cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Manuskripta
ISSN : 22525343     EISSN : 23557605     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
MANUSKRIPTA is a scholarly journal published by the Indonesian Association for Nusantara manuscripts or Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) in collaboration with National Library of Indonesia. It focuses to publish research-based articles on the study of Indonesian and Southeast Asian (Nusantara) manuscripts. MANUSKRIPTA aims to preserve and explore the diversity of Nusantara manuscripts, and communicate their localities to the global academic discourse. The journal spirit is to provide students, researchers, scholars, librarians, collectors, and everyone who is interested in Nusantara manuscripts, information of current research on Nusantara manuscripts. We welcome contributions both in Bahasa and English relating to manuscript preservation or philological, codicological, and paleographical studies. All papers will be peer-reviewed to meet a highest standard of scholarship.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Sastra Sasak Selayang Pandang Dick van der Meij
Manuskripta Vol 1 No 1 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1275.766 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i1.3

Abstract

Dalam tulisan ini dijelaskan secara ringkas mengenai kesusastraan Sasak di Pulau Lombok. Uraian diawali dengan menjelaskan pentingnya Agama Islam bagi orang Sasak dan dua varian agama Islam yang dianut oleh orang Sasak, yaitu Waktu Telu dan Waktu Lima. Sementara itu, dalam pembicaraan mengenai kesusastraan Sasak dijelaskan bahwa kesusastraan di Pulau Lombok diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya lewat penulisan di daun Lontar. Tulisan di daun lontar itu menggunakan sejenis aksara Jawa yang di Lombok disebut aksara Jejawen dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang digunakan dalam lontar Sasak itu berbau logat Jawa pesisiran timur tetapi banyak kosa kata yang khas Sasak dan dicampur lagi dengan kata-kata dari bahasa Aran, Melayu, Bali, dan lain sebagainya sehingga bahasa Jawa gaya Lombok selayaknya dianggap sebagai logat Jawa tersendiri.
Proses Membatik dalam Naskah Bab Sinjang Muhammad Rendrawan Setiya Nugraha
Manuskripta Vol 6 No 2 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2047.434 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i2.59

Abstract

Manuscript Bab Sinjang kept in National Indonesia Library and registered with number KBG 555 in Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara volume 4. This manuscript has been researched with descriptive and qualitative approach. Manuscripts gaves a lot of informations about knowledge with local wisdom and morality values, no exception like Bab Sinjang. Bab Sinjang describes processes about Batik production like choosing cloth called with ‘mori’, making patterns, producting Batik or called with nyanting, immersing cloths, mbironi, second coloring, and babaran process to produces best Batik quality, and this manuscript explains about coloring Batik. In the backside of this manuscript there are informations about patterns and colors of Batik, that is Batik Sekar Mas which amounts to 38 kinds of it and 9 kinds of pattern that called with Jarit Cindhe pattern. --- Naskah Bab Sinjang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 dengan nomor katalog KBG 555. Pada naskah Bab Sinjang telah dilakukan penelitian filologis dengan deskripsif kualitatif. Khazanah kearifan lokal dalam suatu naskah yang memberikan informasi yang beraneka ragam dalam dunia pengetahuan, tak terkecuali dalam naskah Bab Sinjang. Naskah Bab Sinjang mengungkapkan proses-proses dalam membatik seperti pemilihan kain (mori), membuat pola pada kain, membatik atau nyanting, proses medel atau pencelupan kain, mbironi, pewarnaan kedua, serta proses babaran untuk menghasilkan kain batik yang berkualitas baik serta informasi mengenai pewarnaan batik. Bagian belakang naskah Bab Sinjang terdapat informasi tentang motif serta warna yakni batik Sekar Mas yang berjumlah 38 macam serta 9 macam motif Jarit Cindhe.
Naskah Yama Purwana Tattwa dan Naskah Usadha Sawah: Sumber Upacara Ngaben Tikus di Tabanan, Bali Pande Wayan Renawati
Manuskripta Vol 1 No 2 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1510.742 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i2.20

