tourism areas which have resulted in not optimal development, lack of availability of transportation facilities, parking lots, promotional support and cooperation between stakeholders. This study seeks to identify the potential and challenges of culinary tourism and shopping tourism by using a qualitative descriptive method. Data collection will be carried out through focus group discussions on tourism stakeholders in the city of Bandung. The results of this study are the formulation of a strategy for the development of culinary tourism and shopping in the city of Bandung. Keywords: culinary and shopping tourism, destination,  strategic planning 
KONSEP AUGMENTED REALITY DAN MOBILE MARKETING SEBAGAI USAHA PENGEMBANGAN PARIWISATA YOGYAKARTA DI ERA PANDEMI COVID 19 Diah Pradiatiningtyas
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.683 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i1.10464

Abstract

AbstrakAdanya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat secara serentak di sejumlah wilayah Jawa Bali atau PSBB Jawa Bali memunculkan kebijakan baru di sektor pariwisata Yogyakarta. Sektor Pariwisata di Yogyakarta harus beradaptasi dan mau tidak mau harus mengambil berbagai langkah strategis untuk tetap bertahan. Sebuah hal yang pasti adalah, adanya shifting pola masyarakat yang sebelumnya konvensional menjadi mobile. Augmented Reality (AR) merupakan salah satu bagian dari Virtual Environment (VE) atau yang biasa dikenal dengan Virtual Reality (VR). AR memberikan gambaran kepada pengguna tentang penggabungan dunia nyata dengan dunia maya. Sementara digital atau mobile marketing fokus kepada media dan konten apa yang akan dibuat untuk mempromosikan serta menjadi media komunikasi kepada wisatawan. Apalagi dengan penerapan protocol Kesehatan maka wisatawan memerlukan banyak informasi mengenai kunjungannya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan konsep AR dan digital atau mobile marketing untuk mendukung pengembangan pariwisata Yogyakarta di era pandemic Covid 19. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pengambilan data secara kajian pustaka dan observasi. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian sederhana ini adalah, augmented reality (AR) dapat dibangun menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle dan digunakan bagi pelaku pariwisata dengan menghadirkan perangkat yang memadai. Digital marketing atau mobile marketing lebih mudah diterapkan dan menjadi alat promosi yang cocok di era pandemic covid 19 karena kemudahan akses dan pengoperasionalannya. AbstractThe policy of simultaneously restricting community activities in a number of areas of Java Bali or the PSBB Jawa Bali led to a new policy in the tourism sector in Yogyakarta. The tourism sector in Yogyakarta has to adapt and inevitably has to take various strategic steps to stay afloat. One thing that is certain is, there is a shifting pattern of society that was previously conventional to be mobile. Augmented Reality (AR) is one part of the Virtual Environment (VE) or commonly known as Virtual Reality (VR). AR provides an overview to the user about the merging of the real world with the virtual world. While digital or mobile marketing focuses on what media and content will be made to promote and become a medium of communication to tourists. Moreover, with the implementation of the Health protocol, tourists need a lot of information about their visit. This study aims to describe the concept of AR and digital or mobile marketing to support the development of tourism in Yogyakarta in the Covid 19 pandemic era. The research method used is a descriptive qualitative method with data collection by means of literature review and observation. The conclusion that can be obtained from this simple research is, augmented reality (AR) can be built using the Multimedia Development Life Cycle method and used for tourism actors by presenting adequate tools. Digital marketing or mobile marketing is easier to implement and is a suitable promotional tool in the Covid 19 pandemic era because of its easy access and operation. Kata Kunci: pariwisata, augmented reality, promosi, mobile marketing, digital marketing, covid 19, Yogyakarta
UPAYA PEMULIHAN INDUSTRI PARIWISATA DALAM SITUASI PANDEMI COVID -19 Desy Tri Anggarini
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.804 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i1.9809