Abstract

Bali merupakan daerah agraris yang terkenal dan sangat menarik ketika tanaman padi atau tanaman yang lainnya tumbuh subur dan menghijau serta saat padi menguning di sawah dan dipanen oleh petani. Namun ada pasang surutnya. Indahnya pertanian yang hijau terkadang mengalami juga adanya perubahan saat diserang hama seperti tikus, wereng, dan walangsangit menimbulkan permasalahan yang berakibat padi menjadi rusak tidak bisa dipanen atau gagal panen, pada akhirnya menimbulkan keresahan petani. Petani berusaha menggunakan pengemposan atau penyemprotan pestisida} fungisida, dan sejenisnya, namun padi masih saja diserang terutama oleh tikus. Hingga dilakukanlah penangkapan secara masal dan besar-besaran sampai ribuan ekor juga tidak membuat hama menjadi berhenti tetapi malah semakin banyak.Akhirnya petani mengambil langkah dengan mengadakan upacara ngaben, pada umumnya untuk umat Hindu yang telah meninggal namun uniknya dilakukan untuk tikus melalui upacara ngaben, bikul atau upacara pembakaran atau kremasi tikus dengan lima warna dan ribuan ekor tikus, dalam suatu upacara mereka merana. Dasar pelaksanaan upacara ini tercakup dalam beberapa naskah lontar namun dua naskah diantaranya digunakan khususnya untuk ngaben dan mengusir tikus yaitu dengan menggunakan Naskah. Lontar Yama Purwana Tattwa dan Naskah. Lontar Usadha Sawah. sebagai dasar pelaksanaannya.
Naskah Ulu MNB 07.55: Wacana dan Praktik Sosial Begadisan pada Kelompok Etnik Serawai di Bengkulu Sarwit Sarwono
Manuskripta Vol 7 No 1 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.935 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i1.82

Abstract

This research aims to disscuss about Ulu MNB 07.55 manuscript related to social practice of begadisan in Serawai ethnic group of Bengkulu. The research based on text as discourse, that is knowledge about social practices, of how things are or must be done, together with specific evaluations and legitimations of, and purposes for, these practices. Based on codex data, known that MNB 07.55 manuscript derived from Serawai ethnic group of Bengkulu, written approximately in the mid-twentieth century. At that time (even until today), the social practice of begadisan still carried out intensively by the ethnic. Furthermore, this manuscript containts a dialogue between unmarriage bachelors and girls. In this connection, the writing of this manuscript is not intended as a record of events begadisan objectively, but is intended as the construction of knowledge about the practice of begadisan that it contains a certain value and legitimacy of identity and social functions of the author of the text. In the context of writing, the manuscript can be seen as a re-contextualization begadisan practice. --- Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan tentang Ulu MNB 07.55 yang berkaitan dengan paktik-praktik sosial begadisan di Serawak, salah satu etnis Bengkulu. riset ini berdasarkan diskursus teks naskah tersebut yang memuat pengetahuan tentang hal itu, bagaimana sesuatu yang harus diselesaikan beserta evaluasi yang spesifik, legitimasi, dan tujuan ritual tersebut dilakukan. Berdasarkan naskah tersebut, diketahui bahwa MNB 07.55 berasal dari etnis Serawai, Bengkulu, ditulis kira-kira pertengahan abad ke-20. pada masa itu sampai hari ini, praktik-praktik sosial begadisan tetap dilestarikan dengan baik oleh etnis tersebut. Lebih lanjut, naskah ini memuat dialog antara lelaki perjaka dengan gadis yang hendak disuntingnya. Dalam relasinya, penulisan manuskrip ini tidak hanya merekam aktivitas begadisan semata, melainkan juga membangun pemahaman tentang nilai-nilai legitimasi identitas dan fungsi sosial yang terdapat pada ritual begadisan yang terdapat pada teks naskah ini. Dalam konteks penulisan, naskah ini juga dapat ditinjau sebagai pengembalian konteks ritual begadisan.
Peran Kerajaan Banjar dalam Penulisan Naskah di Tanah Banjar Dede Hidayatullah
Manuskripta Vol 2 No 1 (2012): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.27 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v2i1.32

Abstract

Di masa lalu karya-karya naskah lama yang dihasilkan dari Tanah Banjar relatif cukup banyak. Karya-karya itu terutama ditulis oleh ulama-ulama Islam yang cukup terkemuka, seperti Syeikh Ahmad Syamsuddin al-Banjari yang menulis Asal Kejadian Nur Muhammad dan Tuhfah ar-Ragibin fBayan Haqiqah Iman al-Muminin wa Ma Yufsiduhu min Riddah al-Murtaddin, serta Syekh Muhammad Na (Datu Na) yang menulis Al Durr an Nafis fi Bayan Wahdat al-Afal wa al-Asma wa as-Sifat wa al Zat, Zat al Taqdis. Namun, bagaimana sebenarnya peran Kerajaan Banjar dalam upaya mendukung penulisan naskah-naskah di Kalimantan Selatan? Artikel ini fokus pada upaya untuk menguraikan hal tersebut, yang secara umum bisa dibagi menjadi dua kategori. Pertama, peranan secara tidak langsung, dan kedua, peranan secara langsung.
Kesejarahan Desa-Desa Pesisir dalam Serat Sindujoyo Mashuri Mashuri
Manuskripta Vol 7 No 2 (2017): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.12 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v7i2.96

Abstract

This paper reveals historical aspect of villages in Serat Sindujoyo. This manuscript is old manuscript which contains traditional Javanese history. There are mystical and historical aspect in it, although it does not discuss about Javanese kings history and sovereign as power legitimacy and the central cities of the kingdom to affirm central of power, instead tells the story of people's journey. This manuscript is codex unicus. The study uses three teories; phyology, history, and deconstruction approach. With focus on historical aspect and understanding the unique of traditional history through considerating with another history sources and literatures, noted that time period of Sindujoyo's life and historical aspect of Sindujoyo who builds villages in north coast of Gresik and another villages along the conflict that occured in several capital cities. Etnocultural content of Serat Sindujoyo reveals history of people's mentality in coastal village at Sindujoyo's period and their development as coastal villages with their characteristic. --- Kajian ini mengungkap kesejarahan desa-desa pesisir dalam Serat Sindujoyo. Serat ini merupakan naskah kuno pesisir yang mengandung historiografi Jawa tradisional. Di dalamnya terdapat aspek mitis dan historis meskipun tidak berbicara tentang sejarah raja-raja dan penguasa sebagai alat legitimasi kekuasaan dan kota-kota pusat kerajaan untuk meneguhkan sentral kekuasaan, alih-alih mengisahkan perjalanan hidup orang biasa dan pendirian beberapa desa. Naskah ini termasuk naskah tunggal. Kajian menggunakan tiga teori, yaitu filologi, sejarah, dan dekonstruksi. Dengan bertumpu pada aspek historis dan pemahaman pada kekhasan historiografi tradional lewat perbandingan dengan sumber sejarah lainnya dan literatur sejarah, diketahui kisaran waktu semasa hidup Sindujoyo dan kesejarahan Sindujoyo mendirikan desa-desa di pesisir utara Gresik dan beberapa desa lainnya seiring kancah konflik beberapa pusat kekuasaan. Kandungan etnokultural Serat Sindujoyo dapat menguak sejarah mentalitas masyarakat pesisir pada masa Sindujoyo hidup dan perkembangannya sebagai desa nelayan dengan ciri khas pesisiran. Serat Sindujoyo, Traditional Javanese History, History of Coastal Villages.
Profil Kepemimpinan Raja-Raja Wajo (Sulawesi Selatan) dalam Lontaraq Akkarungeng Ri Wajo Dafirah Dafirah
Manuskripta Vol 6 No 2 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.053 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i2.52