Abstract

ABSTRAKPandemi COVID-19, Indonesia mengalami keterpurukan hampir seluruh industri kecuali bidang kesehatan, farmasi  kegiatan sosial, informasi dan komunikasi, pengadaan air bersih, pengelolaan sampah, serta limbah daur ulang. Sektor yang paling terdampak  yaitu transportasi, travel, gudang dan sektor penyediaan akomodasi serta makan. Kemudian  sektor yang lain adalah  sektor pariwisata di Indonesia, sekitar 11,83% pekerja  Indonesia berada sektor Industri pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah meninjau dampak dari Covid -19 yang mengakibatkan turunnya sektor industri pariwisata di Indonesia dan juga merespon  dari kebijakan Pemerintah agar penanganan dampak Covid -19 terhadap sektor pariwisata dapat dilakukan dengan baik dan pariwisata kembali normal dengan prosedural kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan data untuk penelitian ini berdasarkan pada studi kepustakaan berupa   buku, literature,  jurnal, artikel mengenai industri  pariwisata, serta cara pemulihannya pada era pandemi.  Kunjungan wisatawan mancanegara berdasarkan data dari  Kementrian Pariwisata dan  Ekonomi Kreatif, ke Indonesia  bulan Agustus 2020 mengalami penurunan sebesar -89,22% dibandingkan  Agustus 2019. Upaya pemulihan sektor pariwisata ada tiga strategi yang diterapkan untuk mempercepat pemulihan pariwisata adalah Inovasi adalah hal utama dan harus ada perubahan mendasar saat ini. Inovasi, Adaptasi beradaptasi dengan kondisi pandemi yaitu     meningkatkan penerapan ‘CHSE' alias Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) dan Kolaborasi. Kata kunci : Industri Pariwisata, Covid-19, Pemulihan Pariwisata ABSTRAKThe COVID-19 pandemic, Indonesia experienced a downturn in almost all industries except for health, pharmacy, social activities, information and communication, provision of clean water, waste management, and waste recycling. The sectors most affected are transportation, travel, warehouses and the accommodation and food provision sector. Then the other sector is the tourism sector in Indonesia, around 11.83% of Indonesian workers are in the tourism industry sector.  The purpose of this study is to review the impact of Covid -19 which resulted in a decline in the tourism industry sector in Indonesia and also to respond to Government policies so that handling of the impact of Covid -19 on the tourism sector can be done properly and tourism returns to normal with health procedures. This study uses a qualitative descriptive method and the data for this research is based on literature studies in the form of books, literature, journals, articles about the tourism industry, and how to recover it in the pandemic era. Foreign tourist visits based on data from the Ministry of Tourism and Creative Economy, to Indonesia in August 2020 experienced a decline of -89.22% compared to August 2019. There are three strategies implemented to restore tourism to accelerate tourism recovery. Innovation is the main thing and must exist. fundamental change at this time. Innovation, Adaptation to adapt to pandemic conditions,  by continuously increasing the application of 'CHSE'  Cleanliness, Health, Safety, and Environment and Collaboration. Keywords: Tourism Industry, Covid-19, Tourism Recovery
LOGIKA ELITE DESA DALAM PRAKTIK PEMBANGUNAN DESA WISATA PUJON KIDUL Luxy Pujo Sakti
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.531 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i1.8943

Abstract

ABSTRAK Pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global pada saat ini. Pariwisata juga menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia serta memberikan dampak yang baik dalam pembangunan pariwisata desa. Elite desa berperan penting dalam mensosialisasikan ide terhadap masyarakat. Peran penting bagi elite desa dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat lokal dibutuhkan realisasi guna pengembangan desa. Logika dari desa Pujon Kidul, terhadap elite desa yang telah berhasil melakukan pembangunan wisata dengan produk lokal desa dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat lokal perlu dikaji secara berlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Logika Elite Desa Dalam Praktik Pembangunan Desa Wisata Pujon Kidul. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dengan jenis penelitian deskriptif, melalui observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi terhadap informan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori dari Pierre Bourdieu mengenai praktik habitus. Tahun 2015 elite desa Pujon Kidul berhasil melakukan pembangunan kafe sawah, kampung wisata Tulungrejo, dan melakukan pengembangan di bidang wisata edukasi, hingga kini berhasil membangun Desa Wisata Pujon Kidul.  Kata Kunci : Elite, Pembangunan Desa Wisata, dan Pemberdayaan Masyarakat. ABSTRACT Tourism is the largest and strongest industry in financing the global economy at this time. Tourism is also the largest contributor to foreign exchange in Indonesia and has a good impact on rural tourism development. Village elites play an important role in disseminating ideas to the community. The important role for village elites in empowering local communities requires realization for village development. The logic from Pujon Kidul village, towards village elites who have succeeded in developing tourism with village local products by empowering local communities needs to be studied continuously. This study aims to determine the Logic of Village Elite in Pujon Kidul Tourism Village Development Practices. This research uses a qualitative approach and descriptive research type, through field observations, interviews and documentation of informants. The theory used in this research is Pierre Bourdieu's theory of the practice of habitus. In 2015, the elite of Pujon Kidul village succeeded in building a rice field cafe, a tourist village in Tulungrejo, and developing in the field of educational tourism, until now they have succeeded in building the Pujon Kidul Tourism Village. Keywords: Elite, Tourism Village Development, and Community Empowerment.
PEMANFAATAN LOLOH SEMBUNG (BLUMEA BALSAMIFERA) SEBAGAI WELCOME DRINK I Gusti Ayu Wita Kusumawati; Ida Bagus Agung Yogeswara
Jurnal Pariwisata Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.593 KB) | DOI: 10.31294/par.v7i2.8288