Abstract

Several types of manuscripts found in the Bugis community, one of which is the script that talks about the government and leader (king). That manuscripts is written using script Bugis called lontaraq. The lontaraq itself can be interpreted as a script belonging to the Bugis community and can also be interpreted as a text that uses script lontaraq. Lontaraq Akkarungeng is lontaraq containing about kings and their territory and engaged leadership concept. While Lontaraq Akkarungeng ri Wajo is lontaraq about the kings who once led in Wajo. Lontaraq Akkarungeng Wajo is not just discussing about the name of the king who had led in Wajo, but also accompanied by a note about concept of leadership conducted at that time. Therefore, it becomes important to uncover and interpret the concept of leadership in the past, especially that sourced from manuscripts to be used as comparison or reference in the present. --- Berbagai macam jenis naskah kuno yang terdapat dalam masyarakat suku Bugis, salah satunya adalah naskah yang membahas tentang kerajaan dan pemimpin (rajanya). Naskah kuno tersebut ditulis dengan menggunakan aksara Bugis yang disebut dengan lontaraq. Kata lontaraq itu sendiri dapat dimaknai sebagai aksara milik masyarakat suku Bugis dan dapat juga dimaknai sebagai teks yang menggunakan aksara Lontaraq. Lontaraq Akkarungeng adalah lontaraq yang berisi tentang raja dan wilayah yang dipimpinnya serta konsep kepemimpinan yang dijalankannya. Sementara Lontaraq Akkarungeng ri Wajo adalah lontaraq yang membahas tentang raja-raja yang pernah memimpin di Wajo pada masa lalu. Lontaraq Akkarungeng Wajo tersebut bukan hanya membahas nama raja yang pernah memimpin di Wajo, akan tetapi juga disertai dengan catatan tentang konsep kepemimpinan yang dijalankan pada masa tersebut. Oleh karena itu, menjadi hal yang penting untuk mengungkap dan menginterpretasi konsep kepemimpinan masa lalu, terutama yang bersumber dari manuskrip untuk dijadikan bahan bandingan ataupun rujukan pada masa sekarang.
Inventarisasi Naskah Lama Madura Dwi Laily Sukmawati
Manuskripta Vol 1 No 2 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.586 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i2.15

Abstract

Naskah merupakan salah satu warisan budaya yang sangat berharga. Melalui naskah kita bisa mengetahui pemikiran, pengetahuan, adat istiadat, dan perilaku masyarakat di masa lalu. Oleh karena itu, perlu ada upaya serius untuk menjaga dan memeliharanya agar naskah tersebut tidak punah. Madura sebagai salah satu daerah di Jawa Timur menyimpan banyak naskah Lima peninggalan zaman dulu. Naskah-naskah tersebut ada di berbagai tempat, termasuk perpustakaan-perpustakaan luar negeri. Pada umumnya, naskah-naskah lama Madura masih menjadi milik perorangan. Bahkan, ada seorang warga Madura yang menyimpan kurang lebih tiga puluh naskah dalam sebuah peti tanpa ada perawatan khusus. Minimnya tingkat pemahaman pemiliknya terhadap fungsi dan makna yang terkandung di dalamnya, menjadikan naskah-naskah tersebut kini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Ironisnya} tidak ada upaya penyelamatan dari, pemerintah setempat terhadap naskah lama tersebut. Oleh karena itu, artikel ini akan memaparkan data mengenai keberadaan naskah-naskah lama Madura, baik yang ada di Pulau Madura maupun yang ada di luar pulau Madura, mulai yang tersimpan di museum, pondok pesantren, perpustakaan, hingga yang masih ada di masyarakat.
Kearifan Lokal Makanan Tradisional: Rekonstruksi Naskah Jawa dan Fungsinya dalam Masyarakat Trisna Kumala Satya Dewi
Manuskripta Vol 1 No 1 (2011): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1215.455 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v1i1.9