Abstract

ABSTRAK Loloh sembung merupakan salah satu minuman tradisional bali yang memiliki efek kesehatan sebagai antihipertensi dan mengobati demam. Loloh sembung kurang populer di masyarakat karena rasanya yang pahit, sehingga perlu dilakukan pengembangan dan uji organoleptik dari loloh sembung. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari karakteristik organoleptik loloh sembung yang telah dimodifikasi. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan kuesioner dan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, tekstur dan aroma. Analisis statistik menggunakan uji chi-square. Penambahan gula kelapa pada loloh sembung secara signifikan lebih disukai oleh panelis dibandingkan loloh sembung tanpa pemanis. Hasil korelasi Spearman menunjukkan bahwa usia panelis memberikan korelasi yang positif terhadap warna dan rasa loloh sembung masing-masing sebesar 0,046 dan 0,092. Sedangkan aroma dan tekstur loloh sembung memberikan nilai korelasi negatif sebesar -0,069 dan -0,011. Hasil ini menunjukkan bahwa usia panelis memiliki pengaruh kesukaan terhadap loloh sembung. Loloh sembung memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai welcome drink yang dapat dijadikan ikon suatu daerah wisata di Bali. Kata kunci: Loloh Sembung, Welcome Drink, Minuman Tradisional, Uji Organoleptic Abstract Loloh sembung is a traditional herbal Balinese drink that possess antihypertensive effect  and use to cure fever. Loloh sembung is less popular in the society due to unpleasant taste and thus, it is necessary to develop and conduct an organoleptic test of loloh sembung. The purpose of this study was to study the level of preference from panelists on modified loloh sembung. Quantitative method was performed and the data was collected using questionnaires and organoleptic tests which including taste, color, texture and aroma. The data was statistically tested using chi-square test. The Addition of coconut sugar into loloh sembung was significantly preferred by panelists compared to unsweetened loloh sembung. The results of the Spearman correlation showed that the age of panelist gave a positive correlation with color and taste of loloh  sembung were 0.046 and 0.092 respectively. In contrast, aroma and texture showed negative correlation values of -0.069 and -0.011 respectively. These results indicate that the ages factor of the panelist affects the preference of loloh sembung. The studied suggest that loloh  sembung has a potential to be developed as a welcome drink that can be used as an icon of tourism in Bali. Keywords: Loloh Sembung; Welcome Drink; Traditional Drink; Organoleptic Test
PENILAIAN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG SUKABUMI: PENERAPAN TCM Tatan Sukwika; Fitra Rahmatulloh
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.545 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i2.10427

Abstract

ABSTRAK Pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata alam diperlukan nilai ekonomi lingkungan yang terdapat pada suatu kawasan pariwisata. Pembangunan wisata baru dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu kawasan wisata. Nilai ekonomi lingkungan dapat menjadi acuan dalam pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian menentukan nilai lingkungan dan faktor intensitas kunjungan wisatawan. Metode yang digunakan untuk penentuan nilai lingkungan adalah metode travel cost. Pengambilan data lapangan digunakan kuesioner dan wawancara responden. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh intensitas pengunjung terhadap faktor waktu tempuh, tingkat pendidikan, umur, dan tingkat pendapatan. Kesimpulannya biaya kunjungan wisata terbesar adalah biaya transportasi, nilai ekonomi kawasan taman wisata alam (TWA) Situ Gunung melampaui Rp200 miliar dan kesediaan membayar (WTP) pengunjung masih menyisakan 62,25% nilai ekonomi yang didapatkan dari total ekonomi. Penelitian lanjutan direkomendasikan fokus pada daya dukung lingkungan untuk melihat kegiatan pariwisata di kawasan TWA Situ Gunung Sukabumi untuk menunjang data TCM. Kata kunci: metode biaya perjalanan, pariwisata, situ gunung Sukabumi, WTP  ABSTRACT The development and management of natural tourism areas should contain environmental economic value in it. The new development can increase the economic value of that tourism area. Environmental economic value can be a reference for sustainable development. The purpose of this study was to obtain environmental values and to determine the tourist visit intensity factor. Travel cost method was used in obtaining the environmental value. Retrieval of field data used questionnaires and interview respondents. The results of the research simultaneously showed that there was an effect on visitor intensity on the factors of travel time, education level, age, and income level. In conclusion, the biggest cost of tourist visits is the cost of transportation, the economic value of the Situ Gunung nature park (TWA) area exceeds Rp 200 billion and the willingness to pay (WTP) of visitors still leaves 62.25% of the economic value obtained from the total economy. Further research is recommended to focus on the carrying capacity of the environment to see tourism activities in the TWA Situ Gunung Sukabumi area to support TCM data. Keywords:  travel cost method, tourism, situ gunung Sukabumi, WTP
PEMILIHAN LAYANAN ANGKUTAN JALAN UNTUK PARIWISATA DI KABUPATEN PASURUAN Nailie Azizah
Jurnal Pariwisata Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pariwisata
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.894 KB) | DOI: 10.31294/par.v8i2.9509

Abstract

ABSTRAK Pengembangan pariwisata sebagai salah satu pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Pasuruan menjadi salah satu sektor prioritas dalam menumbuhkan ekonomi baru. Pariwisata sebagai kegiatan yang sifatnya diskrit telah membentuk pergerakan wisatawan yang dinamis, sehingga  adanya permintaan sarana transportasi yang fleksibel dan adanya kepastian dari aspek waktu dan biaya. Berkembangnya layanan angkutan jalan online menjadi  salah satu alternatif sarana angkutan jalan bagi wisatawan untuk perjalanannya selain layanan angkutan non daring.  Hal ini menunjukkan bahwa permintaan angkutan jalan untuk kegiatan pariwisata sangat tinggi, sehingga perlunya penelitian guna mengetahui kecenderungan pemilihan layanan angkutan jalan daring dan non daring untuk kegiatan pariwisata di Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap layanan angkutan jalan daring dan non daring untuk perjalanan wisata di Kabupaten Pasuruan. Metode penelitian menggunakan pendekatan stated preference dengan pengambilan data secara accidental sampling dan menganalisis data melalui analisis regresi dan perhitungan binomial logit. Hasil analisis dan perhitungan secara logit binomial menunjukkan besar nilai probabilitas pada pemilihan layanan angkutan jalan daring moda minibus terhadap layanan angkutan jalan non daring dengan moda mobil pribadi, angkutan shuttle dan angkutan travel sebesar 0,63 ;0,83 ;dan 0,90. Hal ini menjelaskan bahwa  kecenderungan wisatawan memilih layanan angkutan jalan daring sebagai angkutan pariwisata lebih besar daripada layanan angkutan jalan non daring. Hasil penelitian ini sejalan dengan langkah pemerintah daerah setempat yang mulai menyediakan layanan angkutan pariwisata yang berbasis aplikasi. Merujuk dari hasil penelitian ini nantinya dapat mengadopsi dari layanan angkutan pariwsata yang sudah ada dengan melakukan pembaharuan pada aplikasi tersebut. Namun, ketersediaan layanan angkutan pariwisata tersebut perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat sebagai pengguna nantinya, sehingga layanan tersebut dapat bekerja optimal.   Kata kunci : Layanan angkutan jalan, pariwisata, daring, non daring, preferensi. ABSTRACT Tourism development as one of the utilization of regional space in Pasuruan Regency is one of the priority sectors in growing a new economy. Tourism as a discrete activity has formed a dynamic tourist movement, resulting in the demand for flexible transportation facilities and certainty in terms of time and cost. the development of online road transportation services is an alternative means of road transportation for tourists to travel in addition to non-online transportation services. This shows that the demand for road transport for tourism activities is very high, so that research is needed to determine the trends in choosing online and non-online road transport services for tourism activities in Pasuruan Regency. This study aims to determine tourist preferences for online and non-online road transportation services for tourist trips in Pasuruan Regency. The research method uses a stated preference approach by taking data by accidental sampling and analyzing data through regression analysis and binomial logit calculations This study used a stated preference approach method with accidental sampling data collection and analyzed the data through regression analysis and binomial logit calculation. The result of regression analysis and binomial logit calculation shows the probability value in choosing online road transport services for minibus mode of non-online road transport services by private car, shuttle and travel transportation are 0.63; 0.83; and 0.90. This explains that the tendency of tourists to choose online road transportation services as tourism transportation is greater than non-online road transportation services. The results of this study are in line with the steps of the local government which began to provide application-based tourism transportation services. Referring to the results of this research, later it can be adopted from existing tourism transportation services by updating the application. However, the availability of tourism transportation services needs to be socialized to the community as users later, so that these services can work optimally. Keywords: road transport services, tourism,  preferences.