Abstract

Makanan tradisional merupakan fenomena kebudayaan. Kebudayaan pun ikut menentukan makanan dapat dimakan atau tidak sekaligus memberi cap atau mengesahkannya. Dengan demikian, makanan bukan sekedar untuk mempertahankan hidup, melainkan juga untuk mempertahankan kebudayaan sebuah kolektif. Dalam hal ini, makanan mempunyai arti simbolik yang berkaitan dengan fungsi sosial dan keagamaan (religi). Dalam masyarakat Jawa, makanan tradisional erat hubungannya dengan upacara ritual masyarakat Jawa yang hingga kini masih dilaksanakan. Hal tersebut nampak dalam beberapa naskah Jawa yang berisi tentang makanan tradisional, yaitu Serat Centhini, Serat Goenandrija, Serat Wilujengan, Jumenengan, Kraman, Mangkunegaraan, dan Primbon Lukmanahakim Adammakna. Naskah-naskah tersebut berisi berbagai macam makanan tradisional serta fungsinya dalam masyakat Jawa. Melalui tulisan ini, akan dipaparkan kearifan lokal berupa warisan budaya, yaitu pemikiran-pemikiran nenek moyang mengenai makanan tradisional yang terekam dalam naskah-naskah tersebut.
Surat-surat Tengku Pangeran Siak: Sebuah Reportase Perjalanan untuk Raffles Hazmirullah Hazmirullah; Titin Nurhayati Ma'mun; Undang A. Darsa
Manuskripta Vol 6 No 1 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.361 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i1.67

Abstract

Tengku Pangeran Siak was one of the important figures in the plan of the British occupation of the Java. He was a messenger, even considered as the best assistant, of Thomas Stamford Raffles. In addition to its role in delivering some letters of diplomacy, he also was assigned to persuade some Malay authorities into agreeing British plan to occupy the land of Java. He sailed from Malacca to Java in the last week of December 1810 and then returned in early May 1811. During his trip to Java, he sent five letters to Raffles. This article presents a discussion of the letters of Tengku Pangeran Siak using journalism perspective. The text in the letters were considered to conform to the principles of journalism, such as factual, comprehensive and proportional. The factuality of that reportages was obtained after they were discussed with other various manuscripts and historical archives. Thus, the information in the text of Tengku Pangeran Siak letters had a high level of accuracy. --- Tengku Pangeran Siak adalah salah satu sosok penting dalam rencana pendudukan Inggris terhadap pulau Jawa. Ia merupakan salah seorang utusan, bahkan didapuk sebagai best assistant, Thomas Stamford Raffles. Selain berperan mengantarkan surat diplomasi, ia juga ditugaskan untuk “merayu” para penguasa sejumlah negeri di tanah Melayu agar menyetujui langkah Inggris untuk menduduki Jawa. Ia berlayar dari Malaka menuju Jawa pada pekan terakhir Desember 1810 dan baru kembali awal Mei 1811. Sepanjang pelayaran ke Jawa, ia mengirimkan lima pucuk surat kepada Raffles. Artikel ini menyajikan pembahasan teks surat-surat Tengku Pangeran Siak dalam perspektif jurnalisme. Teks di dalam surat-surat itu telah memenuhi prinsip-prinsip yang dianut oleh jurnalisme, di antaranya faktual, komprehensif, dan proporsional. Kefaktualan “reportase” itu diperoleh setelah teks surat-surat tersebut “didialogkan” dengan berbagai naskah lain dan arsip sejarah. Dengan demikian, informasi di dalam teks surat-surat Tengku Pangeran Siak memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Page 2 of 16 | Total Record : 157